Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MATA KULIAH PERADABAN ISLAM


MASA KHULAFA AR-RASYIDUN

DISUSUN OLEH :
AGUNG FAKHRI PRATAMA (050)
HARDEA PUTRIANI FADHILA (083)
PERMATA INDHIRA (085)
AFFRIZA NOVIA PUTRI (087)

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Ibi Satibi, S.H.I., M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ”Masa Khulafa Ar-Rasyidun” tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, para keluarga, sahabat-sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai hari
penghabisan kelak.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kami dalam
memenuhi tugas mata kuliah Peradaban Islam dan semoga segala yang tertuang
dalam makalah  ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca
dalam rangka membangun khasanah keilmuan. 
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu kami mengharap akan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan makalah-makalah
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 26 Maret 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq (11-13 H/632-634 M).......... 2-7
B. Masa Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)................ 7-15
C. Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-26 H/ 644-656 M)............... 1519
D. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)...............19-23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 24
B. Saran................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................25-26

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pasca Nabi Muhammad SAW. wafat, status sebagai Rasulullah tidak dapat
diganti oleh siapapun, akan tetapi kedudukan Rasulullah SAW. sebagai
pemimpin kaum muslimin harus ada yang menggantikannya. Al-Khulafa ar-
Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul yang cendekiawan, arif dan
bijaksana.. Pada masa khulafaur rasyidin terhitung selama 29 tahun, yang
terdiri dari empat khalifah, Khulafaur Rasyidin merupakan pemimpin umat
Islam dari kalangan sahabat pasca Nabi wafat. Adapun pencetus nama Al-
Khulafa ar-Rasyidin adalah dari orang-orang muslim yang paling dekat dari
Rasul setelah meninggalnya beliau, karena mereka menganggap bahwa 4
tokoh sepeninggal Rasul itu orang yang selalu mendampingi Rasul ketika
menjadi pemimpin dan dalam menjalankan tugas. Mereka merupakan
pemimpin yang dipilih langsung oleh para sahabat melalui mekanisme yang
demokratis. Siapa yang terpilih, maka sahabat yang lain memberikan baiat
(sumpah setia) pada calon yang terpilih tersebut. Ada dua cara dalam
pemilihan khalifah ini , yaitu : pertama, secara musyawarah oleh para sahabat
Nabi. Kedua, berdasarkan atas penunjukan khalifah sebelumnya. al-Khulafa
al-Rasyidin yang berlangsung selama tiga puluh tahun (632 M-661 M)

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya ialah sebagai
berikut :
1. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq (11-13 H/632-634 M)
2. Masa Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)
3. Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-26 H/ 644-656 M)
4. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar As-Shidiq (11-13 H/632-634 M)
1. Biografi
Lahir dengan nama Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi.Pada zaman pra
Islam ia bernama Abu Ka’bah, kemudian digantioleh Nabi SAW. menjadi
Abdullah. Beliau lahir pada tahun 573 M,dan wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir
tahun 13 H bertepatan denganbulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 tahun.
Diberi julukan Abu Bakar atau pelopor pagihari, karena beliau termasuk orang
laki-laki yang masuk Islam pertamakali. Sedangkan gelar As-Shidiq diperoleh
karena beliau senantiasamembenarkan semua hal yang dibawa Nabi SAW
terutama pada saatperistiwa Isra’ Mi’raj.Setelah masuk Islam, beliau menjadi
anggota yang paling menonjoldalam jamaah Islam setelah Nabi SAW. Beliau
terkenal karena keteguhanpendirian, kekuatan iman, dan kebijakan pendapatnya.
Beliau pernahdiangkat sebagai panglima perang oleh Nabi SAW, agar ia
mendampingiNabi untuk bertukar pendapat atau berunding. Abu Bakar adalah
putra dari keluarga bangsawan yang terhormatdi Makkah. Semasa kecil dia
merupakan lambang kesucian dan ketulusanhati serta kemuliaan akhlaknya,
sehingga setiap orang mencintainya.Ketika Nabi SAW mengajak manusia
memeluk agama Islam, AbuBakar merupakan orang pertama dari kalangan
pemuda yang menanggapiseruan Rasulullah, sehingga Nabi SAW memberinya
gelar “Ash-Siddiq”.Pengabdian Abu Bakar untuk Islam sangatlah besar. Ia
menyerahkansemua harta bendanya demi kepentingan Islam. Ia selalu
mendampingiRasulullah dalam mengemban misi Islam sampai Nabi SAW
wafat.Waktu itu sebagian penduduk Arabia telah masuk Islam,
sehinggamasyarakat Muslim yang “masih bayi” itu dihadapkan pada wujudkrisis
konstitusional. Sebab beliau tidak menunjuk penggantinya, bahkantidak
membentuk dewan majelis dari garis-garis suku yang ada. Padaakhirnya timbul
tiga golongan yang memperselisihkan tonggak kekhalifahan Abu Bakar
meninggal pada hari Kamis, tanggal 22 Jumadil Akhir, 13 H, atau 23 Agustus
634M.
2. Terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah
Setelah Rasulullah SAW wafatpara sahabat segera berkumpul untuk
bermusyawarah di suatu tempatyaitu Tsaqifah Bani Sa’idah guna memilih
pengganti Rasulullah (Khalifah)memimpin umat Islam. Musyawarah itu secara
spontanitas diprakarsaioleh kaum Anshar. Sikap mereka itu menunjukkan bahwa
merekalebih memiliki kesadaran politik dari pada yang lain, dalam
memikirkansiapa pengganti Rasulullah dalam memimpin umat Islam.
Abu Bakar terpilih untuk memimpim kaumMuslimin setelah Rasulullah
disebabkan beberapa hal:
a. Dekat dengan Rasulullah baik dari ilmunya maupun persahabatannya.
b. Sahabat yang sangat dipercaya oleh Rasulullah.
c. Dipercaya oleh rakyat, sehingga beliau mendapat gelar As–Siddiq,
orang yang sangat dipercaya.
d. Seorang yang dermawan.
e. Abu Bakar adalah sahabat yang diperintah Rasulullah SAW menjadiImam
Shalat jama’ah.
f. Abu Bakar adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam.

3. Pemerintahan Abu Bakar


Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah (pengganti Nabi) bukan atas
kehendaknya sendiri,tetapi hasil dari musyawarah mufakat umat Islam. Dengan
terpilihnyaAbu Bakar menjadi Khalifah, maka mulailah beliau
menjalankankekhalifahannya, baik sebagai pemimpin umat maupun sebagai
pemimpinpemerintahan.Adapun sistem politik Islam pada masa Abu Bakar
bersifat “sentral”, jadi kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di
tanganKhalifah, meskipun demikian dalam memutuskan suatu masalah,
AbuBakar selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Sedang
kebijaksanaan politik yang dilakukan Abu Bakar dalammengemban
kekhalifahannya yaitu:
a. Mengirim pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, untukmemerangi
kaum Romawi sebagai realisasi dari rencana Rasulullah,ketika beliau
masih hidup.
b. Timbulnya kemunafikan dan kemurtadan. Hal ini disebabkan
adanyaanggapan bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka
segalaperjanjian dengan Nabi menjadi terputus.Adapun orang murtad pada
waktu itu ada dua yaitu :
1 Mereka yang mengaku nabi dan pengikutnya, termasuk di
dalamnyaorang yang meninggalkan sholat, zakat dan kembali
melakukankebiasaan jahiliyah.
2 Mereka membedakan antara sholat dan zakat, tidak mau
mengakuikewajiban zakat dan mengeluarkannya. Dalam
menghadapikemunafikan dan kemurtadan ini, Abu Bakar tetap pada
prinsipnyayaitu memerangi mereka sampai tuntas.
c. Mengembangkan wilayah Islam keluar Arab. Ini ditujukan ke Syiria dan
Persia.
Adapun kebijakan di bidang pemerintahan yang dilakukan oleh Abu Bakar
adalah:
a. Pemerintahan Berdasarkan Musyawarah
Apabila terjadi suatu perkara, Abu Bakar selalu mencari hukumnyadalam
kitab Allah. Jika beliau tidak memperolehnya maka beliaumempelajari
bagaimana Rasul bertindak dalam suatu perkara,dan jika tidak
ditemukannya apa yang dicari, beliaupun mengumpulkan tokoh-tokoh
yang terbaik dan mengajak mereka bermusyawarah.
Apapun yang diputuskan mereka setelah pembahasan, diskusi,dan
penelitian, beliaupun menjadikannya sebagai suatu keputusandan suatu
peraturan.
b. Amanat Baitul Mal
Para sahabat Nabi beranggapan bahwa Baitul Mal adalah amanat Allah
dan masyarakat kaum muslimin, karena itu mereka tidakmengizinkan
pemasukan sesuatu kedalamnya dan pengeluaransesuatu darinya yang
berlawanan dengan apa yang telah ditetapkanoleh syari’at. Mereka
mengharamkan tindakan penguasa yangmenggunakan Baitul Mal untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi.
c. Konsep Pemerintahan
Politik dalam pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan
sendirikepada rakyat banyak dalam sebuah pidatonya: “Wahai manusia!
Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal akubukanlah
orang yang terbaik di antara kamu. Maka jikalau akudapat menunaikan
tugasku dengan baik, maka bantulah (ikutilah)aku, tetapi jika aku berlaku
salah, maka luruskanlah! Orang yangkamu anggap kuat, aku pandang
lemah sampai aku dapat mengambilhak daripadanya. Sedangkan orang
yang kamu lihat lemah, akupandang kuat sampai aku dapat
mengembalikan hak kepadanya.
Maka hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepadaAllah
dan Rasul-Nya, namun bilamana aku tiada mematuhi Allahdan Rasul-
Nya, kamu tidaklah perlu mentaatiku.
d. Kekuasaan Undang-undang
Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri beliau di atas undang-undang.
Beliau jugatidak pernah memberi sanak kerabatnya suatukekuasaan yang
lebih tinggi dari undang-undang. Dan merekaitu di hadapan undang-
undang adalah sama seperti rakyat yang lain, baik kaum Muslim maupun
non Muslim.

4. Pemberantasan Kaum Riddat


Gerakan riddat(gerakan belot agama) terjadi setelah Nabi Muhammad
SAW jatuh sakit dan berita tersebut meluas meluas di wilayahbagian Tengah,
wilayah bagian Timur, wilayah bagian Selatan sampai ke Madinah Al-Munawarah
serta Makkah Al-Mukaramah itu sudah berada dalam keadaan terkepung.
Kenyataan itu yang dihadapi Khalifah Abu Bakar. Gerakan ini dimulai oleh 3
orang yang mengaku diri mereka sebagai Nabi, guna menyaingi Nabi Muhammad
SAW Musailamah, Thulhah, Aswad Al-Insa. Musailamah berasal dari sukubangsa
Bani Hanifah di Arabia Tengah, Tulaiha seorang kepala suku Bani Asad, Sajah
seorang wanita Kristen dari Bani Yarbu yang menikah dengan Musailamah.
Masing-masing orang tersebut berupaya meluaskan pengikutnya dan
membelakangi agama Islam. Para nabi palsu tersebut pada umumnya menarik hati
orang-orang Islam dengan membebaskan prinsip-prinsip moralis dan upacara
keagamaan seperti membolehkan minum-minuman keras, berjudi, mengurangi
sholat lima waktu menjadi tiga, puasa Ramadhan dihapus, mengubah pembayaran
zakat yang wajib menjadi suka rela dan meniadakan batasan dalam perkawinan.
Dengan adanya penyimpangan ini Abu Bakar pun tidak tinggal diam, ia
segera membentuk sebelas pasukan dan memberikan al-liwak (panji pasukan)
kepada masing-masing pasukan. setiap pasukan dibekali al-mansyurat
(pengumuman)yang harus disampaikan kepada suku-suku Arab yang melibatkan
dirinya dalam gerakan riddat. Kandungan isinya memanggil kembali kepada jalan
yang benar. Jikalau masih berkeras kepala, maka barulah dihadapi dengan
kekerasan.
Dengan perjuangan yang gigih, penuh kesabaran, kebijakan dan
ketegasan,akhirnya KhalifahAbu Bakar berhasil memberantas kaum riddat.
Khalifah Abu Bakar dalam masa yang singkat telah berhasil
memadamkankerusuhan oleh kaum riddat yang demikian luasnya dan
memulihkan kembali ketertiban dan keamanan di seluruh semenanjung Arabia.
Tidak lebih dari dua tahun, Khalifah Abu Bakar mampu menegakkantiang-tiang
agama Islam, termasuk diluar jazirah Arab yang begitu luas. Kepemimpinan
Khalifah Abu Bakar berlangsung hanya 2 tahun 3 bulan 11 hari. Masa tersebut
merupakan waktu yang paling singkat bila dibandingkan dengan kepemimpinan
Khalifah-Khalifah penerusnya.

5. Prestasi Abu Bakar sebagai Khalifah


a. Perhatian Abu Bakar ditujukan untuk melaksanakan keinginanNabi,
yang hampir tidak terlaksana, yaitu mengirimkan suatu ekspedisi
dibawah pimpinan Usamah ke perbatasan Syiria.
b. Keahlian Khalifah Abu Bakar dalam menghancurkan gerakan
kaumriddat (belot agama/murtad), sehingga gerakan tersebut dapat
dimusnahkan dan dalam waktu satu tahun kekuasaan Islam pulih
kembali.
c. Ketelitian Khalifah Abu Bakar dalam menangani orang-orang
yangmenolak membayar zakat. Beliau memutuskan untuk memberantas
dan menundukkan kelompok tersebut dengan serangan yang gencar
sehingga sebagian mereka menyerah dan kembali pada ajaran Islam
yang sebenarnya.
d. Melakukan pengembangan wilayah Islam keluar Arabia. Untuk itu, Abu
Bakar membentuk kekuatan dibawah komando Kholid bin Walid yang
dikirim ke Irak dan Persia. Ekspedisi ini membuahkan hasil yang
gemilang. Selanjutnya memusatkan serangan ke Syiria yang diduduki
bangsa Romawi. Tetapi kemenangan secara mutlak belum terwujud
sampai Abu Bakar meninggal dunia1.

B. Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M)

Umar bin Khatthab bin Nufail keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku
Adi lahir pada tahun 584 M. Masa pemerintahan Umar bin Khatab berlangsung
selama 10 tahun 6 bulan, yaitu dari tahun 13 H/634M sampai tahun 23H/644M 2.

1. Umar bin Khattab pertama kali memeluk Islam


Sebelum memeluk islam, Umar adalah orang yang sangat disegani dan
dihormati oleh penduduk mekkah. Umar juga dikenal sebagai seorang
peminum berat, beberapa catatan mengatakan bahwa pada saat sebelum
memeluk Islam. Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang
Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum
diturunkan larangan meminum khamar secara tegas.
Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam secara terbuka
di Mekkah, Umar sangat tidak suka terhadapnya, umar mempunyai
reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang dan
seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui.
Umar dianggap sebagai orang yang paling banyak dan paling sering
menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad.
Ketika puncak kebenciannya terhadap ajaran Nabi Muhammad, Umar
memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad, saat dalam
perjalanannya ia bertemu dengan seorang pengikut Nabi Muhammad 
bernama Nu'aim bin Abdullah yang memberinya kabar bahwa saudara
perempuan Umar telah memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh orang
yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan
pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya,

1
Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban IslamZubaidah, Siti. Sejarah Peradaban Islam. Journal of
Chemical Information and Modeling. Vol. 53, 2013.
Https://Doi.Org/10.1017/CBO9781107415324.004., Perdana Publishing, vol. 53, 2013.
2
Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), Hlm. 53
diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al
Qur'an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin marahdan memukul saudarinya.
Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan
kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar
menjadi terguncang oleh apa yang dibaca, beberapa waktu setelah kejadian
itu Umar menyatakan memeluk Islam.
2. Umar bin Khattab sebelum menjadi khalifah
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad dan pemeluk
Islam lain untuk ke Madinah. Ia juga terlibat pada perang Badar, Uhud,
Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia dianggap sebagai seorang yang
paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu karena selain reputasinya
yang memang terkenal sejak masa pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai
orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad dan ajaran Islam
pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-
kawan lamanya yang dulu bersama dia ikut menyiksa para pengikut Nabi
Muhammad.
Pada saat wafatnya Nabi Muhammad  pada 8 Juni 632 M (12
Rabiul Awal, 10 Hijriah) ia menghambat siapapun yang memandikan atau
menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok yang ia terima,
Umar berkata "Sesungguhnya beberapa orang munafik menganggap
bahwa Nabi Muhammad telah wafat. Sesungguhnya dia tidak wafat, tetapi
pergi ke hadapan Tuhannya, seperti dilakukan Musa bin Imran yang pergi
dari kaumnya. Demi Allah dia benar-benar akan kembali. Barang siapa
yang beranggapan bahwa dia wafat, kaki dan tangannya akan kupotong."
Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah,
ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas
mengatakan"Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Nabi
Muhammad, Nabi Muhammad sudah meninggal dunia. Tetapi barangsiapa
mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati!."
Setelah peristiwa itu, Umar sadar kesalahannya dan membiarkan
persiapan penguburan dilaksanakan.
3. Umar bin Khattab menjadi khalifah
Ketika Khalifah Abu Bakar jatuh sakit dan merasa ajalnya akan segera
datang, ia berkonsultasi dengan sahabat mengenai khalifah sesudahnya.
Kemudian para sahabat bermusyawarah sesama mereka. Hasilnya, mereka
menghadap Abu Bakar dan memintanya agar menetapkan seseorang yang
dikehendaki sebagai pemimpin mereka. Kemudian Abu Bakar memanggil
Ustman bin Affan dan meminta pendapatnya tentang siapa yang akan
dijadikan penggantinya. Ustman mengusulkan nama Umar bin al-khattab.
Lalu Abu Bakar memerintahkannya untuk menulis surat wasiat tentang
Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Setelah Abu Bakar meninggal,
para sahabat menerima dan sepakat untuk membaiat Umar sebagai khalifah
dan secara langsung beliau diterima sebagai khalifah yang resmi yang akan
menuntun umat Islam pada masa yang penuh dengan kemajuan dan akan
siap membuka cakrawala di dunia muslim. Beliau diangkat sebagai khlifah
pada tahun 13H/634M 3.
4. Masa Pemerintahan Umar bin Khattab
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat.
Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti
Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa Kekaisaran Sassanid serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari
kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu
Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan
Islam dibawah pimpinan Umar. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di
dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan
pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan
Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah
kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang
lebih besar pada pertempuran Al-Qadisiyyah, di dekat sungai Eufrat. Pada
pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas

3
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam. hal. 52.
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia
yang terkenal, Rustam Farrukhzad. Pada tahun 637, setelah pengepungan
yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih
kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta
Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy
Sepulchre). Umar memilih untuk salat di tempat lain agar tidak
membahayakan gereja tersebut.
Lima tahun kemudian, Masjid Umar didirikan di tempat ia salat.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol
dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi
untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan
diselenggarakannya pendataan di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun
638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram
di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses
kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang
sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para
penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana4.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya,
Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya
mulai dihitung saat peristiwa hijrah.Selama pemerintahan Umar, Ada

4
Ronaldo, R., Zulfikar, A., Saihu, Ismail, & Wekke, I. S. (2020). International relations of the asia
pacific in the age of trump. Journal of Environmental Treatment Techniques, 8(1), 244–246.

Saihu, M. M., & Aziz, A. (2020). Implementasi Metode Pendidikan Pluralisme Dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Belajea; Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 131-150.

Saihu, M. (2019). Urgensi ‘Urf dalam Tradisi Male dan Relevansinya dalam Dakwah Islam di
Jembrana-Bali. Jurnal Bimas Islam, 12(1), 173-201.

Saihu, S. (2020). The Effect of Using Talking Stick Learning Model on Student Learning
Outcomes in Islamic Primary School of Jamiatul Khair, Ciledug Tangerang. Tarbawi: Jurnal
Keilmuan Manajemen Pendidikan, 6(01), 61-68.

Saihu, S. (2020). Pendidikan sosial yang terkandung dalam Surat At-Taubah Ayat 7172. Edukasi
Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 9(01), 127-148.
beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Umar bin
Khatthab, yang meliputi Sistem pemerintahan (politik), ilmu pengetahuan,
sosial, seni, dan agama.
a. Perkembangan Politik
Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik islam dalam
keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang
gemilang. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar
Radhiallahu ‘anhu segera mengatur administrasi negara dengan
mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia.
Perluasan penyiaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin
Walid pada masa Khalifah Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh
Umar. Tetapi dalam usahanya itu tidak sedikit tantangan yang
dihadapinya bahkan sampai menjadi peperangan. Kekuasaan Islam
sampai ke Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti
Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid)
serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan
Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah
propinsi: Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah Basrah, Kufah, Palestina,
dan Mesir. Pada masa Umar bin khatab mulai dirintis tata cara
menata struktur pemerintahan yang bercorak desentralisasi. Mulai
sejak masa Umar pemerintahan dikelola oleh pemerintahan pusat dan
pemerintahan propinsi. Karena telah banyak daerah yang dikuasai
Islam maka sangat membutuhkan penataan administrasi
pemerintahan, maka khalifah Umar membentuk lembaga pengadilan,
dimana kekuasaan seorang hakim (yudikatif) terlepas dari pengaruh
badan pemerintahan (eksekutif). Adapun hakim yang ditunjuk oleh
Umar adalah seorang yang mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai integritas dan keperibadian yang luhur. Zaid ibn Tsabit
ditetapkan sebagai Qadhi Madinah, Ka’bah ibn Sur al-Azdi sebagai
Qadhi Basrah, Ubadah ibn Shamit sebagai Qadhi Palestina, Abdullah
ibn mas’ud sebagai Qadhi kufah5.
Pada masa Umar ibn Khatab juga mulai berkembang suatu
lembaga formal yang disebut lembaga penerangan dan pembinaan
hukum islam. Dimasa ini juga terbentuknya sistem atau badan
kemiliteran. Pada masa khalifah Umar bin Khattab ekspansi Islam
meliputi daerah Arabia, syiria, Mesir, dan Persia. Karena wilayah
Islam bertambah luas maka Umar berusaha mengadakan penyusunan
pemerintah Islam dan peraturan pemerintah yang tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.Lalu Umar mencanangkan administrasi tata
negara (susunan kekuasaan), yaitu:
1 Kholifah (Amiril Mukminin) Berkedudukan di ibu kota
Madinah yang mempunyai wewenang kekuasaan.
2 Wali (Gubernur) Berkedudukan di ibu kota Provinsi yang
mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah Provinsi.
3 Tugas pokok pejabat, mulai dari khalifah, wali beserta
bawahannya bertanggung jawab atas maju mundurnya Agama
Islam dan Negara. Disamping itu mereka juga sebagai imam
shalat lima waktu di masjid.
4 Membentuk dewan-dewan Negara Guna menertipkan
jalannya administrasi pemerintahan, Kholifah Umar
membentuk dewan-dewan Negara yang bertugas mengatur
dan menyimpan uang serta mengatur pemasukan dan
pengeluaran uang negara, termasuk juga mencetak mata uang
Negara.
b. Perkembangan Ekonomi
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, dan setelah Khalifah
Umar mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi
5
Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya Kontekstualisasi
Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, 3(2), 299-214
Saihu, S. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL (STUDI DI
JEMBRANA BALI). Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 8(01), 69-90.
Şahin, C. RELIGIA
yang sudah berkembang terutama di Persia. Pada masa ini juga mulai
diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah.
Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif
dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban,
jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan
umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan
membuat tahun hijiah. Dan menghapuskan zakat bagi para Mu’allaf 6.
c. Perkembangan Pengetahuan
d. Pada masa khalifah Umar bin Khatab, sahabat-sahabat yang sangat
berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas
izin dari khalifah dan dalam waktu yang terbatas. Jadi kalau ada
diantara umat Islam yang ingin belajar hadis harus pergi ke Madinah,
ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan
tempat pendidikan adalah terpusat di Madinah. Dengan meluasnya
wilayah Islam sampai keluar jazirah Arab, nampaknya khalifah
memikirkan pendidikan Islam didaerah-daerah yang baru ditaklukkan
itu. Untuk itu Umar bin Khatab memerintahkan para panglima
perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya
mereka mendirikan Mesjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan.
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin
Khatab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan
pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di
mesjid-mesjid dan pasarpasar serta mengangkat dan menunjuk guru-
guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas
mengajarkan isi al-Qur'an dan ajaran Islam lainnya seperti fiqh
kepada penduduk yang baru masuk Islam. Meluasnya kekuasaan
Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar,
karena mereka yang baru menganut agama Islam ingin menimba ilmu
keagamaan dari sahabat-sahabat yang menerima langsung dari Nabi.

6
Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khatthab sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan
Islam dan kedaulatannya dimasa itu, (Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa, 2002), h.45
Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah-
daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam. Gairah
menuntut ilmu agama Islam ini yang kemudianmendorong lahirnya
sejumlah pembidangan disiplin keagamaan. Dengan demikian
pelaksanaan pendidikan dimasa khalifah umar bin khatab lebih maju,
sebab selama Umar memerintah Negara berada dalam keadaan stabil
dan aman, ini disebabkan, disamping telah ditetapkannya mesjid
sebagai pusat pendidikan, juga telah terbentuknya pusat-pusat
pendidikan Islam diberbagai kota dengan materi yang dikembangkan,
baik dari segi ilmu bahasa, menulis dan pokok ilmu-ilmu lainnya.
5. Wafatnya Umar bin Khattab
Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Umar bin
Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik
pada saat umar akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia
yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini dilatar
belakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz
merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara
adidaya. Beliau wafat pada usia 64 tahun, ebelum meninggal, Umar
mengangkat Dewan Presidium untuk memilih Khalifah pengganti dari
salah satu anggotanya. Mereka adalah Usman, Ali, Tholhah, Zubair, Saad
bin Abi Waqash dan Abdurrahman bin Auf.   Setelah wafat, jabatan
khalifah dipegang oleh Usmman bin Affan7.

C. Khalifah Utsman bin Affan (23-26 H/ 644-656 M)


Nama lengkapnya ialah Utsman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah dari
suku Quraisy. Ia memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar dan menjadi sahabat
dekat Nabi Muhammad SAW. Ia sangat kaya namun tetap sederhana dan sebagian
besar kekayaan nya digunakan untuk kepentingan Islam. Ia juga mendapat julukan
zun nurain, artinya pemilik dua cahaya, karena menikahi dua putri Nabi
Muhammad secara berurutan setelah salah satu meninggal.
7
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan, ( Jakarta: Logus, 1997), Hlm. 61.
Utsman bin Affan masuk islam pada usia 34 tahun. Berawal dari
kedekatannya dengan Abu Bakar beliau dengan sepenuh hati masuk islam
bersama Thalhah bin Ubaidillah. Meskipun masuk islam nya mendapat tantangan
dari paman nya yang bernama Hakim, namun Utsman tetap pada pendiriannya.
Hakim sempat menyiksa Utsman dengan siksaan yang amat pedih. Siksaan terus
berlangsung hingga datang seruan Nabi Muhammad saw. agar orang-orang Islam
hijrah ke Habsyi.
Setelah melakukan perjuangan dalam menyiarkan agama Islam pada
zaman Nabi saw., Utsman berpindah ke negeri Habsyi bersama istrinya
(Ruqayyah). Setelah itu ia berpindah lagi ke Madinah. Setiap peperangan ia selalu
hadir bersama Rasulullah saw., kecuali pada perang badar dikarenakan ia tinggal
di madinah dan harus menjaga istrinya (Ruqayyah) yang sedang sakit keras. Pada
masa pengiriman bala tentara ke tabuk di musim susah, ia telah mengeluarkan
harta bendanya yang tidak sedikit. Menurut riwayat Quthadah, barang-barang
yang didermakan oleh Utsman adalah tidak kurang dari 1000 pikulan unta. Salah
satu kedermawaan Utsman yaitu membeli sumber mata air (sumur raumah) dari
orang yahudi yang disedekahkan untuk seluruh kaum muslimin ketika mendapati
musibah kesukaran air dikota Madinah.
Utsman adalah orang yang menuliskan wahyu yang diturunkan Allah
kepada Rasul pada masa pemerintahan Abu Bakar hingga sampai pada zaman
pemerintahan Umar, Utsman tetap menjadi penulis yang Utama. Utsman
dipercaya untuk memegang kumpulan surat-surat penting dan rahasia-rahasia
besar.
1. Terpilihnya Utsman Menjadi Khalifah
Pasca Umar bin Khattab wafat, orang-orang yang dipilih Umar
sebelumnya (pada saat sakit) membentuk sebuah tim formatur yang terdiri dari
enam orang calon untuk diangkat sebagai khalifah baru, yaitu Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi
Waqqash, dan Abdullah. Adapun tim formatur ini dikepalai oleh
Abdurrahman ibnu Auf dan mereka berkumpul disalah satu rumah selama tiga
hari. Melalui persaingan yang ketat dengan Ali, sidang Syura akhirnya
memberi mandat kekhalifaan kepada Utsman. Utsman menjabat sebagai
khalifah pada usia 70 tahun hingga usia 82 tahun. Masa pemerintahan Utsman
ialah merupakan masa pemerintahan terpanjang yaitu selama 12 tahun (24-36
H/644-656 M), tetapi sejarah mencatat tidak seluruh masa kekuasaannya
menjadi saat yang baik dan sukses baginya. Para penulis sejarah membagi
zaman pemerintahan Utsman menjadi dua periode yaitu enam tahun terakhir
merupakan masa kejayaan pemerintahan dan tahun terakhir merupakan masa
pemerintahan yang kurang baik8.
2. Pencapaian pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Pada masa khalifah Utsman bin Affan terdapat ketidakseragaman qira’at
dan menimbulkan perpecahan, sehinga pada saat itu dipandang perlu untuk
ditertibkan. Kemudian Huzaifah melaporkan kepada Utsman agar segera
mengambil langkah-langkah untuk menertibkannya. Usul ini diterima oleh
Utsman dan beliau mengambil langkah antara lain: Meminjam naskah yang
telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit pada masa Abu Bakar yang disimpan oleh
Hafshah binti Umar. Kemudian membentuk panitia yaitu Zaid bin Tsabit,
Abdullah bin Zubair, Sa’id ibnu Ash, Abdurrahman ibnu Harits. Utsman
memberikan tugas kepada mereka untuk menyalin kembali ayat-ayat Al-
Qur`an dari lembaran-lembaran naskah Abu Bakar sehingga menjadi mushaf
yang sempurna.
Sehingga pada akhirnya, seiring berjalannya waktu para panitia berhasil
mengumpulkan dan menghimpun semua Al-Qur`an kedalam sebuah mushaf
yang dikenal dengan sebutan Mushaf Usmani. Sesuai dengan tujuan awal
pengumpulan dan penghimpunan ini untuk mempersatukan umat islam yang
sempat terpecah belah karena adanya perbedaan dalam pembacaan ayat Al-
Qur`an, maka khalifah Utsman bin Affan memerintahkan kepada semua
gubernurnya untuk menghancurkan semua mushaf yang ada ditengah-tengah
masyarakat dan digantikan dengan Mushaf Usmani.

8
Fatkhul Mubin, “Khulafaur Rasyidin,” The Early Caliphate (Khulafaur Rasyidin) 1, no. 2 (2008):
1–260.
Selain itu khalifah Utsman juga begitu menjunjung tinggi nilai keadilan
dalam memutuskan suatu perkara hukum, seperti ketika beliau menganjurkan
kepada petugas-petugas qadhi nya yang berada di daerah untuk menjalankan
tugasnya agar mereka selalu berlaku adil demi terciptanya kebenaran.
Sehingga beliau mengirimkan surat kepada petugas yang isinya adalah: “Maka
sesungguhnya Allah menciptakan makhluk yang benar. Maka Allah tidak akan
menerima juga kecuali dengan kebenaran. Ambillah kebenaran dan
perhatikanlah amanah, tegakkanlah amanah itu dan janganlah kalian
merupakan orang yang pertama kali meniadakannya, Maka kalian akan
merupakan kongsi orang-orang sesudahmu, Penuhilah! Jangan kalian berbuat
aniaya kepada anak yatim piatu dan begitu juga yang berbuat aniaya kepada
orang yang engkau mengikat janji kepadanya”.
Sementara pencapaian beliau tidak sampai disitu, bahkan beliau
meninggalkan jejak peradaban yang bermakna dalam kehidupan manusia saat
itu hingga sekarang, antara lain:
a. Membudayakan sistem musyawarah dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
b. Menyeragamkan cara membaca al-Qur’an yang ditandai dengan
penyusunan ayat-ayatnya dalam satu mushaf.
c. Membangun fasilitas umum
d. Menertibkan administrasi pemerintahan dengan deskripsi pekerjaan yang
jelas9.
3. Kematian Utsman bin Affan
Pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan
kecewa di kalangan umat Islam, karena ia mulai mengambil kebijakan lain dari
sebelumnya. Usman mengangkat keluarganya (dari Bani Umayyah) pada
kedudukan yang tinggi. Usman menekankan sistem kekuasaan sentralistik yang
menguasai seluruh pendapatan propinsi dan menetapkan seorang juru hitung
dari keluarganya sendiri. Usman lalu membangun angkatan laut sehingga
menambah tinggi beban pajak rakyat, karena memerlukan biaya besar.

9
Ibid.
Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan
penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat
berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas
terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh karabatnya dibagi-
bagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri. Pergantian Umar dengan Usman
dapat diartikan dengan perubahan keradikalan dengan kelonggaran,
kelemahan, dan sikap ragu-ragu. Akibatnya banyak kaum Muslimin yang
meninggalkan Usman, yang berarti hilangnya kawan-kawan dan orang-orang
tempat ia menumpahkan kepercayaan, kecuali kaum kerabatnya.
Perubahan sistem pemerintahan ini memicu semangat perlawanan terhadap
kebijakan pemerintah yang menyebabkan pemberontakan di Madinah dan
daerah-daerah Arab lain. Klimaksnya pada tahun 17 juni 656 M (35H), para
pemberontak menyerbu rumah khalifah dan dua orang bangsa Mesir
membunuh Usman10. Ustman terbunuh saat membaca al-Quran. Persis seperti
yang disampaikan Rasulullah perihal kematian Ustman yang syahid nantinya.
Beliau dimakamkan di pekuburan Baqi di Madinah 11.

D. Khalifah Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)


1. Pembaiatan Ali Bin Abi Thalib
Peristiwa pembunuhan Utsman mengakibatkan kegentingan di seluruh
dunia islam yang waktu itu sudah membentang sampai ke Persia dan Afrika
Utara. Tentunya suara terbanyak dan berkuasa setelah Utsman tergenggam di
tangan kaum pemberontak itu sendiri adalah Ali. Pemberontak yang waktu itu
menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali Bin Abi thalib
menjadi khalifah. Pada saat itu Ali juga medapatkan banyak dukungan dari
sahabat senior dan juga para pemberontak pada masa khalifah Utsman. Sayyidina
Ali dipilih karena kedudukan dan hubungannya yang begitu dekat dengan Nabi
Muhammad. Di samping dia termasuk golongan pertama yang masuk Islam

10
Umar Khattab, “KONTRIBUSI PERADABAN ISLAM MASA KHULAFAURRASYIDIN :
PEMBENTUKAN MASYARAKAT POLITIK MUSLIM” (n.d.): 75–84.
11
Ely Zainudin, “Peradaban Islam Pada Masa Khulafah Rasyidin,” Jurnal Intelegensia 03, no. 01
(2015): 50–58.
(assabiqunal awwalun). Pada saat itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair Bin
Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah memaksa beliau sehingga akhirnya Ali
menerima baiat mereka. Orang yang pertama kali membaiat Ali adalah Thalhah
kemudian diikuti oleh Zubair, dikemudian hari diikuti oleh banyak sahabat dari
kaum Muhajirin dan kaum Ansor. Menjadikan Ali satu-satunya khalifah yang di
baiat secara massal. Karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang
berbeda-beda.
Pembaiatannya dilakukan di Masjid Nabawi secara terbuka dan diikuti
oleh umat Islam. Maka pada Senin 21 Zulhijjah 25 H/20 Juni 656 M, Sayyidina
Ali pergi ke masjid untuk dibaiat. Pada waktu pembaiatan Ali berpidato setelah
diangkat untuk menjadi khalifah, yaitu, “Wahai manusia, kamu telah membaiatku
sebagaimana yang telah kamu lakukan kepada khalifah-khalifah yang lebih dahulu
dari padaku. Aku hanya boleh menolak sebelum jatuh pilihan. Apabila pilihan
telah jatuh, menolak tidak boleh lagi. Imam harus teguh dan rakyat harus patuh.
Baiat terhadap diriku ini ialah baiat yang rata yang umum. Barangsiapa yang
memungkirinya maka terpisahlah ia dari agama Islam”.
Ada juga sahabat-sahabat yang masih belum sudi mengakui Ali sebagai
khalifah, yaitu Hasan ibnu Tsabit, Ka’ab ibnu Malik, Abu Sa’id al-Khudri, dan
Muhammad ibnu Maslamah. Ada juga yang tidak sudi menunjukkan pendirian,
yaitu Sa’ad ibnu Abi Waqqas, Abdullah ibnu Umar, Shuhaih, Zaid ibnu Tsabit,
dan Usamah ibnu Zaid 12.

2. Biografi Ali Bin Abi Thalib


Ali dilahirkan di Mekkah, daerah Hejaz, Jazirah Arab, pada tanggal
13 Rajab. Ali adalah putra dari putra Abu Thalib, paman Rasulullah. Nama ibunya
adalah Fatimah. Beliau bernama asli Assad bin Abu Thalib. Ali dilahirkan
sepuluh tahun sebelum Nabi saw yang diutus oleh Allah menjadi rasul.
Sejak kecil ia telah dididik dalam rumah tangga Nabi saw, segala
peperangan yang ditempuh oleh Nabi juga diikuti oleh Ali, kecuali pada
peperangan Tabuk sebab ia disuruh menjaga kota madinah. Ketika ditinggalkan

12
HAMKA, Sejarah Umat Islam, hlm. 179.
menjaga kota madinah, ia kelihatan agak kecewa. Kemudian, Nabi saw. berkata
kepadanya, “Tidaklah engkau rela wahai Ali agar kedudukanmu di sisiku
sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa?”. Ini telah membuktikannya sendiri
setelah diambilnya Ali menjadi menantunya, suami dari anaknya Fathimah.
Dalam kebanyakan peperangan besar Ali yang membawa bendera. Ali termasyhur
gagah berani, tangkas dan perwira, amat pandai bermain pedang.
Abu Ishak mengatakan dari Abdullah bahwa ahli madinah yang paling
pandai dalam menghukum (qadhi) ialah Ali bin Abi Thalib. Abu hurairah
meriwayatkan bahwa Umar Ibnu Al-Khattab berkata, “Ali ibnu Abi Thalib adalah
orang yang paling pandai menghukum di antara kami semuanya. “Ibnu Mas’ud
juga berkata demikian13.
Khalifah Ali bin abi thalib merupakan orang yang pertama kali masuk
Islam dari kalangan anak-anak . Nabi Muhammad semenjak kecil diasuh oleh
kakeknya Abdul Muthalib, kemudian setelah kakeknya meninggal dia asuh oleh
paman nya Abu Thalib. Karena Rasulullah hendak menolong dan membalas jasa
pamannya, maka Ali diasuh oleh Nabi saw. dan didik. Pengetahuannya dalam
agama Islam sangat luas. Karena dekatnya dengan Rasulullah beliau termasuk
orang yang banyak meriwayatkan hadits Nabi. Keberaniannya juga masyhur dan
hampir seluruh peperangan yang dipimpin Rasulullah, Ali senantiasa berada di
barisan terdepan.
Ketika pada masa Kekhalifahan Abu Bakar, Rasulullah selalu mengajak Ali untuk
memusyawarahkan masalah-masalah penting. Begitu pula Umar bin Khattab tidak
mengambil kebijaksanaan atau melakukan tindakan tanpa musyawarah dengan
Ali. Utsman pun pada masa permulaan jabatannya dalam banyak perkara selalu
mengajak Ali dalam permusyawaratan14.

3. Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib


Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahanya, ia
menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam
13
HAMKA, Sejarah Umat Islam, hlm. 179.
14
Faisal Ismail, Sejarah dan Kebudayaan IslamPeriode Klasik (Abad VII-XIII M), (Yogyakarta:
IRCISOD 2017), hlm.234-235.
pemerintahannya yang dikatakan stabil.Ia berusaha mengatasinya dengan menarik
para amir yang sebelumnya diangkat oleh Utsman bin Affan. Ia juga mengambil
alih tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatan kepada negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di
antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar bin Khattab.
Persoalan pertama yang dihadapi Ali adalah pemberontakan yang dilakukan
oleh Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka melakukan pemberontakan
dikarenakan , Ali yang tidak mau menghukum para pembunuh Ustman dan
mereka menuntut bela terhadap darah Ustman yang telah ditumpahkan secara
zalim. Bersamaan dengan itu, kebijakan-kebijakan Ali juga mengakibatkan
timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah , yang didukung
oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan
kejayaan15.

4. Peristiwa Pada Masa Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib


Peristiwa yang terkenal dalam masa Ali adalah :
a. Pertempuran Basra (juga dikenal sebagai Perang Unta atau Perang
Jamal) adalah perang yang terjadi di Basra, Irak pada tahun 656 masehi,
antara pasukan yg berpihak pada Ali bin Abi Thalib (Sepupu dan
menantu dari nabi Muhammad) dan pasukan yang berpihak
kepada Aisyah, Istri dari nabi Muhammad, yang menginginkan keadilan
atas terbunuhnya khalifah terdahulu yaitu Utsman bin Affan. Setelah
berbaiat atas kekhilafahan Ali bin Abi Talib, Thalhah bin
Ubaidillah dan Zubair bin Awwam pergi ke Mekkah dan bertemu
dengan Aisyah untuk meminta pertanggung jawaban kematian Utsman
bin Affan. Kemudian Ya’la bin Munyah dari Basra dan Abdullah bin
Amir dari Kufah turut bergabung. Akhirnya mereka sepakat untuk
berangkat ke Basra beserta 700 orang lainnya untuk mencari
pembunuh Utsman bin Affan.

15
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. hal. 40.
Sesampainya di Basra mereka menemui Gubernur Basra
yaitu Utsman bin Hunaif dan menahan pergerakan pasukan ini berharap
mereka mau menunggu kedatangan Ali dari Madinah. Tetapi karena
provokasi salah seorang khawarij yang bernama Jalabah, peperangan
antara Utsman bin Hunaif dan pasukan Aisyah tidak terbendung. Yang
mengakibatkan terbunuhnya Utsman bin Hunaif. Ali pun baru
mendengar kematian gubernurnya saat di Kufah. Disini dia
mengumpulkan pasukan hingga berjumlah 10.000 pasukan.
b. Terjadinya perang antara kubu Ali dan kubu Muawiyah. Perang tersebut
terjadi di daerah bernama Siffin, sehingga perang ini disebut sebagai
Perang Siffin. Pada saat Mu’awiyah dan tentaranya terdesak , Amr bin
Ash sebagai penasehat Mu’awiyah yang dikenal cerdik dan pandai
berunding, meminta agar Mu’awiyah memerintahkan pasukannya
mengangkat mushaf al-Qur’an di ujung tombak sebagai isyarat berdamai
dengan cara tahkim (arbitrase), dengan demikian Mu’awiyah terhindar
dari kekalahan total.
Seusai perundingan, Abu Musa sebagai yang tertua dipersilahkan
untuk berbicara lebih dahulu. Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya
antara mereka berdua, Abu Musa menyatakan pemberhentian Ali dari
jabatannya sebagai khalifah dan menyerahkan urusan penggantiannya
kepada kaum muslimin. Tetapi ketika tiba giliran Amr bin Ash, ia
menyatakan persetujuannya atas pemberhentian Ali dan menetapkan
jabatan khalifah bagi Mu’awiyah. Ternyata Amr bin Ash menyalahi
kesepakatan semula yang dibuat bersama Abu Musa. Sepak terjangnya
dalam peristiwa ini merugikan pihak Mu’awiyah.Ali menolak keputusan
tahkim tersebut, dan tetap mempertahankan kedudukannya sebagai
khalifah. Setelah terjadinya peristiwa tersebut kelompok Ali pecah
menjadi dua bagian, dan kelompok yang keluar dari kelompok Ali
dinamai sebagai kelompok Khawarij (orang-orang yang keluar).

5. Kematian Ali Bin Abi Thalib


Pada 24 Januari 661, ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid
Kuffah, ia terkena hantaman pedang beracun di dahinya. Pedang tersebut yang
mengenai otaknya, diayunkan oleh seorang pengikut kelompok Khawarij, Abd al-
Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas dendam atas kematian keluarga
seorang wanita, temannya, yang terbunuh di Nahrawan16.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan peradaban Islam pada masa khulafaur Rasyidin mengalami
kemajuan yang pesat, hal tersebut ditandai dengan pembangunan di berbagai
bidang. Misalnya: perluasan wilayah kekuasaan, pertahanan militer, pembangunan
armada angkatan laut, pembentukan lembaga baitul mal, pembangunan sarana
ibadah, pembukuan al qur’an, pengembangan ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Adapun hambatannya seperti munculnya nabi-nabi palsu setelah pasca
meninggalnya Rasulullah saw, munculnya kelompok-kelompok pemberontakan
baik dari luar islam terlebih dari dalam islam itu sendiri, terjadinya perpecahan
kaum muslimin yang dipicu oleh kelompok-kelompok tertentu yang berkeinginan
menduduki posisi kekhalifaan, akhirnya orang-orang islam pada masa itu saling
membunuh antara satu dengan yang lainnya, dan salah satu tokoh yang terkenal
berambisi merebut kekuasaan adalah Mu’awiah & Zubair, dan masih banyak lagi
yg lainnya yg berambisi untuk menjadi khalifah.

B. Saran
16
Philip K. Hitti, History Of The Arabs. hal. 227 .
Dengan disusunnya makalah Peradaban Islam tentang Masa Khulafaur
Rasyidin, kami sebagai penyusun mengharapkan pembaca dapat mengetahui lebih
jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap kajian mengenai masa pemerintahan
masing-masing keempat tokoh, dan kami juga menyarankan pembaca untuk lebih
banyak mencari dan membaca dari berbagai literatur buku maupun referensi lain.
Disini kami kelompok 2 sebagai penyusun makalah menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang
membangun sangat kami butuhkan untuk penulisan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan, ( Jakarta: Logus, 1997), Hlm. 61.
Aziz, A., & Saihu, S. (2019). Interpretasi Humanistik Kebahasaan: Upaya
Kontekstualisasi Kaidah Bahasa Arab. Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab,
3(2), 299-214
Saihu, S. (2019). PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN
LOKAL (STUDI DI JEMBRANA BALI). Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, 8(01), 69-90.
Şahin, C. RELIGIA
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. hal. 40.
Faisal Ismail, Sejarah dan Kebudayaan IslamPeriode Klasik (Abad VII-XIII M),
(Yogyakarta: IRCISOD 2017), hlm.234-235
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam. hal. 52.
HAMKA, Sejarah Umat Islam, hlm. 179.
Hassan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Kota Kembang,
1989), Hlm. 53
Khattab, Umar. “KONTRIBUSI PERADABAN ISLAM MASA
KHULAFAURRASYIDIN : PEMBENTUKAN MASYARAKAT POLITIK
MUSLIM” (n.d.): 75–84.
Mubin, Fatkhul. “Khulafaur Rasyidin.” The Early Caliphate (Khulafaur Rasyidin)
1, no. 2 (2008): 1–260.
Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khatthab sebuah teladan mendalam tentang
pertumbuhan Islam dan kedaulatannya dimasa itu, (Bogor: Pustaka Lintera
AntarNusa, 2002), h.45
Philip K. Hitti, History Of The Arabs. hal. 227 .
Ronaldo, R., Zulfikar, A., Saihu, Ismail, & Wekke, I. S. (2020). International
relations of the asia pacific in the age of trump. Journal of Environmental
Treatment Techniques, 8(1), 244–246.
Saihu, M. M., & Aziz, A. (2020). Implementasi Metode Pendidikan
Pluralisme Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Belajea; Jurnal
Pendidikan Islam, 5(1), 131-150.
Saihu, M. (2019). Urgensi ‘Urf dalam Tradisi Male dan Relevansinya dalam
Dakwah Islam di Jembrana-Bali. Jurnal Bimas Islam, 12(1), 173-201.
Saihu, S. (2020). The Effect of Using Talking Stick Learning Model on
Student Learning Outcomes in Islamic Primary School of Jamiatul Khair,
Ciledug Tangerang. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan,
6(01), 61-68.
Saihu, S. (2020). Pendidikan sosial yang terkandung dalam Surat At-Taubah
Ayat 7172. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 9(01), 127-148.
Umar Khattab, “KONTRIBUSI PERADABAN ISLAM MASA
KHULAFAURRASYIDIN : PEMBENTUKAN MASYARAKAT POLITIK
MUSLIM” (n.d.): 75–84
Zainudin, Ely. “Peradaban Islam Pada Masa Khulafah Rasyidin.” Jurnal
Intelegensia 03, no. 01 (2015): 50–58.
Zubaidah, Siti. Sejarah Peradaban IslamZubaidah, Siti. Sejarah Peradaban
Islam. Journal of Chemical Information and Modeling. Vol. 53, 2013.
Https://Doi.Org/10.1017/CBO9781107415324.004. Perdana Publishing.
Vol. 53, 2013.

Anda mungkin juga menyukai