Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PERADABAN ISLAM

MASA ABU BAKAR


Dosen Pengampu : Dian Uswatina, M. Hum

Disusun Oleh :
1. Ayu Nur Fitria Sandi (191141002)
2. Ovtaria Mentari (191141026)
3. Hanif Bayu Insyafi (191141038)

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
kepada penulis sehingga makalah yang berjudul ‘Sejarah Peradaban Islam Masa Abu Bakar’
ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafaat nya di yaumul akhir nanti.

Sebelumnya, kami ucapkan terimakasih kepada ibu Dian Uswatina, M.Hum selaku
dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan tugas makalah
ini, sehingga tugas ini dapat menambah wawasan bagi kami selaku penulis dan bagi teman-
teman sekalian.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Makalah ini berjudul “Sejarah Peradaban Islam Masa Abu Bakar” agar
memberikan gambaran hal-hal yang tentang Sejarah Peradaban Islam pada masa Abu Bakar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum seutuhnya sempurna. Untuk itu saran dan kritik
dari pembaca sangat diharapkan. Atas saran dan kritiknya kami selaku penulis mengucapkan
terimakasih.

Sukoharjo, 23 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
Peradaban Islam Pada Masa Abu Bakar ..................................................... 4
Peradaban Islam Pada Masa Kini ............................................................. 9
Peradaban Islam Pada Masa Yang Akan Datang ................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 12
Kesimpulan ............................................................................................... 12
Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abu Bakar Ash-Siddiq merupakan anak dari Abn Quhafah. Beliau dipanggil
Abu Bakar sejak masuk agama islam dan beliau khalifah pertama pada Al-Khulafa Ar
Rasyidin yang memerintah pada 623-634 M. Beliau juga merupakan salah satu sahabat
Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar Ash Siddiq mendapatkan gelar Ash-Siddiq karena
beliau membenarkan segala peristiwa pada masa rasulullah salah satunya adalah
peristiwa Isra dan Mi’raj. Terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah menunjukkan
kesadaran politik yang baik dalam ummah dan cepatnya pemilihan menunjukkan
bahwa mereka bertekad untuk bersatu dan melanjutkan tugas Nabi Muhammad.
Meskipun pada masa pemilihan Abu Bakar ada perlawanan, tetapi pada
akhirnya beliau lah yang terpilih menjadi khalifah pertama. Tidak hanya sampai situ,
ketika masa kepemimpinan beliau terjadi kekacauan yang diakibatkan munculnya
orang-orang murtad, banyak orang-orang yang mengaku sebagai nabi atau dengan kata
lain adalah nabi palsu, muncul pula orang-orang yang ingkar membayar zakat dan
adanya pemberontakan kabilah arab.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Khulafaur Rasyidin?
2. Sejarah kelahiran Abu Bakar As-Sidiq?
3. Bagaimana proses pemilihan kekhalifahan?
4. Bagaimana masa pemerintahan Abu Bakar?
5. Bagaimana peradaban Islam masa kini?
6. Bagaimana peradaban Islam yang akan datang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Khulafaur Rasyidin
2. Untuk mengetahui dan memahami sejarah kelahiran Abu Bakar As-Sidiq
3. Untuk mengetahui dan memahami proses pemilihan kekhalifahan
4. Untuk mengetahui dan memahami masa pemerintahan Abu Bakar
5. Untuk mengetahui dan memahami peradaban islam masa kini
6. Untuk mengetahui dan memahami peradaban islam yang akan datang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peradaban Islam Pada Masa Abu Bakar


1. Khulafaur Rasyidin
Khulafaur Rasyidin diambil dari kata Khulafa dan Ar-Rasyidin. Khulafa
memiliki arti pengganti karena berasal dari kata khalifah sedangkan Ar-Rasyid
memiliki arti mendapat petunjuk. Jadi, jika diartikan khulafaur rasyidin adalah
orang-orang yang ditunjuk sebagai pengganti dari Allah SWT. Menurut istilah,
Khulafaur Rasyidin memiliki arti sebagai pemimpin umat dan kepala negara yang
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. Untuk meneruskan perjuangan dari Nabi
Muhammad SAW.
Khulafaur Rasyidin terdapat empat orang khalifah (pemimpin) yang
ditunjuk dan dipercaya untuk meneruskan kepemimpinan nabi Muhammad SAW
setelah beliau wafat. Ke empat orang ini adalah para sahabat dari nabi
Muhammad yang paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran umat
agama islam. Ke empat orang ini diantaranya: Pertama , Abu Bakar Ash-Siddiq
(623 M-634 M). Kedua , Umar bin Khattab (634 M-644 M). Ketiga , Utsman bin
Affan (644 M-655 M). Keempat , Ali bin Abi Thalib (655 M-661 M). 1
Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin berselang tidak lama, hanya
31 tahun. Meskipun begitu, Khulafaur Rasyidin berhasil menyelamatkan akidah
islam kaum muslim terhadap kaum murtad dan para nabi palsu.

1. Sejarah Kelahiran Abu Bakar


Abu Bakar Ash-Siddiq merupakan anak dari Abn Quhafah, dan khalifah
pertama pada al-khulafa Ar Rasyidin. Abu Bakar Ash-Siddiq merupakan salah
satu sahabat dari Nabi Muhammad yang memiliki nama panjang yaitu Abdullah
Abi Quhafah At-Tamimi. Sebelum masuk agama islam, bernama Abu Ka’bah.
Kemudian setelah beliau masuk agama islam, bernama Abu Bakar. Nama yang
diberikan oleh Nabi Muhamad. Beliau lahir di makkah 2 tahun setalah kelahiran
Nabi Muhammad yaitu 573 M pada 27 Oktober. Beliau wafat pada tanggal 23
Jumadil akhir tahun 13 H. Bertepatan pada bulan Agustus 634 M dan pada saat

1
www.masuk-islam.com diakses pada Senin, 21 Februari 2022 pkl. 09.00 WIB
itu usia beliau 63 tahun. Usia yang 3 tahun lebih muda dari Nabi Muhammad
SAW.
Abu Bakar diberikan julukan sebagai Ash-Siddiq. Karena ia
membenarkan peristiwa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi
mengatakan ‘Sesungguhnya tidak ada seorang pun diantara manusia yang
sanggup berkorban dengan diri karena aku selain Abu Bakar bin Abi Qhuafah.
Sekiranya aku ingin mengambil seorang kekasih, aku akan mengambil Abu Bakar
sebagai kekasihku. Akan tetapi persaudaraan islam lebih utama. Hendaklah
kalian menutup semua pintu yang ada dimasjid ini keculai Abu Bakar.’ (HR.
Bukhari). Tidak hanya itu, Abu Bakar pun diberikan julukan Al-Atiq yang artinya
dibebaskan karena Rasulullah pernah mengatakan “Anda adalah orang
dibebaskan oleh Allah dari api neraka”. 2
2. Proses pemilihan kekhalifahan
Rasulullah wafat pada hari senin, 12 rabi’ul awal tahun 11 hijriah atau 8
Juni 632 Masehi dan ketika beliau berusia 63 tahun. Pada saat itulah (Rasulullah
wafat), pada saat itu pula kaum umat muslim dihadapakan masalah yang berat.
Karena sebelum meninggal, beliau tidak menitipkan apapun terlebih tentang siapa
yang akan menjadi pemimpin penggantinya. Akan tetapi, beliau menjelaskan
bahwa tidak ada rasulullah lain yang akan menggantikannya. Dengan wafatnya
Rasulullah, maka berakhirlah pula tradisi unik pada sejarah agama islam dimana
adanya kehadiran seorang pemimpin tunggal yang memiliki otoritas spiritual dan
temporal (duniawi) yang berdasarkan kenabian dan bersumberkan wahyu ilahi.
Pada pengikut rasullah kebingungan karena mereka tidak tahu siapa yang akan
meneruskan ini, disamping itu mereka juga tidak ingin kehilangan sosok
pemimpin, sahabat serta yang membimbing mereka ke jalan yang benar.
Disamping itu golongan Anshar datang dan berkumpul ditempat yang biasanya
dijadikan tempat pertemuan dan musyawarah penduduk kota madinah.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh sa’ad bin Ubadah (tokoh terkemuka suku
Khazraj). Pertemuan tersebut sampai pada calon yang bisa diterima oleh
sekelompok.

2
Mushthafa Murad, kisah hidup abu bakar ash-shiddiq. (Jakarta: Zaman, 2009), hlm. 34.
Masing-masing mengajukan calonnya dan calon yang berhak atas
kekhalifahan diantaranya terdiri dari, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin
Ubadah. Namun terjadi perlawanan lain yang terjadi di Saqifah tepatnya di balai
pertemuan bani Sa’idah. Perselisihan tersebut berakhir dengan Abu Bakar sebagai
khalifah. Sebelumnya, pencalonan Abu Bakar ini mendapat perlawanan dari
golongan anshar maupun Ali bin Abi Thalib dan para pengikutnya. Karena
menurut mereka Ali lah yang pantas menjadi khalifah. Kaum anshar berargumen
bahwa mereka lah yang telah banyak menolong rasulullah dan kaum muhajirin
dari kerajaan dan penindasan orang-orang kafir Quraisy.
Kaum Muhajirin yakni yang terdiri dari Abu Bakar, Umar dan Abu
Ubaidah bin Jarrah mengetahui adanya pertemuan-pertemuan tersebut, sehingga
mereka langsung menuju ke tempat Balai Rung Bani Sa’idah. Saat itu terjadilah
perdebatan yang cukup lama, hingga akhirnya Abu Bakar menawarkan dua tokoh
dari quraish untuk dipilih sebagai khalifah diantaranya ada Umar bin Khattab dan
Abu Ubaidah bin Jarrah. Dengan usulan tersebut, kaum anshar terkesan dan tidak
membantah. Abu Bakar menawarkan untuk memilih salah satu dari dua tokoh
yang ia sebutkan tadi, namun Umar bin Khattab menolak dan langsung
mengarahkan tangannya kepada Abu Bakar dan membai’atnya kemudian disusul
oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Dan akhirnya diikuti pula oleh kaum Anshar untuk
membai’at Abu Bakar.
3. Masa pemerintahan Abu Bakar
Pada masa awal pemerintahan Abu Bakar, menimbulkan banyak
kericuhan. Penyebab terjadinya sebagai berikut:
a. Perang dan munculnya orang-orang murtad
Orang-orang murtad, biasanya ingin memisahkan diri dari orang
muslim. Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh
Abu Bakar Ash-Siddiq. Karena hal itu membuat hati para muslim menjadi
ragu sehingga menimbulkan kekacaun. Jika permasalah tersebut semakin
lama semakin dibiarkan maka umat muslim akan terpecah belah. Oleh
karena itu, Abu Bakar membuat strategi. berbagai macam strategi
diantaranya :
a) Menyuruh para penduduk Madinah untuk berdiam diri di masjid
dan mempertahankan diri jika musuh datang.
b) Mengatur penjagaan dan pembatasan di madinah dan tetap berada
di pos masing-masing.
c) Masing-masing pos memiliki seseorang yang bertanggung jawab
diantaranya ali bin abi thalib, Zbair bin Al Awwan, Thallah bin
Ubaidillah, Aa’d bin Abu Waqqas, Abdurrahman bin Auf dan
Abdullah bin Mas’ud.
b. banyak orang-orang yang mengaku sebagai nabi atau istilahnya nabi
palsu,
c. pemberontakan kaum arab dan banyak orang-orang yang ingkar
membayar zakat.
Untuk nabi palsu, pada zaman nabi Muhammad pun nabi para nabi palsu
yang mengaku sebagai nabi sudah ada. Sedangkan pemberontakan suku atau
kaum Arab ini, mereka menganggap bahwa perjanjian damai tersebut mereka
buat bersama nabi lalu pada saat nabi wafat mereka menganggap perjanjian
tersebut sudah berakhir. Menghadapi situasi tersebut Abu Bakar memusatkan
seluruh perhatiannya untuk menciptakan stabilitas umatnya mengembalikan
akidah sebagian mereka yang telah murka dan memaksa mereka yang tidak mau
membayar zakat. Kemudian perhatian Abu Bakar terpusat pada orang-orang yang
pembangkang dan orang-orang yang murtad sehingga pada hal ini tugas Abu
Bakar adalah membersihkan islam dari masalah tersebut.
Pada masa kepemimpinan yang singkat, Abu Bakar juga melakukan
kebijakan luar negeri. Seperti penaklukan daerah-daerah yang baru serta menahan
musuh-musuh luar. Pada masa khalifah Abu Bakar, bersifat sentral yang berarti
bahwa kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat ditangan khalifah.
Selain menjalankan pemerintahan, Abu Bakar juga melaksanakan hukum dengan
selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Secara umum, kebijakan
pada masa Abu Bakar tersebut tidak jauh berbeda dengan masa Rasulullah.
tujuannya untuk menjaga keutuhan dan kesejahteraan umat islam, antara lain
sebagai berikut:
a. Ia menetapkan bahwa gaji untuk khalifah berasal dari baitul mal
b. Menetapkan jalannya musyawarah sebagai pemutus perkara dan
mengangkat dewan syura atau dimasa sekarang disebut dengan dewan
legislatif (Umar Bin Khattab)
c. Abu Bakar membentuk dewan syariah sebagai embrio bagi lembaga
peradilan islam yang memiliki tugas untuk memutuskan berbagai perkara
yang dihadapi umat islam
d. Abu bakar mengutus beberapa para sahabat untuk menjadi wakil khalifah
diberbagai wilayah. Diantaranya ada,
a) Itab ibn Asid sebagai gubernur Makkah
b) Utsman ibn Abi Al-Ash sebagai gubernur Taif
c) Al-Muhajir ibn Abi Umayyah sebagai gubernur Shana’a
d) Ya’la ibn Umayyah sebagai gubernur Kahulan
e) Abu Musa Al-asy’ari sebagai gubernur Zabid dan Rafa
f) Abdullah ibn Nur sebagai gubernur Jarasy
g) Muaz ibn Jabal sebagai gubernur Yaman
h) Jarir ibn Abdillah sebagai gubernur Najran
i) Al-ala ibn Al-Khadrami sebagai gubernur Bahrain
j) Hudzaifah al-ghalfani sebagai gubernur oaman
k) Sulaith ibn qais sebagai gubernur yamamah3

B. Peradaban Islam Pada Masa Kini


Pada zaman Khulafaur Rosidin yang dipimpin pertama kali oleh Abu Bakar.
Banyak juga rintangan-rintangan yang perlu dihadapi oleh khalifah Abu Bakar untuk
menjadi pemimpin lantaran banyak orang-orang yang murtad lantaran keimanan
mereka masih belum kuat dan tergoyahkan oleh ajaran terdahulu mereka.

Kejadian-kejadian yang terjadi dari masa Khalifah Abu Bakar sampai saat ini masih
dapat kita temui di kehidupan
a. Permasalahan di zaman khalifah Abu Bakar yang terjadi hingga sekarang :
1. Nabi palsu bahkan hingga saat ini masih banyak yang mengaku sebagai nabi,
padahal dalam salah satu ayat Al-Quran juga sudah jelas bahwa setelah Nabi
Muhammad saw tidak akan ada nabi dan rasul. Karena Nabi Muhammad
merupakan nabi dan rosul yang terakhir dan merupakan penyempurna nabi dan
rosul sebelum-sebelumnya.

3
Mushthafa Murad, kisah hidup abu bakar ash-shiddiq. (Jakarta: Zaman, 2009), hlm. 135.
2. Orang-orang yang murtad. Banyak orang-orang dizaman sekarang juga murtad
dikarenakan malah percintaan, detox dari negara-negara barat terutama agama
yang mayoritasnya non-muslim, dan lain-lain sebagainya.
3. Kumpulan orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Dimasa kini masih
banyak juga kita jumpai banyak orang yang mampu bahkan kaya raya yang
enggan untuk membayar zakat. Banyak orang-orang sekarang malah
berlomba-lomba untuk menimbuk harta sebanyak-banyaknya.
b. Kemudian sistem pemerintahan dan politik dimasa kepemimpinan Abu Bakar
yang masih hingga sekarang :
1. Dimasa Abu Bakar bentuk kepemimpinan yang bersifat sentral hampir sama
seperti bentuk pemerintahan kita, bahwa kekuasaan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif terpusat pada satu tangan yaitu khalifah. Jika sekarang dapat kita
ketahui sebagi presiden.
2. Cara pemilihan pemimpin Abu Bakar dapat menjadi pemimpin umat muslim
setelah nabi Muhammad saw setelah langsung ditunjuk oleh Umar bin Khatab
dan Umar langsung membai'at Abu Bakar kemudian diikuti oleh kaum anshar.
Ini disebut dengan Aklamasi yang masih ada sistem tersebut dinegara RRC,
Vatikan, dan lain2.
3. Melakukan musyawarah bersama untuk menetapkan suatu hukum yang ada
diwilayah atau suatu negara dan menyelesaikan suatu masalahan.
4. Menetapkan jalannya musyawarah sebagai pemutus perkara dan mengangkat
dewan syura atau dimasa sekarang disebut dengan dewan legislatif.
5. Abu Bakar membentuk dewan syariah sebagai embrio bagi lembaga peradilan
islam yang memiliki tugas untuk memutuskan berbagai perkara yang dihadapi
umat Islam. Ketika dimasa kini dan negara kita biasa disebut sebagai MUI.
6. Abu Bakar membentuk wakil khalifah disuatu wilayah, yang kita jumpai
sekarang sebagai Gubernur.

C. Peradaban Islam Pada Masa Yang Akan Datang


Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk beragama Islam sangat
tinggi. Tapi juga dengan angka toleransi yang cukup besar, dimana banyak berdiri
masjid dan juga tempat ibadah lainnya berdekatan. Seperti contohnya di salah satu
wilayah di Wiyungan, Surabaya.
Abu Bakar, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa AtTamimi. Dia
memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebih sedikit, yang dihabiskannya
terutama untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang muncul akibat wafatnya
nabi. Terpilihnya Abu Bakar telah membangun kembali kesadaran dan tekad umat
untuk bersatu melanjutkan tugas tugas mulia nabi.

Ia menyadari bahwa kekuatan kepemimpinannya bertumpu pada komunitas


yang besatu ini, yang pertama kali menjadi perhatian khalifah adalah merealisasikan
keinginan nabi yang hampir tidak terlaksana, yaitu mengirimkan ekspedisi ke
perbatasan Suriah di bawah pimpinan Usamah. Hal tersebut dilakukan untuk membalas
pembunuhan ayahnya, Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam perang
Mutah.

Mungkin jika pada masa itu masih terbawa hingga sekarang maka akan banyak
peradapan dengan pemikiran yang tegas dan baik tetapi nantinya tidak mengikuti zaman
dan juga akan tertinggal. Tetapi tentu saja hal tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan untuk bagaimana ke depannya. Kita bisa menjaga apa yang sudah
ditinggalkan oleh pemimpin sebelum kita dan juga melanjutkannya untuk menjaga
Islam bersama sama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai umat Islam dimasa kini alangkah kita sebaiknya banyak-banyak
bersyukur karena media untuk dakwah kita semakin dipermudah tatanan pemerintahan
yang sudah terstruktur dengan baik dan mungkin untuk kedepannya akan tambah lebih
baik. Berbeda pada saat zaman Abu Bakar sebagai pemimpin banyak orang-orang yang
murtad dan kebiasaan-kebiasaan dari jahiliyahnya sebagian kembali seperti semula,
meskipun tatanan kepemimpinan sudah ada namun belum sebaik yang sekarang
ditambah masyarakat arab yang pada saat itu susah untuk diatur. Maka dari itu kita
sebagai penerus umat muslim patut bersyukur dizaman sekarang. Berdakwah juga
sudah mudah bisa lewat media sosial yang kita miliki sudah bisa membagikan hal-hal
yang baik kepada teman, kerabat, ataupun saudara-saudara kita. Meskipun ada juga
masalah-masalah yang lampau masih juga ada hingga saat ini seperti berjudi,
meminum-minuman keras, hubungan diluar nikah, dan masih banyak yang lainnya.
Namun kita sebagai penerus umat yang baik kita jangan pernah letih untuk senantiasa
mengingatkan dengan cara yang baik-baik pula dan jangan sekali-kali kita
menggunakan paksaan apalagi dengan kekerasan karena dengan kita berdakwah
menyampaikan secara kasar akan menjadikan orang yang kita ingatkan merasa tertekan
dan enggan untuk mendengarkan dan melakukan saran dari kita. Ini semua demi
keberlangsungan kebaikan umat muslim pada masa kini atau pun masa depan agar
bertambah baik lagi sehingga persaudaraan umat Islam semakin maju dan berkembang
keseluruh dunia.
B. Saran
Kami selaku penulis menyadari banyak sekali kesalahan dari makalah ini dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis perlu adanya kritik dan saran dari
teman-teman dan bu dosen selaku dosen mata kuliah sejarah peradaban islam.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmatullah, Muhammad. (2014). Kepemimpinan khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq. Jurnal


Khatulistiwa. Vol 4(2).

Siri, Hasnani. (2017). Abu Bakar: Fungsi kekhalifahan dan kebijaksanaannya memerangi kaum
murtad. Jurnal pemikiran islam. Vol 3(1).

Mushthafa Murad, kisah hidup abu bakar ash-shiddiq. (Jakarta: Zaman, 2009), hlm. 34.

Mushthafa Murad, kisah hidup abu bakar ash-shiddiq. (Jakarta: Zaman, 2009), hlm. 135.

Anda mungkin juga menyukai