Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK Iv

SEJARAH DAKWAH

BENTUK-BENTUK DAKWAH KHULAFAUR RASYIDIN

DISUSUN OLEH KELOMPOK IV :

Deju Harpenda : 2212010080


Muhammad Ihsan : 2212010081
Saddam Habib Nasution : 2212010090

DOSEN PENGAMPU :
Bpk. Dr. Zainal, M.Ag

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
KEMENTRIAN AGAMA RI
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
lafadzkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Sejarah
Dakwah.

Makalah Sejarah Dakwah “Bentuk-bentuk Dakwah Khulafaur Rasyidin” ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman-teman dari kelompok kami,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 19 Maret 2023

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................II

DAFTAR ISI......................................................................................................III

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN....................................................................................2

A. Apa Itu Khulafaur Rasyidin...............................................................................2

B. Dakwah Pada Masa Khulafaur Rasyidin...............................................................6

C. Metode Dakwah Pada Masa Khulafaur Rasyidin....................................................6

BAB III : PENUTUP............................................................................................9

A. Kesimpulan....................................................................................................9

B. Kritik Dan Saran............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Khulafaur Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun adalah wakil-wakil atau
khalifah-khalifah yang benar atau lurus. Mereka adalah waris kepemimpinan
Rasulullah selepas kewafatan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Para tokoh ini
merupakan orang-orang yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan
keputusan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Pada
saat perlantikan mereka dibuat secara syura yaitu perbincangan para sahabat atau
pilihan khalifah sebelum.
Selepas pemerintahan ini, kerajaan Islam diganti oleh kerajaan Ummaiyyah.
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi Muhammad SAW wafat untuk
menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala
pemerintahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Khulafaur Rasyidin ?
2. Dakwah Yang Seperti Apa Pada Masa Khulafaur Rasyidin ?
3. Metode Apa Saja Yang Digunakan Oleh Khulafaur Rasyidin ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Apa Itu Khulafaur Rasyidin.
2. Mengetahui Dakwah Seperti Apa Pada Masa Khulafaur Rasyidin.
3. Mengetahui Metode Apa Saja Yang Digunakan Pada Masa Khulafur Rasyidin.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KHULAFAUR RASYIDIN


Khulafaur Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun adalah wakil-wakil atau khalifah-
khalifah yang benar atau lurus. Mereka adalah waris kepemimpinan Rasulullah selepas
kewafatan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Para tokoh ini merupakan orang-orang
yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan keputusan dan menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Pada saat perlantikan mereka dibuat
secara syura yaitu perbincangan para sahabat atau pilihan khalifah sebelum.
Selepas pemerintahan ini, kerajaan Islam diganti oleh kerajaan Ummaiyyah.
Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi Muhammad SAW wafat untuk
menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala
pemerintahan.
Adapun Khulafaur Rasyidin dalam sejarah islam yang dimaksud terdiri daripada
empat orang sahabat sebagai berikut:

- Saidina Abu Bakar ( 632-634 M )

- Saidina Umar bin Khatab ( 634-644 M )

- Saidina Uthman bin Affan ( 644-656 M )

- Saidina Ali bin Abi Talib ( 656-661 M )

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (Th.11-13 H/632-634 M)


Lahir dengan nama Abdus Syams, adalah khalifah pertama Islam setelah
kematian Nabi Muhammad. Ia adalah salah seorang petinggi Mekkah dari
suku Quraisy. Setelah memeluk Islam namanya diganti menjadi Abu Bakar. Ia
digelari Ash-Shiddiq yang berarti yang terpercaya setelah ia menjadi orang pertama
yang mengakui peristiwa Isra' Mi'raj. Ia dicatat sebagai salah satu Sahabat Rasulullah
yang peling setia dan terdepan melindungi para pemeluk Islam bahkan terhadap
sukunya sendiri.
Ketika Rasulullah sakit keras, Abu Bakar adalah orang yang ditunjuk olehnya
untuk menggantikannya menjadi Imam dalam Salat. Hal ini menurut sebagian besar

2
ulama merupakan petunjuk dari Nabi Muhammad agar Abu Bakar diangkat menjadi
penerus kepemimpinan Islam, sedangkan sebagian kecil kaum Muslim saat itu, yang
kemudian membentuk aliansi politik Syiah, lebih merujuk kepada Ali bin Abi Thalib
karena ia merupakan keluarga Nabi. Setelah sekian lama perdebatan akhirnya melalui
keputusan bersama umat islam saat itu, Abu Bakar diangkat sebagai pemimpin
pertama umat islam setelah wafatnya Nabi. Abu Bakar memimpin selama dua tahun
dari tahun 632 sejak kematian Muhammad hingga tahun 634 M.
Selama dua tahun masa kepemimpinan Abu Bakar, masyarakat Arab di bawah
Islam mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan penegakan hukum.
Selama masa kepemimpinannya pula, Abu bakar berhasil memperluas daerah
kekuasaan islam ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga menaklukkan sebagian
daerah kekaisaran Bizantium. Abu Bakar meninggal saat berusia 61 tahun pada tahun
634 M akibat sakit yang dialaminya. Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun.
Pada tahun 634 M ia meninggal dunia.

2. Umar Bin Khatab (Th.13-23 H/634-644 M)


Adalah khalifah ke-2 dalam sejarah Islam. pengangkatan umar bukan
berdasarkan konsensus tetapi berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkan oleh Abu
Bakar. Hal ini tidak menimbulkan pertentangan berarti di kalangan umat islam saat
itu karena umat Muslim sangat mengenal Umar sebagai orang yang paling dekat dan
paling setia membela ajaran Islam. Hanya segelintir kaum, yang kelak menjadi
golongan Syi'ah, yang tetap berpendapat bahwa seharusnya Ali yang menjadi
khalifah. Umar memerintah selama sepuluh tahun dari tahun 634 hingga 644.
Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah
dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar ibn Khatthab sebagai
penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan
dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata
diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar
menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dari Rasulullah). Ia juga
memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang yang beriman). Di
zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) meliputi Jazirah
Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.

3
Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya
berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi, budak dari Persia
bernama Abu Lu'lu'ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh
jalan yang dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta
kepada mereka untuk memilih salah seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam
orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash,
Abdurrahman ibn 'Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil
menunjuk Utsman sebagai khalifah, melalui proses yang agak ketat dengan Ali ibn
Abi Thalib.

3. Ustman Bin Affan (Th.23-35 H/644-656 M)


Usman Bin Affan adalah termasuk saudagar besar dan kaya dan sangat
pemurah menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat islam. Usman
dianggap menjadi Kholifah hasil dari pemilihan panitia enam yang ditunjuk oleh
Kholifah Umar bin Khattab menjelang beliau akan meninggal.
Pada masa Kholifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak
jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan
apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai
pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasullullah yang
tidak diperbolehkan meninggalkan madinah dimasa Umar, diberikan kelonggaran
untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat
besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan
lebih mudah di jangkau oleh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar islam
dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat
bisa memilih tempat mereka inginkan untuk memberikan pendidikan pada
masyarakat. Kholifah Usman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah
berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini
yang berpengaruh luar biasa bagi pendidikan islam, yaitu untuk mengumpulkan
tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Berdasarkan hal-hal ini, Kholifah Usman
memerintahkan kepada tim untuk menyalin tersebut, ada pun tim tersebut adalah :
Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Zaid bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist.
Kholifah usman memerintah selama dua belas tahun itu dari tahun 644 sehingga
tahun 656. Antara pembaharuan yang dibuat ialah menubuhkan Angkatan Tentera

4
Laut yang diketuai oleh Muawiyah dan membuat dasar terbuka dalam hubungan
politik dan urusan dagangan Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian
daripada Afrika Utara, dan Cyprus menjadi sebahagian daripada empayar Islam.
Beliau wafat pada usia 82 tahun, meninggalnya karena tikaman pedang Humran bin
Sudan, saat beliau membaca Al-Qur'an. yang tidak puas hati dengan
pemerintahannya.

4. Ali Bin Abi Thalib (Th.35-40 H/656-661 M)


Ia adalah sepupu Nabi Muhammad. Putra dari Abu Thalib. Usianya 32 tahun
lebih muda dari Nabi. Ia mendapat asuhan langsung dari beliau. Tidaklah
mengherankan jika beliaulah dari golongan anak-anak pertama masuk Islam setelah
Nabi diangkat menjadi Rasul. Maka, pantas bila pengetahuan Ali tentang Islam
sangat luas. Juga terkenal sangat teguh dalam memegang ajaran agama.
Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib ini, Islam banyak mengalami
kemunduran. Bermula dari banyaknya pihak yang menuntut dendam atas
terbunuhnya Ustman bin Affan. Terutama dari golongan Bani Umayyah dan dari
kelompok Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw.
Setelah usaha menenangkan banyak golongan yang menuntut balas atas
kematian Khalifah Ustman dengan jalan damai tidak berhasil, maka ditempuhlah
peperangan. Pertama, terjadi perang Waq'atul Jamali atau peperangan unta antara
pasukan Khalifah Ali dengan pasukan Aisyah. Perang saudara ini terjadi pada tahun
36 H/657 M akibat hasutan Abdullah bin Saba'.
Dalam perang ini, pasukan Ali memperoleh kemenangan. Aisyah
dikembalikan ke Madinah dengan hormat dan dimuliakan.
Perang kedua yang terjadi antara pasukan Khalifah Ali dengan pasukan
golongan Umaiyyah yang dipimpin oleh Amer bin Ash. Perang ini dinamakan
perang Shiffin, terjadi di dekat Sungai Furat (Ifrat) pada tahun 36 H/658 M.
Menjelang kekalahannya, Amer bin Ash mengajak pasukan Ali ke meja
perundingan. Siasat Amer bin Ash ini berhasil. Khalifah Ali berhasil dicopy dari
jabatannya dan diangkatlah Muawiyah.

5
Khalifah Ali wafat pada usia 63 tahun, setelah memerintah selama 5 tahun. Ia
terbunuh oleh Abdurrahman bin Muljim, seorang dari aliran Khawarij, yaitu aliran
yang tidak memihak pada Khalifah Ali, juga tidak merencanakan pembunuhan
terhadap Khalifah Ali, Muawiyah dan Amer bin Ash. Mereka berargumentasi, jika
ketiga pemimpin tersebut terbunuh, umat Islam dapat dipersatukan.

B. DAKWAH PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN


Pengganti Rasulullah adalah Khulafa’ur Rasyidin, mereka adalah Abu Bakar
Asidiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib. Ke empat sahabat
Nabi ini berperan sebagai ulama’ yang menyebarkan Agama Islam sekaligus berperan
sebagai seorang Khalifah.
Kondisi mad’u pada masa khulafaur Rasyidin adalah bersifat ijabah, karena pada
masa Rasulullah sudah banyak orang yang memeluk Agama Islam. Khulafaur Rasyidin
hanya tinggal meneruskan perjuangan dakwah rasulullah, namun masih banyak umat
yang belum menerima Islam sebagai Agamanya, seperti orang-orang Qurasyi dan
Yahudi, sehingga mad’u pada masa Kulafaur Rasyidin bercorak ijabah dan ummah.
Adapun materi yang diterapkan pada masa khulafaur Rasyidin adalah aqidah,
syari’ah dan mu’amalah. Adapun aqidah dengan cara mentauhidkan, atau Meng Esakan
Allah, sedangkan syari’ah dengan diajarkannya tata cara tentang berwudhu, sholat dan
mambaca Al-Qur’an, sedangkan mu’amalah yaitu dengan ditetapkannya zakat bagi
orang-orang muslim yang diserahkan kepada baiulmal dan pajak bagi orang-orang non
muslim.

C. METODE YANG DIGUNAKAN PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN.


Ada bermacam-macam metode yang digunakan dalam berdakwah pada masa
Khulafaur Rasyidin diantaranya sebagai berikut:

- Metode Ceramah
Metode ceramah metode yang dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah
dengan cara ceramah yang dilakukan di masjid-masjid.

- Metode Missi (Bi’tsah)


Penyebaran Agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan dengan cara mengutus para
da’i. Apabila ada yang menentang atau memberontak maka dilakukan peperangan atau
jihad.

6
- Metode Korespondensi
Sebelum para da’i dikirim ke daerah-daerah yang akan di dakwahi, terlebih dahulu
dikirim surat sebagai pengantar.

- Metode Ekspansi
Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara ekspansi atau perluasan wilayah.
Ekspansi yang dilakukan meliputi kawasan Syiria dan Palestina, Irak dan Persia, Mesir,
Khurasan, Armenia, Afrika Utara.

- Metode Tanya-jawab
Metode Tanya-jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan Tanya-jawab
untuk mengetahui sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau
menguasai materi dakwah.

- Metode Karya Tulis


Metode karya tulis dengan dikumpulkannya lembaran-lembaran sebagai Mushaf, dan
pada masa khalifah Utsman dibukukan menjadi sebuah Al-Qur’an.

- Metode Diskusi
Pada Abu Bakar, beliau berdiskusi dengan Chyrus, pemimipin Romawi dan terjadi
kesempatan untuk berdamai .

- Metode Konseling
Pada masa khulafaurrasyidin, para Khalifah mengajarkan secara langsung cara
membaca Al-quran, tata cara berwudhu’, shalat dan cara-cara yang lainya dalam hal
apapun yang di rasa belum di ketahui oleh ummat.

- Metode Kelembagaan
Pada masa khalifah umar bin khatab sudah mampu mengatur dalam sebuah
kelembagaan yang di sebut Baitul Mal yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
harta kekayaan Negara.

- Metode Keteladanan
Para khulafa’urrasyidin memiliki sifat yang cerdik, pandai, adil, dermawan dan
bijaksana dalam mengambil keputusan.

- Metode Propaganda
Didalam proses dakwah pasti terdapat unsur propaganda, guna untuk mempengaruhi
seorang mad’u.

7
- Metode Silaturah
Pada masa khulafa’urrasyidin, para khalifah berkunjung ke daerah-daerah kekuasaanya
untuk mengetahui perkembangannya.

Media yang digunakan pada masa khulafaur Rasyidin adalah:

- Media Masjid
Masjid di jadikannya sebagai tempat atau sasaran utama oleh para Khulafa’ur Rasyidin,
selain itu dijadikan sebagai tempat pengajaran Al-Quran dan Al-Hadits.

- Media Cetak
Khulafaurrasyidin mengumpulkan Al-Qur’an dan membukukannya, kemudian di
sebarkannaya ke seluruh wilayah kekuasaan Islam, yang terjadi pada masa Usman Bin
Affan.

- Lembaga Pendidikan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, Abu Sofyan mengajarkan Al-Qur’an kepada
penduduk perkampungan. Barang siapa yang buta huruf Al Quran akan dikenakan
sanksi cambuk.

- Lembaga Kantor/pemerintahan
Fungsi dari Lembaga Kantor/pemerintahan yaitu bisa juga digunakan sebagai pusat
segala aktivitas pemerintahan, seperti gedung-gedung DPR atau istana Negara. Dan
pemerintahan pada masa Khulafa’ur Rasyidin ini pemerintahannya dijalankan sesuai
dengan nilai-nilai ke Islaman, misalnya pada masa Umar Bin Khattab dibuat sebuah
kebijakan untuk membuat sebuah badan yang mengurus zakat. Ini dilakukan agar
pembagian zakat bisa diantar dengan baik dan bisa memebantu prang miskin. Pada
aktivitas beginilah lembaga Kantor/pemerintahan digunakan atau dibutuhkan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
1. Khulafa' berarti jama' dari khalifah yang memiliki arti “pengganti“. Sedangkan
kata Ar-Rasyidin yaitu “mendapat petunjuk.” Jadi Khulafaur Rasyidin adalah
para pengganti yang mendapatkan petunjuk. Khulafaur Rasyidin ialah para
pemimpin yang menggantikan tugas- tugas Rasulullah SAW. Para khalifah ini
hanya ada 4 orang yang terdiri dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan serta Ali bin Abi Thalib.
2. Strategi Khulafaur Rasyidin :
- Mendokumentasi Al-Quran dan membukukannya.
- Meluaskan dan mengembangkan wilayah kekuasaan islam.
- Membagi wilayah pemerintahan.
- Membentuk dewan-dewan rakyat.
- Mengeluarkan undang-undang yang adil.
- Melakukan pembangunan.
3. Penyebaran Agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan dengan cara
mengutus para da'i. Sebelum para da'i dikirim ke daerah-daerah yang akan di
dakwahi, terlebih dahulu dikirim surat sebagai pengantar. Penyebaran Agama
Islam dilakukan dengan cara ekspansi atau perluasan wilayah.
4. Adapun Yang Menjadi Visi Dan Misi :
- Melanjutkan dakwah dan ajaran Rasulullah.
- Membina, mengatur, dan mengarahkan umat Islam sesuai dengan Al-
Quran dan sunnah.
- Melanjutkan pemerintahan yang telah dibangun Rasulullah.
- Memerangi kaum murtad yang merusak ajaran agama.
- Memperluas wilayah kekuasaan Islam
5. Banyak metode dan media yang digunakan sesuai dengan keadaan masyarakat
dan kondisi lingkungan yang dilakukan Khalifaur Rasyidin pada saat itu.

9
B. Kritik Dan Saran.
Pokok pembahasan tulisan ini sudah di paparkan di depan. Besar harapan
penulissemoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbaatasan pengetahuan
dan bahan kajian, pemakalah menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, di mohonkan saran dan kritiknya agar tulisan ini dapat
disajikan dengan lebih sempurna lagi kedepannya

10
DAFTAR PUSTAKA

Samsul Munir A. 2014, Sejarah Dakwah. ( Imprint Bumi Aksara, Amzah : Jakarta ).

Asep Saeful Muhtadi, dkk, Metode Penelitian Dakwah. ( Bandung Pustaka Setia )
2003.

Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni Polah, Pengantar Sejarah Dakwah (Jakarta, Kencana
Prenada Media Group), 2007

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/almunir/article/download/723/597

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/84/78

Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah Islam, (Jakarta: Widjaya, 1981).

Amin Samsul Munir, Sejarah Perkembangan Islam, Jakarta : Amzah, 2009.


https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/adabiyah/article/view/699

11

Anda mungkin juga menyukai