Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 3
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Masa Khulafaur Rasyidin”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw.
Kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya. Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada Ibu Rani Suryandari, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam yang telah memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw pada tahun 632 M di Madinah,
munculah pengganti Nabi yang diberi gelar Khalifah artinya secara harfiah adalah
orang yang mengikuti, pengganti. Khalifah tersebut terdiri dari Abu Bakar (632-
634M), Umar bin Khattab (634-644M),Utsman bin Affan (644-656M), dan Ali ibn
Abi Thalib (656-661M). Mereka merupakan parasahabat Nabi, yang semuanya
dekat hubungannya dengan beliau, baik melalui darah ataupunmelalui perkawinan.
Abu Bakar adalah ayah istri Nabi Muhammad yang bernama Aisyah, dan jugasalah
seorang pendukungya yang paling tua dan terpercaya. Abu Bakar lah yang
menancapkanotoritas Madinah ke seluruh pelosok Jazirah Arabia setelah suku-suku
Badui membatalkan Bai’at (sumpah setia) pribadi mereka kepada Muhammad
(Peperangan Ridda). Begitulah pula denganUmar mempunyai putri yang juga
menikah dengan Nabi. Di bawah umar yang perkasa, energi pemberani orang-orang
Arab gurun diarahkan untuk menaklukan wilayah-wilayah Byzantium.
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Khulafaur Rasyidin.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur
Rasyidin.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ely Zainudin, Peradaban Islam Pada Masa Khulafahur Rasyidin, Intelegensi Vol 03 No 01
2015, hlm 51-52.
2
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Yogyakarta: Diva press, 2021) hlm 184
3
Ahmad Saufi, Hasmi Fadillah, Sejarah Perdaban Islam, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015)
hlm 59
sahabat beliau yang paling berani, dermawan, berpengetahuan, dan bertakwa
kepada Allah Swt. Selain itu, ia pun sahabat yang paling dikasihi oleh beliau.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw. Pada zaman
pra-Islam, ia bernama Abdul Ka'bah, kemudian diganti oleh beliau menjadi
Abdullah. Sebutan lain baginya adalah Atik (lolos/ lepas). Nama Abdul Ka'bah
berawal dari kenyataan bahwa ibunya setiap kali melahirkan anak laki-laki, pasti
meninggal dunia. Begitu Abu Bakar lahir dan dikaruniai kehidupan, orang
tuanya sangat gembira. Serta merta, dijulukinya anak laki-laki mereka dengan
sebutan Abdul Ka'bah. Ketika anak itu tumbuh menjadi remaja, namanya
bertambah dengan julukan Atik, yang menandakan seolah-olah ia lepas dari
kema- tian. Tetapi, menurut para ahli sejarah, Atik bukanlah nama baginya,
melainkan sekadar julukan, karena kulitnya yang putih bersih. Dalam riwayat
lainnya, dikisahkan bahwa Aisyah, putrinya, pernah ditanya mengenai faktor
yang membuat ayahnya diberi nama Atik. Aisyah pun menceritakan bahwa
suatu saat, Nabi Muhammad Saw. pernah melihat kepada Abu Bakar sambil
berkata, "Inilah Atik Allah dari api neraka."
Dalam kesempatan lainnya, Abu Bakar menemui Nabi Muhammad Saw.
bersama para sahabat. Begitu melihat Abu Bakar, beliau berucap, "Barang siapa
senang melihat orang yang lolos (Atik) dari api neraka, maka lihatlah kepadanya
(Abu Bakar)."
Abu Bakar lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada 23 Jumadil Akhir tahun 13
H, bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usia nya 63 tahun; usianya
lebih muda 3 tahun ketimbang Nabi Muhammad Saw. Ia diberi julukan Abu
Bakar atau pelopor pagi hari, karena ia termasuk pria yang masuk Islam pertama
kali. Sedangkan, gelar ash- Shiddiq diperoleh karena ia senantiasa membenarkan
semua hal yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw., terutama saat peristiwa
Isra' Mi'raj.
Abu Bakar adalah putra dari keluarga bangsawan yang terhormat di Makkah.
Semasa kecil, ia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati, serta
kemuliaan akhlaknya, sehingga setiap orang mencintainya. Setelah Nabi
Muhammad Saw. wafat, Abu bakar diangkat menjadi khalifah untuk
menggantikan beliau dalam melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama
dan kepala pemerintahan (negara).
Mengenai keislamannya, dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah
Muhammad kepada Perorangan, dituliskan bahwa Abu Bakar masuk Islam
setelah diajak oleh Nabi Muhammad Saw. Kemudian, Abu Bakar
mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah,
Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqas, dan beberapa tokoh penting dalam
Islam lainnya.
Bahkan, sang istri yang bernama Qutaylah binti Abdul Uzza dicerai-kan oleh
Abu Bakar karena tidak menerima Islam sebagai agamanya.Sedangkan, istrinya
yang lain, Ummu Ruman, menjadi muslimah. Juga,semua anaknya, kecuali 'Abd
Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan'Abd Rahman berpisah.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Abu Bakar meninggal dunia pada
23 Agustus 634 di Madinah, karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Ia
dimakamkan di rumah putrinya, Aisyah, di dekat Masjid Nabawi, di samping
makam Nabi Muhammad Saw.4
4
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, hlm.186-187
5
Abrari Syauqi, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: ASWAJA PRESSINDO, 2016) hlm. 13
Untuk menghadapi kaum penyeleweng itu, Abu Bakar bermusyawarah
dengan para sahabat terkemuka. Diputuskan bahwa semua kaum
penyeleweng itu harus diperangi sampai mereka kembali kepada kebenaran.
Kemudian Abu Bakar membentuk 11 pasukan, antara lain dipimpin oleh
Khalid bin Walid, Amr bin Al-Ash, Ikrimah bin Abi Jalal dan Surahbil bin
Hasanah. Kepada mereka dinasehatkan agar hanyamenyerang orang-orang
yang menolak diajak ke jalan yang benar. Perang ini disebut dengan “Perang
Riddah” (perang melawan kemurtadan). Khalid bin Walid yang memimpin
perang melawan
Musailamah yang berhasil mengumpulkan 40.000 orang berlangsung sengit.
Dalam perang itu ribuan orang meninggal, termasuk Musailamah. Pasukan
lain berhasil juga mencapai sasarannya sehingga 6 bulan kemudian para
penyeleweng yang masih hidup kembali kepada kebenaran, termasuk Nabi
palsu Sajah, kecuali Thulaihah masuk Islam di masa khalifah Umar.
Tekad Abu Bakar memerangi kaum penyeleweng telah menyelamatkan
Negara Islam yang masih muda itu. Meskipun untuk itu harus dibayar mahal
dengan gugurnya 70 orang penghafal Al-Qur’an. Bagaimana pun juga, Abu
Bakar telah bertindak tepat dalam mengatasi krisis itu dan untuk itu iapantas
disebut sebagai “juru selamat Islam”. Orang-orang Romawi yang tadinya
berharap agar Islam hancur karena umatnya berperang dengan
sesamanya,menjadi kecewa setelah Abu Bakar berhasil mengatasi situasi.
Kini mereka membujuk suku-suku Badawi di perbatasan utara Jazirah Arab
agar membantunya melawan Islam.6
3) Bidang Ekonomi
Secara umum, ada beberapa kemajuan di bidang ekonomi yang
berhasil dicapai oleh pemerintahan Umar bin Khathab, di antaranya
ialah sebagai berikut:
a) Al-Kharaj
Kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu
yang didapat dengan berperang. Umar bin Khathab mengubah
peraturan ini. Jadi, tanah-tanah itu harus tetap dalam tangan
pemiliknya semula. Namun, bertalian dengan ini, diadakan pajak
tanah (al-kharaj).
b) Ghanimah
Semua harta rampasan perang (ghanimah) dimasukkan ke dalam
baitul mal sebagai salah satu pemasukan negara untuk membantu
rakyat. Ketika itu, peran diwanul jund sangat berarti dalam
mengelola harta tersebut.
c) Pemerataan Zakat
Umar bin Khathab juga melakukan pemerataan terhadap rakyatnya
dan meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan
bagi orang-orang yang diperjinakkan hatinya (al-muallafatu
qulubuhum).
d) Lembaga Perpajakan
Ketika kekuasaan Islam telah meliputi wilayah Persia, Irak, Syria,
dan Mesir, maka yang menjadi persoalan adalah pem- biayaan, baik
yang menyangkut biaya rutin pemerintah mau- pun biaya tentara
yang terus berjuang menyebarkan Islam ke wilayah lainnya. Oleh
karena itu, dalam konteks ini, Ibnu Khadim menerangkan bahwa
institusi perpajakan merupakan kebutuhan bagi kekuasaan raja
yang mengatur pemasukan dan pengeluaran.
5) Bidang Sosial
9
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, hlm. 207-215
10
Akhmad Saufi,Hasmi Fadillah,Sejarah Peradaban,(Banjarmasin:Deeppublish)hal.92
1) Pembukuan al-Qur'an
Salah satu karya monumental yang dipersembahkan Khalifah Utsman
kepada umat Islam adalah penyusunan kitab suci al-Qur'an. Maksud dari
penyusunan itu ialah untuk mengakhiri perbedaan- perbedaan serius
dalam bacaan al-Qur'an. Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada
masa Nabi Muhammad Saw., beliau mem- berikan kelonggaran kepada
kabilah-kabilah Arab untuk mem baca dan menghafalkan al-Qur'an
sesual lohjah (dialek) masing- masing. Seiring bertambah luasnya
wilayah Islam dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama
Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi. Akhirnya, sahabat
Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk
menyeragamkan bacaan.
Pada akhir 24 H awal 25 H, Utsman membentuk panitia yang diketuai
oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah
(salah seorang istri nabi) dan menyeragamkan bacaan Qur'an. Panitia Inl
bekerja dengan cermat, tellt, dan hati-hati sehingga menghasilkan sebuah
mushaf. Sebetulnya, karya ini bukan murni dilakukan khalifah Utsman,
karena gagasan itu telah dirintis sejak kepemimpinan Abu Bakar dan
diteruskan oleh Khalifah Umar. Mushaf Utsmani itu pun tuntas disusun
dan mushaf-mushaf lain yang berbeda dari mushaf utama diperintahkan
untuk dibakar. Kemudian, dewan ini membuat beberapa salinan naskah
al-Qur'an untuk disebarkan ke berbagai daerah atau wilayah
kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya.
11
Abdul Syukur Al-Azizi,Sejarah Terlengkap Perdaban Islam,(Yogyakarta:Diva
Press)2013.hal.97-101
4. Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)
Ali bernama lengkap ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin Hasyim
bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul
Manaf. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari Jum'at 13 Rajab tahun 570 M
atau
32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Beliau tinggal bersama Nabi
Muhammad saw sejak kecil.12
Ali adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak.
Ali adalah orang yang tidur di tempat Nabi, waktu malam beliau hijrah dari
Makkah ke Yatsrib dan menyusul Nabi ke Yatsrib setelah menunaikan segala
amanah yang dipercayakan Nabi kepadanya.
Ali dinikahkan Nabi dengan puterinya Fathimah binti Muhammad s.a.w.
pada tahun ketiga hijrah, saat itu usia Ali dua puluh enam tahun. Dari hasil
pernikahan itu, mereka dikurnia Allah s.w.t. dua orang patera, yaitu Hasan dan
Husein.
Ali terkenal ahli menunggang kuda dan sebagai seorang pemberani. Abu
Bakar dan Umar telah menjadikan Ali sebagai anggota musyawarah dalam
berbagai urusan penting, mengingat Ali adalah seorang faqih dalam agama,di
samping sebagai orang yang cerdas.13
12
Ahmad Saufi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.108
13
Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 90-91
Khathab, kebersamaan dan persatuan mereka masih sangat kental terasa,
mereka memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan, seperti
melakukan perluasan wilayah Islam dan lain sebagainya.
Perubahan cukup besar mulai terasa pada masa peme rintahan
Khalifah Utsman bin Affan. Berbagai kemajuan yang dicapai oleh
khalifah sebelumnya dan kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Utsman,
kaum muslimin mulai terpengaruh pada hal-hal yang bersifat duniawi.
Itulah sebabnya, beban yang harus dipikul oleh penguasa berikutnya
semakin berat. Usaha- usaha Khalifah All dalam mengatasi persoalan
tersebut tetap dilakukan, meskipun ia mendapat tantangan yang sangat
luar binsa. Semua itu bertujuan agar masyarakat merasa aman, tenteram
dan sejahtera. Setelah diangkat menjadi khalifah, dalam bidang pemerin
tahan, ada beberapa hal yang langsung dilakukan oleh Khalifah Ali, di
antaranya ialah sebagai berikut:
a) Mengganti Para Gubernur yang diangkat Khalifah Utsman bin Affan
Semua gubernur yang diangkat oleh Khalifah Utsman Ibnu Affan
terpaksa diganti karena banyak masyarakat yang tidak menyukainya.
Menurut pengamatan Ali, para gubernur inilah yang menyebabkan
timbulnya berbagai gerakan pemberontakan terhadap pemerintahan
Khalifah Utsman bin Affan. Pemberontakan ini pada akhimya
membuat sengsara banyak rakyat, sehingga rakyat pun tidak suka
terhadap mereka. Berdasarkan pengamatan inilah, kemudian Khalifah
All mencopot mereka.
5. Bidang Ekonomi
Dalam ekonomi, sistem kebijaksanaan perdagangan yang
diterapkan oleh Khalifah Ali tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan
oleh khalifah sebelumnya, Umar bin Khathab. la hanya melanjutkan
beberapa kebijakan yang telah dibuat oleh Umar.
Sementara dalam sektor pertanian, Khalifah Ali mengelola
beberapa tanah atau lahan yang telah diambilnya dari Bani Umayyah dan
para penduduk lainnya. Hal Ini digunakan untuk menambah devisa
negara.
Selain itu, kepemimpinan Khalifah All juga mengelola dan
melestarikan kembali Baitul Mal. Pada masa pemerintahannya, Ali
dengan teguh mengikuti prinsip-prinsip yang telah dite- rapkan oleh
Khalifah Umar. Harta dan kekayaan masyarakat dikembalikan kepada
rakyat dengan adil dan merata.
6. Perkembangan Kebudayaan dan Pendidikan
Khalifah Ali berusaha mengembalikan citra pemerintahan Islam
sebagaimana masa Abu Bakar dan Umar. Akan tetapi, karena kondisi
saat itu tidak terkendali, usaha Ali tidak banyak berhasil. Adapun usaha-
usaha yang dapat dilakukannya, antara lain ialah:
mendirikan beberapa madrasah sebagai tempat membe- rikan
pelajaran dalam bentuk khologah di masjid atau tempat pertemuan
lainnya,dan
mengembangkan hukum Islam. Selain sebagal khalifah, All dikenal
sebagai seorang mujtahid yang agung dan ahil hukum pada
zamannya, dan terbesar di segala zaman. la mampu menetapkan
aturan-aturan pokok untuk kepen- tingan umat Islam secara
keseluruhan dan menyelesaikan semua masalah rumit dan yang
paling sulit sekalipun.14
14
Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, hlm. 120-127
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ely Zainudin, Peradaban Islam Pada Masa Khulafahur Rasyidin, Intelegensi Vol 03
No 01 2015, hlm 51-52.
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Yogyakarta: Diva press, 2021)
hlm 184
Musthafa Murad, Kisah Hidup Umar Ibn Khattab, (Jakarta: Penerbit Zaman, 2007),
hlm. 29