Oleh:
Siti Shaidah (1810310124)
Naila Zulfa (1810310136)
Napidatul Musarropah (1810310147)
Mustamaroh (1810310158)
1
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun jarak antara kita dengan para sahabat Nabi telah terpisah
berabad-abad lamanya namun keharuman dan kebesaran nama mereka
tidaklah sirna ditelan zaman. Sepanjang sejarah umat manusia, mereka adalah
teladan yang baik setelah rasulullah saw wafat. Keharuman nama mereka akan
tetap abadi karena al-qur’an telah mengabadikannya. Kendatipun demikian
kita dapati di zaman kini beberapa kalangan yang tak henti-hentinya
menghujat para sahabat dan mengingkari keutamaan mereka. Padahal mereka
mengklaim sebagai kaum muslimin. Jika al-qur’an telah menilai positif,
bahkan menyanjung para sahabat Nabi maka mungkinkah ada penilaian yang
telah obyektif itu? Melalui makal ini penulis hendak memaaparkan tentang
bagaimanakah keberagamaan sahabat nabi, karakteristik dan sifat—sifat nabi
serta hikmah yang dapat diambil dalam mempelajari keutamaan sahabat nabi.
Sahabat yang paling dikenali di masa sekarang adalah sahabat
khulafaur rasyidin yang merupakan para pemimpin ummat islam setelah nabi
Muhammad saw wafat. Sahabat khulafaur rasyidin terdiri dari Abu Bakar As-
Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Dari
keempat sahabat nabi tersebut tentunya memiiki keberagamaan yang menarik
untuk dibahas dalam makalah ini.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian keberagamaan sahabat nabi?
2. Bagaimana biografi dan keutamaan sahabat Khulafaur Rasyidin?
3. Bagaimana hikmah yang dapat diambil dari sahabat khulafaur rasyidin?
2
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian keberagamaan sahabat nabi
2. Mengetahui biografi dan keutamaan sahabat kulafaur rasyidin
3. Mengetahui hikmah yang dapat diambil dari sahabat khulafaur rasyidin
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
beliau sekilas lalu beriman. Derajat masing-masing ditentukan sesuai jangka
waktunya dalam menyertai Rasulullah. Hal ini sebagaimana perkataan Imam
Ahmad, “Siapa saja yang menyertai Rasulullah setahun, sebulan, sehari, atau
sesaat atau melihat beliau, maka ia termasuk sahabat nabi. Derajat masing-
masing dari mereka sesuai dengan kadar lamanya menyertai Rasulullah.1
Kala itu setelah Nabi Muhammad saw wafat kaum Anshor menghendaki
agar orang yang menggantikan menjadi khalifah adalah dari kalangan Ali bin
Abi Thalib karena Ali sendiri merupakan menantu dan kerabat nabi. Akan
tetapi sebagian besar kaum muslimin menghendaki Abu Bakar. Maka maka
dipilihlah beliau menjadi khalifah.
2. Biografi dan Karakteristik Sahabat Khulafaur Rasyidin
Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari 2 kata yaitu khulafa atau
khalifah yang berati pengganti atau pemimpin dan Ar-rasyidin yang berarti orang
yang mendapat petunjuk. Secara istilah Khulafaur Rasyidin adalah orang yang
ditunjuk sebagai pengganti untuk memimpin umat Islam yang selalu
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
5
Abu Bakar menjadi khalifah pada tahun 11-13H, beliau diangkat
melalui jalan musyawarah antara kaum Anshar (sebutan bagi kaum yang
menemani hijrahnya nabi Muhammad dari Mekkah menuju Madinah) dan
kaum Mujahirin (sebutan bagi suatu kaum yang menerima hijrah dari
Makkah menuju Madinah). Pertemuan tersebut dilaksanakan di Saqifah
Bani Saidah (salah satu balai pertemuan yang ada di Madinah).
Abu Bakar As-Shiddiq wafat pada Jumadil Akhir tahun 13 Hijriyah.
Sebelum beliau meninggal sempat menderita sakit kurang lebih 15 hari.
Pada rentang waktu tersebut beliau hanya terbaring di tempat tidur dan
tidak bisa melakukan shalat berjamaah bersama sahabat lainnya. Abu
Bakar meninggal pada usianya yang ke-63 (enam puluh tiga) tahun.
Jenazah Abu Bakar dimandikan oleh isterinya yaitu Asma` binti Amisy,
sesuai dengan wasiat beliau sebelum meninggal.
Pada masa kepemimpinan beliau banyak sekali prestasi-prestasi luar
biasa yang beliau raih, seperti:
1. Memerangi orang murtad
2. Memberantas Nabi palsu
3. Pengumpulan dan penulisan ayat Al-Quran
4. Memperluas wilayah dakwah
6
berikan tidak akan akan bisa dilupakan sejarah. Sehingga dengan
demikian Abu Bakar al-Shiddiq memiliki tempat yang khusus di hati
Rasulullah SAW. dalam bentangan sejarah Islam. Ketulusannya dalam
menyebarkan agama Allah SWT. dan keteguhannya dalam menghadapi
berbagai tantangan dan ancaman dalam menyeru manusia kepada
kebaikan menjadikan kedudukannya lebih istimewa di antara sahabat yang
lain2.
Keberagamaan pada masa Abu Bakar masih sama pada masa Nabi
Muhammad, mereka masih menjalankan aqidah, Syariah dan akhlak
sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad dan mereka
melakukan pemahaman ayat-ayat alquran, tanpa adanya penafsiran makna
lain. Oleh sebab itu pada masa Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun
tidak ada permasalahan yang menonjol, hanya saja pada masalah terdapat
adanya orang murtad dan Nabi palsu
2. Umar bin Khattab (13-23H/634-644M)
Umar bin Khattab khalifah yang ditunjuk ke dua setelah Abu
Bakar. Beliau lahir tiga belas tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ia
berasal dari suku Adi, suku Adi merupakan salah satu suku Quraisy
bangsawan yang ternama pada saat itu. Nama ayah Khattab bin Nufail dan
ibunya bernama Hatmama binti Hasyim. Umar bin Khattab masuk Islam
pada tahun ke enam kenabian tepat berusia 27 tahun. Pada saat kecil
beliau terkenal sangat cerdas akan kepandaiannya, dari hal itu Rasulullah
menjadikannya sebagai rujukan mengenai hal-hal penting didalam Islam
seperti, strategi perang.
Umar bin Khattab pernah menjadi penasehat sekaligus tangan
kanan dari khalifah yang pertama. Tidak hanya hal itu, ia juga pernah
duduk dikursi pemerintahan sebagai khalifah selama 10 tahun ia dipilih
2
Abu Ja`far Muhammad bin Jarir al-Thabary, Tarikh al-Umam wa al-Muluk: Tarikh al-
Thabary, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1407 H), Jilid 2, hlm. 351
7
oleh Abu Bakar untuk menggantikan dirinya setelah wafat. Umar bin
Khattab mendapat dua gelar sekaligus Al-Faruq yang berarti pemisah atau
pembeda antara kebenaran dengan kebathilan serta Al Mukminin yang
berarti pemimpin orang beriman.
Adapun keistimewaan prestasi yang beliau peroleh diantaranya:
1. Mendirikan beberapa departemen dalam Pemerintahan
2. Perluasan wilayah
3. Mengatur dan menertibkan Pajak
4. Mendirikan Pengadilan
5. Mendirikan Baitu Mal
6. Mencetak Mata Uang
7. Menetapkan penanggalan berdasarkan kalender Hijriyah3
3
Choirun Niswah, Pendidikan Islam pada Masa Khulafa Al-Rasyidin dan Bani Umayyah,
Jurnal Tadrib Vol. 1, No.2 Desember 2015 Hlm 173
8
dilakukan dengan cara musyawarah dan berhasil menunjuk Ustman bin
Affan sebagai khalifah selanjutnya.
Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams
bin Abdi Manaf bin Kilab bin Murrah bin Luay adalah kholifah ketiga
yang memerintah dari tahun 644 (umur 69-70 tahun) hingga 656. Utsman
termasuk sahabat utama Nabi Muhammad, dengan pernikahan berturut-
turut beliau dengan putri Nabi Muhammad mendapat julukan Dzun
Nurrain (pemilik dua cahaya).
Ibunya yang bermana Arwa binti Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy
syams dan neneknya bernama Ummu Hakim binti Abdul Muthalib, bibi
Rasulullah dari pihak ayah.
Utsman bin Affan masuk islam berkat dakwah Abu Bakar. Beliau
masuk islam bukan untuk mencari popularitas atau kedudukan, tapi karena
takdir. Utsman adalah seorrang tokoh yang mempunyai kedudukan tinggi
dimata kaumnya, sehingga tidak ada yang berani menyinggung
kehormatannya, baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan.
Keislamannya datang disebabkan karena rasa malu. Tapi bukan karena
malu kepada manusia tapi malu kepada Allah, tatkala ia melihat bukti-
bukti yang nyata tentang kerasulan Muhammad sehingga menggetarkan
hatinya untuk sulit menolak masuk islam.4
4
Khalid Muhammad, Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup
Khalifa Rasulullah (Bandung: cv Diponegoro 1997), hal 284
9
Sayyidina Utsman bin Affan mempunyai kepribadian yang sangat
pemalu, sekaligus memiliki jiwa kepekaan sosial yang tinggi.
Diriwayatkan oleh Samman dalam kitab Al-Muwaafaqoh ‘’Suatu kali
Utsman pernah berkata kepada budaknya, dulu aku pernah menjewer
tilingamu, kini jewerlah telingaku sebagai balasan, sehingga aku tidak
menanggung dosa kelak di akhirat.
10
4. Ali bin Abi Thalib (36-41 H/ 656-661 M)
Ali bin Abi Thalib bin Abdi Manaf bin Abdul Muthalib bin
Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin
Luay bin Ghalib bin Fhir bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah adalah
khalifah keempat yang berkuasa pada tahun 656-661. Beliau termasuk
golongan pemeluk islam pertama dan salah satu sahabat utama Nabi.
Secara silsilah Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad, dan beliau juga
menikah dengan Fatimah az-Zahra putri Nabi Muhammad.
Ibunya bernama Fatimah binti Asab bin Hasyim bin Abdi Manaf
bin Qushay, ibunya diberi gelar wanita Bani Hasyim pertama yang
melahirkan seorang putra Bani Hasyim, sedangkan ayahnya beliau
bernama Abu Thalib yang mengasuh Rasulullah. Ali bin Abi Thalib
masuk islam saat beliau berusia tujuh tahun, ada yang mengatakan delapan
tahun, dan ada pula yang mengatakan sepuluh tahun.
Dari Abidah bin Amr as-salmami, Ali bin Abi Thalib berkata:
‘’putuskanlah hukuman seperti kalian dahulu memutuskannya.
11
Sesungguhnya aku membenci perselisihan. Upayakanlah agar kaum
muslimin satu jama’ah, atau aku mati sebagaimana sahabat-sahabatku
mati’’.
Salah satu jasa beliau adalah sang penggagas lahirnya ilmu Nahwa
Shoroh. Dikisahkan dalam At-Tarikul Khulafa, Imam Abul Aswad ad-
Duali mendatangi Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia berkata ‘’ saya
mendengar bahwa di wilayah ini ada beberapa kesalahan dalam tata
bahasa arab’’. Kemudian Imam Ali memperlihatkan saru kitab yang
bertuliskan kalimat Bismillahhirrahmanirrahim kemudian membagi kata
itu menjadi tiga bagian: Isim (kata benda) menggambarkan sesuatu nama,
Fi’il (kata kerja) menggambarkan tentang aktivitas, Huruf (huruf)
menggambarkan sesuatu makna yang bukan isim dan fi’il. Kemudian Ali
berkata telitilah tulisan itu dan tambahkan sesuatu sesuai dengan
pengetahuanmu. Ketahuilah wahai Abul Aswad, bahwa segala sesuatu ada
yang zhahir (tampak) dan ada yang mudhmar (yang tidak tampak dan
tersembunyi).6
6
Imam As-suyuthi, Tarikh Khulafa (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar 2000) hal 210
12
2) Menjadi orang yang sabar dalam segala hal
3) Berjuang tanpa pamrih tanpa mengharap imbalan
4) Selalu mengumatamakan kejujuran
b. Umar bin Khattab
1) Menjadi orang yang berani dalam menegakkan kebenaran
2) Sederhana dalam menikmati hidup
3) Adil dalam memimpin keluarga maupun umatnya
4) Gemar musyawarah atau tidak otoriter
c. Utsman bin Affan
1) Menjadi sosok yang dermawan dan tidak individualistic
2) Tidak sombong dengan harta kekayaan
3) Bijaksana terhadap ketentuan yang telah diperintahkan oleh
Rasulullah
4) Penuh dengan kelembutan dalam menegakkan hukum
d. Ali bin Abi Thalib
1) Selalu bersikap tawadhu walaupun memiliki jabatan
2) Pemimpin yang peduli terhadap rakyat
3) Senantisa mengingatkan antar sesama terhadap kebaikan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa keberagamaan sahabat
nabi merupakan suatu kondisi, masa, ataupun situasi dimana disebut dan
diakui sebagai sahabat nabi adalah sesseorang yang pernah berjumpa dengan
nabi kemudian mengikuti apa yang diajarkan. Sahabat nabi yang terkenal
yaitu khulafaur rasyidin yang merupakan pemimpin penerus nabi setelah nabi
wafat. Beliau adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib. Mereka dalam meneruskan kepemimpinan umat
islam mempunyai karakter yang berbeda akan tetapi sama dalam hal
ketauhidan dan menjaga serta menyebarkan agama islam. Mempelajari
sahabat nabi adalah hal yang perlu dipelajari dan diambil hikmahnya serta
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat
banayak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ja`far Muhammad bin Jarir al-Thabary, Tarikh al-Umam wa al-Muluk: Tarikh
al-Thabary, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1407 H), Jilid 2
Choirun Niswah, Pendidikan Islam pada Masa Khulafa Al-Rasyidin dan Bani
Umayyah, Jurnal Tadrib Vol. 1, No.2 Desember 2015
15