Anda di halaman 1dari 15

KEBERAGAMAAN SAHABAT NABI

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Ilmu Islam Terapan
Dosen Pengampu: H. Zaenal Khafidin, M.Ag

Oleh:
Siti Shaidah (1810310124)
Naila Zulfa (1810310136)
Napidatul Musarropah (1810310147)
Mustamaroh (1810310158)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

1
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meskipun jarak antara kita dengan para sahabat Nabi telah terpisah
berabad-abad lamanya namun keharuman dan kebesaran nama mereka
tidaklah sirna ditelan zaman. Sepanjang sejarah umat manusia, mereka adalah
teladan yang baik setelah rasulullah saw wafat. Keharuman nama mereka akan
tetap abadi karena al-qur’an telah mengabadikannya. Kendatipun demikian
kita dapati di zaman kini beberapa kalangan yang tak henti-hentinya
menghujat para sahabat dan mengingkari keutamaan mereka. Padahal mereka
mengklaim sebagai kaum muslimin. Jika al-qur’an telah menilai positif,
bahkan menyanjung para sahabat Nabi maka mungkinkah ada penilaian yang
telah obyektif itu? Melalui makal ini penulis hendak memaaparkan tentang
bagaimanakah keberagamaan sahabat nabi, karakteristik dan sifat—sifat nabi
serta hikmah yang dapat diambil dalam mempelajari keutamaan sahabat nabi.
Sahabat yang paling dikenali di masa sekarang adalah sahabat
khulafaur rasyidin yang merupakan para pemimpin ummat islam setelah nabi
Muhammad saw wafat. Sahabat khulafaur rasyidin terdiri dari Abu Bakar As-
Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Dari
keempat sahabat nabi tersebut tentunya memiiki keberagamaan yang menarik
untuk dibahas dalam makalah ini.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian keberagamaan sahabat nabi?
2. Bagaimana biografi dan keutamaan sahabat Khulafaur Rasyidin?
3. Bagaimana hikmah yang dapat diambil dari sahabat khulafaur rasyidin?

2
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian keberagamaan sahabat nabi
2. Mengetahui biografi dan keutamaan sahabat kulafaur rasyidin
3. Mengetahui hikmah yang dapat diambil dari sahabat khulafaur rasyidin

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kebergamaan Sahabat Nabi


Telah dijelaskan sebelumnya mengenai maksud dari agama dan
keberagamaan dimana keberagamaan itu tergantung pada masa, situasi dan
kondisinya. Keberagamaan berarti keadaan atau sifat orang-orang beragama
yang meliputi keadaan dan sifat atau corak pemahaman, semangat dan tingkat
kepatuhannya untuk melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, dan keadaan
perilaku hidupnya sehari-hari setelah menjadi suatu penganut agama.
Pengertian sahabat secara etimologis berasal dari kata Shahib yang
berarti teman atau kawan. Ia berasal dari kata kerja shahiba. Dalam al-Mu’jam
al-Wasith disebutkan, “Shahibahu bermakna rafaqahu
(menemaninya/mendampinginya). Istashhaba syai’an artinya lamazahu
(senantiasa menyertainya atau memintanya agar berkenan menjadi sahabatnya).
Ash-Shahib bermakna al-murafiq (teman/pendamping), pemilik, atau yang
bertugas mengawasi sesuatu. Dipakai juga untuk orang yang menganut sebuah
madzhab atau pendapat tertentu.
Sedangkan ‫ي‬ َّ (ash-shahabi) ialah siapa yang pernah bertemu
ُّ ِ‫ َحاب‬E ‫الص‬
Rasulullah SAW, beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan muslim.
Bentuk pluralnya adalah shahabah.
Sedangkan secara terminologi, Ibn Taimiyyah mengatakan, “‫حْ بَة‬E‫الص‬
ُّ
(ash-shuhbah) ialah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang menyertai
Rasulullah SAW dalam jangka waktu yang lama maupu singkat. Akan tetapi,
kedudukan setiap sahabat ditentukan oleh jangka waktu ia menyertai Rasulullah
SAW. Ada yang menyertai beliau setahun, sebulan, sehari, sesaat, atau melihat

4
beliau sekilas lalu beriman. Derajat masing-masing ditentukan sesuai jangka
waktunya dalam menyertai Rasulullah. Hal ini sebagaimana perkataan Imam
Ahmad, “Siapa saja yang menyertai Rasulullah setahun, sebulan, sehari, atau
sesaat atau melihat beliau, maka ia termasuk sahabat nabi. Derajat masing-
masing dari mereka sesuai dengan kadar lamanya menyertai Rasulullah.1
Kala itu setelah Nabi Muhammad saw wafat kaum Anshor menghendaki
agar orang yang menggantikan menjadi khalifah adalah dari kalangan Ali bin
Abi Thalib karena Ali sendiri merupakan menantu dan kerabat nabi. Akan
tetapi sebagian besar kaum muslimin menghendaki Abu Bakar. Maka maka
dipilihlah beliau menjadi khalifah.
2. Biografi dan Karakteristik Sahabat Khulafaur Rasyidin

Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari 2 kata yaitu khulafa atau
khalifah yang berati pengganti atau pemimpin dan Ar-rasyidin yang berarti orang
yang mendapat petunjuk. Secara istilah Khulafaur Rasyidin adalah orang yang
ditunjuk sebagai pengganti untuk memimpin umat Islam yang selalu
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.

Berikut ini paparan dari keempat khulafaur rasyidin:

1. Abu Bakar As-Shiddiq (11-13H/632-634M)


Sebelum masuk Islam, ia bernama Abdullah bin Ka’bah. Setelah
masuk Islam, Rasulullah mengganti namanya menjadi Abdullah bin Abi
Quhafa At-Tamimi. Beliau dilahirkan dua tahun setelah Rasulullah lahir.
Abu Bakar merupakan bapak dari Aisyah (istri dari Rasulullah) sekaligus,
salah satu sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah. Bahkan, beliau
merupakan Assabiqunal Awwalun. Beliau mempunyai gelar As-Shiddiq
yang berarti, seorang laki-laki pertama yang beriman dan membenarkan
segala hal yang berasal Rasulullah.
1
Ibrahim Bafadhol. Karakteristik Para Sahabat dalam Perspektif Al-Qur’an. Al-Tadabbur:
Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 2017.hlm 4

5
Abu Bakar menjadi khalifah pada tahun 11-13H, beliau diangkat
melalui jalan musyawarah antara kaum Anshar (sebutan bagi kaum yang
menemani hijrahnya nabi Muhammad dari Mekkah menuju Madinah) dan
kaum Mujahirin (sebutan bagi suatu kaum yang menerima hijrah dari
Makkah menuju Madinah). Pertemuan tersebut dilaksanakan di Saqifah
Bani Saidah (salah satu balai pertemuan yang ada di Madinah).
Abu Bakar As-Shiddiq wafat pada Jumadil Akhir tahun 13 Hijriyah.
Sebelum beliau meninggal sempat menderita sakit kurang lebih 15 hari.
Pada rentang waktu tersebut beliau hanya terbaring di tempat tidur dan
tidak bisa melakukan shalat berjamaah bersama sahabat lainnya. Abu
Bakar meninggal pada usianya yang ke-63 (enam puluh tiga) tahun.
Jenazah Abu Bakar dimandikan oleh isterinya yaitu Asma` binti Amisy,
sesuai dengan wasiat beliau sebelum meninggal.
Pada masa kepemimpinan beliau banyak sekali prestasi-prestasi luar
biasa yang beliau raih, seperti:
1. Memerangi orang murtad
2. Memberantas Nabi palsu
3. Pengumpulan dan penulisan ayat Al-Quran
4. Memperluas wilayah dakwah

Karakteristik sifat Abu Bakar as-Shiddiq adalah beliau sosok yang


jujur (selalu berkata jujur dalam kehidupannya) sederhana (semua
kekayaan beliau di dunakan untuk dakwah islam), lemah lembut
(memperlakukan semua orang dengan penuh kasih sayang), tegas (tegas
dalam menegakkan dan melaksanakan hukum-hukum Allah).
Keistimewaan Abu Bakar as-Shiddiq merupakan sahabat yang
senantiasa menemani dakwah Rasulullah SAW., baik dalam suka ataupun
duka. Ia rela berkorban dengan harta dan jiwa yang ia miliki untuk
mendukung dan menyebarkan risalah dakwah. Pengorbanan yang ia

6
berikan tidak akan akan bisa dilupakan sejarah. Sehingga dengan
demikian Abu Bakar al-Shiddiq memiliki tempat yang khusus di hati
Rasulullah SAW. dalam bentangan sejarah Islam. Ketulusannya dalam
menyebarkan agama Allah SWT. dan keteguhannya dalam menghadapi
berbagai tantangan dan ancaman dalam menyeru manusia kepada
kebaikan menjadikan kedudukannya lebih istimewa di antara sahabat yang
lain2.
Keberagamaan pada masa Abu Bakar masih sama pada masa Nabi
Muhammad, mereka masih menjalankan aqidah, Syariah dan akhlak
sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad dan mereka
melakukan pemahaman ayat-ayat alquran, tanpa adanya penafsiran makna
lain. Oleh sebab itu pada masa Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun
tidak ada permasalahan yang menonjol, hanya saja pada masalah terdapat
adanya orang murtad dan Nabi palsu
2. Umar bin Khattab (13-23H/634-644M)
Umar bin Khattab khalifah yang ditunjuk ke dua setelah Abu
Bakar. Beliau lahir tiga belas tahun setelah kelahiran Rasulullah. Ia
berasal dari suku Adi, suku Adi merupakan salah satu suku Quraisy
bangsawan yang ternama pada saat itu. Nama ayah Khattab bin Nufail dan
ibunya bernama Hatmama binti Hasyim. Umar bin Khattab masuk Islam
pada tahun ke enam kenabian tepat berusia 27 tahun. Pada saat kecil
beliau terkenal sangat cerdas akan kepandaiannya, dari hal itu Rasulullah
menjadikannya sebagai rujukan mengenai hal-hal penting didalam Islam
seperti, strategi perang.
Umar bin Khattab pernah menjadi penasehat sekaligus tangan
kanan dari khalifah yang pertama. Tidak hanya hal itu, ia juga pernah
duduk dikursi pemerintahan sebagai khalifah selama 10 tahun ia dipilih
2
Abu Ja`far Muhammad bin Jarir al-Thabary, Tarikh al-Umam wa al-Muluk: Tarikh al-
Thabary, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1407 H), Jilid 2, hlm. 351

7
oleh Abu Bakar untuk menggantikan dirinya setelah wafat. Umar bin
Khattab mendapat dua gelar sekaligus Al-Faruq yang berarti pemisah atau
pembeda antara kebenaran dengan kebathilan serta Al Mukminin yang
berarti pemimpin orang beriman.
Adapun keistimewaan prestasi yang beliau peroleh diantaranya:
1. Mendirikan beberapa departemen dalam Pemerintahan
2. Perluasan wilayah
3. Mengatur dan menertibkan Pajak
4. Mendirikan Pengadilan
5. Mendirikan Baitu Mal
6. Mencetak Mata Uang
7. Menetapkan penanggalan berdasarkan kalender Hijriyah3

Karekteristik sifat yang dimiliki Umar bin Khattab adalah beliau


sosok yang keras dan tegas (tegas dalam menegakkan kebenaran islam),
cerdas (terlihat dari kesejahteraan rakyatnya denggan mendirikan Baitul
Mal dan penanggalan hijriyah), Pemberani (ksatria yang ditakuti kaum
Quraisy sehingga dijuluki singa padang pasir), adil (adil kepada semua
orang dan selalu berusaha melenyapkan kedzaliman), demokratif (terbuka
mau menerima kritik dan saran dalam menjalankan pemerintahan).
Keberagaamaan pada masa Umar masih sama pada masa Abu
Bakar yaitu mereka masih menjalankan aqidah, Syariah, dan akhlak
seperti yang telah diajarkan Nabi Muhammad.
Umar bin Khattab memerintah selama 10 tahun, masa jabatan
beliau berakhir dengan kematian. Pada saat itu beliau dibunuh Abu
Lu’luah Pada saat shalat shubuh. Untuk menentukan penggantinya

3
Choirun Niswah, Pendidikan Islam pada Masa Khulafa Al-Rasyidin dan Bani Umayyah,
Jurnal Tadrib Vol. 1, No.2 Desember 2015 Hlm 173

8
dilakukan dengan cara musyawarah dan berhasil menunjuk Ustman bin
Affan sebagai khalifah selanjutnya.

3. Khalifah Utsman (23-36 H/644-656 M)

Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams
bin Abdi Manaf bin Kilab bin Murrah bin Luay adalah kholifah ketiga
yang memerintah dari tahun 644 (umur 69-70 tahun) hingga 656. Utsman
termasuk sahabat utama Nabi Muhammad, dengan pernikahan berturut-
turut beliau dengan putri Nabi Muhammad mendapat julukan Dzun
Nurrain (pemilik dua cahaya).

Ibunya yang bermana Arwa binti Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy
syams dan neneknya bernama Ummu Hakim binti Abdul Muthalib, bibi
Rasulullah dari pihak ayah.

Utsman bin Affan masuk islam berkat dakwah Abu Bakar. Beliau
masuk islam bukan untuk mencari popularitas atau kedudukan, tapi karena
takdir. Utsman adalah seorrang tokoh yang mempunyai kedudukan tinggi
dimata kaumnya, sehingga tidak ada yang berani menyinggung
kehormatannya, baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan.
Keislamannya datang disebabkan karena rasa malu. Tapi bukan karena
malu kepada manusia tapi malu kepada Allah, tatkala ia melihat bukti-
bukti yang nyata tentang kerasulan Muhammad sehingga menggetarkan
hatinya untuk sulit menolak masuk islam.4

Adapun kepribadian Utsman bin Affan seperti yang diriwayatkan


oleh Imam Ahmad dalam musnadnya, Lais berkata: Sesungguhnya
Rasulullah bersabda kepada Aisyah, ‘’Tidaklah aku merasa malu kepada
orang yang para Malaikat pun malu terhadapnya’’.

4
Khalid Muhammad, Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup
Khalifa Rasulullah (Bandung: cv Diponegoro 1997), hal 284

9
Sayyidina Utsman bin Affan mempunyai kepribadian yang sangat
pemalu, sekaligus memiliki jiwa kepekaan sosial yang tinggi.
Diriwayatkan oleh Samman dalam kitab Al-Muwaafaqoh ‘’Suatu kali
Utsman pernah berkata kepada budaknya, dulu aku pernah menjewer
tilingamu, kini jewerlah telingaku sebagai balasan, sehingga aku tidak
menanggung dosa kelak di akhirat.

Keutamaan dan jasa-jasa Utsman bin Affan seperti ketika


Rasulullah saw bersabda: ‘’Barangsiapa yang menggali sumur Romah,
maka dia mendapat surga’’. Maka sumur tersebut digali oleh Utsman.
Dari Abu Musa al-Asy’ri Rasulullah pernah masuk ke dalam sebuah
kebun dan memerintahkanku untuk menjaga kebun tersebut, kemudian
datang seorang lelaki meminta izin untuk masuk, beliau bersabda
‘’Izinkan ia masuk kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga
tetapi aka nada cobaan yang menimpanya’’. Ternyata laki-laki tersebut
adalah Utsman bin Affan.

Salah satu jasa beliau adalah mengumpulkan Al-Qur’an menjadi


satu mushaf, satu bacaan agar umat islam terhindar dari pertikaian dan
perpecahan. Mushaf ini dinamai Mushaf al-Imam atau Mushaf Ustmani.
Pengumpulan mushaf tersebut atas usulan Huzaifah bin Yaman, yang
ketika itu ia melihat pertikaian kaum muslimin tentang bacaan Al-Qur’an.
Maka Huzaifah bin Yaman mendatangi khalifa Utsman bin Affan dan
berkata: ‘’Susunlah umat islam itu sebelum mereka berselisih tentang Al-
Qur’an, sebagaimana perselisihan Yahudi dan Nasrani’’. Utsman
kemudian membentuk panitia yang terdiri dari Zaid bin Tsabit ketua,
Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash, dan Abdur Rahman bin Haris bin
Hisyam. Panitia tersebut bertugas untuk membuktikan dan menyalin
lembaran-lembaran Al-Qur’an yang berada di tangan Hafsah binti Umar.5
5
Yusuf Al-Qaradhawi, Distorsi Sejarah Islam (Jakarta: Pustaka al-kautsar 2005), hal 13

10
4. Ali bin Abi Thalib (36-41 H/ 656-661 M)

Ali bin Abi Thalib bin Abdi Manaf bin Abdul Muthalib bin
Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin
Luay bin Ghalib bin Fhir bin Malik bin An-Nadhar bin Kinanah adalah
khalifah keempat yang berkuasa pada tahun 656-661. Beliau termasuk
golongan pemeluk islam pertama dan salah satu sahabat utama Nabi.
Secara silsilah Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad, dan beliau juga
menikah dengan Fatimah az-Zahra putri Nabi Muhammad.

Ibunya bernama Fatimah binti Asab bin Hasyim bin Abdi Manaf
bin Qushay, ibunya diberi gelar wanita Bani Hasyim pertama yang
melahirkan seorang putra Bani Hasyim, sedangkan ayahnya beliau
bernama Abu Thalib yang mengasuh Rasulullah. Ali bin Abi Thalib
masuk islam saat beliau berusia tujuh tahun, ada yang mengatakan delapan
tahun, dan ada pula yang mengatakan sepuluh tahun.

Kepribadian Sayyidina Ali bin Abi Thalib mewakili pribadi zujud,


pribadi yang anti perselisihan, selalu mengutamakan ukhuwa dari pada
perbedaan dan perpecahan. Dikisahkan oleh Ibnu Syaiban salam al-
Mushannaf ketika beliau berinteraksi dengan khawarij salah satu partai
oposisi yang tidak mau taat kepada pemimpin. Selama cara-cara yang
ditempuh khawarij baik, maka Imam Ali pun mengakui hal tersebut.
kepada khawarij ia pernah berkata: ‘’Kalian mempunyai tiga macam hak
dari kami, masjid yang didalamnya disebut nama Allah selalu berbuka
untuk kalian, selama kita bekerjasama kami tidak akan melarang kalian
untuk mendapatkan rampasan perang, dan kami tidak akan memerangi
kalian hingga kalian memerangi kami’’.

Dari Abidah bin Amr as-salmami, Ali bin Abi Thalib berkata:
‘’putuskanlah hukuman seperti kalian dahulu memutuskannya.

11
Sesungguhnya aku membenci perselisihan. Upayakanlah agar kaum
muslimin satu jama’ah, atau aku mati sebagaimana sahabat-sahabatku
mati’’.

Keutamaan dan jasa-jasa Ali bin Abi Thalib Khutbah Rasulullah


saw pada hari ke-18 bulan Dzulhijjah pada Haji wada di tempat yang
bernama Ghadir khum: ‘’ Barangsiapa yang (menjadikan) aku sebagai
walinnya, maka sesungguhnya ia telah (menjadikan Ali sebagai
walinya’’.

Salah satu jasa beliau adalah sang penggagas lahirnya ilmu Nahwa
Shoroh. Dikisahkan dalam At-Tarikul Khulafa, Imam Abul Aswad ad-
Duali mendatangi Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia berkata ‘’ saya
mendengar bahwa di wilayah ini ada beberapa kesalahan dalam tata
bahasa arab’’. Kemudian Imam Ali memperlihatkan saru kitab yang
bertuliskan kalimat Bismillahhirrahmanirrahim kemudian membagi kata
itu menjadi tiga bagian: Isim (kata benda) menggambarkan sesuatu nama,
Fi’il (kata kerja) menggambarkan tentang aktivitas, Huruf (huruf)
menggambarkan sesuatu makna yang bukan isim dan fi’il. Kemudian Ali
berkata telitilah tulisan itu dan tambahkan sesuatu sesuai dengan
pengetahuanmu. Ketahuilah wahai Abul Aswad, bahwa segala sesuatu ada
yang zhahir (tampak) dan ada yang mudhmar (yang tidak tampak dan
tersembunyi).6

3. Hikmah yang Dapat Diambil dari Sahabat Khulafaur Rasyidin


Adapun pelajaran yang dapat diambli dari sahabat Khulafaur
rasyidin antara lain sebagai berikut:
a. Abu Bakar
1) Mempunyai keimanan yang sangat kuat dan kokoh

6
Imam As-suyuthi, Tarikh Khulafa (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar 2000) hal 210

12
2) Menjadi orang yang sabar dalam segala hal
3) Berjuang tanpa pamrih tanpa mengharap imbalan
4) Selalu mengumatamakan kejujuran
b. Umar bin Khattab
1) Menjadi orang yang berani dalam menegakkan kebenaran
2) Sederhana dalam menikmati hidup
3) Adil dalam memimpin keluarga maupun umatnya
4) Gemar musyawarah atau tidak otoriter
c. Utsman bin Affan
1) Menjadi sosok yang dermawan dan tidak individualistic
2) Tidak sombong dengan harta kekayaan
3) Bijaksana terhadap ketentuan yang telah diperintahkan oleh
Rasulullah
4) Penuh dengan kelembutan dalam menegakkan hukum
d. Ali bin Abi Thalib
1) Selalu bersikap tawadhu walaupun memiliki jabatan
2) Pemimpin yang peduli terhadap rakyat
3) Senantisa mengingatkan antar sesama terhadap kebaikan

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa keberagamaan sahabat
nabi merupakan suatu kondisi, masa, ataupun situasi dimana disebut dan
diakui sebagai sahabat nabi adalah sesseorang yang pernah berjumpa dengan
nabi kemudian mengikuti apa yang diajarkan. Sahabat nabi yang terkenal
yaitu khulafaur rasyidin yang merupakan pemimpin penerus nabi setelah nabi
wafat. Beliau adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib. Mereka dalam meneruskan kepemimpinan umat
islam mempunyai karakter yang berbeda akan tetapi sama dalam hal
ketauhidan dan menjaga serta menyebarkan agama islam. Mempelajari
sahabat nabi adalah hal yang perlu dipelajari dan diambil hikmahnya serta
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat
banayak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ja`far Muhammad bin Jarir al-Thabary, Tarikh al-Umam wa al-Muluk: Tarikh
al-Thabary, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1407 H), Jilid 2

Choirun Niswah, Pendidikan Islam pada Masa Khulafa Al-Rasyidin dan Bani
Umayyah, Jurnal Tadrib Vol. 1, No.2 Desember 2015

Ibrahim Bafadhol. Karakteristik Para Sahabat dalam Perspektif Al-Qur’an. Al-


Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. 2017

Imam As-suyuthi, Tarikh Khulafa (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 2000)

Khalid Muhammad, Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari Karakteristik


Perihidup Khalifa Rasulullah (Bandung: cv Diponegoro 1997)

Yusuf Al-Qaradhawi, Distorsi Sejarah Islam (Jakarta: Pustaka al-kautsar 2005)

15

Anda mungkin juga menyukai