Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEBERAGAMAAN NABI MUHAMMAD SAW

Disusun guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Ilmu Islam Terapan
Dosen Pengampu : H. Zaenal Khafidin, M.AG.

Disusun Oleh :
Lilik Muhibbah (2110510004)
Fatina Tsalatsa Fairuza (2110510016)
Fauzi Dzikrullah Bangsakrama Putra (2110510027)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Keberagamaan Nabi
Muhammad tepat pada waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari berbagai pihak tertentu yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas Bapak H. Zaenal Khafidin,
M.AG. sebagai dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Islam Terapan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah pengetahuan serta wawasan yang luas dan pengalaman bagi
para pembaca. Semoga untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Zaenal Khafidin, M.AG. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Islam Terapan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menanmbah pengetahuan dan wawasan bagi kami. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak
luput dari banyak kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan
makalah lebih lanjut.

Kudus, 24 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Keberagamaan Pada Masa Nabi Muhammad................................................... 5
B. Konflik Keberagamaan Pada Masa Nabi Muhammad................................................... 6
C. Keberagamaan Nabi Muhammad Dalam Membangun Kedamaian............................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberagamaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan agama dan juga suatu
unsur kesatuan yang komprehensif yang menjadikan seseorang disebut sebagai orang
beragama dan bukan sekedar mengaku mempunyai agama.

Hal penting dalam beragama adalah memiliki keimanan. Keimanan sendiri


memiliki banyak unsur, unsur yang paling penting adalah komitmen untuk menjaga hati
agar selalu berada dalam kebenaran. Secara praktis, hal ini diwujudkan dengan cara
melaksanakan segala perintah dan menjauhi semua larangan Allah dan Rasul-Nya.

Keberagamaan Nabi Muhammad SAW perlu dijadikan sebagai ibrah atau


pelajaran, diamalkan dalam praktik kehidupan agar dapat menguatkan iman yang ada
dalam diri serta percaya bahwa pertolongan Allah SWT ada di setiap amal yang
dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi keberagamaan pada masa Nabi Muhammad SAW?


2. Bagaimana konflik keberagamaan pada masa Nabi Muhammad SAW?
3. Bagaimana keberagamaan Nabi Muhammad SAW dalam membangun
kedamaian?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui kondisi keberagamaan pada masa Nabi Muhammad SAW


2. Untuk mengetahui konflik keberagamaan pada masa Nabi Muhammad SAW
3. Untuk mengetahui keberagamaan Nabi Muhammad SAW dalam membangun
kedamaian

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Keberagamaan Pada Masa Nabi Muhammad

Kesepakatan semua sejarawan bahwa misi Rasul Allah menyampaikan ajaran Islam
untuk pertama kali ditujukan pada kabilah-kabilah Arab dan mereka menggambarkan
kehidupan kabilah ini sebelum kehadiran ajaran Islam. Mereka memerangi agama Islam
karena mereka amat kuat berpegang kepada ajaran lama, yaitu kepercayaan kepada banyak
berhala.

Ajaran tauhid yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim mempengaruhi gejala sosial
mereka. Di samping Sebagian masih mencari ajaran tauhid, pengertian perilaku
menyembah yang diajarkan beliau masih tersisa. Kehidupan beragama menurut Nabi
Ibrahim yang telah dikeruhkan oleh praktesk menyembah berhala sangat mewarnai kondisi
sosial bangsa Arab terutama yang bertempat tinggal disekitar Ka’bah. Ka’bah dalam
kondisi ini menjadi sumber penghasilan mereka. Oleh karena itu, mereka juga menyadari
perlunya pengelolaan pelaksanaan kunjungan kabilah-kabilah dari seluruh pelosok jazirah
Arab, sehingga kemudian tumbuh berkembang jabatan-jabatan tertentu.

Dari uraian di atas jika dianalisis dan dicermati, maka kesimpulan yang dapat
diperoleh adalah bahwa agama bagi mereka suatu ekpresi dalam perbuatan praktis. Ahmad
Syalaby memperkuat informasi bahwa dalam kesehariannya, kabilah Quraisy jika hendak
mengerjakan sesuatu pergi ke Ka’bah untuk bertenung dan melihat pendapat berhala-
berhala itu. Menurut mereka, agama merupakan media untuk menyatukan kegiatan
keseharian mereka dengan pencipta.1

Tauhid merupakan ajaran pertama yang disampaikan oleh Rasul Allah dalam
proses menyebarkan agama Islam. Maka, setiap seseorang yang menyatakan kesediannya
untuk masuk Islam harus mengucapkan kesaksian bahwa Tuhan yang benar disembah
adalah Allah SWT dan Muhammad utusanNya. Kesaksian tersebut memunculkan simbol
kesadaran baru bagi masyarakat Mekah tentang diri dan lingkungannya yang berbeda
dengan kesadaran lama. Ketika orang beriman menyatakan keyakinannya terhadap ajaran
Islam maka telah terjadi pergeseran dari agama lama menjadi pribadi yang mengesakan
Allah SWT. Kekuatan dan keberanian yang didorong dengan cara dan strategi yang tertata
rapi inilah yang menjadikan ajaran Islam berkembang pesat dan memperbaiki tatanan
sosial bangsa Arab.

1
Muslim A. Kadir, Ilmu Islam terapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm. 71-73
5
B. Konflik Keberagamaan Pada Masa Nabi Muhammad

Kehidupan Bangsa Arab sebelum diutusnya Nabi Muhammad berada dalam


keadaan yang sangat tidak teratur. Kondisi keberagamaan menimbulkan adanya
perselisihan, permusuhan, perkelahian, dan hinaan. Masyarakat pada waktu itu memiliki
banyak kejahaan, seperti kesyirikan, perjudian, dan perzinahan. 2 Namun kondisi tersebut
tidak membuat Rasul Allah untuk bersikap jahat terhadap siapapun.

Rasul pernah mengajak pemuka suku kaum Tsaqif untuk melindungi para
sahabatnya dari gangguan suku Quraisy. Namun, pada kenyataannya Nabi diusir dan
dilempari batu oleh kaum Tsaqif yang menyebabkan tubuh Nabi penuh dengan darah.
Malaikat Jibril yang melihat kejadian tersebut, meminta untuk menghancurkan kaum
Tsaqif, tetapi Rasul Allah tidak mengizinkannya. Nabi hanya menanggapi perbuatan
tersebut dengan berdoa agar keturunan kaum Tsaqif menyembah Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan apapun.

Sebelum adanya Fathu Mekah, umat Islam sering ditindas oleh kaum kafir Quraisy
Mekah. Mereka juga sering menghalangi Rasul Allah saat beliau berdakwah. Mereka
bahkan mencoba untuk membunuh Nabi Muhammad saat beliau sedang berdakwah.
Kaum Quraisy setuju untuk membunuh Nabi Muhammad sesaat sebelum beliau hijrah. Ali
ibn Abi Thalib dengan berani menggantikan Rasul untuk tidur di tempat tidur yang biasa
dipakai oleh Rasul Allah.3 Tindakan tersebut sebagai bentuk upaya untuk mengelabui
kaum Quraisy karena mereka sudah mengepung rumah Nabi Muhammad. Bersama dengan
Abu Bakar, Nabi Muhammad dapat meninggalkan Kota Mekah dengan aman dan hijrah
ke Madinah.

C. Keberagamaan Nabi Muhammad Dalam Membangun Kedamaian

Kedatangan Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin Mekah disambut


dengan suka cita dan persaudaraan oleh masyarakat Madinah. Umat Islam diberikan
lingkungan baru tanpa terancam oleh kaum Quraisy dari Mekah. Masalah mendasar yang
dihadapi selama hijrah dari Mekah ke Madinah adalah perbedaan latar belakang sosial dan
tantangan sosial Muhajirin dan Anshor, serta masalah perbedaan identitas agama mereka.
Anshor ikhlas menerima pendatang, namun kehidupan sosial para pendatang juga harus
dikelola agar tidak menjadi beban bagi Anshor.

Nabi Muhammad SAW dan para muhajirin juga menghadapi realitas dan tantangan
baru dalam menetap di Madinah, yaitu hidup berdampingan dengan suku Arab non-Muslim
dan Yahudi. Mereka, terutama orang Yahudi, tentu tidak puas dengan terbentuknya

2
Jazaul Khusna, “Toleransi Kehidupan Beragama pada Masa Nabi Muhammad”, Semarang,
2020, hlm. 41-42
3
Muslim A. Kadir, “Ilmu Islam terapan”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm. 74
6
masyarakat Muslim baru. Dengan potensi disintegrasi seperti itu, ancaman dari kaum
Quraisy Mekah yang bisa menyerang kapan saja, merupakan kenyataan lain yang tidak
bisa diabaikan.

Menghadapi perbedaan identitas sosial Muhajirin dan Anshor, Nabi Muhammad


SAW memberikan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatur masyarakat. Nabi
Muhammad SAW berusaha memadukan potensi dan kekuatan yang ada dengan semangat
membangun masyarakat baru sebagai kesatuan politik dan sosial yang terus berkembang
untuk menghadapi segala tantangan dan hambatan yang datang dari dalam dan luar.

Dengan segala kompleksitas hubungan dan kemungkinan perpecahan sosial, Nabi


Muhammad SAW menulis kesepakatan untuk membangun dan mengikat aliansi antara
Muhajirin dan Anshor. Orang-orang Yahudi Madinah, yakni suku Aus dan Khazraj juga
menandatanganinya. Nabi Muhammad SAW setuju untuk menghormati agama dan harta
benda mereka dengan syarat yang disepakati bersama. Diantaranya, perjanjian tersebut
berisi kesepakatan untuk mematuhi prinsip-prinsip nilai kebebasan, ketertiban dan keadilan
dalam kehidupan. Perjanjian ini kemudian biasa dikenal dengan piagam Madinah. Dengan
hal ini, Madinah dan sekitarnya dinyatakan sebagai daerah damai sekaligus tempat suci.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesepakatan semua sejarawan bahwa misi Rasul Allah menyampaikan ajaran Islam
untuk pertama kali ditujukan pada kabilah-kabilah Arab dan mereka menggambarkan
kehidupan kabilah ini sebelum kehadiran ajaran Islam. Maka, setiap seseorang yang
menyatakan kesediannya untuk masuk Islam harus mengucapkan kesaksian bahwa
Tuhan yang benar disembah adalah Allah SWT dan Muhammad utusan-Nya.
Kekuatan dan keberanian yang didorong dengan cara dan strategi yang tertata rapi
inilah yang menjadikan ajaran Islam berkembang pesat dan memperbaiki tatanan
sosial bangsa Arab.

Kehidupan Bangsa Arab sebelum diutusnya Nabi Muhammad berada dalam


keadaan yang sangat tidak teratur. Namun kondisi tersebut tidak membuat Rasul Allah
untuk bersikap jahat terhadap siapapun. Mereka juga sering menghalangi Rasul Allah
saat beliau berdakwah. Mereka bahkan mencoba untuk membunuh Nabi Muhammad
saat beliau sedang berdakwah. Kaum Quraisy setuju untuk membunuh Nabi
Muhammad sesaat sebelum beliau hijrah.

Nabi Muhammad SAW berusaha memadukan potensi dan kekuatan yang ada
dengan semangat membangun masyarakat baru sebagai kesatuan politik dan sosial
yang terus berkembang untuk menghadapi segala tantangan dan hambatan yang datang
dari dalam dan luar. Dengan segala kompleksitas hubungan dan kemungkinan
perpecahan sosial, Nabi Muhammad SAW menulis kesepakatan untuk membangun
dan mengikat aliansi antara Muhajirin dan Anshor.

B. Saran

Keberagamaan adalah aktivitas yang terkait dengan suatu agama dan merupakan
elemen dari entitas menyeluruh yang tidak hanya mengklaim memiliki agama, tetapi
juga menunjuk seseorang sebagai orang yang religius.

Hal terpenting dalam agama adalah iman. Iman sendiri memiliki banyak komponen,
namun yang terpenting adalah komitmen untuk menjaga hati agar tetap tulus. Dalam
praktiknya, hal ini dicapai dengan menjalankan semua perintah dan menghindari
semua larangan Allah dan Rasul-Nya.

Keberagamaan Nabi Muhammad SAW harus dijadikan sebagai ajaran untuk


diamalkan dalam kehidupan guna memperkuat keimanan yang bersemayam di dalam
diri dan meyakini bahwa pertolongan Allah ada dalam segala tindakan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muslim A. Kadir. Ilmu Islam terapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2003.


Jazaul Khusna. Toleransi Kehidupan Beragama pada Masa Nabi Muhammad.
Semarang. 2020.

Anda mungkin juga menyukai