Anda di halaman 1dari 16

Fungsi Tauhid dalam kehidupan

Fungsi Tauhid dalam kehidupan

oleh : Rusdi

PENDAHULUAN

Sejak dalam alam penciptaannya, seorang manusia (sesungguhnya) telah memiliki

rasa ingin tahu terhadap apa dan mengapa telah tercipta segala yang ada di depannya. Dalam

naluri mereka mulai bertanya “ dari mana semua ini berasal dan akan kemana itu berakhir?

Pertanyaan itulah yang kemudian tercatat dalam al-Quran, yang pada akhirnya membawa

Nabi Ibrahim as. ke jalan untuk menemukan Rabbnya. Ayat tersebut ialah surat al-An’am

ayat 76-80 yang artinya :

“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, ‘inilah

Tuhanku’, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, ‘Saya tidak suka kepada yang

tenggelam’,. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata, ‘Inilah Tuanku’. Tetapi

setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ‘sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk

kepadaku, pastilah akulah termasuk orang yang sesat’. Kemudian tatkala dia melihat

matahari, Dia berkata, ‘Inilah Tuhanku’ inilah yang lebih besar’. Maka tatkala matahari

terbenam, Dia berkata, ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu

persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan

langit dan bumi, dengan cendrung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk

orang-orang yang mempersekutukan Tuhan’. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata

‘apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah member

petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang

kamu persekutukan dengan Allah, kecuali dikala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari
malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka, apakah kamu tidak

dapat mengambil pelajaran (dari padanya)?

Ayat di atas menjadi sebuah bukti bahwasanya Tauhid merupakan sebuah misi risalah

yang hendak dicapai oleh Nabi Ibrahim as sehingga pada akhirnya dia beriman kepada Allah

yang Esa, dan meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain-Nya. Misi risalah itulah yang juga

diemban oleh Nabi Muhammad saw dan juga para Nabi lainnya. Sebagaimana firman Allah

dalam al-Qurandalam surat al-Anbiya ayat 25 : “Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rasul

pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan kami wahyukan kepadanya ‘Bahwa tiada

Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, Maka sembahlah Aku”.

Betapa pentingnya Tauhid bagi kehidupan manusia, sehingga ditempatkan pada

bagian yang pertama dan utama oleh semua agama khususnya agama samawi. oleh

karenanya, sangat penting sekali untuk diketahui tentang “apa sebenarnya Fungsi atau

manfaat ilmu Tauhid bagi kehidupan manusia?” sehingga dijadikan sebuah tujuan utama dari

diutusnya para nabi dan Rasul.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas secara singgkat tentang fungsi tauhid

tersebut dalam kehidupan umat manusia, dengan harapan bisa bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan juga bagi pembaca makalah ini.


PEMBAHASAN

Meskipun inti pembahasan dari makalah ini ialah tentang Fungsi atau Manfaat ilmu

Tauhid dalam kehidupan, namun terlebih dahulu kami akan menjelaskan terlebih dahulu

tentang pengertia Tauhid, hal itu yang menurut penulis akan lebih memudahkan dalam

memahami pembasan selanjutnya.

A. Pengertian Ilmu Tauhid

Perkataan tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu yang secara

etimologis berarti ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan berarti, “Mengesakan”.

Sementara para ulama medefesikan tauhid berbeda, tetapi perbedaan itu hanyalah pada

redaksi atau kalimat yang digunakan, sedangkan substansinya sama. Seperti Syekh

Muhammad Abduh mengatakan bahwa “Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas tentang

wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-

Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya. Juga

membahas tentang rasul-rasul Alah, meyakinkan kerasulan mereka, apa yang boleh

dihubungkan (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada

mereka.”

Sementara Affandi al-Jasr mengatakan, ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas hal-

hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan. selain itu

Prof.M.Thahir A.Muin memberikan difinisi : Tauhid ialah ilmu yang menyelidiki dan

membahas soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusan-
Nya, juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat untuk

membuktikan ada-Nya zat yang mewujudkan.1

Disamping itu, masih banyak difenisi lain yang dikemukakan para ahli tentang ilmu

tauhid tersebut. Hal itulah yang memberi sebuah gambaran bahwa nampaknya belum ada

kesepakatan di antara para ahli mengenai difenisi dari ilmu tauhid. Akan tetapi, dari difenisi-

difenisi yang diberikan para ahli tersebut, setidaknya dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa

ilmu tauhid ialah ilmu yang berghubungan dengan masalah ketuhanan (Allah), rasul atau

nabi, dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya.

Sejalan dengan perkembangan ruang lingkup pembahasan ilmu ini, maka terkadang

ilmu tauhid ini dinamai pula ilmu teologi, ilmu ushuluddin, ilmu aqaid, dan ilmu ketuhanan.

Dinamai ilmu teologi karena ilmu ini juga membahas tentang bagaimana mempertahankan

kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil dan bantahan terhadap

orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan yang bertentangan dengan dalil. Selain itu,

pada intinya ilmu teologi ini juga berhubungan dengan masalah ketuhanan. Selanjutnya

dinamai ilmu ushuluddin, karena ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan yaitu

keyakinan dan kepercayaan kepada tuhan, dinamai ilmu aqa’id, karena dengan illmu ini

seseorang diharapkan agar meyakini dalam hatinya secara mendalam dan mengikatkan

dirinya hanya pada Allah sebagai Tuhan.2

Dari pembahasan di atas tampak bahwa; pada intinya ilmu tauhid ialah ilmu yang

berbicara tentang bagaimana seseorang meyakini, dan percaya bahwa hanya ada satu tuhan

yang berkuasa atas segala sesuatu, sehingga ilmu tauhid ini adalah sebuah disiplin ilmu yang

sangat penting bagi kehidupan umat manusia khususnya bagi umat beragama untuk

mendapatkan sebuah kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.


Adapun yang menjadi objek kajian dari ilmu tauhid ini ialah aqidah yang diterangkan

dalil-dalilnya, yakni aqidah yang dimaksud ialah pendapat dan pikiran atau anutan yang

mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu bagian dari manusia sendiri,

dipertahankan dan di I’tikadkan bahwa hal itu adalah benar. Oleh karenanya, akidah-akidah

itu adalah merupakan akidah diniyah, adakal merupakan aqidah adabiah, akidah khuluqiah,

aqidah ilmiah, aqidah siyasiyah, menurut corak dan warna masing-masing walaupun satu

sama lain mempunyai hubungan yang erat.

B. Fungsi atau Manfaat Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid merupakan sebuah disiplin ilmu Islam yang amat dikenal baik oleh

kalangan akademis ataupun oleh masyarakat pada umumnya. Hal itu terlihat dari keterlibatan

ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah yang muncul di masyarakat. Karena

keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam kehidupannya seringkali dilihat dari sisi tauhid

(teologi). Hal itulah yang menjadikan ilmu ini menarik untuk dikaji, dan diketahui oleh setiap

umat islam, sehingga bisa mengambil manfaat dari ilmu ini untuk mencapai sebuah tujuan

hakiki dari kehidupan ini. Akan tetapi, bukan berarti disiplin ilmu ini adalah ilmu satu-

satunya yang harus dipelajari, karena sebagaimana dikatakan oleh Harun Nasution bahwa

untuk mengetahui dan memahami tentang agama Islam, diharuskan islam ini dipelajari dari

berbagai disiplin ilmu (persepektif). Namun, yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini

ialah Sebagaimana disebutkan yaitu tentang fungsi atau manfaat ilmu tauhid dalam

kehidupan manusia.

Setelah sebelumnya dibahas tentang pengertian dari ilmu tauhid, maka pada bagian ini

akan dibahas tentang fungsi dan manfaat dari ilmu tauhid ini dalam kehidupan manusia.

Namun, oleh karena keterbatasan pengetahuan dan sumber yang penulis dapatkan, maka

bahasan tentang bagian sangat minim.


Perlu diketahui, bahwa pada hakikatnya tauhid ini bukan hanya sekedar diketahui dan

dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik dan benar, karena

apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan benar, maka

kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya sebagai hamba Allah akan muncul dengan

sendirinya.3 inilah salah satu manfaat dari ilmu tauhid.

Selain itu, tauhid juga berfungsi sebagai pembimbimbing umat manusia untuk

menemukan kembali jalan yang lurus seperti yang telah dilakukan para Nabi dan Rasul,

karena jika diibaratkan sebuah pohon, tauhid adalah pokok akar untuk menemukan kembali

jalan Allah, yang dapat membawa umat manusia kepada puncak segala kebaikan.4 Begitu

juga dengan kayakinan (tauhid) akan eksistensi tuhan yang maha esa (Allah) akan melahirkan

keyakinan bahwa semua yang ada di ala mini adalah ciptaan tuhan; semuanya akan kembali

kepada tuhan, dan segala sesuatu berada dalam urusan yang maha esa itu. Dengan demikian

segala perbuatan, sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang selalu berpokok pada modus

ini. Sebagai mana firman Allah dalam al-Quran yang artinya :

“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku”(al-

Dzariyat:56)

“Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah kami mohon

pertolongan”(al-Fatihah:5)

“Katakanlah, “Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung

kepada-Nya segala sesuatu..”(al-Ikhlas:1-2)

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa ketauhidan tidak hanya menyangkut hal-hal

batin, tetapi juga meliputi sikap tingkah laku, perkataan, dan perbuatan seseorang. Oleh
karena itu, orang-orang yang telah mampu memahami dan menghayati tauhid dengan dan dan

benar akan membawa kepada kebahagiaan baik itu segi lahir ataupun batin.

Sehingga jelas bagi seseorang, bahwa tauhid tidak cukup untuk dimiliki dan dihayati,

karena jika hanya demikian hanya akan menghasilkan keahlian dalam seluk beluk ketuhanan,

namun tidak berpengaruh apa-apa terhadap seseorang tersebut, sehingga dirinya akan berada

diluar ketauhidan yang sebenarnya, bahkan mungkin bisa sampai keluar dari keislamannya,

karena maksud dan tujuan tauhid bukan sekedar diakui dan diketahui saja, tetapi lebih dari itu

tauhid mengadung hal-hal yang beramanfaat bagi kehidupan manusia yaitu :

1. Sebagai sumber dan mutivator perbuatan kebajikan dan keutamaan;

2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk

mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan;

3. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup

yang dapat menyesatkan;

4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.5

Dari empat poin yang diatas dapat dipahami bahwa tauhid selain bermanfaat bagi hal-

hal batin, juga bermanfaat bagi hal-hal lahir. Sehingga dari poin tersebut sangat jelas

manfaatnya bagi kehidupan manusia.

Sementara dalam sumber lain, ada yang menspesifikasikan fungsi atau manfaat ilmu

tauhid bagi kehidupan manusia ialah sebagai pendoman hidup yang dengannya umat manusia

bisa terbimbing kepada jalan yang diridhai Allah, serta dengan tauhid manusia bisa menjalani

hidup sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah SWT. Dengan tauhid manusia tidak

hanya bebas dan merdeka, melainkan juga akan sadar bahwa kedudukannya sama dengan
manusia lain manapun. Tidak ada manusia yang superior atau inferior terhadap manusia

lainnya.

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa kometmen manusia-tauhid tidak

saja terbatas pada hubungan verticalnya dengan tuhan, melainkan juga mencakup hubungan

Horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk, dan hubungan-hubungan ini harus

sesuai dengan kehendak Allah. Sehingga dengan misi ini tauhid dapat mewujudkan sesuatu

bentuk kehidupan social yang adil dan etis.6

Dalam kontek pengembangan umat, tauhid berfungsi antara lain mentranformasikan

setiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih kurang ideal dalam arti

memiliki sifat-sifat mulia yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu social, politik,

ekonomi, dan budaya. Dengan demikian, akan muncul manusia-manusia tauhid yang

memiliki cirri-ciri positif yaitu :

1. Memiliki kometmen utuh pada tuhannya.

2. Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.

3. Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap terhadap kualitas

kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya.

4. Tujuan hidupnya jelas. Ibadatnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanyalah untuk

Allah semata-mata.

5. Meimiliki visi jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama-sama

manusia lain; suatu kehidupan yang harmunis antara manusia dengan Tuhannya,

dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, Nampak jelas bahwa tauhid memberikan dampak positif bagi

kehidupan manusia. Bila setiap individu memiliki kometmen tauhid yang kukuh dan utuh,
maka akan menjadi suatu kekuatan yang besar untuk mambangaun dunia yang lebih adil, etis

dan dinamis.7

REFERENSI

Nata Abudin, Metodologi Studi Islam, Rajawali Pers: Jakarta, 2008.

Asmuni Drs.H.M Yusran, Ilmu Tauhid, citra Niaga Rajawali pres: Jakarta:1993

Muhammad K. Mu’tahim, Laa Tansa Ya.. Muslimin. Alifbata: Jakarta, 2007

Musthofa Drs, Khalili H.M, Karwandi, Tauhid. Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga:

Yogyakarata, 2005
1 Drs.H.M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, citra Niaga Rajawali pres: Jakarta:1993, hlm 2
2 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Rajawali Pers: Jakarta, 2008. hlm 269
3 Drs.H.M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, citra Niaga Rajawali pres: Jakarta:1993, hlm
4 Khalis M. Muhammad . Mu’tahim, Laa Tansa Ya.. Muslimin. Alifbata: Jakarta, 2007
5 Drs.H.M Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, citra Niaga Rajawali pres: Jakarta:1993, hlm 7
6 Pokja , Tauhid. Hal 79.
7 Ibid. hal 79-80

Anda mungkin juga menyukai