HALAMAN JUDUL
Dosen Pengampu : AHMAD AZHARI NASIR, S.I.
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
2.2 Taubat..................................................................................................3
2.3 Dzikir...................................................................................................8
2.4 Do’a....................................................................................................11
3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.2 Taubat
Taubat dapat diartikan sebagai kembalinya diri dari kemaksiatan
kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah ke jalan yang
lebih dekat ke pada Allah dan meninggalkan seluruh dosa dan kemaksiatan,
menyesali perbuatan dosa yang telah lalu dan berkeinginan teguh untuk tidak
mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut pada waktu yang akan datang. Allah
berfirman dalam Q.S. Al-Tahrim 8:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika
Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,
sambil mereka mengatakaan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami
cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu.”
3
4
Hukum taubat adalah wajib bagi setiap muslim atau muslimah yang
sudah mukallaf (balig dan berakal). Taubat baru dianggap sah dan dapat
menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Bila
dosa itu terhadap Allah SWT maka syarat taubatnya yaitu:
1. Islam, karena tidak sah taubat seseorang dari dosa meraka dan
kemaksiatan kecuali taubat seorang muslim. Sebab taubatnya orang
kafir adalah masuk Islam.
2. Ikhlas, karena tidak akan sah taubat seseorang kecuali dengan
ikhlas dengan cara menunjukan taubatnya tersebut semata
mengharap ampunan dan pengahapusan dosanya kepada Allah
SWT.
3. Mengakui dosa yang telah dilakukannya.
4. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat
5. Meninggalkan perbuatan maksiat itu
6. Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan
mengulangi perbuatan maksiat itu
Namun apabila dosa itu terhadap sesama manusia, maka syarat
taubatnya ditambah dua lagi yaitu:
1. Meminta maaf terhadap orang yang di dzalimi atau dirugikan
2. Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya
akibat perbuatan dzalim itu atau minta kerelaannya.
Dosa terhadap sesama manusia akibat perbuatan dzalim itu hendaknya
diselesaikan di dunia juga. Karena kalau tidak, pelaku dosanya di alam akhirat
termasuk orang yang merugi bahkan celaka. Apabila seorang telah terlanjut
berbuat dosa, kemudian bertaubat dengan sebenar-benarnya, tentu ia akan
memperoleh banyak hikmah dan manfaat. Tentu saja taubat yang dilakukan
harus memenuhi syarat taubat seperti yang udah sebutkan tadi. Adapun
hikmah dan manfaat yang diperoleh dari taubat itu antara lain: dosanya
diampuni, memperoleh rahmat Allah, dan bimbingan untuk masuk surga.
Taubat yang di terima dan benar itu mempunyai beberapa tanda:
1. Agar setelah taubat ia menjadi lebih baik dari sebelumnya
2. Agar merasa takut serta tidak pernah merasa aman dari siksa Allah
SWT
3. Hatinya merasa terlepas, dan hancur tercabik-cabik karena
menyesal dan merasa takut dengan balasan akan dosa yang telah
dilakukannya
4. Merasa remuk-redam tersendiri dalam hati, yang tidak diserupai
oleh apapum, seperti seorang hamba yang telah berbuat salah dan
memberontak kepada tuhannya.
5
Syarat-syarat taubat:
1. Menyesal terhadap maksiat yang dilakukan
2. Berhenti melakukan maksiat dengan segera
3. Berazam tidak akan mengulangi lagi
4. Berterus terang memohon maaf jika berkaitan dengan hak orang
lain
Hikmah taubat:
1. Memberi peluang kepada orang yang berdosa kembali kejalan
Allah
2. Memberi ketenangan hati kepada muslim yang bertaubat
3. Mendapatkan keampunan serta petunjuk Allah
4. Segai satu ara medekatkan diri kepada Allah
h. Sujud
i. Duduk diantara dua sujud
j. Sujud kedua
k. Berdiri untuk melanjutkan rakaat kedua
2. Rakaat kedua
a. Membaa Al-Fatihah
b. Membaa surah pendek Al-Qur’an
c. Rukuk
d. I’tidal
e. Sujud
f. Duduk diantara dua sujud
g. Sujud kedua
h. Tasyahud akhir
i. Mengucapkan salam
ك َماَ ك َو َوعْ ِد َ َوأَ َنا َعلَى َع ْه ِد، ك َ ت َخلَ ْق َتنِيْ َوأَ َنا َع ْب ُدَ اَل إِ ٰلـ َه إِالَّ أَ ْن، ْت َربِّي َ اَللَّ ُه َّم أَ ْن
ْ َوأَب ُْو ُء ِب َذ ْن ِبيْ َف، َّك َعلَي
ْاغفِرْ لِي َ َ أَب ُْو ُء ل، ت
َ ك ِبنِعْ م ِت ُ ْص َنعَ ك مِنْ َشرِّ َما َ أَع ُْو ُذ ِب، تُ ْاسْ َت َطع
َ وب إِالَّ أَ ْن
ت ُّ َفإِ َّن ُه اَل َي ْغفِ ُر،
َ الذ ُن
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada tuhan selain
Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu.
Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu
sesuai dengan kemampuanku.”
ََربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْال َخا ِس ِرين
2.3 Dzikir
Pengertian dzikir menurut bahasa berasal dari kata “dzakaro” yang
artinya ingat. Kata dzikir mengambil dari masdarnya dzikron, kemudian
terkenal dengan istilah dzikir. Sedangkan dzikir menurut syara’ adalah ingat
kepada Allah dengan etika tertentu yang sudah ditentukan dalam Al-Qur’an
dan Hadist dengan tujuan mensucikan hati dan mengagungkan Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah telah berfirman yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang berimana, bedzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.”(QS. Al-Ahzab:41).
Dzikir menurut Imam Nawai Al Bataniyu penulis kitab Al Adzkar,
menjelaskan dalam kitabnya ahwa dzikir bisa dilakukan dengan lisan dan hati.
Tingkatan dzikir akan menjadi lebih sempurna jika melakukannya dengan hati
dan lisan. Jika harus memilih, mana yang lebih utama, menurutnya harus
dengan hati saja, nammun akan leih afdhol (utama) jika melakukannya dengan
hati dan lisan sesuai sunah Rosullah.
Dzikir ialah menyebut Allah dengan tasbih (Subhanallah), membaca
tahlil (La-ilaha illallahu), membaca tahmid (Alhamdulillah), baca taqdis
(quddusun), membaca taqbir (Allahu Akbar), membaca hauqalah (La haula
9
2.4 Do’a
Menurut bahasa Do’a berasal dari kata “d-du’aa” yang berarti
memanggil, meminta tolong, atau memohon sesuatu. Sedangkan do’a menurut
pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon perlindungan
kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepada Allah. Do’a
merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap
tempat, karena Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya. Do’a dalam
pengertian adalah pendekatan diri kepada Allah SWT dengan sepenuh hati,
dan Rasullah SAW telah menegaskan keistimewaan do’a di sisi Allah SWT
adalah melebihi segala keistimewaan yang ada, dalam hal ini Rasullah
bersabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah di banding dengan
do’a” (HR. Tarmizi, Nasai, Abu Dawud).
12
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Akhlaq dapat diartikan sebagai sifat-sifat atau sikap yang melekat pada
diri manusia dan dapat disebut juga dengan moral atau etika
2. Akhlaq kepada Allah SWT dapat di artikan sebagai sikap atau perbuatan
manusia yang di lakukan tanpa berpikir lagi yang memang ada pada diri
manusia sebagai hamba Allah SWT.
3. Taubat dapat diartikan sebagai kembalinya diri dari kemaksiatan kepada
ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah ke jalan yang lebih
dekat dengan Allah.
4. Dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan menyebut nama Allah
dengan tasbih (Subhanallah), membaca tahlil (La-ilaha illallahu),
membaca tahmid (Alhamdulillah), baca taqdis (quddusun), membaca
taqbir (Allahu Akbar), membaca hauqalah (La haula wala quata illa
billahi), membaca hasbalah (hasbiyallahu), membaca basmallah
(bismillahirrohmanirrohim), membaca Al-Qur’an dan membaca do’a-do’a
lainnya.
5. Do’a dalam pengertian adalah pendekatan diri kepada Allah SWT dengan
sepenuh hati.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis memberikan saran agar pembaca
melakukan riset dan studi yang lebih mendalam mengenai Akhlaq kepada
Allah, Taubat, Dzikir dan Do’a dengan sumber atau literatur yang lebih
beragam. Agar ilmu dan pengetahuan yang didapatkan lebih banyak dan lebih
bermanfaat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abu Naufal al-Mahalli, 2005, Doa yang didengar Allah. Yogyakarta: Pustaka
Firdaus.
Hasbi Ashiddieqy, 1956, Pedoman Dzikir dan Do’a. Jakarta: PT. Bulan Bintang
Ibnu Qayyim al jauziyah, 2006, Tobat Kembali pada Allah. Jakarta: Gema Insani
Press.
15