Anda di halaman 1dari 15

Ini adalah cache Google' untuk http://blogtgkwagub.blogspot.com/2012/05/makalah-kisah-kisahal-quran-disusun.html.

Gambar ini adalah jepretan laman seperti yang ditampilkan pada tanggal
27 Okt 2015 11:54:25 GMT.
Sementara itu, halaman tersebut mungkin telah berubah. Pelajari Selengkapnya
Versi lengkapVersi hanya teksLihat sumberKiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda di
laman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau -F (Mac) dan gunakan bilah cari.

Blog Tgk.wagub
Minggu, 27 Mei 2012
Makalah
KISAH-KISAH AL-QURAN
disusun
oleh
Kelompok
Nama

: VIII
: Muhammad Nazar ( 261020736 )

Mutia Alfitri

( 261020741 )

1244623776_IAIN-LOG.jpg
Dosen Pembimbing
Saifullah, S.Pd.I., M.Ag.
FAKULTAS TARBIYAH TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH

2010-2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
kita semua sehingga pembuatan makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam kita persembahkan kepada junjungan kita Muhammad SAW, oleh karena beliaulah
kita dapat mengenal ilmu pengetahuan dan memberantas kebodohan.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan pemakalah sampaikan kepada
pembimbing kita Bapak Saifullah, S.Pd.I., M.Ag. dan kepada seluruh sahabat-sahabat
seperjuangan yang telah memabntu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari berbagai kelemahan, kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga
tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan disana sini dalam penulisan
dan penyajian makalah ini. Oleh Karena itu, dengan tangan terbuka, seraya kasih, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, kepada Allah jualah penulis menyerahkan diri dan memohon taufik hidayahNya, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Banda Aeh,

Penulis

2010

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang..............................................................................

B.

Tujuan..........................................................................................

C.

Rumusan Masalah.........................................................................

3
3
4

BAB II PEMBAHASAN
A.

Pengertian Kisah...........................................................................

B.

Klasifiasi Kisah Al-Quran..............................................................

C.

Karakteristik Kisah dalam Al-Quran.............................................

D.

Tujuan Kisah Al-Quran.................................................................

11

E.

Relevansi Kisah dengan Sejarah....................................................

12

BAB III PENUTUP


A.

Kesimpulan................................................................................... ...... 14

B.

Saran............................................................................................ ...... 14
DAFTAR PUSATAKA............................................................................

15

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Suatu peristiwa yang terjadi pasti memiliki sebab dan akibatnya. Peristiwa tersebut juga
mengandung hikmah dan nasehat-nasehat yang bermanfaat. Penyampaian nasehat memiliki
cara-cara tersendiri agar para pendengar mau mendengarnya. Apalagi nasehat tersebut
dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan seharihari.
Nasehat yang disampai tanpa variasi tidak akan menarik orang untuk mendengarnya, sebab
orang akan merasa bosan dengan tutur kata yang sama. Oleh karena itu, perlu seni-seni bahasa
dan kesusastraan dalam penyampaian sebuah nasehat. Orang akan terpengaruh dan rasa ingin
tahunya lebih besar sesuai dengan seni bahasanya.
Al-Quran telah memaparkan kisah-kisah dan cerita-cerita para nabi dan orang-orang terkenal
di masanya dengan balaghahnya yang tinggi. Di balik kisah-kisah tersebut tersimpan Itibar yang
patut kita ketahui dan menjadi ibrah berharga untuk kita amalkan. Kisah-kisah tersebut pada
hakikatnya memiliki banyak rahasia dan misteri, ayat-ayat tersebut telah mendapatkan perhatian
dari para sejarawan dan para peneliti kajian agama. Mereka telah mengambil pengetahuan sesuai
dengan kemampuan mereka masing-masing dari mata air segar itu.

B.

Tujuan
Sesuai dengan latar belakang di atass, maka tujuan penulisan makalah ini supaya kita bisa
mengambil pengetahuan dan pesan-pesan yang terkandung dalam kisah-kisah Al-Quran sebagai
pelajaran untuk kita amalkan.

C.
1.
2.

Rumusan Masalah
Menjelaskan pengertian qashashul quran.
Menjelaskan macam-macam kisah dalam Al-Quran.

3.
4.
5.

Menjelaskan karakteristik kisah dalam Al-Quran.


Menjelaskan tujuan kisah-kisah dalam Al-Quran.
Menjelaskan relevansi kisah dengan sejarah.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Qashashul Quran

Kata qasash merupakan bentuk masdar dari qashasha yang berarti kisah, cerita berita atau
keadaan.
Secara elimologi, kata kisah diambil dari beberapa ayat Al-Quran, yaitu; surat Al- kahfi [18:
64] qashashan (kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak dari mana keduanya itu
datang, Surat Al-Qashash [28: 11] Qush (ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang
mengambilnya), Surat Ali-Imran [3: 62] Qashashu (yang berurutan) dan Surat Yusuf [12: 111]
Qashashihim (Berita).
Sedangkan secara termologi Qashashul Quran adalah pemberitauan Quran tentang umat
zaman lalu,nubuwat (kenabian) dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi[1]. Al-Quran
menceritakan berbagai polemik baik pelaku, objek, hal, tempat, maupun waktu peristiwa tersebut
terjadi dengan cara shuratan nathigah, artinya seolah-olah pembaca merasakan apa yang dibaca/
didengarkannya.
B.

Klasifikasi Kisah Al-Quran


Al-Quran merupakan wahyu Allah SWT yang meliputi kisah-kisah yang dijadikan
pengajaran dan ilmu-ilmu pengetauan bagi kehidupan manusia. Kisah-kisah tersebut bisa
digolongkan dalam 3 macam:

1.

kisah para nabi. Dalam hal ini, diceritakan tentang dakwah nabi kapada umatnya, baik yang
mengikuti maupun yang menentang perkembangan dakwah tersebut, balasan yang ditimpakan
terhadap pendusta, mukjizat yang memperkuat dakwahnya serta tahapan-tahapan dakwah, kisah
ini banyak diceritakan dalam Al quran seperti kisah nabi Adam (Q.S Al-Baqarah: 30-39 dan AlAraf: 31), kisah nabi Nuh (Q.S Al-Anam: 74-83 ) dan sebagainya.
Untuk lebih jelas,berikut kami ceritakan sebuah kisah tentang kisah nabi Nuh membuat
bahtera[2]:
Setelah lama Nuh bersedih hati memikirkan kaumnya, Allah mewahyukan kepadanya:
Dan diwahyukan kepada Nuh bahwa sanya sekali-kali tidak akan beriman diantara kaummu
kecuali orang yang telah beriman (saja) karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa
yang mereka selalu kerjakan.(Q.S Hud: 36 ).
Nabi Nuh berdoa kepada Allah Untuk membinasakan dan menghancurkan kaumnya. Allah
mengabulkan doanya dan memberitahu kepadanya bahwa Dia akan menghancurkan mereka
dengan angin dan banjir besar. Tidak seorang pun dari mereka yang tidak binasa. Allah

kemudian mewahyukan nabinya untuk membuat bahtera, agar dinaiki bersama kaum yang
muslimin.
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan janganlah kamu
bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan. (Q.S Hud: 37 ).
Disaat nabi Nuh membuat bahtera atas perintah Allah, kaumnya mengolok-olok dan tertawa
atas perbuatan nabi Nuh.
Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami pun mengejekmu sebagai mana kamu
sekalian mengejek ( kami ). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang ditimpa azab yang kekal.
( Q.S Hud: 38-39 ).
Selesai Nuh membuat bahtera, Allah memerintahkan nabi Nuh untuk membawa ahli-ahlinya
yang mukmin, semua hewan secara berpasang-pasangan, laki-laki dan perempuan, dan
perbekalan-perbekalan secukupnya untuk mengabdikan keturunannya menaiki bahtera.
Nabi Nuh mempunyai 4 orang anak, Sam, Ham, Yafu dan Kanan. Kanan binasa tenggelam
bersama orang kafir, karena dia termasuk orang yang menolak naik ke bahtera bersama ayahnya,
Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara aku dari air Bah.
Adapun ketiga anak Nuh yang lain selamat dan meneruskan keturunan mereka di bumi.
Allah memerintahkan langit berhenti mencurahkan air hujan, memerintahkan bumi untuk
menelan air yang menggenanginya supaya menjadi seperti sumula. Bahtera itu kemudian
mendarat di gunung judi , di Amerika Selatan, berbatasan dengan Mesopotania. ( Q.S Hud :
44 ).
Difirmankan, Hai Nuh, turunlah dengen selamat dan penuh keberkahan dari kami atasmu
dan atas umat-umat (yang mukmin) dan orang-orang yang bersamamu. ( Q.S Hud ; 48 ).
2.

kisah yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, dan orang-orang yang tidak dipastikan
kenabiannya, seperti kisah Talut, Jalut, Lukman, Dzulkarnain, Karun, Maryam, Ashabul kahfi,
Ashabl Ukhdud, Ashabul Fill, dan sebagainya.
Di bawah ini, ada penggalan kisah Dzulqarnain dan yajuj dan Majud[3]:

Dzulkarnain adalah seorang laki-laki yang dilahirkan pada zaman dahulu kala, ia masuk
Islam melalui nabi Ibrahim dan berthawaf mengelilingi Kabah bersamanya, sehingga akhirnya
ia kembali ke negerinya.
Dzulkarnain menyiapkan pasukan untuk menyeru manusia kepada Allah, yang langsung
dipimpinnya. Beliau telah mempelajari seruruh bahasa penduduk bumi, sehingga ia dapat
bercakap-cakap dengan semua bangsa melalui bahasa masing-masing. Ia juga mengetahui semua
rute perjalanan, dan itu diketahuinya berkat hidayah Allah yang diberikan kepadanya.
Dzulkarnain sampai di belahan barat bumi, tempat matahari terbenam. Ia kemudian melihat
matahari itu seolah-olah terbenam di mata air berlumpur (ainul hamiah), ia melihatnya
tenggelam dalam tanah yang hitam. Matahari itu kemudian tenggelam di Uqyanus.
Allah memberikan pilihan kepada Dzulkarnain antara menyiksa penduduk tanah itu atau
berlaku adil kepada mereka , sebab mereka orang-orang yang kafir.
Hingga dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihat matahari terbenam di
dalam laut yang berlumpur hitam, dan disana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami
berfirman: Wahai Dzulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak
beriman) kepada mereka. ( Q.S Al-Kahfi: 86).
Dua belas tahun lamanya perjalanan ini, sehingga Dzulkarnain sampai di tempat terbit
matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar diatas suatu kaum yang tidak kami
buatkan suatu perlindungan bagi mereka dari (cahaya matahari) itu. (Q.S Al-Kahfi: 90).
Kemudian mereka menempuh perjalanan lagi sampai mereka bertemu dengan makhluk Alah
yang bernama Yajuj majud. Mereka mempunyai bentuk, ukuran dan fisik yang membuat
manusia terkejut dan heran bila melihatnya. Mereka adalah orang-orang kafir yang tidak beriman
kepada Alah, suka merampok, dan malas bekerja serta suka menganggu dan merugikan manusia
yang ada di dekatnya.
Dzulkarnain meminta pertolongan kepada Alllah, kemudian meminta pertolongan kepada
manusia dan mulailah mereka membangun dinding diantara kedua gunung tersebut dengan
sangat kokoh dan kuat, sehingga tidak akan ada seorang pun yang dapat menghancurkannya,
bahkan yajuj majud sekalipun.
Maka mereka (Yajuj dan majud) tidak dapat mendaki dan tidak dapat (pula)
melubanginya. (Q.S Al-Kahfi: 97).

3.

Kisah-kisah yang terjadi pada masa Rasullah, seperti perang Badar ( Q.S Al-Anfal : 5-19, 4145, 49, 50, 67), dan perang Uhud (Q.S Ali Imran: 121-128, 152-171), perang hunain (Q.S AtTaubah : 25-27), perang Tabuk (Q.s At-taubah : 42-60, 62-98, 118, 119), Isra miraj (Q.S AlIsra : 1 dan An-naj: 5-18), dan seterusnya.

Dibawah ini terdapat pengalan kisah yang terjadi pada masa Rasul mengenai isra miraj[4]:
Maha suci (Allah), yang telah memperjalankan hambanya (Muhammad) pada malam hari
dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami
perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar, Maha melihat. (Q.s Al-Isra: 1).
Disaat menghadapi ujian berat, gangguan dan hinaan, aniaya dan siksan yang semakin hebat,
Nabi Muhammad SAW melakukan Isra dan Miraj dari Mekkah ke Baitul Maqdis di palestina,
terus naik ke Sidratul Muntaha. Disanalah Beliau menerima perintah langsung dari Allah tentang
shalat lima waktu. Perjalanan satu malam itu menambah iman dan keyakinan beliau sebagai
Rasul Allah untuk membawa Risalah-nya kepada umat manusia.
Peristiwa Isra dan Miraj ini terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-II sesudah beliau
diangkat menjadi Rasul. Kejadian tersebut juga menjadi ujian bagi kaum muslimin sendiri.
Apakah mereka beriman dan percaya kepada kejadian yang menakjubkan itu. Bagi kaum
Quraisy, peristiwa itu mereka jadikan sebagai senjata untuk menuduh nabi sebagai orang yang
tidak beres otaknya. Mereka jadikan bahan hinaan dan olok-olokan yang sangt keji.
C.

Karakteristik Kisah dalam Al-Quran


Al-Quran tidak menceritakan kisah-kisah secara kronologis dan tidak merincikan secara
panjang lebar. Banyak ayat-ayat Al-Quran yang di ulang-ulang dengan bentuk yang berbedabeda. Misalnya di satu surat terdapat diawal dan di ayat yang lain di akhir, tetapi maksud dan
tujuannya sama. Pengulangan ayat-ayat tersebut memilki hikmah tersendiri.
Menurut Manna Khalil Al-Qattan, penyajian kisah dalam Al-Quran yang demikian itu
mengandung beberapa hikmah, diantaranya[5]:

1.

Menjelaskan ketinggian balaghah Al-Quran. Diantara fungsi dan tujuan balaghah tersebut
adalah untuk mengungkapkan sebuah makna dalam bentuk yang berbeda sehingga setiap orang

yang membaca Al-Quran tidak merasa bosan, bahkan dapat menambah pengetahuan baru atau
mengetahui maknanya.
2. Menunjukkan kehebatan Mukjizat Al-Quran, dengan adanya pengulangan ayat dalam bentuk
yang berbeda menunjukkan Allah itu maha kuasa, tidak ada yang dapat menandingi kehebatan
ayat-ayat Al-Quran bahkan sastrawan Arab sekalipun. Allah sendiri menentang orang-orang yang
ingin menandingi kehebatan Al-Quran seperti dalam firmannya:
Dan jika kamu meragukan (Al-Quran) yang kami turunkan kepada hamba kami
(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu
selain Alah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) dan
pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (Q.S Al-Baqarah: 23-24).
3.

Mengundang perhatian besar terhadap kisah-kisah tersebut agar lebih mantap dan melekat di
jiwa. Artinya, kisah yang di ulang-ulang itu mempunyai Itibar yang penting untuk kita pelajari.
Misalnya kisah Musa dan Firaun. Kisah itu menggambarkan secara sempurna pergulatan sengit

antara kebenaran dengan kebatilan.


4. Penyajian seperti itu menunjukkan perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan.
Sebagian dari maknanya diterangkan di suatu tempat, karena hanya itulah yang diperlukan,
sedangkan makna lainnya dikemukakan di tempat lain, sesuai dengan keadaan. Misalnya kisah
Kaum Ad yaitu kaum umat nabi Hud a.s, terdapat pengulangan ayat di tiga tempat pada surat
yang berbeda dengan keadan yang berbeda pula. Di surah Ali imran ayat 9 mengisahkan tentang
sikap umat manusia menghadapi ajaran Rasul, yaitu tiap kebenaran pada permulaannya ditolak.
Di surah Al-Hajj ayat 42 mengisahkan tentang ayat-ayat Alah SWT sebagai penawar hati nabi
Muhammad SAW. Di surah Al-Ankabut ayat 38 mengisahkan tentang cobaan terhadap nabi Hud
a.s dan nabi Shaleh a.s.
D.

Tujuan Kisah dalam Al-Quran


Allah telah menetapkan bahwa dalam kisah terdahulu terdapat ibrah dan nasihat bagi orangorang yang mempelajarinya, yang merenungi kisah-kisah tersebut, mereka akan menemukan
hikmah di balik pengkisahan kisah tersebut, serta menggali pelajaran dan petunjuk hidup dari
kisah-kisah tersebut. Allah juga memerintahkan kita untuk bertadabbur terhadapnya, menyuruh
untuk meneladani kisah orang-orang shaleh serta mengambil metode mereka berdakwah dalam
posisi kita sebagai makhluk dan khalifah di muka bumi. Jika kita menelaah kisah Al-Quran

dengan seksama, kita akan memahami bahwa Allah menyampaikan inti penting untuk kita
amalkan melalui kisah-kisah yang ada didalam Al-Quran. Oleh sebab itu, menurut Manna Alqattan, kisah-kisah Al-quran mempunyai banyak faedah terpenting di antaranya[6]:
1.

Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang

2.

dibawa oleh para nabi (Q.s Al-Anbiy: 25).


Meneguhkan hati Rasullah dan hati umat nabi Muhammad atas agama Allah, memperkuat
kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta

3.

hancurnya kebatilan dan para pembelanya (Q.S Hud:120).


Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta

mengabadikan jejak dan paninggalannya.


4. Membuktikan kewahyuan Al-Quran dan kebenaran misi Nabi Muhammad SAW, semua yang
disampaikannya adalah wahyu yang turun dari Allah demi membimbing ummat manusia kejalan
yang lurus dengan memperhatikan kecermatan dan kejujuran Al-Quran sendiri mengisyaratkan
hal ini ketika menukil kisah-kisah para nabi di permulaan maupun di akhir kisah, Allah berfiman
5.

(Q.S Yusuf: 3).


Menyibak kebohongan ahli kitab ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan
petunjuk yang mereka sembunyikan dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri

sebelum kitab itu diubah dan diganti (Q.S Ali imran: 39).
6. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan
7.

memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya kedalam jiwa.


Membuktikan kesatuan agama dan akidah seluruh Nabi as, karena mereka semua datang dari
Allah, intisari dakwah mereka adalah satu dan mereka mengajak ummat manusia kepada satu

8.

tujuan.
Menceritakan pertolongan Ilahi terhadap para nabi a.s dan menekankan reality bahwa
peperangan idiologi itu pasti berakhir dengan kemenangan dipihak para penolong-penolong

9.

Allah.
Membenarkan kabar-kabar gembira dan peringatan Ilahi secara nyata dengan memberikan

contoh-contoh yang nyata tentang hal itu.


10. Menjelaskan rahmat dan nikmat Ilahi yang telah dicurahkan atas nabi a.s sebagai hasil
kedekatan hubungan mereka dengan Rabb-nya.
E.

Relevansi Kisah dengan Sejarah


Kisah yang terdapat dalam Al-Quran sengat berbeda dengan kisah-kisah lainnya. Perbedaan
tersebut terletak pada tujuan yang ingin dicapainya. Setiap orang yang ingin bercerita atau
menulis cerita, ia pasti memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapainya.

Kisah dalam Al-Quran memiliki nilai seni yang cukup tinggi, kisah-kisahnya pun tidak
diragukan kebenarannya, walaupun tidak diceritakan secara kronologis dan dipaparkan secara
rinci pada kenyataannya, sebagian kisah dalam Al-Quran merupakan petikan sejarah, karena
pengetahuan sejarah sangat kabur dan penemuan-penemuan arkeologi sangat sedikit untuk
dijadikan bahan penyelidikan kisah dalam Al-Quran dalam rangka pengetahuan modern.
Misalnya situs bangsa Iran yang didefinisikan sebagai bangsa Ad[7] dalam kisah Al-Quran, AlMutafikat[8] yang mendefinisikan sebagai kota Pali, Sodom dan Gomorah yang merupakan
kota-kota wilayah nabi Luth.

BAB III
PENUTUP
A.
1.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.

Kesimpulan
Qashas merupakan bentuk masdar dari Qashasha yang berarti kisah,cerita,berita atau
keadaan. Kisah-kisah Al-quran adalah pemberitahuan tentang keadaan umat yang dahulu.
Macam-macam kisah Al-Quran:
kisah para nabi;
peristiwa masa umat yang dahulu;
kisah yang terjadi pada masa rasul dan nabi.
Karakteristik kisah dalam Al-Quran
Ketinggian balaghah Al-Quran;
Kehebatan mukjizat Al-Quran;

c.
4.
a.
b.
c.
d.
e.

Mengundang perhatian besar terhadap kisah-kisah Al-Quran.


Tujuan kisah-kisah Al-Quran:
Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah;
Meneguhkan hati Rasulullah;
Memebenarkan para nabi terdahulu;
Membuktikan kewahyuan Al-Quran;
Dll.

B.

Saran
Dengan adanya pengisahan tersebut di atas, pemakalah mengharapkan bisa mengambil ibrah
untuk memperbaiki akhlak dan akidah kita yang telah rusak di era globalisasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi ilmu-ilmu Quran. Jakarta: Litera Antar Nusa
Ash-Shabuni, Muhammad Ali. 2001. Para Nabi dalam Al-Quran. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya
Ath-Thahir, Hamid Ahmad. 2006. Kisah-kisah dalam Al-Quran untuk Anak. Bandung: Irsyad
Baitus Salam
Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. 1972. Media Pokok dalam Penafsiran Al-Quran. Jakarta:
Bulan Bintang
Hatta, Ahmad. 2009. Tafsir Quran perkata. Jakarta: Maghfirah
Shihab, Quraish. 1998. Mukjizat Al Quran. Bandung: Mizan
Http://indiaoneh.co.cc/1_6_kisah_dalam_Al-Quran.html.
Http:/harmoni-my.org/arkib/kisah nabi/mengapa kisah kisah AlQuran.htm.

[1] Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Al-Quran.(Jakarta : Litera Antar Nusa, 2001), hal
463.
[2] Muhammad Ali As-Shabuni, Para Nabi dalam Al-Quran .(Yogjakarta: Tiara Wacana Yogya,
2001), hal 29-33
[3] Hamid Ahmad Ath-Thahir, Kisah-kisah dalam Al-Quran untuk Anak.( Bandung : Irsyad
Baitus Salam, 2006), hal 67-85
[4] Muhammad Ali Ash-Shabuni , Para Nabi dalam Al-Quran , (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 2001), hal 169.
[5] Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran. ( Jakarta: Litera Antar Nusa, 2001 ), hal 438
[6] Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran,(Jakarta: Litera Antar Nusa, 2010), hal437
[7] Ahmad Banta,Tafsir Quran Perkata.(Jakarta:Maghfirah,2009),hal 256,337,400

[8] Ahmad Banta,Tafsir Quran Perkata.(Jakarta:Maghfirah,2009),hal 198,567


Diposkan oleh B4nk_zj4R di 22.27
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Mengenai Arsip Blog
Saya

Foto Saya
B4nk_zj4R
Lihat profil
lengkapku

2014 (7)
o Mei (1)
o Januari (6)

2013 (2)
o Januari (2)

2012 (18)
o Desember (2)
o September (4)
o Mei (5)

MAKALAH Di SUSUN Oleh :KELOMPOK: VIIDosen


pembimb...

<!--[if !supportLists]-->A.

MakalahPAKAIAN DAN PERHIASAN disusunoleh


Kelompok...

Makalah KISAH-KISAH AL-QURAN disusunoleh

<!--[endif]--> PERB...

Kelompok ...

MakalahFILSAFATMATEMATIKA
KONTRUKTIVISMEdisusunole...

o Januari (7)
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai