Anda di halaman 1dari 8

Tarekat Naqsyabandiyah di Singosaren Ponorogo

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Muhammad Putra Febrianto (101200215)
Muhammad Rizal Prayoga (101200216)
Muhammad Yahya Putra (101200217)
Musyifaul Nuriyana (101200218)
Nika Rahmawati (101200219)
Niken Putri Rahayu (101200220)

Fakultas Syari’ah
Hukum Keluarga Islam
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil wawancara ini pada tanggal 11
Desember 2020.

Ada pun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini adalah
untuk menyelesaikan tugas Akhlak Tasawuf yaitu wawancara mengenai perkembangan
thoriqat yang ada di suatu daerah, memahami dan menguasai kegiatan wawancara serta
memperoleh informasi dari hasil wawancara. Laporan ini disusun berdasarkan wawancara
yang kami lakukan terhadap seorang narasumber yang bernama Bapak Drs. Ahmad
Mikhroji.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat laporan hasil wawancara ini.

Satu harapan yang kami inginkan, semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
dan kami  juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam laporan
hasil wawancara ini.

Ponorogo, 11 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Tujuan Wawancara....................................................................................................................1
C. Manfaat......................................................................................................................................1
D. Topik Wawancara......................................................................................................................2
E. Tempat dan Waktu Kegiatan....................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Narasumber................................................................................................................................3
B. Pewawancara.............................................................................................................................3
C. Hasil Wawancara.......................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................................5
PENUTUP.............................................................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................................5
B. Saran..........................................................................................................................................5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata tarekat secara harfiah berarti jalan, baik berupa sistem latihan
pembersihan diri dalam hati maupun amalan, yang berupa wirid,
dzikir, muraqabah, dan lain sebagainya, yang dihubungkan dengan metode sufi dan
organisasi yang tumbuh seputar metode ini. Tarekat mempunyai arti penting dalam
masyarakat Indonesia. Karena pada umumnya, tarekat berhasil mengambil hati
masyarakat Nusantara masa itu. Tarekat bukan hanya berkembang menjadi organisasi
keagamaan, melainkan menjadi perekat tali persaudaraan umat muslim Nusantara.
Tidak sedikit pula penguasa atau raja masa itu, menggunakan tarekat sebagai penarik
legitimasi rakyat. Namun faktor pendukung perkembangan tarekat yaitu ketertarikan
rakyat Indonesia kepada unsur mistik dalam tarekat.
Ada banyak macam tarekat yang berkembang di Indonesia. Ada beberapa
tarekat besar di Indonesia yang merupakan cabang dari tarekat sufi internasional.
Diantaranya adalah tarekat Khalwatiyah, tarekat Syattariyah, tarekat Syadziliyah,
tarekat Qadiriyah, tarekat Rifa’iyyah, Tijaniyah, Idrisiyah, dan yang terbesar adalah
Naqsyabandiyah. Sedangkan tarekat lokal diantaranya tarekat Wahidiyah, tarekat
Shiddiqiyah, dan tarekat Syahadatain.

B. Tujuan Wawancara
1. Memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf
2. Untuk mengetahui perkembangan tarekat yang ada di suatu wilayah
3. Mengetahui peran tarekat dalam kehidupan masyrakat.
4. Mengetahui tata cara pelaksanaan tarekat.

C. Manfaat
Manfaat dari wawancara atau mini riset ini adalah dapat digunakan sebagai
bahan tambahan mengenai pemahaman tariqat di suatu daerah, karena riset dilakukan
dengan cara langsung terjun kemasyarakat untuk merasakan suasana dan kondisi
tariqat di suatu daerah.

1
D. Topik Wawancara
Perkembangan tarekat yang ada di suatu daerah.

E. Tempat dan Waktu Kegiatan


Tempat : Kediaman Bapak Drs. Ahmad Mikhroji yang beralamatkan di
Perumahan Nasional Singosaren blok A, Ponorogo.
Hari / tanggal : Minggu, 13 Desember 2020
Waktu : 09.50 WIB

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Narasumber
Bapak Drs. Ahmad Mikhroji selaku anggota dari tarekat Naqsyabandiyah.
B. Pewawancara
Wawancara ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari:
Pewawancara : - Moh. Yahya Putra (101200217)
- Nika Rahmawati (101200219)
Pencatat :- Musyifaul Nuriyana (101200218)
- Niken Putri Rahayu (101200220)
Dokumentasi : - Moh. Rizal Prayoga (101200216)
- Moh. Putra Febrianto (101200215)

C. Hasil Wawancara
Pada hari Minggu, 13 Desember 2020 pukul 09.50 WIB, kami menuju rumah
Bapak Drs. Ahmad Mikhroji yang beralamatkan Perumnas Singosaren, Ponorogo
untuk melakukan wawancara mengenai tarekat. Tarekat yang diikuti oleh beliau
adalah tarekat naqsyabandiyah. Adapun hasil dari wawancara tersebut yaitu yang
pertama mengenai kapan tarekat masuk ke wilayah tersebut. Beliau menjelaskan
bahwa tarekat masuk ke daerah Singosaren, Ponorogo sudah lama. Beliau belum tau
waktu tepatnya tarekat mulai masuk, yang pasti sudah lama. Di daerah Singosaren ini
tidak hanya tarekat naqsyabandiyah saja, tetapi juga ada tarekat lain seperti tarekat
stadziliyah, tarekat rifa’lah, dan masih banyak lagi. Tarekat naqsyabandiyah ini,
sanadnya dari simbah Zaenal Abidin yang berasal dari Trenggalek.
Yang kedua mengenai amalan dan kegiatan dari tarekat naqsyabandiyah.
Amalan-amalan yang ada di tarekat naqsyabandiyah ini sama dengan tarekat-tarekat
yang lain, yang membedakan hanyalah mengenai ajaran-ajarannya yang bersifat
teknis, misalnya tata cara berdzikir dan muraqabah. Sebenarnya ada empat ajaran inti,
yaitu kesempurnaan suluk, adab para murid, ajaran tentang dzikir, dan muraqabah.
Ajaran ini dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan juga cara untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan untuk kegiatannya, ada rutinan yang
dilakukan setiap malam Kamis. Kegiatan tersebut, biasanya diisi dengan dzikir dan

3
maudhoh hasanah. Kegiatan ini dilakukan selain untuk mendekatkan diri kepada
Allah, juga untuk menjaga tali silaturrahmi antar umat.
Selanjutnya, pertanyaan mengenai apakah ada ritual yang dilakukan saat
seseorang ingin masuk ke dalam tarekat naqsyabandiyah. Beliau menjawab bahwa
tidak ada ritual khusus yang dilakukan oleh guru mursyid. Hanya saja perlu izin untuk
memasuki tarekat dan menjadi murid. Dan setelah itu, akan mendapat arahan dari
calon guru mursyid.
Pertanyaan keempat mengenai peran tarekat naqsyabandiyah terhadap
masyarakat modern khususnya saat pandemi seperti saat ini. Peran tarekat di sini
dengan memberi suport dan memberi arahan kepada masyarakat untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah. Penyakit ini merupakan ciptaan Allah dan yang pasti
obatnya pun juga dari Allah. Untuk masyarakat modern, dapat dibantu dengan cara
saling mengingatkan untuk selalu memperbaiki diri.
Pertanyaan kelima mengenai perempuan yang bertarekat. Tarekat merupakan
hak setiap orang. Jadi, baik laki-laki maupun perempuan boleh mengukuti tarekat.
Yang terpenting, mereka mempunyai niat dan tekat dalam hati untuk ikut tarekat.
Menyambung ke pertanyaan terakhir, mengenai apakah ada aturan tersendiri bagi
perempuan yang mengikuti tarekat. Beliau menjawab bahwa ada beberapa aturan
khusus yang dibuat. Tetapi, secara garis besar hampir sama.
Nah, itu merupakan penjelasan mengenai beberapa pertanyaan yang telah
kami tanyakan kepada Bapak Drs. Ahmad Mikhroji.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan tarekat yang ada di suatu daerah itu tidaklah sama. Selain itu,
ajaran yang diberikan pun juga ada yang berbeda. Tetapi, tujuan tarekat antara yang
satu dengan yang lain itu sama yaitu untuk menghidupkan syariat Allah. Dengan
mengikuti tarekar, seseorang akan selalu membersihkan jiwanya dan menjaga hawa
nafsu untuk melepaskan diri dari berbagai bentuk kecintaan terhadap dunia.

B. Saran
Kami memberi saran kepada para pegikut tarekat naqsyabandiyah untuk lebih
mengembangkat tarekat ini khususnya di wilayah Ponorogo. Karena, tarekat ini
merupakan bagian dari ilmu islam yang tentunya diamalkan oleh kaum muslimin.
Untuk para pembaca, kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap pembaca memberi saran kepada
kami agar kami dapat memperbaikinya dan dapat dijadikan bahan bacaan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai