Disusun oleh :
Isyfina Kamilah
AL-ANDINA SUKABUMI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta
bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis
miliki, untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT., jualah penulis memohon Rahmat dan Ridho-Nya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN...............................................................................................2
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Apa sebenarnya Tasawuf dan Filsafat Islam itu? Apakah keduanya itu
sama atau berbeda? Mungkin pertanyaan ini sempat terlintas di benak kita. Seiring
dengan ilmu-ilmu pengetahuan di dalam Islam yang semakin berkembang setelah
wafatnya Nabi penutup Muhammad SAW, banyak ilmu-ilmu keislaman yang
lahir dan melahirkan berbagai pemikiran dari para ulama hingga akhirnya umat
Islam terpecah-pecah menjadi beberapa golongan dan aliran. Khususnya pada
ilmu tasawuf dan filsafat islam. Lalu sebenarnya topic apakah yang mereka bahas
sehingga mereka menjadi terpecah-pecah kedalam aliran-aliran Ilmu yang
berbeda? Mari kita simak berikut penjelasannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
a. Tasawuf
Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang
Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu
yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat
subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Para sufi
mengembangkan suatu cara bagaimana bisa mendekatkan diri kepada
Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya adalah kebahagiaan, yakni dengan
persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang memilukan bagi
mereka bukanlah masuk Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi dan
tidak mau bicara dengan mereka.
b. Filsafat
2
Filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ajaran ketuhanan,
kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran Islam dalam suatu aturan
pemikiran yang logis dan sistematis.
b) Filsafat
Menggunakan metode rasional.
Berpegang teguh pada ilmu pengetahuan melalui usaha menjelaskan
konsep-konsep.
Berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai
rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui
pengamatan dan kajian alam dan ekosistemnya secara langsung.
Berkembang menjadi sains dan filsafat sendiri.
Kebenaran yang dihasilkan ilmu filsafat: kebenaran korespondensi,
koherensi, dan fragmatik.
3
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan awal, bahwa table
tersebut menjelaskan objek kajian ilmu tasawuf dan filsafat itu sama, yaitu kajian
tentang Tuhan namun hanya dalam segi penamaannya saja yang berbeda. Adapun
dalam segi perbedaanya jelas bahwa filsafat hanya menggunakan aqli (rasional)
saja, yaitu melakukan kajian secara empiris dan menggunakan akal secara prima,
sedangkan tasawuf menggunakan metode rasa (rasio) dan hati (intuisi), dan
pengamalan, dengan melakukan tiga proses penting, yaitu ( تخلىpengosongan diri
dari perbuatan buruk), ( تحلىpenghiasan diri dengan perbuatan-perbuatan baik) dan
( تجلىpenyucian diri).
Dan berdasarkan hal itu, para ulama, utamanya ulama sufi berusaha
mencari, mengamalkan, dan mengajarkan metode pendekatan diri kepada Tuhan,
di antaranya melalui ة النفسJJJ( تزكيmensucikan hati) dan ذكر هللاJJJتغراق القلب بJJJاس
(memenuhi hati dengan memperbanyak zikir kepadanya). Metode-metode yang
diajarkan ulama tersebut lambat-laun dipraktekkan dan diamalkan secara kolektif
dan bersama-sama. Dan inilah yang dikatakan “tarekat”.
A. Pengertian
Substansi dari sebuah tarekat adalah ( التقرب الى هللاpendekatan diri kepada Allah
SWT) yang teraplikasi lewat zikir yang banyak kepada-Nya.
4
Akan tetapi, tarekat merupakan pengalaman pribadi, sehingga aplikasi
tersebut terkadang berbeda antara satu dengan yang lain. Itulah sebabnya,
dikatakan bahwa tidak ada batasan mengenai jumlah terakat itu, karena setiap
manusia mestinya harus mencari dan merintis jalannya sendiri, sesuai dengan
bakat dan kemampuan ataupun taraf kebersihan hati mereka masing-masing.
Hanya saja dari sekian banyak pengalaman pribadi para sufi tampaknya terdapat
beberapa aturan dan cara yang bisa dikategorikan dalam kesepakatan mereka,
yaitu; mendalami ilmu yang berkaitan dengan syariah, mengendalikan nafsu untuk
menghindari dosa, memperbanyak zikir dan doa tertentu, serta tidak meringankan
amaliah-amaliah yang dilakukan.
Dalam proses pengajaran dan pengamalan sebuah tarekat itu tidak terlepas
dari Pemimpin sebuah tarekat / Mursyīd (dari akat kata rasyada, yang artinya:
"penuntun"). Dan para pengikut tarekat / Murīd (dari akar kata arāda, yang
artinya: "yang menginginkan"), yang bermakna orang yang menginginkan untuk
mendekat kepada Tuhan; atau Sālik (dari akar kata salaka, yang artinya "yang
memasuki"), yang bermakna orang yang memasuki atau menempuh jalan menuju
Tuhan. Sehingga terjadi transformasi ilmu di antara keduanya.
5
5) Hifz al-hurmah, menjaga kehormatan, menghormati gurunya, baik ada
maupun tidak ada, hidup maupun mati, menghormati sesama saudaranya
pemeluk Islam, hormat terhadap yang lebih tua, sayang terhadap yang lebih
muda, dan tabah atas permusuhan antar-saudara.
6) Husn al-khidmah, mereka-mereka yang mempelajari tarekat haruslah
mempertinggi pelayanan kepada guru, sesama, dan Allah SWT dengan jalan
menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
7) Raf' al-himmah, orang yang masuk tarekat haruslah membersihkan niat
hatinya, yaitu mencari khashshah (pengetahuan khusus) dari Allah, bukan
untuk tujuan duniawi.
8) Nufudz al-'azimah, orang yang mempelajari tarekat haruslah menjaga tekad
dan tujuan, demi meraih makrifat khashshah tentang Allah.
C. Perkembangan Tarekat dalam Islam
Sejarah Islam telah mencatat bahwa tarekat mengalami perkembangan
pesat sehingga memasuki semua Negara Islam. Tarekat-tarekat tersebut
memegang peranan penting dalam menjaga eksistensi dan ketahanan akidah
umat Islam, bahkan ternyata organisasi-organisasi tarekat tersebut telah
berhasil melanjutkan tradisi dakwah hingga ke pelosok dunia belahan barat
Maroko dan belahan timur Indonesia.
D. Tarekat-tarekat di Indonesia
Berikut ini adalah Thoriqoh-thoriqoh utama yang ada dan berkembang di
Indonesia:
6
Tarekat Tijaniyah
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ilmu tasawuf dan filsafat memiliki kemiripan objek kajian. Objek kajian
tasawuf adalah tuhan, yakni adalah upaya-upaya pendekatan terhadapnya.
Sementara objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping
masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Kedua ilmu itu
membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Perbedaan diantara kedua ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio.
Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu
yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif,
yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang.
Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran rasional. Metode yang digunakanpun adalah metode rasional,
Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan
(mengembarakan atau mengelanakan) akal budi secara radikal (mengakar)
dan integral (menyeluruh) serta universal (mengalam) tidak merasa terikat
oleh ikatan apapun, kecuali ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tarekat adalah suatu jalan
menuju Tuhan (Allah) yang dapat membawanya kepada kebahagiaan
dunia akhirat.
Tujuan tarekat adalah membersihkan jiwa dan menjaga hawa-nafsu untuk
melepaskan diri dari pelbagai bentuk ujub, takabur, riya', hubbud dunya
(cinta dunia), dan sebagainya. Tawakal, rendah hati/tawadhu', ridha,
mendapat makrifat dari Allah, juga menjadi tujuan tarekat
7
DAFTAR PUSTAKA