Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERBEDAAN ILMU TASAWUF & FILSAFAT


DAN
TOREKAT DALAM ISLAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Akhlaq & Tasawuf

Dosen Pengampu : H.Usman Armaludin, M.Ag

Disusun oleh :

Isyfina Kamilah

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AL-ANDINA SUKABUMI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur kehadirat


Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq
dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga
penyusunan makalah Akhlak Tasawuf dapat terselesaikan.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang
pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Semoga syafa’atnya
selalu menyertai kehidupan ini.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta
bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis
miliki, untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT., jualah penulis memohon Rahmat dan Ridho-Nya.

Sukabumi, 22 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1

2.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................1

2.3 TUJUAN PEMBELAJARAN........................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN...............................................................................................2

2.2 TITIK PERBEDAAN ILMU TASAWUF DAN FILSAFAT........................3

2.3 PENGERTIAN DAN SUBSTANSI TAREKAT DALAM ISLAM.............4

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Apa sebenarnya Tasawuf dan Filsafat Islam itu? Apakah keduanya itu
sama atau berbeda? Mungkin pertanyaan ini sempat terlintas di benak kita. Seiring
dengan ilmu-ilmu pengetahuan di dalam Islam yang semakin berkembang setelah
wafatnya Nabi penutup Muhammad SAW, banyak ilmu-ilmu keislaman yang
lahir dan melahirkan berbagai pemikiran dari para ulama hingga akhirnya umat
Islam terpecah-pecah menjadi beberapa golongan dan aliran. Khususnya pada
ilmu tasawuf dan filsafat islam. Lalu sebenarnya topic apakah yang mereka bahas
sehingga mereka menjadi terpecah-pecah kedalam aliran-aliran Ilmu yang
berbeda? Mari kita simak berikut penjelasannya.

2.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ilmu tasawuf dan filsafat islam?


2. Apa perbedaan antara ilmu tasawuf dan filsafat islam?
3. Apa pengertian dan substansi torekat dalam islam?

2.3 TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui perbedaan ilmu tasawuf dan filsafat islam juga


2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai torekat dalam
islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
a. Tasawuf

Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang
Muslim berada sedekat mungkin dengan Allah. Ilmu tasawuf adalah ilmu
yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat
subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Para sufi
mengembangkan suatu cara bagaimana bisa mendekatkan diri kepada
Tuhan. Tujuan yang hendak dicapainya adalah kebahagiaan, yakni dengan
persatuannya dengan Kekasih. Kesengsaraan yang memilukan bagi
mereka bukanlah masuk Neraka, tetapi apabila Tuhan telah menjauhi dan
tidak mau bicara dengan mereka.

Tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan untuk


semakin mendekatkan diri kepada Allah terbagi ke dalam dua bagian,
yakni Tasawuf Amali/Akhlaqi dan Tasawuf Falsafi (Ibn Arabi dan Al-
Hallaj). Dari pengelompokkan ini tergambar adanya unsur-unsur filsafat
dalam ajaran tasawuf, seperti logika dalam penjelasan maqomat (al-fana-
al-baqa, ittihad, hulul, wahdat al-wujud).

Objek kajian tasawuf adalah Tuhan (Al-Haq), yakni upaya-upaya


pendekatan terhadap-Nya.

b. Filsafat

Filsafat adalah usaha manusia dengan akal budinya untuk memahami,


mendalami, dan menyelami secara radikal dan universal hakikat semua
yang ada, yakni meliputi hakikat Tuhan, hakikat Alam Semesta, dan
hakikat manusia serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham dan
pemahamannya.

2
Filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ajaran ketuhanan,
kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran Islam dalam suatu aturan
pemikiran yang logis dan sistematis.

Objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping


masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada.

2.2 TITIK PERBEDAAN ILMU TASAWUF DAN FILSAFAT


a) Tasawuf
 Lebih menekankan rasa daripada rasio.
 Bersifat subyektif, yakni berkaitan dengan pengalaman.
 Kebenaran yang dihasilkan adalah kebenaran Hudhuri.
 Berperan sebagai ilmu yang member kepuasan kepada orang yang telah
melepaskan rasionya secara bebas karena tidak memperoleh apa yang
ingin dicarinya.
 Berkembang menjadi tasawuf praktis dan teorotis.

b) Filsafat
 Menggunakan metode rasional.
 Berpegang teguh pada ilmu pengetahuan melalui usaha menjelaskan
konsep-konsep.
 Berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai
rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara lebih bebas melalui
pengamatan dan kajian alam dan ekosistemnya secara langsung.
 Berkembang menjadi sains dan filsafat sendiri.
 Kebenaran yang dihasilkan ilmu filsafat: kebenaran korespondensi,
koherensi, dan fragmatik.

Ilmu kajian Objek kajian Metodologi kajian


Filsafat Wujud Aqli (empiris)
Tasawuf (Irfan) Al-Haq Kasyf (pengalaman)

3
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan awal, bahwa table
tersebut menjelaskan objek kajian ilmu tasawuf dan filsafat itu sama, yaitu kajian
tentang Tuhan namun hanya dalam segi penamaannya saja yang berbeda. Adapun
dalam segi perbedaanya jelas bahwa filsafat hanya menggunakan aqli (rasional)
saja, yaitu melakukan kajian secara empiris dan menggunakan akal secara prima,
sedangkan tasawuf menggunakan metode rasa (rasio) dan hati (intuisi), dan
pengamalan, dengan melakukan tiga proses penting, yaitu ‫( تخلى‬pengosongan diri
dari perbuatan buruk), ‫( تحلى‬penghiasan diri dengan perbuatan-perbuatan baik) dan
‫( تجلى‬penyucian diri).

Dan berdasarkan hal itu, para ulama, utamanya ulama sufi berusaha
mencari, mengamalkan, dan mengajarkan metode pendekatan diri kepada Tuhan,
di antaranya melalui ‫ة النفس‬JJJ‫( تزكي‬mensucikan hati) dan ‫ذكر هللا‬JJJ‫تغراق القلب ب‬JJJ‫اس‬
(memenuhi hati dengan memperbanyak zikir kepadanya). Metode-metode yang
diajarkan ulama tersebut lambat-laun dipraktekkan dan diamalkan secara kolektif
dan bersama-sama. Dan inilah yang dikatakan “tarekat”.

2.3 PENGERTIAN DAN SUBSTANSI TAREKAT DALAM ISLAM

A. Pengertian

Tarekat yang berasal dari bahasa Arab ‫ طريقة‬yang merupakan bentuk


mashdar (kata benda) dari kata ‫ طريقة‬-‫ يطرق‬-‫ طرق‬yang memiliki arti ‫( الكيفية‬jalan,
cara), ‫لوب‬JJJ‫( األس‬metode, sistem), ‫ذهب‬JJJ‫( الم‬madzhab, aliran, haluan), dan ‫الحالة‬
(keadaan).

Tarekat adalah suatu jalan menuju Tuhan (Allah) yang dapat


membawanya kepada kebahagiaan dunia akhirat. Metafora tarekat sebagai "jalan"
harus dipahami secara khusus, sehubungan dengan istilah syariat yang juga
memiliki arti "jalan". Dalam hal ini tarekat bermakna sebagai jalan yang khusus
atau individual, yang merupakan fase kedua dari skema umum tahapan perjalanan
keagamaan: syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.

Substansi dari sebuah tarekat adalah ‫( التقرب الى هللا‬pendekatan diri kepada Allah
SWT) yang teraplikasi lewat zikir yang banyak kepada-Nya.

4
Akan tetapi, tarekat merupakan pengalaman pribadi, sehingga aplikasi
tersebut terkadang berbeda antara satu dengan yang lain. Itulah sebabnya,
dikatakan bahwa tidak ada batasan mengenai jumlah terakat itu, karena setiap
manusia mestinya harus mencari dan merintis jalannya sendiri, sesuai dengan
bakat dan kemampuan ataupun taraf kebersihan hati mereka masing-masing.

Hanya saja dari sekian banyak pengalaman pribadi para sufi tampaknya terdapat
beberapa aturan dan cara yang bisa dikategorikan dalam kesepakatan mereka,
yaitu; mendalami ilmu yang berkaitan dengan syariah, mengendalikan nafsu untuk
menghindari dosa, memperbanyak zikir dan doa tertentu, serta tidak meringankan
amaliah-amaliah yang dilakukan.

Dalam proses pengajaran dan pengamalan sebuah tarekat itu tidak terlepas
dari Pemimpin sebuah tarekat / Mursyīd (dari akat kata rasyada, yang artinya:
"penuntun"). Dan para pengikut tarekat / Murīd (dari akar kata arāda, yang
artinya: "yang menginginkan"), yang bermakna orang yang menginginkan untuk
mendekat kepada Tuhan; atau Sālik (dari akar kata salaka, yang artinya "yang
memasuki"), yang bermakna orang yang memasuki atau menempuh jalan menuju
Tuhan. Sehingga terjadi transformasi ilmu di antara keduanya.

B. Syarat mempelajari Tarekat


Muhammad Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa ada delapan syarat dalam
mempelajari tarekat:
1) Qashd shahih, menjalani tarekat dengan tujuan yang benar. Yaitu
menjalaninya dengan sikap ubudiyyah, dan dengan niatan menghambakan
diri kepada Tuhan.
2) Shidq sharis, haruslah memandang gurunya memiliki rahasia keistimewaan
yang akan membawa muridnya ke hadapan Ilahi.
3) Adab murdhiyyah, orang yang mengikuti tarekat haruslah menjalani tata-
krama yang dibenarkan agama.
4) Ahwal zakiyyah, bertingkah laku yang bersih/sejalan dengan ucapan dan
tingkah-laku Nabi Muhammad SAW.

5
5) Hifz al-hurmah, menjaga kehormatan, menghormati gurunya, baik ada
maupun tidak ada, hidup maupun mati, menghormati sesama saudaranya
pemeluk Islam, hormat terhadap yang lebih tua, sayang terhadap yang lebih
muda, dan tabah atas permusuhan antar-saudara.
6) Husn al-khidmah, mereka-mereka yang mempelajari tarekat haruslah
mempertinggi pelayanan kepada guru, sesama, dan Allah SWT dengan jalan
menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
7) Raf' al-himmah, orang yang masuk tarekat haruslah membersihkan niat
hatinya, yaitu mencari khashshah (pengetahuan khusus) dari Allah, bukan
untuk tujuan duniawi.
8) Nufudz al-'azimah, orang yang mempelajari tarekat haruslah menjaga tekad
dan tujuan, demi meraih makrifat khashshah tentang Allah.
C. Perkembangan Tarekat dalam Islam
Sejarah Islam telah mencatat bahwa tarekat mengalami perkembangan
pesat sehingga memasuki semua Negara Islam. Tarekat-tarekat tersebut
memegang peranan penting dalam menjaga eksistensi dan ketahanan akidah
umat Islam, bahkan ternyata organisasi-organisasi tarekat tersebut telah
berhasil melanjutkan tradisi dakwah hingga ke pelosok dunia belahan barat
Maroko dan belahan timur Indonesia.
D. Tarekat-tarekat di Indonesia
Berikut ini adalah Thoriqoh-thoriqoh utama yang ada dan berkembang di
Indonesia:

 Tarekat Alawiyyah  Tarekat Qodiriyah wa


 Tarekat Naqsyabandiyah Ali Naqsyabandiyah
Ba 'Alawiyah  Tarekat Qodiriyah
 Tarekat Idrisiyah  Tarekat Rifa'iah
 Tarekat Kadisiyah  Tarekat Samaniyah
 Tarekat Khalwatiyah  Tarekat Shiddiqiyyah
 Tarekat Hamidiyah  Tarekat Syadziliyah
 Tarekat Naqsyabandiyah  Tarekat Syattariyah

6
 Tarekat Tijaniyah

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
 Ilmu tasawuf dan filsafat memiliki kemiripan objek kajian. Objek kajian
tasawuf adalah tuhan, yakni adalah upaya-upaya pendekatan terhadapnya.
Sementara objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping
masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Kedua ilmu itu
membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
 Perbedaan diantara kedua ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio.
Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu
yang prosesnya diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif,
yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang.
Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran rasional. Metode yang digunakanpun adalah metode rasional,
Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan
(mengembarakan atau mengelanakan) akal budi secara radikal (mengakar)
dan integral (menyeluruh) serta universal (mengalam) tidak merasa terikat
oleh ikatan apapun, kecuali ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.

 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tarekat adalah suatu jalan
menuju Tuhan (Allah) yang dapat membawanya kepada kebahagiaan
dunia akhirat.
 Tujuan tarekat adalah membersihkan jiwa dan menjaga hawa-nafsu untuk
melepaskan diri dari pelbagai bentuk ujub, takabur, riya', hubbud dunya
(cinta dunia), dan sebagainya. Tawakal, rendah hati/tawadhu', ridha,
mendapat makrifat dari Allah, juga menjadi tujuan tarekat

7
DAFTAR PUSTAKA

Rahmatullah,Taufik. 2012. Perbedaan Mendasar Ilmu Kalam, Filsafat Islam dan


Tasawuf. https://taufikrahmatullah.wordpress.com/2012/12/20/perbedaan-
mendasar-ilmu-kalam-filsafat-islam-dan-tasawu/ (Diakses tanggal 21 Januari
2021)

Makalahqy.2019. Titik perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf.


http://makalahqy.blogspot.com/2019/05/titik-perbedaan-ilmu-kalam-filsafat-
dan.html (Diakses tanggal 21 Januari 2021)

Fauzi, Haris. 2019. Memahami Tarekat dalam Ajaran Islam.


https://harisfauzi8.medium.com/memahami-tarekat-dalam-ajaran-islam-
a689d4183320 (Diakses tanggal 21 Januari 2021)

Anda mungkin juga menyukai