Islam.
Anggota kelompok:
مرحبا
Aldo Rayhan(20120099)
Putri Evta Chairunnisa(20120120)
مرحبا
Cindi Rana Elfista(20120061)
PEMBAHASAN
Contoh penerapan kaidah ini untuk membedakan perbuatan biasa dengan ibadah:
1) Duduk di masjid bisa jadi sekadar untuk beristirahat atau dengan tujuan untuk i'tikaf,
tergantung niatnya.
2) Memberi harta kepada orang lain bisa jadi untuk zakat, atau kafarah, atau sekadar
sedekah biasa, tergantung niatnya.
3) Menyembelih binatang bisa jadi untuk ibadah kurban, atau aqiqah, atau sekadar untuk
makan-makan biasa, tergantung niatnya.
Contoh penerapan kaidah ini untuk membedakan ibadah yang satu dengan ibadah yang
lainnya:
1) Sholat empat rakaat bisa jadi sholat zhuhur atau sholat asar, tergantung niatnya.
2) Sholat dua rakaat di waktu shubuh bisa jadi sholat shubuh atau sholat sunnah sebelum
shubuh, tergantung niatnya.
3) Puasa bisa jadi puasa qadha' atau puasa sunnah, tergantung niatnya.
Kaidah kedua : (Keyakinan tidak hilang oleh keraguan, atau: keyakinan tidak bisa
dihilangkan oleh keraguan)
Contoh penerapan kaidah ini adalah : Terjadi perselisihan penjual dan pembeli, pembeli
ingin mengembalikan barangnya dan berkata bahwa barang tersebut seharga 15 ribu,
sedang penjual berkata harga tersebut adalah 20 ribu. Maka yang dianggap yakin adalah
harga penjual
Kaidah ketiga: (Kesempitan mendatangkan kemudahan)
Contoh dari kaidah ini adalah berbagai macam rukhshah (kemudahan) dalam ibadah bagi mereka yang
memiliki kesempitan atau kesulitan, seperti sholat qashar bagi musafir, sholat dengan duduk atau
berbaring bagi orang yang sakit, qadha' puasa bagi musafir dan yang sakit, dan membayar fidyah bagi
orang yang sudah tidak lagi sanggup berpuasa.
contoh penerapan kaidah ini adalah: Larangan menimbun barang-barang kebutuhan pokok masyarakat
karena perbuatan tersebut mengakibatkan kemudharatan bagi rakyat.
Contoh penerapan kaidah ini adalah penetapan masa haidh, kadar nafkah, kualitas bahan makanan
untuk kafarah, dan sahnya akad jual beli tanpa ucapan eksplisit "aku jual" dan "aku beli" dalam sistem
jual beli modern.
Perbedaan Kaidah Ushuliyah Dan Kaidah Fiqhiyah
Kaidah ushul pada hakikatnya adalah qa’idah istidlaliyah yang menjadi
wasilah para mujtahid dalam istinbath (pengambilan) sebuah hukum syar’iyah
amaliah. Kaidah ini menjadi alat yang membantu para mujtahid dalam
menentukan suatu hukum. Dengan kata lain, kita bisa memahami, bahwa
kaidah ushul bukanlah suatu hukum, ia hanyalah sebuah alat atau wasilah
kepada kesimpulan suatu hukum syar’i. Sedangkan, kaidah fiqih adalah suatu
susunanlafadz yang mengandung makna hukum syar’iyyah aghlabiyyah yang
mencakup di bawahnya banyak furu’. Sehingga kita bisa memahami bahwa
kaidah fiqih adalah hukum syar’i. Dan kaidah ini digunakan sebagai
istihdhar(menghadirkan) hukum bukan istinbath (mengambil) hukum (layaknya
kaidah ushul).
Kaidah ushul dalam teksnya tidak mengandung asrarus syar’i (rahasia–
rahasia syar’i) tidak pula mengandung hikmah syar’i. Sedangkan kaidah fiqih
dari teksnya terkandung kedua hal tersebut.
Perbedaan antara kaidah ushul dan kaidah fiqih pun bisa dilihat dari
maudhu’nya (objek). Jika Kaidah ushul maudhu’nya dalil-dalil
sam’iyyah.Sedangkan kaidah fiqih maudhu’nya perbuatan mukallaf, baik itu
pekerjaanatau perkataan.
Kaidah-kaidah ushul jauh lebih sedikit dari kaidah-kaidah fiqh.