Anda di halaman 1dari 12

BAB

PEMBAHASAN

A. Definisi Amtsal
Kata amtsal adalah jamak dari kata Matsal. Matsal, mitsl, dan matsil sama
dengan syabah, syibh dan syabih (semakna), yang berarti penyerupaan suatu
keadaan dengan keadaan lainnya demi tujuan yang sama.
Dalam sastra Matsal adalah ungkapan perkataan yang dihikayatkan dan
sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam
perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan.
Amtsal menurut istilah (terminologi) dirumuskan oleh para ulama dengan
redaksi yang berbeda-beda.
Menurut Zamakhsyari Matsal menurut asal perkataan berarti mitsl dan An-
Nazir (yang serupa, yang sebanding).1
Zamakhsyari mengisyaratkan dua makna dari kata matsal tersebut,
pertama, matsal pada dasarnya dapat diartikan almitsl dan An-Nazir (yang
serupa, yang sebanding, karena itu setiap perkataan yang berlaku dan sudah
populer serta menyerupai sesuatu baik itu orang, keadaan disebut matsal. Kedua,
matsal termasuk isti’arah, yakni kata yang dipinjam yang ditunjukkan untuk
menggambarkan suatu keadaan baik itu sifat atau kisah yang mana dianggap
penting dan mempunyai keanehan.2
Menurut rasyid ridha Amtsal adalah kalimat yang digunakan untuk
memberi kesan dan menggerakkan hati nurani, bila didengar terus, pengaruhnya
akan menyentuh lubuk hati yang paling dalam.
Menurut Muhammad Bakar Isma‟il Amtsal Alquran adalah
mengumpamakan sesuatu dengan yang lain, baik dengan jalan isti’arah, kinayah,
atau tasybih.3
Menurut Ibnul Qoyyim amtsal Al-Qur‟an adalah

1
Manna‟ Khalil Al-Qattan, mabahits fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir,
Studi Ilmu-ilmu Alquran,(surabaya:CV. Ramsa Putra, Halim Jaya, 2012), cet. Ke-15, h. 402
2
Usman, Ilmu Tafsir , (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 160-161.
3
Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, (bandung: CV Pustaka Setia, 2000), cet. Ke-1, h.92.

2
3

Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukum dan
mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan yang kongkrit (mahsus),
atau mendekatkan salah satu dari dua mahsus dengan yang lain dan
menganggap salah satunya sebagai yang lain.

Sebagaian besar contoh amtsal Al-Qur‟an menurut Ibnul Qoyyim


menggunakan tasybih shorih sebagaimana firman Allah berikut,

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air
(hujan) yang Kami turunkan dan langit…(Q.S. Yunus :24).4

Sebagian lagi berupa penggunaan tasybih dimni (penyerupaan tidak tegas,


tidak langsung), misalnya pada surah dan ayat Al-Hujurat:12

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


12.
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya…

Ayat tersebut dikatakan dimni karena dalam ayat ini tidak terdapat
Tasybih Sharih, adapula yang tidak mengandung Tasybih maupun Isti’arah
sebagaimana pada Al-Hajj:73 berikut,

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu


perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah.

4
Manna‟ Khalil Al-Qattan, mabahits fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir,
Studi Ilmu-ilmu Alquran,(surabaya:CV. Ramsa Putra, Halim Jaya, 2012), cet. Ke-15, h. 354-355.
4

Firman-Nya” Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-


kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun” Allah menyebutkan bahwa itu
adalah Matsal sekalipun didalamnya tidak terdapat Tasybih maupun Isti’arah.5
Berdasarkan pengertian dan definisi di atas, baik secara bahasa maupun
istilah dapat disimpulkan bahwa amtsal Al-Qur‟an adalah yang menampilkan hal
yang ada dalam pikiran (Abstrak) dengan deskripsi sesuatu yang dapat diindera
(konkret).
Dilihat dari segi istilah amtsal dikenal sebagai salah satu aspek ilmu
Sastra Arab yang mengacu pada kesan dan sentuhan perasaan terhadap apa yang
dikandungnya, tanpa mempersoalkan ada atau tidak adanya kisah yang
berhubungan dengan amtsal itu.
Amtsal al-Qur‟an adalah:

Yaitu menampakkan pengertian yang abstrak dalam bentuk yang indah


dan singkat yang mengena dalam jiwa baik dalam bentuk tasybih maupun majaz
mursal (ungkapan bebas).

B. Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an


Sebagian Ulama mengatakan bahwa Amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1. Wajhu Syabah: segi perumpamaan
2. Adaatu Tasybih: alat yang dipergunakan untuk tasybih
3. Musyabbah: yang diperumpamakan
4. Musyabbah bih: sesuatu yang dijadikan perumpamaan.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki dan Allah Maha luas (karunia-
Nya) lagi Maha Mengetahui.”

5
Manna‟ Khalil Al-Qattan, mabahits fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir,
Studi Ilmu-ilmu Alquran,(surabaya:CV. Ramsa Putra, Halim Jaya, 2012), cet. Ke-15, h. 404.
5

Wajhu Syabah pada ayat di atas adalah “pertumbuhan yang berlipat-


lipat”. Adaatu tasybihnya adalah kata matsal. Musyabbahnya adalah infaq atau
shadaqah di jalan Allah. Sedangkan musyabbah bihnya adalah benih

C. Ciri-Ciri Amtsal
Adapun ciri-ciri amtsal al-Quran, yaitu:
1) Mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga
menjadi jelas, konkret, dan berkesan.
2) Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang
dimaksud dan padannya.
3) Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang
dianologikan.6

D. Jenis Amtsal dalam Alquran


Amtsal dalam al-Quran ada 3 macam: 1) Amtsal yang tegas
(musharrahah), 2) Amtsal yang tersembunyi (kaminah), 3) Amtsal yang terlepas
(mursalah).
1. Amtsal musharrahah ialah yang ditegaskan di dalamnya lafal Matsal atau
yang menunjuk kepada tasybih, di antaranya perumpamaan yang Allah
berikan terhadap orang-orang munafik dalam surat al-Baqarah.

6
Syaikh Manna‟ Al-Qaththan diterjemahkan oleh Aunur Rafiq El-Mazni, Pengantar Studi
Ilmu Alquran,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2009), Cet. Ke-4.
6

17. perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api[26], Maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari)
mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
18. mereka tuli, bisu dan buta[27], Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan
yang benar),
19. atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap
gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya,
karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati[28]. dan Allah meliputi
orang-orang yang kafir[29].
20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu.
[26] Orang-orang munafik itu tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-
petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikkan yang bersemi
dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti dalam ayat
tersebut di atas.[27] Walaupun pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli,
bisu dan buta oleh karena tidak dapat menerima kebenaran.[28] Keadaan orang-
orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan,
adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. mereka menyumbat
telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan Al Quran
itu.[29] Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang
kafir.

Di dalam ayat-ayat ini Allah membuat dua perumpamaan bagi orang


munafik. Pertama, perumpamaan yang berhubungan dengan api. Dan yang kedua
perumpamaan yang berhubungan dengan air. Dan Allah membuat dua
perumpamaan pula, perumpamaan yang berhubungan dengan air dan
perumpamaan yang berhubungan dengan api dalam surah Ar-Ra‟d.
7

17.Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air
di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang
mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih
itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi
manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan.7

2. Amtsal kaminah ialah yang tidak ditegaskan lafal tamsil. Tetapi dia
menunjukkan kepada beberapa makna yang indah dan mempunyai tekanan
apabila ia dipindahkan kepada yang menyerupainya (peribahasa). Para
ulama telah membuat contoh tentang amtsal ini dengan beberapa
perumpamaan,
a. Di antaranya ayat yang senada dengan perkataan:
“Sebaik-baik urusan adalah yang seimbang” yakni pada surah dan ayat;
Al-Baqarah:68
)٨٦( ...
68. ... sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda;
pertengahan antara itu...".
Al-Furqan:67,

67.dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-
tengah antara yang demikian.

Al-Isra:110,
...
110. ... dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan
janganlah pula merendahkannya[870] dan carilah jalan tengah di antara kedua
itu".
[870] Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau
terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum.

7
Manna‟ Khalil Al-Qattan, mabahits fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir,
Studi Ilmu-ilmu Alquran,(surabaya:CV. Ramsa Putra, Halim Jaya, 2012), cet. Ke-15, h. 356-357.
8

Al-Isra:29.

29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
janganlah kamu terlalu mengulurkannya[852] karena itu kamu menjadi tercela
dan menyesal.
[852] Maksudnya: jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu
Pemurah.

b. Ayat yang senada dengan perkataan:


“orang yang mendengar itu tidak sama dengan yang menyaksikan sendiri”
yaitu; Al-Baqarah:260.
...

260. dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah


kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah
berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) ...

c. Ayat yang senada dengan perkataan :


“seperti yang telah kamu lakukan, maka seperti itu kamu akan dibalas”,
kalimat ini serupa pada ayat An-Nisa:123.

)٣٢١( ... ًِ ِ‫ َم ْه يَ ْع َممْ سُُ ًءا يُجْ َز ت‬...

123. ... Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi


pembalasan dengan kejahatan itu ...8

d. Dan ayat yang senada dengan ungkapan “orang mukmin tidak akan masuk
dua kali pada lubang yang sama” yaitu; surah
Yusuf:64.

ِ ‫اّللُ َخيْز َحافِظًا ٌََُ َُ أَرْ َح ُم انز‬


)٨٦( َ‫َاح ِميه‬ َ َ‫قَا َل ٌَمْ آ َمىُ ُك ْم َعهَ ْي ًِ إِال َك َما أَ ِم ْىتُ ُك ْم َعهَى أَ ِخي ًِ ِم ْه قَ ْث ُم ف‬
64. berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya
(Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya
(Yusuf) kepada kamu dahulu?"[759]. Maka Allah adalah Sebaik-baik penjaga
dan Dia adalah Maha Penyanyang diantara Para Penyanyang.

8
Sholahuddin Ar-Qardan, Mukhtasar Al-Itqan Fil Ulumil Quran, (Baerut-Lebanon: Dar
An-Nafaus, 1407H-1987M), Cet. Ke-2, h.178.
9

[759] Maksudnya: bahwa Ya'qub a.s. tidak dapat mempercayakam


Bunyamin kepada saudara-saudaranya, karena Dia kuatir akan terjadi kejadian
seperti yang dialami oleh Yusuf dahulu.9

e. Ayat yang senada dengan ungkapan ً‫مه اعان ظا نما سهط عهي‬
Siapa saja yang membantu orang aniaya, maka ia akan binasa

Sebagaimana pada Q.S Al-hajj

4. yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa Barangsiapa yang


berkawan dengan Dia, tentu Dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke
azab neraka.

f. Ayat yang senada dengan ungkapan ‫انحيح ال تهد االّ حيح‬


Ular tidak akan melahirkan binatang yang lain kecuali ular

Sebagaimana pada Q.S Nuh 27

27. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka


akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain
anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir.10

3. Amtsal mursalah ialah kalimat-kalimat yang disebut secara terlepas tanpa


ditegaskan lafal tasybih. Tetapi dapat dipergunakan untuk tasybih,
kalimat-kalimat tersebut tercantum pada surah dan ayat; Yusuf:51&41,
... ...

41. ... telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya


(kepadaku)."

)١٣( َ‫ص ْان َحق أَوَا َرا ََ ْدتًُُ ع َْه وَ ْف ِس ًِ ََإِوًَُ نَ ِمهَ انصَا ِدقِيه‬ ِ ‫ت ا ْم َزأَجُ ْان َع ِز‬
َ ‫يز اآلنَ َحصْ َح‬ ِ َ‫ قَان‬...

51. ... berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, Akulah
yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan Sesungguhnya
Dia Termasuk orang-orang yang benar."

Hud:81,
َ ‫ انص ْث ُح أَنَي‬...
)٦٣( ‫ْس انص ْث ُح تِقَ ِزية‬
9
Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, (bandung: CV Pustaka Setia, 2000), cet. Ke-1, h.93-102.
10
Usman, Ilmu Tafsir , (Yogyakarta: Teras, 2009), h.172.
10

81. ... Bukankah subuh itu sudah dekat?".

Fathir:43,

)٦١(... ًِ ‫ق ْان َم ْك ُز ان َسيِّ ُئ إِال تِأ َ ٌْ ِه‬


ُ ‫ ََال يَ ِحي‬...
43. ...rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri...

Al-Isra‟:84,

)٦٦( ... ًِ ِ‫قُمْ ُكم يَ ْع َم ُم َعهَى شَا ِكهَت‬

84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867]


masing-masing".
[867] Termasuk dalam pengertian Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh
alam sekitarnya.

Begitu pula pada Al-Baqarah:216&249, Al-Mudatstsir:38, Ar-Rahman:60, Al-


Mukminun:53, Al-Hajj:73, Ash-Shaffat:61, Al-Maidah:100 Al-Hasyr:14.11

E. Manfaat Amtsal
Beberapa manfaat amtsal yaitu;
1) Melahirkan sesuatu yang dapat difahami dengan akal dalam bentuk rupa yang
dapat dirasakan oleh panca indera, mudah diterima akal karena makna yang
difahami oleh akal tidak bersifat menetap dalam ingatan jika tidak difahami
melalui gambaran terdekat dalam pemahaman.12
2) Menyingkapkan hakikat dari mengemukakan sesuatu yang tidak nampak
menjadi sesuatu yang seakan-akan nampak. Sebagaimana pada surah Al-
Baqarah 275.
3) Mengumpulkan makna yang menarik dan indah dalam ungkapan yang padat,
seperti dalam Amtsal Kaminah dan Amtsal Mursalah dalam ayat- ayat di atas.
4) Memotivasi orang untuk mengikuti atau mencontoh perbuatan baik seperti apa
yang digambarkan dalam amtsal.

11
Manna‟ Khalil Al-Qattan, mabahits fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir,
Studi Ilmu-ilmu Alquran,(surabaya:CV. Ramsa Putra, Halim Jaya, 2012), cet. Ke-15, h. 356-359.
12
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, “Ilmu-Ilmu Alquran (‘Ulum Al-Qur’an)”,
(Semarang: PT.Pustaka Rizki Putra, 2009), Cet. Ke-1, h. 166.
11

5) Menghindarkan diri dari perbuatan negatif. Sebagaimana pada Q.S Al-Hujurat


12.13
‫ض ُك ْم تَعْضً ا أَي ُِحة‬
ُ ‫ْض انظَهِّ إِ ْثم ََال تَ َج َسسُُا ََال يَ ْغتَةْ تَ ْع‬َ ‫يَا أَيٍَا انَ ِذيهَ آ َمىُُا اجْ تَىِثُُا َكثِيزً ا ِمهَ انظَهِّ إِ َن تَع‬
)٣٢( ‫ّللاَ تََُاب َر ِحيم‬ َ ‫أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن يَأْ ُك َم نَحْ َم أَ ِخي ًِ َم ْيتًا فَ َك ِز ٌْتُ ُمُيُ ََاتَقُُا‬
َ ‫ّللاَ إِ َن‬
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

6) Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat,
lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati.
Dalam Al-Qur‟an Allah swt. banyak menyebut amtsal untuk peringatan dan
supaya dapat diambil ibrahnya.
7) Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para
cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah
nilai-nilai universalnya. (penceramah,guru, dll).14

F. Membuat Matsal dengan Alquran


Membuat Matsal dengan Alquran dan digunakan manakala seseorang
menghadapi urusan keduniawian seperti yang dilakukan oleh Abu „Ubaid yang
memperumpamakan seseorang yang ingin bertemu sahabatnya atau ada
kepentingan dengannya, tiba-tiba sahabat itu datang tanpa diminta, maka ia
berkata kepadanya sambil bergurau

Maka Para ulama tidak menyukai penggunaan ayat- ayat Alquran sebagai
Matsal, hal yang demikian dianggap sebagai penghinaan terhadap Alquran Ibnu
Syihab Az-Zuhri mengatakan “janganlah kamu menyerupakan sesuatu dengan

13
Manna‟ Khalil Al- Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, ( Jakarta: Halim Jaya, 2009), Cet.
Ke-12, h.409-410.
14
Manna‟ Khalil Al-Qattan, mabahits fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir,
Studi Ilmu-ilmu Alquran,(surabaya:CV. Ramsa Putra, Halim Jaya, 2012), cet. Ke-15, h.361-362.
12

kitabullah dan sunnah Rasulullah baik berupa ucapan maupun perbuatan seperti
yang dilakukan Abu Ubaid yang memperumpamakan sahabatnya dengan
ayatullah.15
G. Tujuan Amtsal
Adapun tujuan Amtsal dalam Alquran yaitu agar manusia mengambil
pelajaran atau ibrah, apabila mengandung makna kebaikan maka dijadikan
teladan, namun jika mengandung hal kejelekan maka berusaha untuk tidak
mengerjakan, sebagaimana Q.S Az-Zumar:27 dan Al-Hasyr 21

27. Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini
Setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.

21. kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung,
pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya
kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia
supaya mereka berfikir.

Maka jelaslah tujuan pengungkapan amtsal agar manusia menjadikannya


pelajaran dan bahan renungan sehingga mereka terbimbing ke jalan yang benar
demi meraih bahagia dunia akhirat.16

H. Urgensi Amtsal
Faedah umum dari matsal adalah dapat memvisualisasikan hal-hal yang
bersifat abstrak, memvisualisasikan hal yang bersifat abstrak merupakan hal yang
penting, terlebih dalam menyampaikan informasi untuk menyeru orang lain agar
tergugah untuk mengikuti apa yang dianjurkan. Dapat dibayangkan jika sesuatu
hal yang bersifat abstrak tidak dijelaskan dalam bentuk figur yang dapat

15
Manna‟ Khalil Al-Qattan, mabahits fi Ulumil Qur’an, diterjemahkan oleh Mudzakir,
Studi Ilmu-ilmu Alquran,(surabaya:CV. Ramsa Putra, Halim Jaya, 2012), cet. Ke-15, h. 363.
16
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir , (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), h.
259.
13

dibayangkan atau dipahami maka akan sulit utuk dipahami, hal abstrak seperti
surga, neraka, alam barzakh dan sebagainya yang berhubungan dengan alam
akhirat. Dengan demikian akan mudah dipahami dan menghayati pesan-pesan
yang disampaikan oleh allah, dengan adanya Amtsal dalam Alquran manusia akan
lebih memahami makna-makna yang terkandung di dalamNya sehingga membuat
ketertarikan tersendiri dan tidak membosankan.17

17
Nashruddin Baidan, “Wawasan Ilmu Tafsir”, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet.
Ke-1, h. 259-260.

Anda mungkin juga menyukai