PENDAHULUAN
Banyak sekali golongan dan para pemuka kaum Quraisy pada zaman Nabi
Muhammad SAW yang meragukan kerasulannya. Oleh sebab itu, maka Allah
SWT memberikan wahyu kepada Nabi Muhammad yang diturunkan-Nya secara
berangsur-angsur lewat berbagai macam perantara, salah satunya adalah lewat
Malaikat Jibril.
Selain berfungsi sebagai bacaan, Al-Qur’an juga merupakan salah satu
mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang paling besar dan tidak tertandingi oleh
siapapun. Salah satu bukti dari kemu’jizatan Al-Qur’an adalah bahwa tidak ada
seorang pun yang mampu membuat sepuluh surah bahkan satu surah pun yang
sama persis dengan Al-Qur’an.
Tentunya kita sebagai umat Islam yang telah membaca dan menjadikan Al-
Qur’an sebagai pedoman hidup juga ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang isi
dan kandungan Al-Qur’an terutama pada kemu’jizatannya agar kita semakin yakin
dan paham akan kebenaran-kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
lewat turunnya Al-Qur’an. untuk itu sangatlah perlu kita untuk mengkaji dan
mempelajarinya lewat suatu ilmu yang membahas tentang kemu’jizatan Al-
Qur’an.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c. Muncul dari Nabi: untuk menguatkan risalah kenabiannya, jika
bukan dari Nabi biasa disebut dengan Karomah.
3
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, hal. 270.
3
Berbicara tentang macam-macam I’jazil Qur’an tentu banyak sekali
pendapat-pendapat yang telah dicetuskan oleh para cendekiawan terutama
dari kalangan para Ulama yang mana satu dan yang lain jelas akan berbeda
versi dalam mengeluarkan buah pemikirannya. Salah satu diantara Ulama
yang telah mengeluarkan pendapatnya tentang macam-macam I’jazil Qur’an
adalah Dr. Abd. Rozzaq Naufal, dalam kitab Al-I’jazu Al-Adadi Lil Qur’anil
Karim menerangkan bahwa I’jazil Qur’an itu ada 4 macam, antara lain:
1) Al-I’jazul Balaghi, yaitu kemu’jizatan segi sastra balaghahnya, yang
muncul pada masa peningkatan mutu sastra Arab. Yang mana bahwa
kemu’jizatan bahasa ini terdapat pada keteraturan bunyinya yang indah
melalui nada huruf-hurufnya ketika kita mendengar harakat dan
sukunnya, mad dan ghunnahnya, sehingga telinga kita tidak pernah bosan
untuk mendengarnya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Imam
Al-Khoththobi dalam buku Al-Bayan Fi I’jazil Qur’an yang mengatakan
bahwa kemu’jizatan Al-Qur’an itu terfokus pada bidang
kebalaghohannya saja, sekalipun dengan makna dan lafalnya bersama.
Maksudnya dengan uslub yang sedemikian bisa mencakup kefasihan
lafal, kebaikan susunan dan keindahan makna. Arti uslub disini ialah
makna yang tersusun dalam lafadz yang tepat, atau metode
pengungkapan dalam menggambarkan makna dengan pengucapan
lafadznya (kata-katanya) atau uslub juga bisa diartikan gaya bahasa.4
2) Al-I’jazut Tasyri’i, yaitu kemu’jizatan segi tasyri (perundang-undangan)
yang bertujuan tercapainya kebahagiaan individu didalam masyarakat.
Namun tidak satupun dari padanya yang mencapai keindahan dan
kebesaran seperti yang dicapai Al-Qur’an dalam kemu’jizatan tasyri’nya.
3) Al-I’jazul Ilmi, yaitu kemu’jizatan segi ilmu pengetahuan yang bukan
hanya terletak pada pencakupannya akan teori-teori ilmiah yang selalu
baru dan berubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian
dan pengamatan. Tetapi ia terletak pada semangatnya dalam manusia
untuk berpikir dan menggunakan akal nya. Dan tidak ada sebuah pun dari
4
St. Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, hal. 178
4
kitab-kitab agama terdahulu memberikan jaminan demikian seperti yang
diberikan oleh Al-Qur’an.
4) Al-I’jazul Adadi, yaitu kemu’jizatan segi kuantiti atau
matematis/statistik, yang muncul pada abad ilmu pengetahuan dan
teknologi canggih sekarang. Salah satu gambaran yang diberikan oleh
Dr. Abd. Rozzaq Naufal dari Al-I’jazul adadi adalah bahwa dalam Al-
Qur’an kata iblis disebutkan sampai 11 kali/ayat, maka ayat yang
menyuruh mohon perlindungan dari iblis juga 11 kali.5
5
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, hal. 272.
5
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."
Tantangan pertama ini tidak terlawan, maka kapasitas kemu’jizatan
Al-Qur’an itu seluruhnya. Artinya kadar yang menjadi kitab Al-Qur’an
itu ialah seluruh isi dan semua ayatnya yang melemahkan semua
Pujangga dan segala Jin serta seluruh manusia. Tidak ada seorang pun
yang mampu melawan tantangan ini, mereka tidak berhasil membuat
kitab tandingan yang sama seperti seluruh Al-Qur’an itu.
2. Tantangan Kedua
Karena tidak ada seorang pun yang mampu melawan tantangan yang
pertama, karena terlalu berat, maka didespensasi dan dikurangi. Yang
sebelumnya harus membuat kitab tandingan yang sama dengan seluruh
Al-Qur’an sekarang hanya membuat 10 surah seperti Al-Qur’an.
Seperti yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 13
yang berbunyi:
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al-
Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka datangkanlah
sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan
panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain
Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
Dengan tantangan kedua ini berarti kapasitas kemu’jizatan Al-
Qur’an itu 10 surah. Maksudnya, dengan hanya sekadar 10 surah Al-
Qur’an saja sudah membuat seluruh Jin dan manusia tidak sanggup
membuatnya, yang sama seperti Al-Qur’an.
3. Tantangan Ketiga
6
Jika tantangan Al-Qur’an yang kedua ini masih juga dianggap berat,
karena harus membuat sekian banyak surah yang harus sama dengan Al-
Qur’an, maka tantangan itu diringankan lagi. Yakni, hanya disuruh
membuat tandingan satu surah yang sama dengan surah Al-Qur’an.
Seperti yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an Surah Yunus ayat
38 yang berbunyi:
Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-
buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), Maka
cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah
siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain
Allah, jika kamu orang yang benar."
Dengan tantangan terakhir ini berarti kapasitas kemu’jizatan Al-
Qur’an itu hanya satu surah saja. Artinya, kadar yang menjadi mu’jizat
dari Al-Qur’an ialah walaupun hanya satu surah sudah menunjukkan
mu’jiz, sudah tidak ada yang sanggup melawan dengan membuat
tandingannya dari dahulu hingga sekarang. Dalam surah Al-Baqarah ayat
24 telah ditegaskan bahwa:
“Maka jika kamu tidak dapat membuat-nya, dan pasti kamu tidak
akan dapat membuat-nya. Peliharalah dirimu dari neraka yang
bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-
orang kafir”.6
7
Seperti halnya pada pembahasan macam-macam I’jazil Qur’an maka
para Ulama juga bebeda pendapat dalam menentukan segi-segi I’jazil Qur’an.
Ulama-ulama yang berbeda pandangan, antara lain:
Menurut Al-Qadhi Iyad Al Basty dalam buku Asy-Syifa’u bi Ta’rifi
Huquqil Musthofa mengatakan; segi-segi kemu’jizatan Al-Qur’an itu ada
4 hal, antara lain:
1) Susunannya yang indah.
2) Uslub-nya yang lain dari pada yang lain.
3) Adanya berita-berita ghaib yang belum terjadi, tetapi lalu betul-betul
terjadi.
4) Adanya berita-berita ghaib masa lalu dan syariat-syariat dahulu yang
jelas dan benar.7
Menurut Qurtubhi melihat segi mu’jizat ada 10 yaitu:
1) Susunan bahasa yang indah berbeda dengan susunan bahasa yang
sudah dikenal dikalangan mereka.
2) Gaya bahasa yang menakjubkan berbeda dengan gaya bahasa yang
lain.
3) Kefasihan bahasanya.
4) Pemakaian bahasa dimana orang Arab biasa memakainya.
5) Pemenuhan janji dan dibuktikan dengan indrawi seperti janji
pertolongan bagi orang-orang yang beriman.
6) Berita tentang yang ghaib tentang peristiwa yang akan datang yang
hanya diketahui melalui wahyu.
7) Kandungan Al-Qur’an penuh dengan ilmu yang bermacam-macam
yang dengannya manusia menjadi maju.
8) Mengandung hikmah yang bermutu tinggi.
9) Tidak ada pertentangan antara pengertian yang dikandungnya dan
memberikan hal-hal masa lalu sejak awal dunia hingga hancurnya.
7
Ibid., hal. 289 – 290.
8
10) Al-Qur’an disampaikan melalui Nabi Muhammad SAW yang ummiy
dan tak pernah belajar atau bergaul Ahli Kitab.8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut bahasa kata I’jaz adalah masdar dari kata kerja a’jaza yang
berarti melemahkan. I’jazul Qur’an berarti sesuatu yang luar biasa yang
melemahkan manusia baik sendiri atau pun kolektif untuk mendatangkan
sesuatu yang menyerupai atau menyamainya. Sedangkan mu’jizat adalah
8
St. Amanah, Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, hal. 177
9
sesuatu yang menyalahi kebiasaan disertai dengan tantangan dan selamat
dari perlawanan.
2. Diantara tujuan I’jazil Qur’an, antara lain:
a. Membuktikan kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW
bahwa ia memang seseorang yang diutus oleh Allah SWT untuk
menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat manusia.
b. Membuktikan bahwa Al-Qur’an memang wahyu Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammmad SAW bukan sesuatu yang
dibuat oleh Malaikat Jibril atau bahkan merupakan karya tulis Nabi
Muhammad SAW, dll.
3. Macam-macam I’jazil Qur’an; Al-I’jazul Balaghi, Al-I’jazul Tasyri’i, Al-
I’jazul Ilmi dan Al-I’jazul Adadi.
4. Kapasitas kemu’jizatan Al-Qur’an adalah kadar yang menjadi mu’jizat
dari kitab Al-Qur’an itu berapa? Apakah seluruhnya, atau sebagiannya
saja. Kitab suci Al-Qur’an ini sudah 15 abad lalu mencanangkan
tantangan kepada orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an, yakni minta
untuk ditandingi dengan membuat kitab yang sama seperti Al-Qur’an,
atau 10 surah saja bahkan hanya satu surah. Tetapi dari dulu sampai
sekarang tidak ada seorang pun yang mampu menandinginya.
5. Yang dimaksud segi-segi I’jazil Qur’an ialah hal-hal yang ada pada Al-
Qur’an yang menunjukkan bahwa kitab itu adalah benar-benar wahyu
Allah SWT, dan ketidak mampuan Jin dan manusia untuk membuat hal-
hal yang sama seperti yang ada pada Al-Qur’an.
B. Saran
10
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak harapan-
harapan yang belum terwujud dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini. Sehingga makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya. Besar
harapan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, St.. Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Semarang: C.V. Asy-Syifa’,
1993.
11
Hamid, Salahudin. Study Ulumul Qur’an. Jakarta Timur: PT Inti Media Cipta
Nusantara, 2002.
12