A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran islam yang
pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh
kebaikan di dunia maupun di akhirat. I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang
mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an. Keistimewaan
Al-Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri dari juz,surat,ayat,kalimat, bahkan apa yang
ada dalam huruf per huruf di Al-Qur’an itu merupakan anugerah dari Allah SWT.
Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk kekasih-Nya,beliau Nabi
Muhammad SAW. Kemukjizatan yang tidak di berikan Allah kepada siapapun baik sebelum
maupun sesudah Nabi Muhammad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari
Al-Qur’an sekaligus sebagai mukjizat rahmatan lil’alamin.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan
utama yang harus mereka imani serta diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan
di dunia dan di akhirat. Selain itu Al-Qur’an menjadi mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad
SAW
Dan mu’jizat Al-Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu manusia
pun yang mampu membawa satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur’an. Jadi, sebagai
seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan sepenuh hati.
Dan sudah sewajarnya pula mengetahui segala sesuatu tentang mu’jizat Al-Qur’an. Karena ada
banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan kita.
I’jazul Qur’an adalah bagian dari Ilmu Tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu yang
menyangkut kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan makalah ini dibuat dengan tujuan memperjelas
kemu’jizatan Al-Qur’an.
Dan diharapkan setelah kita memahaminya kita dapat lebih mencintai Al-Qur’an dan
mengamalkannya dalam setiap segi kehidupan.
1
B. Rumusan masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara harfiyah(bahasa) berarti
lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz dalam pembicaraan ini ialah
menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan
menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-
Qur’an. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.
Adapun Manna Al Qatthan mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun khariqun lil’addah
maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu suatu kejadian yang keluar dari
kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan tidak dapat ditandingi.
Sedangkan Al-Thushi mendefinisikan mu’jizat dengan terjadinya sesuatu yang tidak bisa
terjadi yang disertai dengan pemberontakan terhadap adat kebiasaan dan hal itu sesuai dengan
tuntutan. Pengertian ini adalah pengertian mu’jizat dari segi istilah sebagaimana yang
diugkapkan Az zarqani,mu’jizat adalah sesuatu yang membuat manusia tidak mampu baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama,untuk mendatangkan yang seperti itu,dan pengertian
mu’jizat menurut Dr.Tantowi ialah ilmu yang membahas tentang keunggulan Al-Qur’an dan
menyikap ilmu yang ada di dalamya yang dapat diungkap oleh ilmu pengetahuan di era modern.
Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk idhafah,menurut Imam
Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi
yang akan menandinginya. Adapun pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah
munculnya sesuatu hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah)
untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama[1]
Ada ulama yang berpendapat, orang yang pertama kali menulis I’jazul Quran ialah Abu
Ubaidah (wafat 208 H) dalam kitab Majazul Quran. Lalu disusul oleh Al-farra (wafat 207 H)
yang menulis kitab Ma’anil Quran. Kemudian disusul Ibnu Quthaibah yang mengarang kitab
Ta’wilu Musykikil Qur’an
3
Pernyataan terebut dibantah Abdul Qohir Al-Jurjany dalam kitabnya Dalailul I’jaz, bahwa semua
kitab tersebut di atas bukan ilmu I’jazul Qur’an, melainkan sesuai dengan nama judul-judulnya
itu.
Menurut Dr. Subhi Ash-sholeh dalam kitabnya Mabahis fi Ulumil Qur’an, bahwa orang
yang pertama kali membicarakan ijazul Qur’an adalah imam Al-jahidh (wafat 255 H), ditulis
dalam kitab Nuzhumul Qur’an, hal ini seperti diisyaratkan dlam kitabnya yang lain, Al Hayyam.
Lalu disusul muhammad bin Zaid Al-wasithy (wafat 306 H) dalam kitab I’jazul Qur’an yang
banyak mengutip isi kitab Al-jahidh tersebut di atas.
Kmudian dilanjutkan Imam Arrumany (wafat 384 H). Dalam kitab Al-i’jaz yang isinya
mengupas segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an. Lalu disusul oleh Al-Qadhy Abu bakar Al-
baqillany (wafat 403 H) dalam kitab I’jazul Qur’an , yang isinya mengupas segi-segi
kebhalagahan Alquran, di samping segi-segi kemukjizatanya. Kitab ini sangat populer.
Kemudian disusul Abdul Qohir Al-jurjany (wafat 471 H) dalam kitab Dala’alul i’jaz dan Asrarul
Balaghah.
Para pujangga modern seperti Musthofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis tentang ilmu ini
dalam kitab Tarikhul Adabil Arabi dan prof. Dr. Sayyid Quthub dalam buku At-tashwirul fanni
fil qur’an dan At-ta’birul fanni fil Qur’an[2]
4
3. Tujuan dan Fungsi I’jazul Qur’an
a. membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa mukjizat kitab Al-Qur’an itu
adalah benar-benar seorang Nabi atau Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-
ajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi
Al-Qur’an kepada mereka yang ingkar
b. membuktikan bahwa kitab Al-Qur’an adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan
malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad SAW. Sebab seandainya Al-Qur’an itu buat
Nabi Muhammad yang seorang ummi (tidak pandai menulis dan membaca), tentu pujangga-
pujangga Arab yang profesional,di mana mereka tidak hanya pandai menulis danmembaca tetapi
juga ahli dalamsastra, gramatikal bahasa arab, dan balaghahnya akan bisa membuat seperti Al-
Qur’an,sehingga jelaslah bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan manusia
c. menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghah bahasan manusia,karena terbukti pakar-
pakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mempu mendatangkan kitab
tandingan yang sama seperti Al-Qur’an,yang telah ditantangkan kepada mereka dalamberbagai
tingkat dan bagian Al-Qur’an
d. menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding
dengan keangkuhan dan kesombongannya[3]
Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:
5
Al Quran tidak diragukan lagi sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim. Di dalamnya terdapat
ayat-ayat yang mengajak pada kebajikan dan kebenaran, menuju hidup yang lebih baik. Tidak
hanya berisi tata cara berinteraksi dengan Sang Pencipta, melainkan juga etika bermu’amalah
dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk lainnya.. Ada kalanya penyebutan di Al
Quran secara global saja, dan Hadits Nabi Muhammad SAW berfungsi sebagai penjelasnya.
Karena diturunkan terakhir atau pamungkas, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor dan
penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai mu’jizat
Rasulullah Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada tandingannya lagi, bahkan jika seluruh
makhluk bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama dengan al Quran[4]
Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-Qur’an
merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-
ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-macam I’jazil Qur’an ini-pun para ulama berbeda
pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya
ada beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :
a. I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an adalah suatu kitab
yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dapat
mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat tersebut.
c. I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang
ilmu dalam Al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan
d. I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada 4 yaitu:
• Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat atau diketahui oleh
manusia.
6
• Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui kebenarannya ribuan tahun
setelah Al-Qur’an diturunkan.
• Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum muslim sepeninggal
Rasulullah SAW.
e. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti mengalami
perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia usang, tetapi Al-Qur’an tidak
pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an tidak pernah usang.
f. I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an. I’jaz ini baru
ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika di teliti kalimat shalawat
(jamak dari sholat) yang berkaitan dengan sholat wajib, di jumpai bilangannya ada lima kalimat
dalam al-Qur’an. Kemudian Sholat lima waktu ini ada 17 rekaat, Abu Zahra meneliti kalimat
fardhu ini di dalam Al-Qur’an, dan semua kalimat fardhu dengan berbagai derajatnya berjumlah
17 kalimat. Lalu kalimat qasr (memendekkan bilangan rekaat dalam sholat ketika dalam
perjalanan), di sebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 11 kali, ternyata ketika dihitung jumlah
rekaat dalam sholat qasr sehari semalam, juga 11 rekaat, yaitu, Zuhur 2, Ashar2, Magrib 3, Isya’
2, dan Subuh2. Kalimat tawaf, tercatat dalam Al-Qur’an ada tujuh kalimat. Itu adalah sebagian
dari mukjizat bilangan dala Al-Qur’an.[5]
Untuk menentukan segi-segi I’jazul Qur’an, para ulama berbeda pendapat antara lain:
a. Syekh Abu Bakar Al-Baqillany, dalam kitab I’jazil Qur’an mengatakan Al-Qur’an menjadi
mukjizat itu karena 3 kemukjizatan,yaitu
2) Di dalam Al-Quran itu ada cerita umat terdahulu beserta para Nabinya,padahal Rasulullah
SAW adalah seorang ummi
3) Di dalam Al-Quran terdapat susunan indah yang terdiri dari 10 segi: Ijaz, tasybih, isti’arah,
talaum, jawashil, tajamus, tasyrif, tadhim, mubalaghah, dan husnul bayan.
7
b. Al-Qadhi Iyad Al-Basty dalam buku asy-syifa’u bi ta’rifi huquqil musthafa,mengatakan
segi-segi kemukjizatan Al-Quran itu ada 4,yaitu:
4) Adanya berita ghaib masa lalu dan syariat tedahulu yang jelas dan benar
Gaya bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona. Al-
Qur’an secara tegas menetang. Semua sastrawan para orator arab untuk menandingi ketinggian
Al-Qur’an baik bahasa maupun susunanya. Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka
mengalami kesulitan dan kegagalan dan bahkan mendapat cemohan dari masyarakat.
Diantara pendusta dan musyrik arab pada saat itu berusaha untuk menandingi ialah Musailimah
Kadzdzab dan tokoh-tokoh masyarakat arab lain pada waktu itu yang ingin menandingi kalam
Allah itu, namun selalu mengalami kegagalan.
8
Hukum Illahi yang Sempurna
Tentang aqidah Al-Qur’an mengajak umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi yakni
beriman kepada Allah yang maha agung, menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai
kitab samawi.
Dalam Al-Quran banyak berisi benih dari cabang-cabang ilmu pengetahuan, Al-Quran itu
seolah-olah bagaikan gudang yang penuh berbagai pengetahuan dalam berbagai segi kehidupan
manusia
Disamping itu, di dalamnya juga penuh bibit ilmu dan acuan di bidang
syariat,muamalah,jinayah,dan sebagainya.
a. Az-Zarksy
Kemukjizatan Al-Quran disepakati seluruh ulama, perbedaanya hanya terletak pada bentuk dari
mukjizat Al-Quran itu seperti susunan bahasanya,berita ghaib,kisah-kisah masa lampau,isi
9
hatiorang,maknanya yang dalam,puncak kefasihan, memiliki balaghah yang tidak seorang Arab
pun mampu menyamainya.keseluruhan kelebihan itulah yang menjadikan Al-Quran itu sebagai
mukjizat
b. Az-Zarqani
c. Subhi ash-Shalih
Al-Quran berisi ushlub yang serasi, kaya dengan irama dan alunan musik[8]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ijazul Qur’an ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul,
dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu
Al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka dan mukjizat adalah sesuatu hal
luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.
Dan Al-Qur’an al-Karim digunakan Nabi untuk menantang orang-orang Arab tetapi mereka
tidak sanggup menghadapinya, padahal mereka sedemikian tinggi tingkat fasahah dan
balaghahnya. Hal ini tiada lain karena Al-Qur’an adalah mukjizat.
10
Mukjizat adalah suatu hal yang luar biasa yang dianugrahkan oleh Allah kepada Nabi/ Rasul-
Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian atau kerasulannya.
2. Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qu’an benar-banar wahyu dari Allah.
Al-Qur'an adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:
Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang lain ada dua jenis, yaitu
Hissi dan Maknawi.
Demikianlah makalah yang kami uraikan. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabilabanyak kesalahan dalam penulisan dan pemaparan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, dan menambah keyakinan kita kepada Allah SWT.
11
DAFTAR PUTAKA
http://kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/
http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html
13