(Al-Qur’an)
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing : Khalid Ramdani, S.Pd.I., M.Pd.I
1. Akidah
2. Ibadah dan Muamalah
3. Hukum
4. Sejarah
5. Akhlak
6. Ilmu Pengetahuan
Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an
• Mukjizat dalam istilah agama Islam, sebagaimana yang didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain:
sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya, yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa,
namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu (Shihab, 1998, Cet.4: 23. Lihat juga Al-Qattan, 1987,
Cet.24: 258; Al-Zarqani, 2003, Cet.1: 46).
• Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sesuatu itu baru dapat dikatakan mukjizat apabila
memenuhi beberapa unsur:
1. Adanya suatu peristiwa atau hal luar biasa yang berada di luar jangkauan sebab akibat yang diketahui
secara umum hukum-hukumnya.
2. Peristiwa luar biasa itu terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi.
3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian, dengan catatan bahwa tantangan ini harus
berbarengan dengan pengakuannya sebagai nabi, bukan sebelum atau sesudahnya.
4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilakukan.
Teori Kemukjizatan Al-Qur’an
1. Teori Eksternal
• Penganut teori eksternal mengatakan bahwa kemukjizatan Al-Qur’an bukan dari Al-Qur’an
itu sendiri, namun berasal dari luar, yaitu Allah Swt. Pendapat itu dikenal dengan istilah ash-
shorfah atau mu’jiz bi ash-shorfah. Teori ini muncul pada abad ketiga hijriyah.
• Ash- sharfah terambil dari akar kata sharafa yang berarti memalingkan; dalam arti Allah
memalingkan manusia dari upaya membuat semacam Al-Qur’an, sehingga seandainya tidak
dipalingkan, maka manusia akan mampu. Dengan kata lain, kemukjizatan Al-Qur’an lahir
dari faktor eksternal, bukan dari AlQur’an itu sendiri (Shihab, 1998, Cet.4: 155). Orang
pertama yang menyatakan teori ini adalah An-Nadhzhom.
• Pendapat tentang ash-shorfah ini adalah pendapat yang salah dan dibantah oleh Al-Qur’an
dalam firman Allah Swt Q.S. al-Isra: 88. Firman Allah di atas menunjukkan kelemahan
mereka dengan segala kemampuan yang mereka miliki. Dan andaikan kemampuan mereka
dicabut, tentu tidak ada gunanya perkumpulan mereka, karena perkumpulan tersebut sama
saja dengan berkumpulnya orang-orang yang telah mati.
Teori Kemujizatan Al-Qur’an
2. Teori internal
• Teori internal mengatakan bahwa kemukjizatan Al-Qur’an itu ada pada Al-Qur’an
itu sendiri (Mu’jiz bidzatih).
• Maksud pendapat ini adalah bahwa Al-Qur’an dengan seluruh yang ada di dalamnya,
termasuk struktur kalimat, balaghah, bayan (penjelasan), perundang-undangan
(tasyri’), beritaberita gaib dan seluruh persoalan lain yang merupakan mukjizat, telah
menyebabkan seluruh manusia tidak mampu membuat yang serupa dengannya (An-
Najdi, 1991, Cet.I: 18).
Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an
A. Keindahan Bahasa B. Munasabah
Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi inilah • Al-munasabah secara linguistik artinya
yang pertama yang ditujukan kepada kedekatan.
masyarakat Arab pada masa Rasulullah Saw. • Terdapat isyarat bahwa memahami
(Shihab, 1998, Cet.4: 115), mereka terkenal munasabah dapat memperluas makna
sebagai ahli sastra dan pidato serta amat kemukjizatan Al-Qur’an segi
mahir dalam aspek kebahasaan ini, namun keindahan bahasa, sehingga dengan
demikian tidak ada satupun dari mereka mempelajarinya seseorang dapat lebih
yang sanggup mendatangkan semisal Al- menyakinkan bahwa AlQur’an adalah
Qur’an. Hal ini telah dibuktikan oleh tokoh- mukjizat Allah bagi nabi Muhammad
tokoh sastra dan gembong-gembong ahli Saw.
pidato yang fasih dan gamblang seperti
Walid bin Mughirah, Utbah bin Rabi’ah dan
sastrawan lain yang terkenal (Ash-Shabuni,
1984, Cet. I: 119).
Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an
C. Berita Gaib
D. Informasi Sejarah
Di antara segi-segi kemukjizatan Al-
Salah satu kekuatan Al-Qur’an yang
Qur’an adalah, adanya pemberitaan tentang
sekaligus menjadi mukjizatnya adalah
hal- hal gaib, seperti berita tentang hari
pemaparan informasi sejarah yang valid.
akhir, hari pembalasan, hari kiamat, siksa
Al-Qur’an menceritakan sekian banyak
kubur dan lain-lain.
peristiwa masa lampau, seperti kisah para
Berita-berita gaib seperti di atas tentu
nabi beserta para pengikutnya, kisah
tidak akan ada yang mengetahuinya kecuali
orang-orang soleh seperti kisah ashabul
dengan pemberitaan wahyu. Hal ini
kahfi, kisah Zulqarnain, dan lain-lain. Dari
merupakan bukti, bahwa Al-Qur’an yang
sekian banyak kisah Al-Qur’an, telah
berbicara tentang hal-hal gaib ini bukanlah
banyak terbukti kebenarannya melalui
perkataan Muhammad Saw atau manusia
penelitian arkeologi.
lainnya, tetapi ia adalah kalam Allah, zat
yang Maha Mengetahui tentang hal-hal gaib
itu sendiri.
Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an
G. Bilangan
• Diantara kemukjizatan Al-Qur’an lain adalah adanya bilangan-bilangan yang tepat, cermat
lagi menabjubkan. Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi ini juga biasa disebut dengan i’jaz
adadi.
• Abdul Razaq Naufal menulis mengenai i’jaz adadi, yang intinya mengungkapkan adanya
keseimbangan bilangan dalam Al-Qur’an, yang berisi :
1. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonimnya
2. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonim atau makna yang dikandungnya
3. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukkan
kepada akibatnya
4. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya
5. Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut ditemukan pula keseimbangan khusus
Fungsi dan Peranan Al-Qur’an
Penulisan dan pengumpulan Al-qur'an dapat kita rangkum menjadi 3 jenjang dan 3 tahapan,
yaitu :
Tahapan pertama : Pada masa ini penyandaran kepada hafalan lebih banyak daripada
penyandaran tulisan karena hafalan sahabat sangat kuat di samping sedikitnya orang bisa
baca tulis dan sarananya, oleh karena itu siapa saja yang mendengar ayat-ayat Al-qur'an
turun mereka langsung menghafalnya dan menulisnya dipelepah kurma, potongan kulit,
permukaan batu cadas, atau tulang belikat unta, dan jumlah penghafal Al-qur'an ketika
masa itu sangat banyak.
Tahapan kedua :terjadi pada masa Abu bakar assiddiq tahun 12 hijriyah penyebabnya
ialah pada perang yamamah banyak penghafal Al-qur'an yang terbunuh diantaranya ialah
salim bekas budak Abu khuzaifa, maka ketika itu Abu bakar memerintahkan Zaid bin
tsabid untuk mengumpulkan al-qur'an agar tidak hilang.
Sejarah Kodifikasi Al-Qur’an
Tahapan ketiga : Pada Zaman Usman Bin Affan ketika ini permasalahan muncul karena
dialog bacaan sesuai dengan perbedaan mushab-mushab yang berada di para sahabat hal
itu di khawatirkan akan menjadi fitnah.