PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan bacaan sempurna yang telah dipilih Allah dengan nama
yang sangat tepat, karena tidak ada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca
lima ribu tahun lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an sebagai bacaan yang paling
sempurna dan lagi mulia. Al- Qur’an adalah pedoman kaum muslimin yang menjadi
sumber ajaran Islam yang pertama dan utama. Selain itu, Al-Qur’an merupakan mukjizat
terbesar bagi Nabi Muhammad SAW dan mukjizat Al-Qur’an ini hukumnya sepanjang
masa, karena tidak akan ada satu manusiapun yang mampu membuat satu kitab tandingan
dengan AL-Qur’an.
Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan
sepenuh hati dan sudah sewajarnya pula kita mengetahui segala sesuatu tentang mukjizat
Al-Qur’an. Karena ada banyak sekali hikmahnya yang dapat kita ambil untuk menambah
keimanan. I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang mempelajari tentang segala
sesuatu yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an.
Perbincangan tentang kemukjizatan Al-Qur’an juga suatu macam mukjizat
tersendiri, dimana para penyelidik tidak bisa mencapai rahasia satu sisi sampai
mendapatkan di balik sisi itu, ada sisi-sisi lain yang rahasia kemukjizatannya hanya dapat
terungkap oleh zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’jazul Qur’an?
2. Apa saja macam-macam kemukjizatan Al-Qur’an?
3. Sebutkan lingkup-lingkup kemukjizatan Al-Qur’an?
4. Apa saja segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an?
5. Apa saja hikmah mempelajari kemukjizatan Al-Qur’an?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian i’jazul Qur’an.
2. Untuk mengetahui macam-macam kemukjizatan Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui lingkup-lingkup kemukjizatan Al-Qur’an.
4. Untuk mengetahui segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an.
1
5. Untuk mengetahui hikmah mempelajari kemukjizatan Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertandi menggunakan
mukjizat tersebut.
5. Tidak ada seorang pun yang dapat membuktikan dan membandingkan dalam
pertandingan tersebut.
3
3. Ulama yang lain berpendapat, kemukjizatan itu cukup satu surat lengkap sekalipun
pendek, atau dengan ukuran satu surat, baik satu ayat atau beberapa ayat.
Kita tidak berpendapat kemukjizatan itu hanya terdapat pada kadar tertentu, sebab
kita dapat menemukannya pula pada bunyi huruf-hurufnya dan alunan kata-katanya,
sebagaimana yang dapat kita lihat pada ayat-ayat dan sura-surah nya. Al-Qur’an adalah
Kalamullah dan itu cukup.
Adapun mengenai segi atau kadar mana mukjizat itu, maka jika seorang
penyelidik yang objektif dan mencari kebenaran memperhatikan Al-Qur’an dari aspek
manapun yang ia sukasi, segi ushlub, segi pengetahuannya, segi pengaruh yang
ditimbulkannya dalam dunia dan wajah sejarah yang diubahnya atau semua segi tersebut,
tentu kemukjizatan itu ia dapatkan dengan jelas dan terang.
4
2. Segi hukum
Al-Qur’an memulai dengan pendidikan individu, karena individu merupakan
batu-bata sosial. Pendidikan individu itu ditegakkan di atas kemerdekaan jiwanya dan
rasa tanggung jawab. Al-Qur’an menjelaskan pokok akidah, norma-norma keutamaan,
sopan-santun, undang-undang, ekonomi, politik, sosial, dan kemasyarakatan, serta
hukum-hukum ibadah.
Tentang akidah, Al-Qur’an mengajak umat manusia pada akidah yang suci dan
tinggi, yakni beriman kepada Allah yang maha Agung, menyatakan adanya nabi dan
rasul serta mempercatai kitab samawi. Dalam bidang undang-undang, Al-Qur’an telah
menetapkan kaidah-kaidah mengenai perdata, pidana, politik, dan ekonomi. Adapun
emngenai hubungan internasional, Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang
paling sempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun perang.
3. Berita tentang hal-hal yang ghaib
Sebagian Ulama mengatakan bahwa mukjizat Al-Qur’an itu adalah berita-
berita ghaib. Cerita peperangan Romawi dengan Persia yang dijelaskan dalam surah
Ar-Rum ayat 1-5 merupakan salah satu berita ghaib yang disampaikan Al-Qur’an.
Allah berfirman yang artinya :
“ Alif laam miin. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri terdekat dan
mereka sesudah di kalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah
lah urusan sebelum dan sesudah mereka menang. Dan di hari kemenangan bangsa
Romawi itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia
menolong siapa saja yang di kehendaki Nya.”
4. Isyarat- isyarat ilmiah
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Qur’an, misalnya :
a) Cahaya matahari yang bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan
pantulan cahaya matahari ( QS. Yunus (10):5).
b) Aroma/bau manusia berbeda-beda, sebagaimana diisyaratkan dalam QS. Al-
Baqarah ayat 23.
c) Masa penyusuan yang tepat dan masa kehamilan minimal sebagai wara dijelaskan
dalam QS. Al-Baqarah ayat 223.
5. Ketelitian Redaksi
a) Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya. Misal : Al-Hayah
dan Al-Maut masing-masing dibaca sebanyak 145 kali. An-Naf ( manfaat) dan As-
Madharah (mudharat) masing-masing dibaca sebanyak 50 kali. As-Shalihat
5
( kebajikan ) dan As- Sayyi’at ( keburukan ) masing-masing 167 kali dan banyak
contoh lainnya.
b) Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang
dikandungnya. Contoh: Al-Harts dan Az-Zira’ah ( membajak/bertani) masing
masing 14 kali. Al-‘usb dna Adh-dhurur (membanggakan diri/angkuh) masing-
masing 27 kali.
c) Adh-Dhallun dan Al-Mauta (orang sesat/mati jiwanya) masing-masing 17 kali.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Manna Khalil al-Qaththan, Mabahits fii Ulumil Qur’an yang diterjemahkan oleh H.
Aunur rafiq El-Mazni, Lc. MA. 2005. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta Timur
Dr. H. Badrudin, M.Ag., Ulumul Qur’an : Prinsip-prinsip dalam pengkajian ilmu
tafsir Al-Qur’an
Buchori, Didin Saefuddin , Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an (Bogor:
Granada Sarana Pustaka, 2005),
Djalal , Abdul , Ulumul Qur’an , (Surabaya: Dunia Ilmu, 2012)
Suhadi , Ulumul Qur’an , (Kudus: Nora Media Enterprise,2011)
http://kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/
http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html