Anda di halaman 1dari 13

I’JAZ AL-QUR’AN TENTANG MASA SEKARANG

Oleh:
Aida Nurhusna [202105005]
Rani Yuningsih [202105027]
Wulan Ekasari [202105028]

ABSTRACT
This research aims to find out what can be felt today from the miracles of the Koran.
The Koran itself is the last holy book revealed to the Prophet Muhammad as
guidance and guidance for life for all mankind in the world, a holy book whose
purity will be maintained by Allah until the end of time. In this research, the author
uses a type of library research (Library Research), namely the researcher takes steps
by collecting books or literature related to the theme being discussed, namely the
I'jaz Al-Quran about the present.
The results obtained from this research are that the Al-Quran is the greatest miracle
of the Prophet Muhammad whose miracles we can feel today, including in the Al-
Quran there are several aspects of miracles such as supernatural news, historical
information, science (I'jaz Ilmi , which discusses everything that happens in this
universe), laws (the Koran teaches the basics of aqidah, the laws of worship, morals,
and the basics of mu'amalah such as economics, politics, married life, social, etc.).

Keywords: I’jaz Al-Quran, Present Time

1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal apa yang dapat dirasakan pada zaman
sekarang dari kemukjizatan al-Quran. Al-quran itu sendiri adalah kitab suci terakhir
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk dan pedoman hidup
bagi seluruh umat manusia di dunia, kitab suci yang akan dijaga kemurniannya oleh
Allah sampai akhir zaman. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis
penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu peneliti melakukan langkah
dengan cara mengumpulkan buku-buku atau literature yang berkaitan dengan tema
yang dibahas yaitu mengenai I’jaz Al-Quran tentang masa sekarang.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa Al-Quran sebagai mukjizat
terbesar Nabi Muhammad yang kemukjizatannya bisa kita rasakan pada masa
sekarang , diantaranya di dalam al-Quran itu terdapat beberapa aspek kemukjizatan
seperti berita ghaib, informasi sejarah, ilmu pengetahuan (I’jaz Ilmi, yang
membahas mengenai semua yang terjadi di alam semesta ini), hukum-hukum (al-
Quran mengajarkan akan dasar-dasar aqidah, hukum-hukum ibadah, akhlak, dan
dasar-dasar mu’amalah seperti ekonomi, politik, hidup berumah tangga, sosial, dan
sebagainya).

Kata Kunci: I’Jaz Al-Quran, Masa Sekarang

2
PENDAHULUAN

Al-Quran adalah pedoman kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran


Islam yang pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari agar memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat.
Selain itu, al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi nabi Muhammad SAW dan
mukjizat al-qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada satu
manusiapun yang mampu membuat satu kitab tandingan atau sama dengan al-
quran. Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan
sepenuh hati dan sudah sewajarnya pula kita mengetahui segala sesuatu tentang
mukjizat al-qur’an. Karena ada banyak sekali hikmahnya yang dapat kita ambil
untuk menambah keimanan kita.
I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang mempelajari tentang
segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan al-Qur’an. Al-qur’an menganjurkan
mempelajari ilmu-ilmu itu untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.
Memang, al-qur’an menyeru untuk mempelajari ilmu-ilmu ini sebagai jalan untuk
mengetahui al-haq dan realitas, dan sebagai cermin untuk mengetahui alam yang
didalamnya pengetahuan tentang Allah mempunyai kedudukan paling utama.

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jaz Al-Quran


Secara etimologis kata I’jaz berasal dari kata a’jaza-yu’jizu berarti
melemahkan, dengan demikian, Al-Qur`an sebagai mukjizat bermakna bahwa
AI-Qur`an merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tentang menciptakan
karya yang serupa dengannya.1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “kata mukjizat” diartikan sebagai
kejadian yang luar biasa yang sukar dijangkau oleh akal pikiran manusia.
Pengertian ini punya muatan yang berbeda dengan pengertian i`jaz dalam
perspektif islam.2
Secara etimologis, mukjizat dapat diartikan sebagai kejadian (peristiwa)
ajaib yang sulit dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Quraish Shihab
mendefiniskan mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi
melalui seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang di
tantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal yang
serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.
I`jaz sesungguhnya menetapkan kelemahan ketika mukjizat telah terbukti,
maka yang nampak kemudian adalah kemampuan atau “mu`jiz” [yang
melemahkan], oleh sebab itu i`jaz Al-Qur`an menampakan kebenaran
Muhammad SAW dalam pengakuannya sebagai rosul yang memperlihatkan
kelemahan manusia dalam menandingi mukjizatnya.3
Ijma’ ulama menyatakan bahwa al-Qur’an merupakan mu’jizat Nabi
Muhammad SAW, dibuktikan melalui ketidakberdayaan bangsa Arab pada saat
itu dan menerimanya kaum Quraisy serta Arab secara menyeluruh mengenai
ketidakmampuan mereka dalam menantang dan menandingi al-Qur’an.
Mu’jizat al-Qur’an yang dimiliki oleh Nabi Muhammad untuk seluruh umat
manusia dan seluruh zaman, sehingga di dalamnya menjelaskan tentang ilmu

1
H.Muh.quraish syihab dkk, sejarah & ulum al-qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), hlm.106
2
Quraish syihab, mukjizat al-qur’an dan aspek kebahasaan, isyarat ilmiah dan pemberitaan yang
ghaib ( bandung: mizan 1998),cet.IV, hlm.23.
3
Manna Khalil al-qothahthahan, mabahits fiulumul qur’an diterjemahkan oleh muzakkir AS.
Dengan judul studi ilmu-ilmu al-qur’an (bogor: Pustaka lentera antar nusa, 1996), cet.III, hlm.371.

4
pengetahuan sains, penjelasan hukum fikih, permasalahan mengenai
kehidupan, seperti alam semesta dan fenomena alam.
Kemukjizatan menurut persepsi ulama harus memenuhi keriteria 5 syarat
sebagai berikut:
1. Mukjizat harus berupa sesuatu yang tidak di sanggupi oleh makhluk
sekalian alam.
2. Tidak sesuai dengan kebiasaan dan tidak berlawanan dengan hukum islam.
3. Mukjizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seorang mengaku
membawa risalah ilahi sebagai bukti atas kebenaran dan kebesarannya.
4. Terjadi bertepatan dengan penagakuan nabi yang mengajak bertanding
menggunakan mukjizat tersebut.
5. Tidak ada seorang pun yang dapat membuktikan dan membandingkan
dalam pertandingan tersebut.

B. Segi-segi Kemukjizatan Al-Quran yang Dapat Dirasakan Pada Masa


Sekarang
Yang dimaksud segi-segi I’jaz Al-Qur’an adalah hal-hal yang ada pada Al-
Qur’an yang menunjukkan bahwa kitab itu adalah benar-benar wahyu Allah
SWT, dan ketidakmampuan jin dan manusia untuk membuat hal-hal yang sama
seperti yang ada pada Al-Qur’an.
Untuk menentukan segi-segi I’jaz Al-Qur’an, Syekh Abd. Azim Az-
Zarqani mengatakan bahwa: orang yang mengamati Al-Qur’an dengan
seksama akan mengetahui segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an yang sangat
menakjubkan, diantaranya sebagai berikut:
1. Keindahan Bahasa
Satu kenyataan, bahwa Rasulullah adalah seorang Nabi yang Ummi
yang tidak tahu baca tulis. Beliau belum pernah belajar secara khusus
kepada siapapun tentang sastra, sejarah dan lainnya. Namun Kitab samawi
yang beliau terima sangat mengagumkan. Dari segi bahasa, para Ulama
sepakat bahwa Al-Qur’an mempunyai uslub (gaya bahasa) yang tinggi,
fashohah (ungkapan kata yang jelas, dan balaghoh (kefasihan lidah yang

5
dapat mempengaruhi jiwa pembaca, pendengar yang mempunyai rasa
bahasa yang tinggi).4
Al-Qur’an menantang kepada pujangga-pujangga arab untuk
membuat tandingan. Baik seluruhnya, sebagiannya, bahkan satu surat yang
pendekpun dipersilahkan. Namun kenyataannya sampai sekarang tidak
ada yang bisa menandinginya. Padahal Al-Qur’an adalah bahasa arab,
bahasa yang mereka gunakan setiap hari. Huruf hurufnyapun terdiri dari
huruf yang mereka gunakan setiap hari. Keindahan Al-Qur’an telah diakui
oleh kawan maupun lawan. Bagi kita yang bukan ahli bahasa arab dan
bukan orang arab tidak mungkin begitu terasa akan keindahan Al-Qur’an.
Namun kita sedikit bisa merasakan betapa indahnya susunan Al-Qur’an
tersebut. Hal itu membuktikan bahwa keindahan bahasa al-Quran itu
merupakan suatu kemukjizatan al-Quran itu sendiri.
2. Berita Ghaib
Salah satu bukti bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah bukan ucapan
manusia adalah pemberitaanya tentang sesuatu yang ghoib, kejadian yang
akan datang. Diantaranya:
a. Terjadinya peperangan antara kerajaan Rumawi dan Kerajaan Persi
dan kemengan di pihak romawi. Allah berfirman dalam Q.S. Ar-Rum:
1-5)
b. Pemberitaan bahwa orang musyrik akan dikalahkan padahal belum
terjadi peperangan,yaitu perang Badr. Firman Allah Q.S. Al-
Qomar:44-46
c. Tentang kemenangan Islam. Allah berfirman dalam Q.S. at-Taubah:33
3. Informasi Sejarah
Salah satu kekuatan Al-Qur’an yang sekaligus menjadi mukjizatnya
adalah pemaparan informasi sejarah yang valid. Informasi sejarah ini dapat
pula dikategorikan dalam pemberitaan hal-hal gaib masa lampau seperti
yang telah disinggung diatas. Al-Qur’an menceritakan sekian banyak

4
Esiklopedi Islam, Jilid IV hal. 139

6
peristiwa masa lampau, seperti kisah para nabi beserta para pengikutnya,
kisah orang-orang soleh seperti kisah ashabul kahfi, kisah Zulqarnain, dan
lain-lain. Dari sekian banyak kisah Al-Qur’an, telah banyak terbukti
kebenarannya melalui penelitian arkeologi. Kendati tidak semua informasi
sejarah dalam Al-Qur’an dapat dibuktikan, namun tidak berarti bahwa
informasi-informasi Al-Qur’an tersebut salah. Karena apa yang belum
terbukti kebenarannya, juga belum terbukti kesalahannya.
Rangkaian kisah-kisah dalam Al-Qur’an diungkapkan untuk
menguraikan ajaran-ajaran keagamaan, serta menggambarkan akibat-
akibat bagi penentangnya. Ini merupakan salah keistimewaan dan
kekuatan Al-Qur’an. Kisah-kisah tersebut bukan suatu yang fiktif, tetapi
dapat diyakini sebagai sesuatu yang pernah terjadi di muka bumi (Tim
Penulis, 2001, Cet.3: 125).
Salah satu contoh validitas informasi sejarah Al-Qur’an adalah kisah
tenggelam dan selamatnya jasad fir’aun. Al-Qur’an menginformasikan
sekelumit kisah Fir’aun dalam surah Yunus: 90-92. Yang perlu
diperhatikan dalam konteks pembicaraan ini adalah firman Allah SWT,
“Hari ini kami selamatkan badanmu, agar engkau menjadi pelajaran bagi
generasi yang datang sesudahmu” (yunus: 92).
Memang, orang mengetahui bahwa Fir’aun tenggelam di Laut Merah
ketika mengejar nabi Musa dan kaumnya, tetapi menyangkut keselamatan
badannya dan menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya merupakan
suatu hal yang tidak diketahui siapapun pada masa Nabi Muhammad
bahkan tidak disinggung oleh Perjanjian Lama dan Baru (Shihab, 1998,
Cet.4: 201).
Pada masa turunnya Al-Qur’an, tidak seorangpun yang mengetahui
dimana sebenarnya penguasa yang tenggelam itu berada, dan bagaimana
11 pula kesudahan yang dialaminya. Namun pada tahun 1896
purbakalawan Loret, menemukan jenazah tokoh tersebut dalam bentuk
mumi di Wadi Al-Muluk (Lembah para raja) berada di daerah Thaba,
Luxor, diseberang Sungai Nil, Mesir. Kemudian pada 8 Juli 1907, Elliot

7
Smith membuka pembalut-pembalut mumi itu dan ternyata badan Fir‟aun
tersebut masih dalam keadaan utuh (Shihab, 1998, Cet.4: 202).
Penyeledikian dan penemuan modern itu tentu merupakan salah satu bukti
nyata keotentikan informasi sejarah Al-Qur‟an.
4. Ilmu Pengetahuan
Diantara segi kemukjizatan al-Qur’an, adanya beberapa petunjuk
yang detail mengenai sebagian ilmu pengetahuan berupa sains yang telah
ditemukan terlebih dahulu dalam al-Qur’an sebelum ditemukan oleh ilmu
pengetahuan modern. Teori al-Qur’an tidak bertentangan dengan teori-
teori ilmu pengetahuan modern. Dari segi kemukjizatan ini, al-Qur‟an
telah menunjuk salah satu firman Allah Swt:
ُ‫ف ِب َر ِبكَ أَنَّه‬
ِ ‫ق َوفِي أَ ْنفُ ِس ِه ْم َحتَّ ٰى يَتَبَيَّنَ َل ُه ْم أَنَّهُ ْال َح ُّق ۗ أَ َو َل ْم يَ ْك‬
ِ ‫سنُ ِري ِه ْم آيَاتِنَا فِي ْاْلفَا‬
َ
‫ش ِهيد‬
َ ٍ‫يء‬ْ ‫ش‬ َ ‫ع َل ٰى ُك ِل‬ َ
Artinya: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa al-Quran itu adalah benar. Dan apakah
Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan
segala sesuatu." (Q.S. Fushshilat: 53).
Al-Quran yang mulia itu bukanlah kitab ilmu alam, arsitek dan fisika,
melainkan kitab petunjuk, atau pembimbing dan kitab undang-undang
serta perbaikan. Ayat-ayatnya tidak terlepas dari petunjuk-petunjuk yang
detail, kebenaran-kebenaran yang samar terhadap beberapa masalah alami,
kedokteran, dan geografi, yang kesemuanya menunjukkan kemukjizatan
al-Quran serta kedudukannya sebagai wahyu dari Allah Swt. Al-Quran
bukanlah ciptaan Nabi Muhammad Saw, karena beliau adalah seorang
ummi, tidak bisa membaca dan menulis.
Selain itu, beliau lahir dalam lingkungan yang jauh dari kebudayaan
dan beliau tidak mendapatkan ilmu-ilmu pengetahuan dari sekolah, karena
bangsa dan keluarganya adalah orang-orang ummi. Di samping itu, teori-
teori ilmiah yang diberitakan al-Quran pada masa itu belum dikenal dan

8
ilmu pengetahuan modern pun belum menemukan rahasia-rahasianya dan
menemukan bukti-buktinya.
Semua itu adalah bukti yang sangat jelas bahwa al-Quran bukan
ciptaan Muhammad Saw, tidak seperti apa yang diduga golongan
orientalis, sesungguhnya al-Quran adalah wahyu dari Allah, diturunkan
kepada seorang pemimpin utusan, dengan bahasa Arab yang kuat.
Prof. Tabbarah dalam kitabnya Ruh al-Din al-Islamy telah membahas
masalah ini dengan baik, dan ia menguraikan sebagian kebenaran-
kebenaran ilmiah dengan terperinci,5 antara lain:
a. Manunggalnya Alam/Cosmos
Teori ilmiah modern telah membuktikan bahwa bumi adalah
sebagian dari gas yang panas yang memisahkan diri dan mendingin
(membeku) kemudian menjadi tempat yang dapat dihuni manusia.
Tentang kebenaran teori ini, mereka berargumentasi dengan
adanya vulcano-vulcano, benda-benda berapi yang berada di dalam
perut bumi, dan sewaktu-waktu bumi memuntahkan lahar atau benda-
benda vulcano yang berapi. Teori modern ini sesuai dengan apa yang
ditunjukkan al-Qur‟an dalam firman Allah Swt sebagai berikut:
َ‫ض كَانَتَا َرتْقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما ۖ َو َج َع ْلنَا ِمن‬
َ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫اوا‬ َّ ‫أَ َو َل ْم َي َر َّالذِينَ َكف َُروا أَ َّن ال‬
َ ‫س َم‬
َ‫يءٍ َحي ٍ ۖ أَفَ ََل يُؤْ ِمنُون‬ ِ ‫ا ْل َم‬
َ ‫اء ُك َّل‬
ْ ‫ش‬
Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada
juga beriman?” (QS. al-Anbiya : 30)
Prof. Tabbarah menyatakan, "Ini adalah mukjizat al-Qur‟an yang
dikuatkan oleh ilmu pengetahuan modern yang menyatakan bahwa
alam adalah suatu kesatuan benda yang berasal dari gas, kemudian

5
Muhammad Ali al-Şabuny, Studi Ilmu Al-Qur‟an, Alih Bahasa: Aminuddin (Damascus: Pustaka
Setia, 1991), 186

9
memisahkan diri menjadi kabut-kabut, dan matahari terjadi akibat dari
pecahan bagian itu.”6
b. Asal Kejadian Cosmos
Seorang ahli astronomi bernama Jean mengatakan bahwa alam ini
pada mulanya adalah gas yang berserakan secara teratur di angkasa
luas. Sedangkan kabut-kabut, atau kumpulan cosmos-cosmos itu
tercipta dari gas-gas tersebut yang memadat.
Dokter Gamu berkata, "Sesungguhnya alam pada mula
kejadiannya itu penuh dengan gas yang terbagi-bagi secara teratur,
dan dari gas itulah timbul reaksi. Teori ini kita dapatkan penguatnya
dalam al-Quran. Seandainya al-Qur‟an tidak memberitahukan hal
tersebut, tentu kita tidak langsung membenarkan teori ini."7
Allah Swt berfirman :
‫عا أَ ْو ك َْرهًا قَا َلتَا‬ ِ ‫ِي دُخَان فَقَا َل َل َها َو ِل ْْل َ ْر‬
َ ‫ض ائْ ِت َيا‬
ً ‫ط ْو‬ َ ‫اء َوه‬ َّ ‫ث ُ َّم ا ْست ََو ٰى ِإ َلى ال‬
ِ ‫س َم‬
َ ‫أَتَ ْينَا‬
َ‫طا ِئعِين‬
Artinya:“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit
itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka
hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka
hati". (Q.S. Fushilat: 11)
Banyak lagi isyarat-isyarat ilmiah Al-Qur‟an yang telah ditemukan
oleh para pakar, diantaranya: Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan
cahaya bulan merupakan pantulan (QS Yunus [10]: 5 dan Nuh [71]: 16),
kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan nafas (QS
AlAn‟am [6]: 125), perbedaan sidik jari manusia (QS Al-Qiyamah [75]: 4,
aroma atau bau manusia berbeda-beda (QS Yusuf [12]: 94), masa
penyusunan ideal dan masa kehamilan minimal (QS Al-Baqarah [2]: 223)
dan al-Ahqaf [46]: 15), adanya apa yang dinamai nurani (superego) dan

6
Ibid, hal. 187
7
Ibid, hal. 188

10
bawah sadar manusia (QS Al-Qiyamah [75]: 14-15), yang merasakan nyeri
adalah kulit (QS Al-Nisa [4] : 56) dan lain-lain (Shihab, 1998, Cet.4: 190).

5. Hukum
Bentuk kemukjizatan yang lain adalah ajaran syariatnya (hukum)
yang sempurna. Al-Qur’an mengajarkan akan dasar-dasar aqidah, hukum-
hukum ibadah, akhlak, dan dasar-dasar mu’amalah seperti ekonomi,
politik, hidup berumah tangga, social, larangan khomer, curang, mencuru
dan sebagainya.
Tentang akidah Al-Qur’an mengajak umat manusia pada akidah yang
suci dan tinggi, yakni beriman kepada Allah yang maha Agung,
menyatakan adanya nabi dan rasul serta mempercayai kitab samawi.
Dalam bidang undang-undang, Al-Qur’an telah menetapkan kaidah-
kaidah mengenai perdata, pidana, politik, dan ekonomi. Adapun mengenai
hubungan internasional, Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang
paling sempurna dan adil, baik dalam keadaan damai maupun perang. Al-
Qur’an menggunakan dua cara tatkala menetapkan sebuah ketentuan
hukum. Baik dengan redaksi yang global (mujmal) maupun terinci.
• Secara global, persoalan ibadah umumnya di terangkan secara global,
sedangkan perinciannya terdapat dalam hadits, dan di serahkan
kepada para ulama melalui ijtihad.
• Hukum yang di jelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan
dengan utang-piutang, makanan yang halal dan yang haram,
memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
Al-Qur’an telah memberikan andil yang kuat dalam pertumbuhan
hukum, bahkan al-Qur’an tetap merupakan produk hukum yang ideal
hingga masa kini.

11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ijma’ ulama menyatakan bahwa al-Qur’an merupakan mu’jizat Nabi
Muhammad SAW, dibuktikan melalui ketidakberdayaan bangsa Arab pada saat
itu dan menerimanya kaum Quraisy serta Arab secara menyeluruh mengenai
ketidakmampuan mereka dalam menantang dan menandingi al-Qur’an.
I`jaz sesungguhnya menetapkan kelemahan ketika mukjizat telah
terbukti, maka yang nampak kemudian adalah kemampuan atau “mu`jiz” [yang
melemahkan], oleh sebab itu i`jaz Al-Qur`an menampakan kebenaran
Muhammad SAW dalam pengakuannya sebagai rosul yang memperlihatkan
kelemahan manusia dalam menandingi mukjizatnya.
Segi-segi Kemukjizatan Al-Quran yang Dapat Dirasakan Pada Masa
Sekarang yaitu : Keindahan Bahasa, Berita Ghaib, Informasi Sejarah, Ilmu
Pengetahuan, dan Hukum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Şabuny. Ali Muhammad , Studi Ilmu Al-Qur‟an, Alih Bahasa: Aminuddin


(Damascus: Pustaka Setia, 1991)
Esiklopedi Islam, Jilid IV.
Manna Khalil al-qothahthahan, mabahits fiulumul qur’an diterjemahkan oleh
muzakkir AS. Dengan judul studi ilmu-ilmu al-qur’an (bogor: Pustaka
lentera antar nusa, 1996)
Shihab, M. Quraisy, Dkk, Sejarah & Ulum Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1999)
Shihab, M. Quraisy, Mukjizat Al-Quran ditinjau dari aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, cet. 4, Bandung: Penerbit Mizan, 1998.
Tim Penulis, Sejarah dan Ulum Al-Quran, cet 3, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

13

Anda mungkin juga menyukai