Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

STUDI AL-QUR’AN
“ I’jazul Qur’an ”
Dosen Pembimbing :
..................

Oleh:
Wilda Al Aluf
(No NIM)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH


FAKULTAS SYARIAH & EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS IBRAHIMY
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. dzat yang Maha Sempurna,


Maha Pencipta danMaha Penguasa segalanya, karena hanya dengan ridho-
Nya penulis dapatmenyelesaikan tugas Makalah ini sesuai dengan apa yang
diharapkan yaitu tentang “I’jazul Qur’an”.
Makalah ini sengaja disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Studi Al-Qur’an”.
Tidak lupa penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini,
karena penulis sadar sebagaimakhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada inter
aksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari–Nya.
Penulis berharap agar mahasiswa khususnya,
dan umumnya dari para pembacadapat memberikan kritik yang positif dan saran
untuk kesempurnaan Makalah ini.

Sukorejo, 20 Juni 2019


Penulis

Wilda Al Aluf
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin yang menjadi sumber ajaran islam yang
pertama dan utama yang harus kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan agar
memperoleh kebaikan di dunia maupun di akhirat. I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu
tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an.
Keistimewaan Al-Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri dari juz,surat,ayat,kalimat,
bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di Al-Qur’an itu merupakan anugerah dari Allah
SWT.
Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu yang diberikan Allah untuk kekasih-Nya,beliau
Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan yang tidak di berikan Allah kepada siapapun baik
sebelum maupun sesudah Nabi Muhammad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan
tersendiri dari Al-Qur’an sekaligus sebagai mukjizat rahmatan lil’alamin.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin menjadi sumber ajaran Islam yang pertama
dan utama yang harus mereka imani serta diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh
kebaikan di dunia dan di akhirat. Selain itu Al-Qur’an menjadi mu’jizat terbesar bagi Nabi
Muhammad SAW, dan mu’jizat Al-Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan
ada satu manusia pun yang mampu membawa satu kitab tandingan atau sama dengan Al-
Qur’an. Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan sepenuh
hati.
Dan sudah sewajarnya pula mengetahui segala sesuatu tentang mu’jizat Al-Qur’an.
Karena ada banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan kita.
I’jazul Qur’an adalah bagian dari Ilmu Tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu
yang menyangkut kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan makalah ini dibuat dengan
tujuan memperjelas kemu’jizatan Al-Qur’an.
Dan diharapkan setelah kita memahaminya kita dapat lebih mencintai Al-Qur’an dan
mengamalkannya dalam setiap segi kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’jazul Qur’an?
2. Apa saja macam-macam I’jazul Qur’an?
3. Apa I’jazul Qur’an Dalam Spektif Istinbath Hukmi?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa pengertian I’jazul Qur’an
2. Mengetahui macam-macam I;jazul Qur’an
3. Mengetahui I’jazul Qur’an dalam spektif istimbat hukmi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jazul Qur’an


Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang secara harfiyah(bahasa) berarti
lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud i’jaz dalam pembicaraan ini ialah
menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan
menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-
Qur’an. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.
Adapun Manna Al Qatthan mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun khariqun
lil’addah maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu suatu kejadian yang keluar
dari kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan tidak dapat ditandingi.
Sedangkan Al-Thushi mendefinisikan mu’jizat dengan terjadinya sesuatu yang
tidak bisa terjadi yang disertai dengan pemberontakan terhadap adat kebiasaan dan hal itu
sesuai dengan tuntutan. Pengertian ini adalah pengertian mu’jizat dari segi istilah
sebagaimana yang diugkapkan Az zarqani,mu’jizat adalah sesuatu yang membuat manusia
tidak mampu baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama,untuk mendatangkan yang
seperti itu,dan pengertian mu’jizat menurut Dr.Tantowi ialah ilmu yang membahas tentang
keunggulan Al-Qur’an dan menyikap ilmu yang ada di dalamya yang dapat diungkap oleh
ilmu pengetahuan di era modern.
Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk idhafah,menurut Imam
Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi
yang akan menandinginya. Adapun pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin)
adalah munculnya sesuatu hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun
adah) untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama.

B. Macam-Mcam I’jazul Qur’an

Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-
Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama
maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-macam I’jazil Qur’an ini-pun para
ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari
mereka. Setidaknya ada beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :
a. I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an
adalah suatu kitab yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap kalimat
yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat
tersebut.
b. I’jazut Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-
ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara pensyariatannya
yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.
c. I’jazul Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah
ayat-ayat tentang ilmu dalam Al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup berbagai
cabang ilmu pengetahuan
d. I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini
ada 4 yaitu:
 Ghaib berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu
terdahulu.
 Ghaib tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat
atau diketahui oleh manusia.
 Ghaib tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui
kebenarannya ribuan tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.
 Ghaib tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum muslim
sepeninggal Rasulullah SAW.
e. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti
mengalami perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia usang, tetapi
Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an tidak pernah usang.

f. I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an.


I’jaz ini baru ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika di
teliti kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang berkaitan dengan sholat wajib, di
jumpai bilangannya ada lima kalimat dalam al-Qur’an. Kemudian Sholat lima waktu
ini ada 17 rekaat, Abu Zahra meneliti kalimat fardhu ini di dalam Al-Qur’an, dan
semua kalimat fardhu dengan berbagai derajatnya berjumlah 17 kalimat. Lalu kalimat
qasr (memendekkan bilangan rekaat dalam sholat ketika dalam perjalanan), di
sebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 11 kali, ternyata ketika dihitung jumlah rekaat
dalam sholat qasr sehari semalam, juga 11 rekaat, yaitu, Zuhur 2, Ashar2, Magrib 3,
Isya’ 2, dan Subuh2. Kalimat tawaf, tercatat dalam Al-Qur’an ada tujuh kalimat. Itu
adalah sebagian dari mukjizat bilangan dala Al-Qur’an.

C. I’jazul Qur’an dalam Spektif Istimbat Hukmi

Al-Qur'an merupakan dustur tasyri'i (sitem, aturan, perundang undangan) paripurna


yang membangun kehidupan manusia di atas dasar konsep yang paling tinggi dan mulia.
Kemu'jizatan tasyri'nya ini tidak bisa dipisahkan dari kemu'jizatan ilmiah dan
kemu'jizatan bahasanya.

Masm' Ab Thlib menilik beberapa butir yang menjadi bukti kemukjizatan al-Qur'an
dalam aspek ini. Sebagai berikut:

Memperbaiki dan meluruskan akidah dengan jalan menunjukkan manusia akan hakikat
asal kejadian (al-mabda`) dan akhir (al-ma'd) kehidupan serta kehidupan di antara keduanya.
Butir ini berisi ajaran tentang keimanan kepada Allah, malaikat, kitab, para rasul dan hari
akhir.

Memperbaiki dan meluruskan praktik ibadah dengan jalan menunjukkan manusia akan
ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang dapat menyucikan jiwa dan mental manusia.

Memperbaiki akhlak dengan jalan menunjukkan manusia akan nilai-nilai keutamaan dan
perintah untuk menjauhi segala bentuk kekejian dan keburukan, serta menjaga keseimbangan.

Memperbaiki dan meluruskan kehidupan dengan jalan memerintahkan manusia agar


mereka menyatukan barisan, menghapus segala benih fanatisme dan gap yang membawa
kepada perpecahan. Ini dilakukan dengan jalan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal
dari jenis dan jiwa yang sama.

Meluruskan kehidupan politik dan tata kehidupan bernegara. Ini dilakukan dengan jalan
memancangkan keadilan mutlak, persamaan antara sesama manusia dan memelihara nilai-
nilai luhur keutamaan seperti keadilan, dedikasi, kasih sayang, persamaan dan kecintaan
dalam segala bentuk hukum dan interaksi sosial.

Memperbaiki dan meluruskan perilaku ekonomi dan pendayagunaan harta, dengan jalan
anjuran untuk membudayakan hidup hemat, memelihara harta dari kesia-siaan dan
kepunahan.

Meluruskan aturan perang dan perdamaian, dengan jalan memberikan pengertian hakiki
tentang perang, larangan menganiaya, kewajiban menepati perjanjian dan mengutamakan
perdamaian daripada peperangan.

Memerangi sistem perbudakan dan anjuran untuk memerdekakan para budak.

Membebaskan akal budi dan nalar pikir dari segala tiran yang membelenggunya, seraya
memerangi pemaksaan, intimidasi dan absolutisme.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Mu'jizat didefinisikan oleh para agama Islam, antara lain, sebagai suatu hal atau peristiwa
luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengakui nabi, sebagai bukti kenabiannya
yang ditantangkan kepada orang-orang yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal
serupa tetapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu.

Mujizat terdapat dua macam, yaitu yang bersifat material indrawi yang tidak kekal, dan
imaterial yang bersifat logis. Sedangkan Al-Qur'an merupakan mu'jizat yang bersifat
imaterial/logis.

Lingkup kemu'jizatan Al-Qur'an dibagi menjadi 3 yaitu, Golongan Mu'tazilah


berpendapat bahwa kemu'jizatan itu berkaitan dengan keseluruhan Al-Qur'an, bukan dengan
sebagiannya, atau dengan setiap suratnya secara lengkap, sebagian ulama berpendapat,
sedikit atau banyak dari Al-Qur'an itu, tanpa harus satu surat penuh, juga merupakan mu'jizat
: "Maka hendaklah merka mendatangkan kalimat yang senilai Al-Qur'an..." (Q.S At-Thur :
34), ulama yang lain berpendapat, kemu'jizatan itu cukup hanya dengan satu syarat lengkap
sekalipun pendek, atau dengan ukuran satu surat, baik satu ayat atau beberapa ayat.

Mu'jizat Al-Qur'an memiliki beberapa aspek yaitu dalam kebahasaan, dalam aspek ilmu
pengetahuan, dan aspek hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaththan, Syaikh Manna’.2006. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an.terj. Aunur Rafiq El-
Mazni,Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Al Qattan, Manna Khalil. 2001. Studi Ilmu-ilmu Qur’an.Terj. Mudzakir AS, Jakarta: Pustaka Litera
AntarNusa.
Shihab, M. Quraish. 1997. Mukjizat Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
dkk. 1999. Sejarah dan ‘Ulum al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Suma, Muhammad Amin. 2014. Ulumul Qur’an. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai