PENGETAHUAN
Adnin Armas, M.A.
Direktur Eksekutif INSISTS
Seyyed Hossein Nasr Syed Muhammad Naquib al-Attas Ismail Raji al-Faruqi
DEWESTERNISASI ILMU
PENGETAHUAN
DEWESTERNISASI ILMU
PENGETAHUAN
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
Tanpa Wahyu, ilmu sains dianggap satusatunya pengetahuan yang otentik (science is
the sole authentic knowledge) dan ilmu
pengetahuan hanya dikaitkan dengan
fenomena. Akibatnya, kesimpulan kepada
fenomena akan selalu berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Tanpa Wahyu, realitas
yang dipahami hanya terbatas kepada alam
nyata ini yang dianggap satu-satunya
realitas.
FAZLUR
BASSAM
RAHMAN
TIBI
MUHSIN
ABDUS
ABDUL
MAHDI
SALAM
KARIM
SORUSH
pandangan Fazlur
Rahman adalah relatif.
It is obviously not necessary that a certain
interpretation once accepted must continue
to be accepted; there is always both room
and necessity for new interpretations, and
this is, in truth, an ongoing process.
(Islam and Modernity, 145).
Abdus Salam:
Hanya ada satu sains universal, problemproblemnya dan bentuk-bentuknya adalah
internasional dan tidak ada sesuatu seperti sains
Islam sebagaimana tidak ada sains Hindu, sains
Yahudi atau sains Kristen. (There is only one
universal science, its problems and modalities
are international and there is no such thing as
Islamic science just as there is no Hindu science,
no Jewish science, nor Christian science)
Sains Sakral
Kebenaran ada dalam semua tradisi
Konsep Manusia
Intelek dan Rasio
Hikmah Abadi
menolak pandangan hidup filsafat modern
Primordial Tradition
Religio Perennis
Religion of the Heart
Frithjof Schuon
Sophia Perennis/
al-Hikmah al-Khalidah/
Sanatana Dharma
Scientia Sacra
Ren Gunon:
Ilmu yang utama adalah ilmu tentang spiritual. Ilmu yang lain
harus dicapai juga, namun ilmu tersebut hanya akan
bermakna dan bermanfaat jika dikaitkan dengan ilmu
spiritual.
Agama-Agama Samawi
Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak
ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka sembahlah
olehmu sekalian akan aku". (Al-Anbiya 21: 25).
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan
orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri.
Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran
tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu
memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (AlBaqarah 2: 213).
Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orangorang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah
pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Al-Nahl: 16: 36)
Allah berfirman:
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian. terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang
kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang
terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu,
Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu
perselisihkan itu. (Al-Maidah 48)
Allah mengingatkan
Allah berfirman:
Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya
Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu
Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang
akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala
Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata. (Al-Saff: 6)
Jalaluddin Rahmat:
Dalam pandangan Muthathhari, yang dimaksud dengan Islam
adalah kepasrahan kepada al-Haqq, Kebenaran atau Allah,
dan bukan agama terakhir yang dibawa Nabi Muhammad
saw. Dengan demikian, siapa saja yang berserah diri pada
Kebenaran, yang ia temukan dalam perjalanan hidupnya,
kemudian ia memberikan komitmen total kepadanya, ia telah
menganut din yang benar. Tidak jadi soal apakah kebenaran
yang diyakininya itu Islam atapun agama lainnya.
Muhammad al-Tahir ibn Asyur, al-Tahrir wa al-Tanwir, dalam Surat Ali Imran 19:
(nama sesuatu yang sudah terang menjadi totalitas agama yang dibawa
oleh Muhammad saw).
Sains Sakral
Rasio dan Intelek
Dimensi esoteris dan eksoteris yang inheren dalam agama berasal dari
dan diketahui melalui lntelek.
Meister Eckhart, akar intelek adalah Ilahi, karena intelek adalah increatus
et increabilis.
Secara psikologis, ego manusia terkait dengan badan (body), otak (brain)
dan hati (heart). Jika badan diasosiasikan dengan eksistensi fisik, otak
dengan fikiran (mind), maka hati (heart) dengan Intelek. Jika dikaitkan
dengan realitas, maka Intelek dapat diasosiasikan dengan Esensi Tuhan
(Yang Satu) dan langit (alam yang menjadi model dasar) sedangkan fikiran
dan badan meliputi dunia fisik, terrestrial. Intelek sangat penting karena
otak dan badan di bawah kendali, dan berasal dari Intelek.
Sumber dari kepastian logika dan matematika dallam fikiran manusia dan
hukum-hukum tersebut berkorespondensi dengan aspek-aspek realitas objektif
karena bersumber dari Intelek ilahi yang refleksi di dalam dataran manusia
merangkum keyakinan, koherensi dan keteraturan hukum-hukum logika dan
matematika yang mana pada saat yang sama, adalah sumber dari keteraturan
objektif dan harmoni yang mana aakala manusia mampu untuk mengkaji melalui
hukum-hukum tersebut.Hukum-hukum logika berakar di dalam Ilahi dan memiliki
realitas ontologis. Hukum-hukum logika tersebut merupakan ilmu pengetahuan
prinsip yang secara tradisional diasosiakan dengan hikmah. Sayangnya,
perspektif hikmah pada zaman modern dan desakralisasi ilmu bukan hanya
telah mengabiakan teologi alami namun juga telah menceraikan logika dna
matematika dara yang sakral dana mereka telah digunakan sebagai alat-alat
utama untuk sekularisasi dan proses pengetahuan.
ilmu pengetahuan
Mengartikulasikan kembali warisan S & T
Islam sebagai contoh Islamisasi S & T
modern
Saintis Muslim terdahulu
mengadaptasikan S & T kuno dan
menyesuaikanya dengan pandangan
alam/hidup Islam untuk menciptakan S &
T yang Islami.
adalah simbol/bayangan/dari
Realitas Absolut
Sains Islam: alam ini adalah sakral tetapi
bagi sains modern tidak tetapi sebagai
tujuan akhir (an end in itself)
Quran/Hadits
Berguna untuk menentukan hukum dan
etika dari produk sebuah sains tetapi
bukan isi sains tersebut.
Warisan Islam
Warisan Islam
Metode-metode Usul
Metode-metode Barat
Metode-Metode
Warisan Islam