Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL SKRIPSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PENGAMALAN IBADAH SISWA (DI SD NEGERI 1
KECAMATAN PADANG JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan bernegara.

Pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungannya. Pendidikan berada di masyarakat, ia adalah
milik masyarakat. Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung
jawab pemerintah/sekolah, orang tua dan masyarakat. Oleh karena keberadaan pendidikan seperti itu
maka apa yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat akan berpengaruh pula terhadap
pendidikan (Pidarta, 2000 : 28)

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
dalam upaya mewujukan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh
melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk pesertya
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia. Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu menyempurnakan iman
dan takwa serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan.

Pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di
Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1 butir a “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
pendidik yang seagama”. Berarti jika dalam lembaga pendidikan ada yang beragama Islam maka mereka
berhak mendapatkan pengajaran agama Islam dan diajarakan oleh guru yang beragama Islam.

Islam dengan tegas telah mewajibkan agar melakukan pendidikan, sebagaimana firman Allah, dalam
al-Qur’an surat Al-Alaq 3-5 :
Artinya :"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (Departemen Agama RI, 2005:
479).

Jadi dapat dipahami, bahwa ayat tersebut juga menunjukan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya
tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan
akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar
yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak
hanya dengan membaca tulisan melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah.

Pada tingkatan Sekolah Dasar mata pelajaran agama Islam diajarkan sejak kelas satu sampai kelas enam.
Pelajaran ini berisikan keimanan, akhlak, Al-Qur’an Hadits, ibadah dan tarikh. Yang juga di
dalamnya menyangkut teori hukum Islam yaitu tentang kewajiban manusia, khususnya kewajiban
individual kepada Allah SWT .

Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar memiliki pengetahuan lengkap tentang
hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian
siswa dapat melaksanakan ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah
yang dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah saw.

Dalam standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berisi kemampuan minimal
yang harus dikuasai siswa selama menempuh PAI di SD, kemampuan ini berorientasai pada perilaku
afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah swt. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen
kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di
SD yaitu :

1. Mampu membaca Al- Quran dan surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya, mengartikan, dan
menyalinnya, serta mampu membaca, mengartikan dan menyalin hadits-hadits pilihan.

2. Beriman kepada Allah SWT, dan lima rukun Islam yang disertai dengan mengetahui
fungsinya serta terefleksi dalam sikap prilaku, dan akhlak eserta didik dalam dimensi verikal maupun
horizontal.

3. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariíat Islam baik ibadah wajib
dan ibadah sunnah maupun muamalah.

4. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasulullah serta
Khulafaur Rasyidin.

5. Mampu mengambil manfaat dari sejarah peradaban Islam. (Depdiknas, 2003 : 10-11)

Berdasarkan pengamatan penulis dapat digambarkan bahwa, anak didik menganggap pelajaran
pendidikan agama Islam hanya merupakan ilmu pengetahuan biasa dan kurang dihayati, sehingga dalam
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Kondisi ini
mencerminkan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam belum terlaksana sesuai dengan tujuan
pendidikan agama Islam itu sendiri. Melihat permasalahan ini, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pengamalan Ibadah
Siswa (Di SD Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Bengkulu
Utara ?

2. Bagaimana Pengamalan Ibadah Siswa di SD Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Bengkulu Utara ?

3. Apakah ada pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SD Negeri 1
Kecamatan Padang Jaya Bengkulu Utara ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu luas maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan
diteliti yaitu :

1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam yang dimaksud adalah proses belajar mengajar oleh guru di
SD Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Bengkulu Utara.

2. Pengamalan ibadah yang dimaksud adalah pada ibadah sholat, puasa,berdoa dan membaca al-
quran.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya
Bengkulu Utara

2. Untuk mengetahui Pengamalan Ibadah Siswa di SD Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Bengkulu
Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di SD
Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Bengkulu Utara

E. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut bagi
peneliti lain berkenaan dengan masalah pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan efeknya terhadap
pengamalan ibadah siswa.
2. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi para guru, orang tua/wali murid dan para pengelola
pendidikan guna mengambil langkah-langkah positif dalam memberi sugesti, dan semangat dalam
mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan, terutama tujuan Pendidikan Agama Islam.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam merupakan suatu pendidikan yang mengatur pribadi dan masyarakat untuk
dapat memeluk agama Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu
maupun kelompok, sebab pendidikan agama Islam merupakan sarana untuk memahami serta
mengamalkan ajaran Islam.

Menurut Daradjat (2006:86) Pendidikan agama Islam adalah suatu bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-
ukuran Islam.

Menurut Usman Said yang dikutip oleh Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001 : 110) Pendidikan
Agama Islam adalah segala usaha untuk terbentuknya atau membimbing/menuntun rohani jasmani
seseorang menurut ajaran Islam. Sedangkan menurut Rahman Shaleh yang dikutip oleh Ahmadi dan Nur
Uhbiyati (2001 : 111) dikemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah segala usaha yang diarahkan
kepada pembentukan kepribadian anak yang merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan dan usaha
yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai
ajaran agama Islam untuk menuju pada tingkat membentuk kepribadian yang utama, yaitu kepribadian
muslim yang mencapai kehidupan dunia dan akhirat. yang didasarkan atas hukum-hukum Islam menuju
terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran Islam.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Athiyah Al-Abrasyi yang dikutip oleh Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001 : 112) mengemukakan bahwa :

Pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari Pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpulkan bahwa
pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna
adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Tapi ini tidak berarti bahwa kita tidak mementingkan
pendidikan jasmani atau akal atau ilmu ataupun segi-segi praktis lainnya tetapi artinya ialah bahwa kita
memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya itu.
Menurut Abdurrahman An Nahwali (1995: 117), tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, dan kehidupan dunia-akhirat. Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam adalah
merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun
secara sosial.

Sedangkan Hamdani Ihsan, dkk. (2001: 63) mengungkapkan tiga tujuan pendidikan agama Islam antara
lain:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pendidikan agama Islam harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional di negara
dimana tempat pendidikan itu dilaksanakan dan harus dikaitkan juga dengan tujuan institusional
lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang
meliputi sikap, tingkah laku, kebiasaan dan pandangan. Sehingga tujuan umum tidak dapat dicapai
setelah melalui proses pembelajaran, pembiasaan, pengalaman, penghayatan dan keyakinan akan
kebenarannya.

2. Tujuan Akhir

Pendidikan itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini
telah berakhir pula. Dengan demikian pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan,
memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.

3. Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman
tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa, tujuan pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam
segala jenjang dan tingkatnya adalah dimaksudkan untuk membantu manusia dalam rangka mencapai
tujuan hidupnya, sehingga akan diperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat secara seimbang dan selaras.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan agama Islam maka setiap pendidik hendaknya mengarahkan
segala kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya guna pencapaian tujuan pendidikaan agama
Islam yang diharapkan.

c. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu pendidikan yang mengatur pribadi dan masyarakat muslim
untuk dapat memeluk agama Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan
individu maupun kelompok, sebab pendidikan Islam merupakan sarana untuk memahami serta
mengenalkan ajaran Islam.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field research), dengan bentuk korelasional
dengan pendekatan kuantitatif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah Seluruh siswa SD Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara yang
jumlahnya 235 siswa yang terdiri dari 120 laki-laki dan 115 perempuan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 130) Mengingat populasinya
lebih dari 100 orang, maka penulis mengutip pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 134) “Apabila
subjeknya kurang dari seratus orang, maka lebih baik diambil keseluruhan, akan tetapi jika subjeknya
lebih dari seratus orang, maka lebih baik diambil sekitar 10-15 % atau 20-25 %.”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka peneliti mengambil sampelnya sebanyak 20 %, jadi
responden dalam penelitian ini berjumlah 47 orang. Adapun teknik yang digunakan yaitu teknik
stratified random sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tingkatan secara acak.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut S. Nasution (2008: 107) observasi atau pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Observasi ini penulis lakukan untuk mengetahui secara jelas tentang pelaksanaan ibadah sholat, puasa,
baca qur’an dan doa pada siswa serta lokasi penelitian, keadaan dan kondisi sekolah yang berkenaan
dengan penelitian penulis.

2. Angket
Angket, yakni pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tulisan yang diajukan kepada siswa kelas VI SD
Negeri 1 Kecamatan Padang Jaya Bengkulu Utara yang menjadi responden untuk mengetahui
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dan efeknya terhadap pengamalan ibadah siswa.

D. Teknik Analisa Data

Prosedur penganalisaan data dalam penelitian ini ditempuh melalui langkah-langkah sebagai
berikut.

1. Memeriksa jawaban-jawaban yang diberikan para responden dalam daftar isian, apakah
pengisiannya lengkap atau tidak

2. Mentabulasikan jawaban-jawaban ke dalam beberapa daftar tabel yang sudah dipersiapkan

3. Setelah data cukup komplit dan ditabulasikan, akan di analisa menggunakan analisa statistik
sebagai berikut :

a. Untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua, penulis menggunakan rumus :

Mx = å X (Sudijono, 2006: 196)

Dengan criteria yang digunakan Tinggi (T), Sedang (S) dan Rendah (R).

b. Untuk menjawab pertanyaan ke tiga, menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

Keterangan

xy = Jumlah perhitungan antara skor item x dan skor item y

x2 = Jumlah perkalian skor item x

y2 = Jumlah perkalian skor item y (Arikunto, 2006: 273)

Anda mungkin juga menyukai