AFANDI ISMAIL
213241001
Tesis dengan judul “Insan Kamil Sebagai Tujuan Pendidikan Islam (Analisis
Filsafat Pendidikan Murtadha Muthahhari)”, ditulis oleh Afandi Ismail, S.Pd.
NIM: 213241001 ini, telah diperbaiki sesuai dengan saran dan permintaan tim
penguji sidang tesis.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis ini tanpa mengalami hambatan yang berarti. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya,
serta umatnya sampai akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada kedua orang tua
yaitu ayahanda Hasan Pangala‘ dan ibunda (almarhumah) Adi Gunarsih yang
telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis selama
menempuh studi di program studi Filsafat Islam di ICAS – Paramadina
Jakarta. Tidak lupa pula, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada para
kakak tercinta yaitu Nur Hasanah sekeluarga, Yasser Ali Iman sekeluarga dan
Sri Kadiah sekeluarga yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk
menuntaskan tesis ini. Khusus penulis ucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak Dr. Khalid Al Walid dan bapak
Dr. Humaidi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam proses penyusunan tesis ini. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Seyyed Mufid Hosseini Kouhsari (selaku Direktur Islamic College
for Advanced Studies Jakarta);
2. Rektor Universitas Paramadina Jakarta dan segenap jajaran stafnya;
3. Pimpinan Musthafa International University (MIU)/Jamî’at al-Musthafa
al-‘Ilmiyyah, Qum, Iran; beserta pimpinan Islamic College for Advanced
Studies (ICAS) London, United Kingdom; dan Perwakilan Musthafa
International University (MIU), Jakarta;
vi
4. Dr. Khalid Al-Walid (selaku Kepala Program Studi [Head of Study
Program] PMIAI ICAS-Paramadina Jakarta);
5. Ir. Jubaeli, M.Pd. (Kepala Biro Program Magister PMIAI ICAS-
Paramadina);
6. Para dosen pengajar di lingkungan ICAS-Paramadina: Dr. Ikhlas Budiman,
M.Si.; Dr. Hadi Kharisman; Dr. Abdelaziz Abbaci; Dr. Muhsin Labib, M.A.;
Ustadz Musa Kazhim, M.Si.; Dr. Umar Shahab; Ustadz Abdullah Beik, M.A.;
Dr. Haidar Bagir; Dr. Ammar Fauzi; (almarhum) Dr. Yohanes Vincent
Jolasa (Universitas Indonesia); Ustadz Dr. Matius Ali (IKJ & STF
Driyarkara); dan Ustadz Muhammad Nur Jabir, M.A.;
7. Para Staf di Sekretariat PMIAI ICAS-Paramadina & STFI Sadra: Bapak
Pipin Suhendar, Ibu Indah, Ibu Leni, Ibu Eka, Ibu Lina, dll.;
8. Para Sahabat PMIAI ICAS-Paramadina: Astrid Darmawan, Fakhruddin
Mochtar, Fardiana Fikria Qur’any, Acep Aam Amirudin, Akhmad Fauzi,
Amiril Mukminin, Sofyan N. Jamal, Andri Fitriyanto, M. Arsyad Banta,
Supian Suri Ali Hamzah, Ali Mastur, Nana Sujana, Lisyati Fatimah, Habib
Bakri Assagaf, dan Gema Fajar Rakhmawan;
Penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih dan do’a semoga semua
kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat
ganda, Amin. Akhirnya, tesis ini dipersembahkan kepada almamater dan
civitas akademika ICAS – Paramadina Jakarta. Semoga tesis ini menjadi
setitik sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang amat luas.
Afandi Ismail
Penulis
vii
ABSTRACT
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
Hal
Lembar Pengesahan
Statement of Authorship .............................................................................................. i
Lembar Pernyataan ........................................................................................................ ii
Motto ...................................................................................................................................... iii
Persembahan ..................................................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................................................. vi
Abstract (Abstrak) ......................................................................................................... viii
Daftar Isi .............................................................................................................................. x
Pedoman Transliterasi (Arab-Latin) .................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 9
C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................. 10
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 11
E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 12
F. Kerangkan Pemikiran ................................................................................... 14
G. Kajian Pustaka .................................................................................................. 17
H. Metode Penelitian ........................................................................................... 21
I. Sistematika Penulisan ................................................................................... 25
x
B. Prespektif Tentang Manusia ....................................................................... 39
1. Manusia Menurut Manusia .................................................................... 39
2. Manusia Menurut Al-Qur’an ................................................................. 43
C. Inti Manusia ...................................................................................................... 45
D. Potensi Manusia .............................................................................................. 49
E. Fitrah Manusia ................................................................................................. 51
F. Filsafat Pendidikan Islam tentang Pengembangan
Potensi Manusia ......................................................................................... 58
xi
2. Epistemologi Pendidikan Islam ........................................................... 109
3. Kurikulum dan Metode Pembelajaran Perspektif Muthahhari 117
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................................ 134
B. Saran .................................................................................................................... 135
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kemanusiaan justru seolah telah menjelma menjadi elemen yang baik secara
langsung ataupun tidak langsung turut melestarikan praktek dehumanisasi
dalam kehidupan ini. Pendidikan semakin terkaburkan dari tugas sejatinya,
dan justru menjadi tak ubahnya sebagai alat yang melahirkan manusia-
manusia yang tidak menyadari eksistensi kemanusiaannya. Pendidikan di
tengah kegaduhan filsafat melahirkan manusia-manusia robot yang berkiblat
pada berhala-berhala material hanya demi keuntungan sesaat tanpa melihat
potensi fitrah suci yang sangat besar yang dimiliki oleh setiap manusia. Hal
ini bukan karena praktikalisasi pendidikan dijalankan dengan tanpa landasan
paradigma atau filsafat melainkan atas dasar filsafatnya yang kemudian
melahirkan wujud pendidikan yang semakin suram semacam itu.
Penulis menyadari bahwa sikap skeptis terhadap wajah pendidikan
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya tidaklah berlaku secara umum
(general) bagi pelaksanaan praktik pendidikan. Sebab menjustifikasi
terhadap semua praktik pendidikan dengan predikat yang negatif itu sama
halnya dengan menjebakkan diri pada fallaci of logic. Namun sekali lagi tidak
dapat dipungkiri bahwa dunia pendidikan saat ini tengah mengalami
goncangan besar di tengah pertentangan paradigmatik, dimana pendidikan
mau tidak mau, suka tidak suka harus menentukan paradigma sebagai dasar
pijaknya. Pendidikan tidak dapat berdiri pada posisi yang ambifalen. Sangat
urgen bagi pendidikan untuk eksis diatas bagunan filsafat dan/atau
paradigma yang benar. Salah dalam memilih landasan filsafat maka akan
berimplikasi terhadap wujud dan implikasi pendidikan itu sendiri bagi
kehidupan umat manusia.
Pardigma seperti yang diungkapkan oleh Kuhn dalam Suparno
diartikan sebagai pola atau model.1 Jika didikotomikan maka kekuatan
pengaruh paradigma atau filsafat sebagai kiblat pemikiran di dunia ini dibagi
ke dalam kutub timur, barat dan Islam. Pembagian ini sesuai dengan sejarah
kelahiran dan perkembangan filsafat. Salah satu paradigma filsafat yang saat
1997), hal. 15
5
Nalar dan Pengembangan Potensi serta Analisa Etika dalam Program Pendidikan, (Jakarta:
Sadra Press, 2011), hal. 6
8 Murtadha Muthahhari, Dasar-Dasar Epistemologi Pendidikan Islam; Teori Nalar dan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan
oleh penulis diatas, maka teridentifikasi beberapa masalah yaitu (1) filsafat
pendidikan Islam menjadi solusi membendung hegemoni individualisme,
materialisme dan hedonisme dalam rangka membentuk manusia yang
seutuhnya melalui pendidikan, (2) filsafat pendidikan Islam masih
memunculkan multi interpretasi pada konteks pengaplikasiannya dalam
pendidikan, (3) relevansi filsafat pendidikan dengan Islam dalam kaitannya
dengan potensi fitrah manusia dalam mengkonstruksi kepribadian dan
pengetahuan yang benar, (4) relevansi prinsip-prinsip filsafat pendidikan
Islam dalam prespektif umum dengan filsafat pendidikan Islam dalam
pemikiran Murtadha Muthahhari, (5) titik temu antara filsafat pendidikan
Islam dalam prespektif umum dengan filsafat pendidikan Islam dalam
10
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Berdasarkan pada batasan dan rumusan
masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi tujuan umum
pada penelitian ini adalah menjelaskan konsep insan kamil sebagai tujuan
pendidikan Islam dalam prespektif Murtadha Muthahhari dan relevansi serta
perbedaannya dengan filsafat pendidikan Islam dalam prespektif pemikir
Islam pada umumnya dalam kaitannya dengan potensi fitrah manusia dalam
mengkonstruksi kepribadian dan pengetahuan yang benar serta menjadi
manusia yang seutuhnya. Kemudian dari tujuan umum tersebut secara
spesifik dirumuskan tujuan khusus pada penelitian ini yaitu untuk:
1. Menjelaskan konsep insan kamil sebagai tujuan pendidikan Islam
menurut Filsafat Pendidikan Islam.
2. Menjelaskan konsep insan kamil sebagai tujuan pendidikan Islam
perspektif Murtadha Muthahhari.
3. Menjelaskan filsafat pendidikan Islam yang dipahami oleh para pemikir
Islam dan implikasinya dalam pendidikan.
4. Menjelaskan filsafat pendidikan Islam dalam pamikiran Murtadha
Muthahhari.
5. Menjelaskan perbedaan filsafat pendidikan Islam Murtadha Muthahhari
dengan filsafat pendidikan Islam yang dipahami oleh para pemikir Islam
pada umumnya.
12
manusiawi atau Islami. Sebagai point penting dari analisa yang mendalam
terhadap pemikiran filsafat pendidikan Islam Murtadha Muthahhari,
ditemukan metode pembelajaran yang kemudian dapat diposisiskan sebagai
antitesa dari metode pembelajaran dalam prespektif barat yang dewasa ini
justru semakin menghegemoni dunia pendidikan kita saat ini khususnya
yang diberlakukan di Indonesia. Sehingga temuan-temuan ini juga dapat
menjadi acuan dan dasar secara konseptual untuk kemudian mampu
diterapkan bagi praktik pendidikan baik pendidikan formal, non formal dan
informal.
Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, sebagai suatu wacana untuk memperluas cakrawala
pemikiran tentang konsep insan kamil sebagai tujuan pendidikan Islam
dalam perspektif Murtadha Muthahhari.
2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebuah khazanah keilmuan
yang dapat dibaca dan dikonsumsi untuk mengetahui konsep insan kamil
sebagai tujuan pendidikan Islam perspektif Murtadha Muthahhari.
3. Bagi pengembangan pendidikan, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan nuansa dan wahana baru dalam perkembangan ilmu tentang
konsep insan kamil sebagai tujuan pendidikan Islam dalam perspektif
Murtadha Muthahhari.
Harapan hasil penelitian ini mampu menawarkan konsep untuk
perbaikan moral pendidik dan peserta didik yang menjadi subjek pendidikan.
Manusia diciptakan tidak sekedar untuk menjalani kehidupannya secara
statis tanpa mengetahui makna dan dampak dari setiap yang dilakukannya.
Sebaliknya, manusia sangat berperan dan bertanggung jawab terhadap
penciptanya dalam menjalankan setiap kehidupan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan hadits. Dengan
menggunakan analisis filsafat pendidikan Islam menurut Murtadha
14
F. Kerangka Pemikiran
Dalam dunia pendidikan, mengenal manusia sangatlah menarik dan
unik bahkan sangat penting untuk mengenalnya secara mendalam karena
manusia diposisikan sebagai subjek dan objek pendidikan serta manusia
sebagai makhluk mulia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Esa dengan
keberagaman yang sangat berbeda dari mulai bentuk, jenis, tingkat
intelektualitas, cara pandang bahkan karakternya.
Secara umum, pengertian pendidikan sebagaimana yang dimaksudkan
di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) No. 20
tahun 2003 yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.10
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-definisi-
pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/ diakses 8 Oktober 2016.
11
Akhmad Sudrajad, Definisi Pendidikan Menurut UU No. 20 tahun 2003.
15
kepala, tangan, kaki, telinga, hidung, gigi, lidah dan lainnya berkembang
secara seimbang. Coba bayangkan jika anak itu berkembang secara tidak
seimbang. Misalnya, hidungnya saja yang berkembang sedang anggota tubuh
yang lain tidak berkembang. Memang pertumbuhannya dikatakan
berkembang namun perkembangannya tidak stabil.
Menurut Murtadha Muthahhari, insan kamil adalah manusia yang
seluruh insaninya berkembang secara seimbang dan stabil, tak satupun dari
nilai-nilainya itu yang berkembang tidak selaras dengan nilai-nilai yang
lain.12 Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
G. Kajian Pustaka
Dari hasil penelusuran yang penulis lakukan, maka penulis
menemukan beberapa karya ilmiah yang membahas tentang pemikiran
Murtadha Muthahhari kaitannya dengan pendidikan Islam dan juga karya
ilmiah yang membahas tentang insan kamil. Adapun beberapa karya ilmiah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tesis yang berjudul “Filsafat Pendidikan Islam Menurut Pemikiran
Murtadha Muthahhari (Kajian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Pendidikan).” Tesis ini ditulis oleh Reza Ali Akbar, mahasiswa
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun
2013. Pada penelitian ini penulis memfokuskan penelitiannya pada upaya
untuk memahami pemikiran Murtadha Muthahhari dengan pendekatan
filsafat pendidikan Islam mencakup ontologi, epistemologi, dan aksiologi
pendidikannya yang kemudian mengiplikasikannya terhadap pendidikan
Islam.
2. Skripsi yang berjudul “Konsep Pendidikan Akhlak Murtadha Muthahhari”.
Skripsi ini ditulis oleh Zuhriadi, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, tahun 2009. Pada penelitian ini peneliti hendak
mendeskripsikan konsep pendidikan akhlak dalam prespektif Murtadha
Muthahhari dan relevansinya dalam pendidikan akhlak di Indonesia.
3. Skripsi yang berjudul “Konsep Takdir Murtadha Muthahhari Dan
Implikasinya Dengan Pembentukan Akhlak Peserta Didik Dalam
Pendidikan Agama Islam”. Skripsi ini ditulis oleh Zunus Safrudin,
mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun
2014. Penulis pada penelitian ini memfokuskan pada konsep takdir yang
dipahami oleh Murtadha Muthahhari dan kaitannya dengan implikasinya
dalam pembentukan Akhlak.
4. Skripsi yang berjudul “Kecerdasan Emosi Dan Kecerdasan Spiritual Dalam
Prespektif Pendidikan Islam (Telaah Atas Pemikiran Murtadha
Muthahhari).” Skripsi ini ditulis oleh Riza Arsaningsih, mahasiswa jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2007. Di dalam penelitian ini penulis
19
fokus pada Emotional Spiritual Quetient (ESQ) atau yang sering disebut
dengan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual di dalam prespektif
pendidikan Islam menurut pemikiran Murtadha Muthahhari. Penulis
mencoba memaparkan urgensi pemikiran Murtadha Muthahhari tentang
ESQ yang kemudian mampu diterapkan di dalam pendidikan Islam.
5. Skripsi yang berjudul “Pemikiran Murtadha Muthahhari Tentang
Kecerdasan Emosi Dalam Pendidikan Agama Islam.” Skripsi ini ditulis
oleh Ismar’atis Sholihah, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tahun 2004. Melalui
penelitian ini peneliti bermaksud untuk menjelaskan mengenai pemikiran
Murtadha Muthahhari tentang kecerdasan emosi dalam pendidikan
agama Islam sebagai acuan untuk mempermudah arah pencapaian tujuan
pendidikan Islam.
6. Skripsi yang berjudul “Potret Insan Kamil dalam al-Qur’an (Pendekatan
Tasawuf)”, disusun oleh Badrulzaman Anshari (Fakultas Ushuluddin
Jurusan Akidah Filsafat). Dalam temuannya penyusun skripsi itu pada
intinya menyatakan: Islam dengan sumber ajarannya al-Qur’an telah
memotret manusia dalam sosoknya yang benar-benar utuh dan
menyeluruh. Seluruh sisi dan aspek dari kehidupan manusia dipotret
dengan cara yang amat akurat, dan barangkali tidak ada kitab lain di
dunia ini yang mampu memotret manusia yang utuh itu, selain al-Qur’an.
Apa yang dikemukakan al-Qur’an ini jelas sangat membantu untuk
menjelaskan konsep insan kamil. Apa yang dikemukakan al-Qur’an itu
menunjukkan bahwa insan kamil lebih mengacu kepada manusia yang
sempurna dari segi rohaniah, intelektual, intuisi, sosial, dan aktivitas
kemanusiannya. Untuk mencapai tingkat yang demikian itu, tasawuf
sangat membantu, Di sinilah letak relevansinya pembahasan insan kamil
dengan tasawuf.
7. Skripsi yang berjudul “Insan Kamil menurut Ali Syari’ati dalam
Hubungannya dengan Kesehatan Mental” yang disusun oleh Azizah
20
terkait dengan filsafat pendidikan Islam yang dipahami oleh para pemikir
Islam dan implikasinya dalam pendidikan, konsep filsafat pendidikan dalam
pandangan Murtadha Muthahhari, prinsip dan dimensi/aspek filsafat
pendidikan Islam dalam pandangan filsafat pendidikan Murtadha
Muthahhari dan rumusan metode pembelajaran yang ditawarkan oleh
Murtadha Muthahhari berdasarkan pada pemikiran filsafatnya tentang
pendidikan.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian
yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi dan tindakan, secara holistik
dan dengan cara deskripsi dengan bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
kontek yang khusus alamiah.13 Penelitian kualitatif mengungkap fenomena
sosial dan memahami makna yang mendasari tingkah laku manusia.14
Adapun ciri yang dominan menurut Sudarwan dalam penelitian kualitatif
adalah bersifat deskriptif.15 Jadi metode kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau tulisan dan prilaku yang
dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri.16
2. Sumber Data
Adapun sumber yang digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah:
a. Sumber Primer yaitu sumber yang berhubungan langsung dengan
subyek yang sedang diteliti. Adapun sumber primer penelitian ini
hal. 63.
16Robert Bag dan Steven J. Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif,
diterjemahkan oleh Arief Furchan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hal 21-22.
22
17 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyususn Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi.
4. Analisis Data
Analitis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan
refleksi terus-menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan analitis dan
menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Setiap peneliti mampu untuk
menganalisis data kualitatif sebagai suatu proses penerapan langkah-langkah
dari yang spesifik hingga yang umum dengan berbagai level analisis yang
berbeda. Dengan menggunakan pendekatan linear dan hierarkis yang
dibangun dari bawah ke atas. Tetapi dalam praktiknya saya melihat
pendekatan ini lebih interaktif. Pendekatan tersebut dapat dijabarkan lebih
detail dalam langkah-langkah analisis berikut ini:20
Langkah 1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis.
Langkah ini melibatkan transkripsi wawacara, men-scanning materi, megetik
data lapangan atau memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam
jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.
Langkah 2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah
membangun general sense atau informasi yang diperoleh dan merefleksikan
maknanya secara keseluruhan. Pada tahap ini, para peniliti kualitatif
terkadang menulis catatan-catatan khusus atau gagasan umum tentang data
yang diperoleh.
Langkah 3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding
merupakan proses mengolah materi/informasi menjadi segmen-segmen
tulisan sebelum memaknainya. Langkah ini melibatkan beberapa tahap:
mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses
I. Sistematika Penulisan
Dalam kerangka pembahasannya, tulisan ini akan dibangun ke dalam
enam bagian besar yang menjadi bab. Pada masing-masing bab akan ada
turunan-turunan pembahasan berupa subbab-subbab yang akan lebih detil
menjelaskan maksud dari tiap-tiap judul bab, antara lain sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan adalah pengantar pembahasan terutama pada
persoalan masalah dan penelitiannya. Pada wilayah masalah, di sini akan
dijelaskan mulai dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
dan rumusan masalahnya. Kemudian fokus pada persoalan penelitian, akan
sedikit dijelaskan apa yang menjadi tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan
penelitian. Di samping persoalan-persoalan tersebut, pada bab ini juga
26
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian yang dilakukan penulis
terhadap Insan Kamil sebagai Tujuan Pendidikan Islam (Analisis Filsafat
Pendidikan Murtadha Muthahhari), maka sebagai jawaban dari perumusan
masalah yang diajukan, dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya
adalah:
1. Berdasarkan kajian filsafat pendidikan Islam, istilah insan kamil, sering
diganti dengan istilah manusia seutuhnya dan kepribadian utama. Insan
kamil artinya manusia utuh rohani jasmani yang dapat hidup dan
berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah.
Demi tercapainya tujuan pendidikan Islam, hakikat manusia perlu
diutamakan untuk dibahas karena pendidikan yang kita harapkan itu
adalah untuk manusia, yang sehingga tercapainya tujuan pendidikan itu
sendiri demi terwujudnya apa yang disebut dengan memanusiakan
manusia. Manusia dianggap sebagai subjek dan objek pendidikan, bahkan
manusia sebagai sentral segalanya. Jadi, sudah semestinya mengenali
siapa manusia itu sebenarnya. Menjadi suatu kewajiban bagi setiap orang
untuk mengetahui dirinya sendiri lebih dahulu jika ia ingin mengetahui
hal-hal di luar dirinya. Menurutnya, salah satu hakikat (essence) manusia
ialah ia ingin tahu dan untuk itu harus ada orang yang membantunya
yang bertindak sebagai bidan yang membantu bayi keluar dari rahimnya.
2. Berdasarkan analisa tentang konsep insan kamil sebagai tujuan
pendidikan Islam dalam perspektif Murtadha Muthahhari, diantaranya
ialah kesempurnaan manusia terletak pada kestabilan dan keseimbangan
nilai-nilainya. Manusia dengan segala kemampuan yang ada pada dirinya
dapat dianggap sempurna ketika tidak hanya cenderung pada suatu nilai
134
135
dari sekian banyak nilai yang ia miliki. Ia dapat dianggap sempurna ketika
mampu menyeimbangkan dan menstabilkan serangkaian potensi
kemanusiaannya. Insan kamil adalah manusia yang seluruh nilai
insaninya berkembang secara seimbang dan stabil, tak satu pun dari nilai-
nilai itu yang berkembang tidak selaras dengan nilai-nilai yang lain.
Ataupun, Manusia kamil adalah manusia tâm yang mulai melangkah
secara vertikal, sehingga menjadi kamil, lebih kamil lagi dan seterusnya
hingga pada batas akhir kesempurnaan ketika tak seorangpun dapat
menjangkau kedudukannya. Manusia yang telah mencapai tingkat itu
adalah manusia yang paling sempurna.
3. Dari seluruh konstruksi pendidikan Islam yang digagas oleh Murtadha
Muthahhari sesungguhnya dapat ditarik benang merahnya bahwa tujuan
pendidikan adalah dalam rangka membentuk kepribadian peserta didik
yang memiliki karakter manusiawi dan kemampuan bernalar secara kritis
dan kreatif dalam memecahkan seluruh problematika kehidupan yang
mereka hadapi baik peserta didik secara individu maupun komunitas
mereka sebagai bagian dari umat Islam, sehingga mereka tidak hanya
berfikir individualistik namun menjadi agen perubahan dalam
membangun masyarakatnya.
B. Saran
Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis membingkai setiap bahasan
yang disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, hal itu
dilakukan guna mempermudah dalam memahami setiap pembahasan dan
memberikan titik fokus setiap pembahasan. Dalam mengkaji dan membahas
konsep insan kamil sebagai tujuan pendidikan Islam menurut filsafat
pendidikan Islam, penulis lebih memberikan titik fokus terhadap pengkajian
konsep insan kamil berdasarkan filsafat pendidikan Islam yang memberikan
gambaran seutuhnya mengenai insan kamil sebagai tujuan pendidikan Islam.
136
DAFTAR PUSTAKA
Malaky, Eky, Ali Syari’ati (Filosof Etika dan Arsitek Iran Modern),
Jakarta Selatan: Teraju, 2004.
138
139