Anda di halaman 1dari 24

NDP SEBAGAI LANDASAN BERFIKIR DI ERA MILENIA

OLEH:

A.ASFAR

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG


MAKASSAR TIMUR 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah ‘Azza wa Jalla, Rabb yang patut disembah dan tiada Tuhan
selain Dia. Shalawat dan salam atas Rasulullah SAW, para sahabat, dan orang-
orang yang setia di atas jalan mereka hingga hari kiamat. „Amma ba‟du.
Alhamdullilah, atas Rahmat dan Hidayah Allah SWT.sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat dalam mengikuti Latihan Kader II.

Dalam penyusunan makalah ini berbagai hambatan dan tantangan yang


dihadapi penulis mulai dari tahap persiapan, pengumpulan bahan materi, sampai
penyelesaian tulisan, namun tidak menjadi penghalang bagi penulis berkat karunia
Allah SWT dan tentunya tidak lepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak,
untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Kakanda Rahmat Jabbar selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Islam


Komisariat STMIK Dipanegara Cabang Makassar Timur.
2. Kakanda Nurizat Al Mubarak S.Kom tidak lain merupakan kakak
saya di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Makassar Timur yang
tidak henti- hentinya memberikan arahan dan motivasi selama proses
persiapan LK II ini.
3. Kakanda Muh.Akmal Thesar S.Kom yang telah membimbing
selama pembuatan makalah ini berlangsung.
4. Seluruh teman-teman dan kakanda di STMIK Dipanegara Makassar ,
utamanya di Himpunan Mahasiswa Islam. Penulis tidak dapat
menyebutkan satu persatu nama yang ada, akan tetapi keberadaan kalian
didalam hidup Penulis telah mengukir sebuah cerita tersendiri yang tidak
akan Penulis lupakan.

Semoga segala amal kebaikannya bernilai ibadah disisi Allah SWT dan mendapat
imbalan pahala dari Allah SWT.Akhir kata semoga karya tulis yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Makassar, 19 Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... ..2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Sejarah Nilai Dasar Perjuangan ............................ ............... .3
2.1.1 Pengertian Nilai Dasar Perjuangan ............................................................... 3
2.1.2 Sejarah Nilai Dasar Perjuangan .................................................................... 4
2.2 peran Nilai Dasar Perjuangan.................. ........................................................ 5
2.3 Aktualisasi NDP lingkup mahasiswa dan masyarakat........................................6
2.3.1 Aktualisasi NDP dalam rana kampus..............................................................7
2.3.2 Aktualisasi NDP dalam masyarakat..............................................................
2.4 Pentingnya NDP sebagai landasan berfikir..............................................
2.5.Mengenal karakteristik generasi......................................................................
2.6 Penerapan NDP di era milenial..........................................................
2.6.1 Tengtang NDP...........................................................................................
2.6.2 Apa itu milenial...........................................................................
.6.3 Yang seharusnya NDP di era milenial...............................
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kita berada di era dimana teknologi sangat berkembang dan kehidupan
masyarakat yang sangat modern. Perkembangan teknologi pun menjadi jejak
lahirnya generasi-generasi baru dalam tatanan peradaban umat manusia.

Generasi muda pun selalu menjadi generasi yang paling energik dalam gelombang
zaman. Generasi muda jugalah yang akan menjadi pewaris perjuangan kebangsaan.
Generasi ini sangat tegas melalui kemajuan teknologi yang seolah menghapus
ruang dan waktu.

Lanskap dunia pun seolah berubah menjadi datar dan mampu menghubungkan
manusia dari seluruh belahaan dunia. Kebutuhan informasi pun sangat muda di
jangkau dengan teknologi begitu banyak materi yang ada di internet yg bisa di akses
siapa saja. Segala lini perlu pembenahan agar tidak salah arah dalam pembangunan
bangsa yang akan datang.

Dibalik segala kekurangan teknologi yang merasuki sendi kehidupan harapan pada
kehidupan yang lebih baik selalu ada. Terutama cara berpikir generasi penerus
bangsa karena untuk menghadapi masalah-masalah yang ada di butuhkan pemikiran
yang kritis dan bernafaskan islam. Olehnya itu, NDP masih dianggap relevan dan
mampu menjadi landasan utama dalam berfikir.

NDP dapat diartikan sebagai rumusan ajaran-ajaran pokok Agama Islam yang
mengandung nilai-nilai berupa Tauhid, Kemanusiaan, Keharusan Universal,
Kemasyarakatan, Keadilan dan Ilmu Pengetahuan yang selaras dalam perjuangan
memperbaiki masyarakat (ihsan) menuju masyarakat madani.

1
Nilai-nilai dimaksud sebagai sesuatu yang tidak bisa berubah, meskipun perubahan
zaman dari masa ke masa nilai akan tetap sama, hal yang mungkin berubah adalah
pengungkapan, penekanan dan implikasinya yang disesuaikan terhadap kondisi
masyarakat.
Dan salah satu hal penting yang harus kita ketahui adalah menganalisa karakteristik
dan kebiasan generasi saat ini yang di kenal dengan generasi milenial. Tentunya
dengan berangkat dari pisau analisa Nilai Dasar Perjuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka ada beberapa rumusan masalah yang
muncul, yakni sebagai berikut :

1.Bagaimana Nilai Dasar Perjuangan sebagai landasan berfikir.

2.Apakah masih ngonteks mengunakan metode yang lama dalam aktualisasi


Nilai Dasar Perjuangan.

3.Bagaimana cara menerapkan Nilai Dasar Perjuangan di era milenial.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai referensi kita agar kita
dapat mengetahui makna beserta arti subtansi dari rumusan masala tersebut:

1. Untuk mengetahui betapa pentingnya Nilai Dasar Perjuangan di jadikan


sebagai landasan berfikir.

2. Cara mengaktualisasikan Nilai Dasar Perjuangan di era milenial.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Sejarah Nilai Dasar Perjuangan


2.1.1 Pengertian NDP
.
NDP adalah landasan ideologis perjuangan HMI, sebagai ruh yang mendorong
moral pergerakan kader. NDP merupakan gambaran bagaimana seorang HMI
memahami Islam sebagaimana tercantum dalam al-Quran. Secara doktrin, yang
terkandung dalam NDP bukanlah ajaran yang bertentangan dengan Islam,
melainkan merupakan formulasi kembali atas al-Quran sehingga tertuang menjadi
suatu kepribadian bagi kader HMI dalam mewujudkan amanat Tuhan sebagai
khalifah fil-ardh. Demikian sehingga dalam fungsi idealnya NDP adalah sumber
rujukan nilai kepercayaan, panduan mencapai tujuan perjuangan, dan tuntunan
untuk selalu melakukan perubahan. Sejak awal HMI telah mencantumkan
“Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam” sebagai salah satu
tujuannya, di samping “Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat
Indonesia”. Dengan demikian, Islam telah dijadikan sebagai landasan organisasi.
Dalam hal ini HMI tidak mendasarkan diri pada “mazhab” tertentu, walau
kemudian dalam pola pemikirannya HMI cenderung sebagai kelompok intelektual
muslim pembaharu.Dari situ HMI menuangkan pemahaman keislamannya yang
tertampung dalam sebuah buku pedoman yang diberi nama Nilai Dasar Perjuangan
(NDP). NDP merupakan gambaran bagaimana seorang HMI memahami Islam
sebagaimana tercantum dalam al-Quran. Secara doktrin, yang terkandung dalam
NDP bukanlah ajaran yang bertentangan dengan Islam, melainkan merupakan
formulasi kembali atas al-Quran sehingga tertuang menjadi suatu kepribadian bagi
kader HMI dalam mewujudkan amanat Tuhan sebagai khalifah fil-ardhi.NDP
adalah landasan ideologis perjuangan HMI, sebagai ruh yang mendorong moral
pergerakan kader. Pemahaman terhadap NDP diharapkan dapat menumbuhkan
kepercayaan diri kader akan keyakinan ilahiahnya, membangun semangat
humanisme dalam interaksi dengan sesama manusia, dan sebagai sumber nilai
moral yang mengiringi ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi kemanusiaan.
Dengan demikian nilai-nilai NDP bisa menjadi identitas khas kader-kader HMI.

3
2.1.2 Sejarah NDP

Nilai-nilai Dasar Perjuangan NDP merupakan salah satu dokumen organisasi tertua
yang digunakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sampai hari ini. Pertama kali
disampaikan pada forum Kongres X HMI di Malang tahun 1969, NDP
dimaksudkan sebagai teks rumusan pokok-pokok ajaran Islam dengan merujuk
pada sumbernya yang utama, yaitu Al Quran dan Hadis. NDP menjadi semacam
ijtihad pemikiran kaum muda muslim ketika itu, untuk menegaskan persepsi-
persepsi mereka terhadap ajaran Islam.

HMI yang didirikan pada tahun 1947 oleh Lafran Pane dan kawan-kawannya
memang berdiri diatas visi keislaman dan keindonesiaan yang unik. Tujuan awal
didirikannya HMI adalah untuk mempertahankan Negara Indonesia dari agresi
militer Belanda dan mengembangkan ajaran Islam. Visi ini meyakini bahwa Islam
sebagai ajaran yang universal perlu ditafsirkan menurut konteks lokalitas ke-
Indonesiaan dan kemodernan zaman. Sehingga bagi HMI, antara Islam dan konsep
negara-bangsa Indonesia tidak terdapat pertentangan. Islam sebagaimana dipahami
HMI inilah yang kemudian termaktub sebagai asas HMI, Islam menjadi sumber
motivasi, pembenaran dan ukuran bagi HMI dalam gerak perjuangan mencapai
tujuannya.

Sejarah Perjalanan NDP Orde lama merupakan satu masa yang riuh dengan
perdebatan ideologi. Suatu kurun yang bukan saja menjadi apa yang disebut
Soekarno sebagai ‘nation building’ namun juga semacam pencarian dan transaksi
gagasan antar elit bangsa mengenai dasar dan alat perjuangan bangsa.Walaupun
Pancasila disepakati sebagai dasar negara tak lama setelah proklamasi
kemerdekaan, namun sebagai rahasia umum kita tahu bahwa umat Islam yang
diwakili Masyumi dan terwakilkan dalam sosok Muhammad Natsir dalam sidang-
sidang Konstituante bermaksud menjadikan Islam sebagai dasar negara,
menggantikan Pancasila.

Demikian pula kaum komunis melalui PKI yang secara perlahan mendapat simpati
rakyat bawah, membuka jalan untuk menjadikan Indonesia sebagai Soviet baru,
demi mencapai cita-cita classless society yang diimpikan Marx seabad sebelumnya.
Demikian ketika itu aroma persaingan ideologis begitu pekat, setiap kekuatan
politik mencoba untuk menarik garis diametral antara satu dengan yang
lain.Kebutuhan terhadap sebuah buku saku panduan perjuangan seperti yang pernah
dimiliki oleh kaum muda sosialis di Indonesia dirasa semakin mendesak.

Jika kaum muda sosialis punya buku saku panduan ideologi, mengapa HMI tidak,
begitu mungkin logika berpikir ketika itu. Dasar organisasi HMI -Islam- harus
dijabarkan dalam sebuah doktrin perjuangan yang walaupun bersifat mendasar,
normatif, namun dapat menjadi rujukan praktis bagi kader HMI.

Di penghujung tahun 1968, Nurcholish Madjid (Cak Nur) yang ketika itu Ketua
Umum PB HMI mememnuhi undangan untuk melakukan kunjungan ke Amerika
Serikat. Usai kunjungan ke AS, ia sendiri kemudian melanjutkan kunjungannya

4
lebih lama untuk mengelilingi Timur-tengah : Mesir, Turki, Irak, Suriah, Arab
Saudi untuk menyaksikan bagaimana Islam dipraktekkan di tanah asalnya.
Sayangnya, kesimpulan dari perjalanan Cak Nur adalah kekecewaan, betapa Islam
diperlakukan secara kaku dalam rupa slogan-slogan loyalistik dan cenderung
miskin solusi menghadapi problematika umatnya sendiri.Demikian pula Indonesia
kondisinya tidak lebih baik. Sebagai bangsa muslim terbesar di dunia namun paling
terakhir ter-arabkan, umat muslim Indonesia belum menghayati betul ajaran Islam,
dan malah terjerat dalam kondisi sosial-ekonomi yang memprihatinkan :
kemiskinan, kebodohan, kebencian antar kelompok, ketidakadilan dan
intoleransi.Dari kunjungan ke luar negeri dan perenungan terhadap kondisi umat
Islam di Indonesia inilah Cak Nur menggagas penyusunan NDI atau Nilai Dasar
Islam.

Gagasan NDI dalam bentuk kertas kerja kemudian dibawa Cak Nur menuju
Kongres IX di Malang pada bulan Mei tahun 1969, yang lalu menghasilkan
rekomendasi kongres bahwa draft NDI ini perlu dilakukan penyempurnaan,
diserahkan kepada tiga orang: Cak Nur sendiri, Endang Saefudin Ansari dan Sakib
Mahmud untuk melakukan penyempurnaan teks. Pada Kongres X di Palembang
tahun 1971 teks tersebut kemudian disahkan dengan nama NDP, dan
disosialisasikan ke cabang-cabang.

Penggunaan nama NDP sendiri diambil karena dirasa nama NDI dianggap terlalu
klaim terhadap ajaran Islam, terlalu simplistis dan menyempitkan universalitas
Islam itu sendiri. Sedangkan kata perjuangan diambil dari buku Sjahrir yang
berjudul “Perjuangan Kita”.

Kemudian di pertengahan dekade 80’an pemerintah Orde Baru mengesahkan UU


No. 5 Tahun 1985 tentang Pancasila sebagai asas tunggal bagi setiap organisasi.
Maka pilihannya hanya dua bagi HMI, mengganti asas atau bubar. Setelah
diputuskan melalui Kongres XVI di padang pada tahun 1986, HMI mengubah
asasnya menjadi pancasila dan menggeser Islam menjadi identitas HMI. Maka
berubahlah nama NDP menjadi Nilai Identitas Kader (NIK) tanpa perubahan teks.

Dalam prosesnya setelah Orde Baru runtuh, pada Kongres XXII tahun 1999 di
Jambi, Islam dikembalikan sebagai asas HMI dan NIK berubah kembali menjadi
NDP. Pada saat kongres ini pula mulai muncul keinginan kuat untuk memulai
langkah ke arah rekonstruksi NDP. langkah ini diinisiasi oleh Andito dan Dudi
Iskandar dari Badko Jawa Bagian Barat yang secara khusus menawarkan format
rekonstruksi mereka.

Rekonstruksi NDP dimaksudkan sebagai jawaban atas keluhan kader HMI bahwa
NDP Cak Nur cenderung berat untuk dipahami sehingga di beberapa cabang
tertentu muncul alur penyampaian NDP yang berbeda-beda semisal: Dialog
Kebenaran di Makassar, Visi Merah Putih di sebagian Jabodetabek dan Revolusi
Kesadaran di cabang Bandung.
Kongres XXII Jambi akhirnya merekomendasikan kepada PB HMI untuk

5
melaksanakan lokakarya rekonstruksi NDP, yang terlaksana pada tahun 2001 di
Graha Insan Cita Depok dibawah koordinasi Kholis Malik sebagai Ketua Bidang
PA PB HMI. Lokakarya ini kemudian mengamanahkan kepada tim khusus PB HMI
untuk menyusun draft NDP rekonstruksi berdasar draft yang diajukan Badko Jabar
sebelumnya.Kemudian di Kongres XXIV di Jakarta tahun 2003 muncul kembali
rekomendasi kongres untuk melaksanakan lokakarya NDP. PB HMI periode 2003-
2005 kemudian menugaskan bidang PA PB HMI melalui ketua bidangnya
Muhammad Anwar (Cak Konyak) untuk kemudian bekerjasama dengan Bakornas
LPL PB HMI yang dipimpin Encep Hanif Ahmad untuk melaksanakan lokakarya
NDP, dengan maksud melakukan pengayaan alur materi NDP sehingga lahir
metodologi pemahaman NDP yang lebih mudah dicerna kader HMI.Semangat
rekonstruksi NDP yang menggebu dari cabang-cabang difasilitasi melalui
lokakarya di Mataram yang mempertemukan draft-draft rekonstruksi NDP yang
dibawa beberapa badko dan cabang yang menjadi undangan.

Melalui berbagai dinamika forum lokakarya mengarah pada pembandingan draft


tawaran HMI Cabang Makassar dengan NDP Cak Nur, sehingga melalui forum
group discussion (FGD) dalam lokakarya tersebut terbentuk sebuah tim yang terdiri
dari delapan orang peserta untuk mengawal draft tawaran HMI Cabang Makassar.

Setelah lokakarya di Mataram, proses finalisasi teks dilakukan oleh tim 8 di Selong
dan di HMI Cabang Makassar Timur. Draft inilah yang kemudian disahkan pada
Kongres XXV di makassar pada tahun 2006 sebagai NDP HMI, atau lazim disebut
sebagai NDP baru.

Namun setelah disahkan, NDP baru banyak mendapat kritik, baik terhadap teks
maupun proses perumusan dan pengesahan di Kongres Makassar. Dalam
Seminar/Lokakarya yang diadakan PB HMI bulan April 2009 terungkap bahwa
NDP baru sesungguhnya bukan hasil rekonstruksi tim 8, melainkan narasi Arianto
Achmad, seorang guru NDP di Cabang Makassar Timur, yang melalui proses
tertentu sehingga dapat dijadikan draft final sehingga disahkan pada Kongres
Makassar melalui mekanisme forum yang dipaksakan: voting.

Selain itu, kritik terhadap isi teks NDP baru juga disampaikan oleh banyak pihak,
diantaranya Azhari Akmal Tarigan, Amrullah Yasin (mantan Tim 8) dan Kun
Nurachadijat yang mensinyalir NDP baru ‘berbau’ mazhab Syiah, dengan kualitas
yang ‘tidak lebih baik’ dari NDP Cak Nur, selain juga kemudian banyak cabang
yang tidak mau menggunakan NDP baru dan cenderung memilih NDP Cak Nur,
yang notabene ketika itu adalah tindakan inkonstitusional.

Berbagai realitas -kecacatan NDP baru- inilah sehingga melahirkan keputusan PB


HMI periode 2008-2010 dan lalu diperkuat melalui Kongres XXVII di depok tahun
2010 untuk mengembalikan NDP Cak Nur sebagai NDP HMI.

6
2.2 Peran NDP

Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI teramat jelas telah meletakkan dasar-dasar


perjuangan untuk melakukan suatu perubahan dalam masyarak yang diinginkan.
Dalam Islam ada wahyu (teologi), karena memuat doktrin-doktrin agama Islam
(103 ayat Al-Qur’an dan 3 buah Hadits). Dari wahyu itu, dapat diintrodusir Filsafat
Sosial sebagai salah satu dasar berpikir. Kemudian dari Filsafat Sosial dapat
melahirkan Teori-Teori Sosial.
Berbicara tengtang NDP eratkaitannya dengan kaderisasi HMI dimana Nilai Dasar
Perjuangan adalah panduan untuk bisa memahami Islam dengan baik, serta dapat
menerjemahkannya untuk melaksanakan ajaran agama Islam dalam dimensi ruang
dan waktu dalam bingkai keislaman, keindonesiaan, dan kemodernan sebagai
bentuk pemecahan masalah terhadap berbagai problema yang dihadapi, datang silih
berganti tanpa berhenti, sehingga menjadi wujud nyata secara empiris di tengah-
tengah masyarakat sebagai usaha untuk melakukan perubahan dalam masyarakat,
untuk memenuhi kebutuhan kontemporer.

2.3 Aktualisasi NDP lingkup mahasiswa dan masyarakat

2.3.1 Aktualisasi NDP dalam rana kampus

Dari zaman ke zaman mahasiswa memiliki banyak peran yang diberi nama yaitu
“mahasiswa” itu sendiri. Seperti istilah “agent of change, agent of knowledge”
tersemat di dalam sebuah nama yaitu “mahasiswa”. Oleh karena itu, mahasiswa
harus memiliki potensi yang besar dalam menjalankan peran-peran tersebut yang
sangat berperan besar di dalam membangun bangsa ini khusunya dalam dunia
kampus. “agent of change, agent of knowledge” banyak hal yang apabila masing-
masing individu dapat mulai melakukannya, dengan begitu suatu saat nanti
diharapkan terjadi perubahan didalam kampus kearah yang lebih baik. Pada
dasarnya, akademi di kampus merupakan tanggung jawab seluruh mahasiswa
kampus, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa dosen tidaklah menjadi satu-
satunya sumber untuk mendapatkan pendidikan, namun proses pembelajaran
banyak didapatkan pada organisasi. Kampus juga menjadi tempat yang paling

7
bagus untuk pencarian jati diri seseorang mahsiswa. Untuk melakukan perubahan
dalam kampus tentunya mahasiswa harus memiliki pengetahuan-pengetahuan
sosial dan yang paling penting mahasiswa dituntut untuk memiliki cara berfikir
yang kritis. Olehnya Nilai Dasar Perjuangan adalah dasar yang baik untuk
membangun kesadaran kritis karena di materi petama “landasan dan kerangka
berfikir ilmiah” Tak dapat dipungkiri bahwa Perguruan tinggi adalah sebuah
institusi yang tidak hanya untuk Kuliah, Mencatat Pelajaran, Pulang dan Tidur.
Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah suatu “tempat“ untuk
penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi dan pengembaraan
intelektualitasnya agar mempunyai idealisme dan komitment perjuangan
sekaligus tuntutan perubahan. Mahasiswa dengan sederet “titel social” mulai dari
agent of change, dan agent of social control. Bahkan, menurut sebagian
masyarakat kita menyebut “mahasiswa adalah orang yang serba bisa, serba tahu
berbagai persoalan yang muncul dalam masyarakat. Hal ini menjadikan
mahasiswa sebagai kaum elit dan terhormat dibanding dengan kaum muda
lainnya. Namun, sederet titel dan penghargaan terhadap mahasiswa teryata tidak
semuanya berbuah manis serta sesuai dengan harapan.

Maraknya pemberitaan di media massa baik melalui media cetak maupun


elektronik menunjukkan betapa ironisnya perilaku mahasiswa akhir-akhir ini. Di
beberapa kampus (baik negeri maupun swasta , kampus besar maupun kecil) di
Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke banyak sekali terjadi tawuran antar
mahasiswa,dan bahkan mereka melakukan “aksi demo” yang tak jelas arah
tuntutan dan perjuangannya. Berbagai macam alasan para mahasiswa melakukan
aksi seperti ini mulai dari kebijakan pemerintah yang kurang representatif,
kebijakan kampus yang kurang populis bagi mahasiswa, dan yang paling parah
tawuran ini bermula dari dari konflik personal (berebut cewek, saling ejek)
kemudian dibawa ke dalam konflik kelompok.

Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan jenjang terakhir dari hirarki


pendidikan formal mempunyai tiga misi yang diemban yaitu Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat atau lebih dikenal
dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tiga misi yang diembankannya tersebut
bukanlah misi yang ringan untuk direalisasikan. Misi pendidikan di Perguruan

8
Tinggi merupakan proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan dari satu
generasi ke generasi berikutnya, dengan demikian proses alih generasi juga diikuti
dengan proses alih ilmu pengetahuan dalam arti luas. Kemudian untuk
menghindari stagnasi ilmu pengetahuan yang berorientasi pada tuntutan zaman,
maka dalam proses berlangsungnya pewarisan ilmu pengetahuan membutuhkan
pengembangan konsep atau teori ke ardah konsep atau teori yang lebih baik.
Usaha pengembangan teori atau konsep dilaksanakan secara sistematis dan
melalui prosedur ilmiah, kegiatan ini disebut penelitian.

2.3.2 Aktualisasi NDP dalam masyarakat

Beranjak dari latar belakang perumusan NDP, jelaslah NDP yang merupakan
sekumpulan nilai yang bisa dijadikan acuan untuk melakukan perubahan atau
setidaknya menjadi acuan bergerak kader dalam bermasyarakat. Dalam
menghadapi masalah-masalah sosial yang ada seperti pembangunan dan kebijakan
pemerintah dimana mahasiswa sebagai ageng of change dituntut memiliki Hard
Skill (Kemampuan Intelektual), yaitu profesionalisme, berfikir ilmiah, dan kritis
memberikan solusi.

Olehnya Nilai Dasar Perjuangan adalah salah satu landasan yang bisa dijadikan
acuan karena seperti yang kita ketahui dalam NDP juga membahas tengtang
individu dan masyarakat. Adapun kriteria yang harus dimiliki mahasiswa untuk
dapat bermanfaat untuk masyarakat. Yang pertama sebagai agen dalam perubahan
bangsa. Saat ini bangsa kita sedang mengalami kondisi terpuruk. Dari segi ekonomi
kita melihat masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kesenjangan antara si Kaya dan si Miskin sangat jelas sekali terlihat. Yang kaya
sibuk memperkaya diri sendiri sementara yang miskin harus berjuang keras untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.

Dari segi politik, kita melihat banyak pejabat yang melakukan korupsi. Mereka
sibuk untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan amanahnya untuk
mensejahterakan rakyat. Bagaimana ingin menyejahterakan rakyat sementara
uang rakyat saja mereka curi. Jika dilihat dari kekayaan sumber daya alam,
Indonesia

9
memiliki masa depan yang sangat baik. Namun mengapa Indonesia belum bias
mensejahterakan rakyatnya.

Untuk itu mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membuat


perubahan terhadap bangsa ini.Yang kedua mahasiswa harus bisa menjadi generasi
perubahan. Yaitu generasi yang dapat menggantikan generasi yang lama untuk
dapat memajukan bangsa dengan sifat idealismenya tentunya untuk membuat
perubahan. Mahasiwa adalah aset yang penting di dalam melakukan pergerakan dan
perubahan.

Tentunya di dalam menjalankan peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang
didapat dari pengalaman organisasi dimana saja baik ligkungan rumah dan sekolah
atau kampusnya. Selain itu mahasiswa juga harus memiliki akhlak mulia agar ilmu
yang ia dapat bisa dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik.

Ketiga mahasiswa harus dapat menjadi pengontrol utama kejadian di masyarakat.


Sehingga jika ada yang kuang pas mahasiswa dapat langsung memperbaikinya
karena merekalah yang memegang konrol dalam masyarakat. Mahasiswa yang akan
mengontrol perilaku pemerintah yang bertentangan dengan Undang-undang dan
merugikan masyarakat. Kontrol yang dilakukan oleh mahasiswa bisa saja dalam
bentuk demonstrasi. Selama ini orang berpandangan negatif terhadap mahasiswa
yang melakukan demo. Padahal demo yang dilakukan oleh mahasiswa itu hanya
semata-mata untuk membela kepentingan rakyat.

Siapa lagi yang akan membela dan menjadi garda terdepan dalam pergerakan untuk
rakyat kalau bukan mahasiswa yang notabene juga berasal dari rakyat. Tentunya
demo yang dilakukan oleh mahasiswa harus mengindahkan norma-norma yang ada
sehingga demo dapat berjalan dengan tertib dan damai. Selain dengan demonstrasi,
mahasiswa juga dapat melakukan kontrol sosialnya dengan jalan diskusi dan
melakukan kajian. Namun cara seperti apa yang tepat untuk melakukan kontrol
sosial, itu dikembalikan kepada diri masing-masing mahasiswa. Tentunya dengan
cara yang positif.

Yang terakhir mahasiswa harus memiliki akhlak yang mulia. Karena mahasiswa
berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku

10
mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus
pandai menempatkan diri, beradaptasi dan hidup berdampingan di tengah-tengah
masyarakat. Tentunya jika pergerakan-pergerakan itu dibungkus dengan nilai-nilai
keislaman seperti yang di jelaskan dalam Nilai Dasar Perjuangan akan lebih
relevan.

2.4 Pentingnya NDP sebagai landasan berfikir

Homo Sapiens (Mahluk Berpikir), begitulah kira-kira gambaran Hakiki tentang


keberadaan Manusia. Setiap saat dari kehidupan manusia, sejak dia lahir sampai
masuk liang lahat, dia tak pernah berhenti berpikir.
Hampir tidak ada masalah yang menyangkut peri kehidupan yang terlepas dari
jangkauan pikirannya, dari soal paling remeh sampai soal yang paling asasi, dari
pertanyaan yang menyangkut sarapan pagi sampai persoalan mengenai surga dan
neraka di akhirat nanti.
Jadi berpikir itulah yang kemudian menjadi ciri hakekat manusia dan karena
berpikirlah dia menjadi manusia, seperti bahasanya Rene Descartes : “Cogito, ergo
sum” (Aku Berpikir karena itu Aku Ada).
Melalui proses berpikir inilah, lahirlah pengetahuan yang secara umum berfungsi
untuk mengatasi kebutuhan kelangsungan hidupnya, bahkan lebih dari itu, Manusia
pun memikirkan mengenai hal-hal baru, mengembangkan peradaban dan
kebudayaan, manusia memberikan makna terhadap kehidupan, manusia
“memanusiakan” diri dalam hidupnya, selain itu Manusia juga selalu berpikir
tentang keberadaannya, tentang siapakah dirinya?, untuk apa harus hidup?, kemana
tujuan dirinya kelak? Dan masih banyak lagi pernyataan serta pertanyaan mendasar
lainnya.
Semua ini pada hakekatnya menyimpulkan bahwa manusia dalam hidupnya
manusia mempunyai tujuan yang lebih tinggi dari sekedar menjaga kelangsungan
hidupnya. Inilah yang mendorong manusia untuk terus mengembangkan
pengetahuan dalam hidupnya, dan pengetahuan yang dimilikinya tersebut
membuat ia menjadi makhluk yang khas dimuka bumi ini. Hal tersebutlah yang
kemudian

11
membedakan manusia dengan makhluk atau benda-benda lainnya, seekor binatang
misalnya hanya memiliki instink untuk menjaga kelangsungan hidupnya, tidak
lebih dari itu. Binatang hanya mampu berlindung jauh-jauh ke tempat yang lebih
aman sebelum gunung meletus, ia tidak dapat berpikir lebih jauh tentang gejala
tersebut : mengapa gunung meletus, faktor apa yang menyebabkannya, apa yang
dilakukan untuk mencegah semua itu. Tak seekor anjing pun, kata Bertrand Russel,
yang berkata kepada temannya, “ayahku miskin, namun jujur”. Jelaslah bahwa
manusia ketika berpikir, telah mempertegas eksistensi kemanusiaannya sebagai
seorang manusia, apapun jenis penalarannya.

Itulah kenapa NDP dianggap sangat relevan dijadikan sebagai landasan berfikir
karena di era teknologi yang sangat berkembang sehingga informasi begitu muda
di dapatkan. Akan tetapi dampaknya kemudian adalah bagaimana generasi kita
menanggapi informasi-informasi yang ada. Salah satu yang sering kita jumpai
adalah hoax yang di sebar melalui sosial media. Jika generasi saat ini tidak memiliki
kerangka berfikir yang baik maka dia akan terjebak dengan informasi-informasi
yang bersifat hoax. Bahkan ada beberapa oknum-oknum yang sengaja menyebar
berita-berita hoax dengan tujuan memecah belah ataupun untuk kepentingan
tertentu. Bahkan isu-isu keagamaanpun banyak di bertebaran di sosial media maka
dari itu generasi saat ini harus memiliki landasan berfikir yang baik.
2.5 Mengenal karakteristik Generasi
Ada 5 generasi yang lahir setelah perang dunia kedua dan berhubungan dengan
masa kini menurut teori generasi, yaitu:

1. Baby Boomer (lahir tahun 1946 – 1964)


Generasi yang lahir setelah Perang Dunia II ini memiliki banyak saudara, akibat
dari banyaknya pasangan yang berani untuk mempunyai banyak keturunan.
Generasi yang adaptif, mudah menerima dan menyesuaikan diri. Dianggap sebagai
orang lama yang mempunyai pengalaman hidup.
2. Generasi X (lahir tahun 1965-1980)
Tahun-tahun ketika generasi ini lahir merupakan awal dari penggunaan PC
(personal computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data nya
pun menggunakan floopy disk atau disket. MTV dan video games sangat digemari
masa ini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian

12
dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua,
mulai mengenal musik punk, dan mencoba menggunakan ganja.
3. Generasi Y (lahir tahun 1981-1994)
Dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan generasi Y
mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993.
Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS,
instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga suka
main game online.
4. Generasi Z (lahir tahun 1995-2010)
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki
kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan
dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan
mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan
berhubungan dengan dunia maya.
Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
5. Generasi Alpha (lahir tahun 2011-2025)
Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y. Generasi
yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata
memiliki orang tua yang kaya dengan sedikit.
Melihat dari banyaknya pimpinan baik itu negara maupun perusahaan, generasi X
masih mendominasi. Sementara itu generasi Y masih menggeliat, mencari
kemapanan dalam bidang pekerjaan maupun pribadi, tidak dipungkiri beberapa
sudah menjadi pimpinan sebuah perusahaan sejak usia muda. Generasi Z yang
merupakan keturunan dari generasi X dan Y, sekarang ini merupakan anak-anak
muda yanag rata-rata masih mencari jati diri, beberapa di antaranya sudah
mempunyai penghasilan sendiri yang cukup besar terutama dari bidang seni.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari generasi X, Y, dan Z
1. Generasi X (lahir tahun 1965-1980)
• Mampu beradaptasi
• Mampu menerima perubahan dengan baik dan disebut sebagai generasi yang
tangguh
• Memiliki karakter mandiri dan loyal (setia)
• Sangat mengutamakan citra, ketenaran, dan uang
• Tipe pekerja keras

13
• Kekurangannya selalu menghitung kontribusi yang telah diberikan perusahaan
terhadap hasil kerjanya
2. Generasi Y (lahir tahun 1981-1994)
• Karakteristik masing-masing individu berbeda, tergantung dimana ia dibesarkan,
strata ekonomi, dan sosial keluarganya
• Pola komunikasinya sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya
• Pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan
perkembangan teknologi
• Lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat
sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya
• Memiliki perhatian yang lebih terhadap ‘wealth’ atau kekayaan

3. Generasi Z (lahir tahun 1995-2010)


• Merupakan generasi digital yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi
dan berbagai aplikasi komputer. Informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan
pendidikan maupun pribadi akan mereka akses dengan cepat dan mudah.
• Sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan khususnya lewat
jejaring sosial seperti facebook, twitter atau SMS. Melalui media ini mereka jadi
lebih bebas berekspresi dengan apa yang dirasa dan dipikir secara spontan.
• Cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan
• Terbiasa dengan berbagai aktifitas dalam satu waktu yang bersamaan. Misalnya
membaca, berbicara, menonton, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Hal
ini karena mereka menginginkan segala sesuatu serba cepat, tidak bertele-tele dan
berbelit-belit.
• Cenderung kurang dalam berkomunikasi secara verbal, cenderung egosentris dan
individualis, cenderung ingin serba instan, tidak sabaran, dan tidak menghargai
proses.
Generasi X, Y, dan Z masing-masing mempunyai sifat positif dan negatif. Dengan
memahami perbedaan mereka, diharapkan para pendidik atau para pemimpin
perusahaan dapat mengerti individu-individu dari tiga generasi ini sesuai dengan
ciri khasnya. Tentunya tantangan generasi Z lebih besar daripada generasi Y atau
X sebagai generasi sebelumnya.
Bagi para generasi X dan Y yang sudah dan akan memiliki generasi Z atau Alpha
sebagai generasi penerusnya tentu harus sudah memahami karakteristik generasi
termuda ini. Generasi ini patut diawasi terutama penggunaan internetnya, tapi
tentunya tidak dikerasi. Sebagai orang tua, generasi X dan Y harus bersikap tegas

14
tapi lembut dan sabar, membangun dialog dan komunikasi yang sehat serta
terbuka,
hadir secara utuh mendampingi mereka, serta memberikan pendidikan dengan nilai
karakter positif dengan penuh cinta.
Bagi perusahaan, generasi Y dan Z mengharapkan pimpinan yang jujur. Semakin
pimpinan jujur, maka akan semakin dihormati. Jejaring sosial dapat dimanfaatkan
bagi para pimpinan untuk berbagi kegiatan sehari-hari bersama para karyawannya.
Perusahaan sebisa mungkin menciptakan budaya kerja yang unggul dimana
karyawan memiliki teman yang terlibat dalam pekerjaannya dan mendapat
tunjangan.
2.6 Penerapan NDP di era milenial
2.6.1 Tengtang NDP
Nurcholish Madjid pada dasarnya adalah orang yang merumuskan NDP,walaupun
di formalkan pada kongres malang.dan kemudian keinginan untuk mengubah-
mengembangkan dan sebagainya selalu ada dari teman-teman mahasiswa,dan itu
sah-sah saja selama dalam arti di kembangkan.Tentu dalam pembaharuan akan
selalu ada kritik dan otokritik terhadap segala sesuatu yang ada.

Pada kongres ke-10 di palembang pada tahun 1971 konsep dasar nilai islam ini di
kukuhkan dengan nama ‘’Nilai-nilai dasar perjuangan’’ yang di singkat dengan
NDP tanpa perubahan isi sama sekali,kata NDP ini di gunakan mengingat kata NDI
’’Nilai dasar islam’’ di anggap menyempitkan islam itu sendiri,apalagi HmI
mengklaim kata islam itu sendiri.Menurut sejarah ada beberapa faktor yang melatar
belakangi lahirnya NDP,diantaranya ;

1.Kurangnya study tentang filsafat sosial

2.Kurangnya pemahaman tentang islam.

3.Sebagai pembanding,mengingat kader PKI saat itu memiliki pedoman dalam


menjalankan ideologinya.

Dan pada saat negara ini menganut asas tunggal Pancasila,UU No.5 tahun 1985
tentang asas tunggal pancasila,NDP pun berubah nama menjadi Nilai Identitas
Kader atau NIK,namun isinya tetap sama.adapun perubahan nama itu di sahkan
pada kongres ke-16 di padang,penyebab perubahan nama tersebut di karena
beberapa hal,yaitu ;

1.Sebagai pembeda kader HmI dan yang bukan kader HmI.

2.Kata perjuangan di anggap bertentangan dengan pemerintah saat itu.

15
Kemudian di saat orde baru tumbang dan beralih ke alam demokrasi,maka pada
kongres ke-22 di jambi pada tahun 2000,NIK kembali berubah nama menjadi
NDP.NDP adalah gambaran bagaimana seorang kader memahami islam
sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran.Apa yang tercantum dalam NDP
bukanlah ajaran yang bertentangan dengan islam,melainkan semangat baru untuk
mengkaji lebih dalam islam itu sendiri,sehingga tertuang menjadi suatu nilai yang
riil pada setiap kader Himpunan Mahasiswa Islam. NDP adalah landasan ideologis
perjuangan HmI, Sebagai salah satu roh yang mendorong semangat juang
kader.Pemahaman akan NDP diharapkan mampu menumbuh-kembangkan
semangat ontologis,kosmologis,dan sosiologis,sebagai sumber nilai moral yang
mengiringi ilmu pengetahuan untuk di abdikan bagi ummat dan
keummatan.Dengan demikian nilai-nilai NDP bisa menjadi identitas yang khas
bagi kader-kader HmI.Namun satu hal yang pasti adalah NDP bagi HmI tidaklah
sama dengan al-Quran bagi ummat islam,bagaimana pun NDP adalah buatan
manusia .Karena itu perumusannya yang di dasarkan pada wahyu ilahi,NDP
hanyalah hasil interpretasi manusia yang sifatnya relatif.NDP hanyalah salah satu
jalan filosofis untuk mencapai kepastian/kemutlakan/kebenaran,yaitu TUHAN.Apa
yang ada di NDP harus dI sikapi secara kritis.Nurcholish madjid sendiri,sebagai
perumus NDP ketika di tanya apakah NDP masih relevan dengan kondisi sekarang
ataukah perlu di ganti,mengatakan BISA saja selama tingkat intelektualitasnya
tidak lebih rendah dari apa yang sudah ada sekarang.

2.6.2 Apa itu milenial

‘’MILENIAL’’ kata yang belakangan ini sering di perbincangkan oleh banyak


kalangan,apa dan siapa generasi milenial itu.Sebagai gambaran singkat generasi
milenial pada dasarnya lahir diantara tahun 1980an sampai 2000an,jadi generasi
milenial bisa di katakan generasi muda masa kini yang saat ini berusia 15-34
tahun.Generasi milenial ini di tandai dengan penggunaan teknologi dan budaya
pop/musik,kehidupan generasi milenial tidak bisa di pisahkan dari teknologi
terutama internet/hiburan sudah menjadi kebutuhan pokok generasi ini.

16
Generasi ini adalah orang-orang dengan usia produktif sekaligus konsumen yang
mendominasi pasar saat ini.Ciri dari generasi ini adalah kemampuan
menggunakan.

teknologi dengan baik,lebih mudah mencari informasi,lebih kreatif dan


inovatif.Generasi ini tentunya bisa eksis karena adanya kemajuan teknologi
informasi dan lainya.Generasi ini juga bebas dalam menentukan ingin menjadi
seperti apa nantinya,namun kebebasan yang di maksud adalah masih dalam koridor
yang positif.

Kurang lebih sekitar 84 juta orang indonesia yang termasuk milenial,sedangkan


jumlah penduduk indonesia mencapai 225 juta.Jadi adalah 16-64 tahun.artinya
indonesia saat ini mengalami bonus demografi atau proporsi penduduk produktif
lebih besar di bandingkan proporsi penduduk tidak produktif.Maka dari itu bonus
demografi ini kalau di manfaatkan dengan baik bisa menjadi keuntungan bagi
indonesia,jika sumber daya yang dimiliki bisa berkontribusi bagi bangsa
indonesia,begitu pula sebaliknya,jika tidak bisa berkontribusi maka bisa menjadi
beban bagi indonesia.

Generasi milenial adalah generasi emas bangsa indonesia,tinggal bagaimana kita


menumbuh-kembangkan apa yang kita punya ini.milenial adalah aset bangsa dan
setiap elemen kebangsaan memiliki peran menumbuh-kembangkannya,merupakan
suatu kewajiban/keharusan himpunan mahasiswa islam turut andil dan berperan
serta dalam cita-cita besar bangsa ini dengan menjadikan generasi melenial pionir
dalam setiap masalah-masalah ummat dan keummatan bangsa ini.Dan pada
akhirnya apa yang kita cita-citakan bersama tercapai,HmI pada khususnya dan
bangsa/negara ini pada umumnya.kalau di persentasikan,milenial ada sekitar 33
persen dari penduduk indonesia.tentu ini adalah angka yang tinggi mengingat usia
produktif yang di tentukan pemerintah

2.6.3 Yang seharusnya NDP di era milenial

Pada hakikatnya perilaku beragama seseorang yang melekat dalam dirinya sehari-
hari merupakan personafikasi institusi yang merepresentasikan
keyakinannya.perilaku tersebut muncul berkenaan tingkat intelektualitas seseorang

17
tentang suatu hal,kondisi yang sama terjadi dalam lingkup himpunan mahasiswa
islam.

Bahwa corak berfikir keislaman ala himpunan mahasiswa islam sangat


berkarakter/dianggap cukup berwarna dan memberikan pengaruh bagi bangsa
ini.Kenyataan ini rasanya cukup untuk menyebutkan bahwa NDP sangat berjasa
dalam meletakkan dasar bagi perubahan masyarakat.NDP adalah untuk
memberikan panduan bagi kader HmI agar bisa memahami islam dengan baik
dalam dimensi ruang dan waktu dan untuk menjadi acuan memahami islam secara
komprehensif dan rasional.

Dalam era milenial NDP seharusnya tidak lagi pada perdebatan NDP lama atau
NDP baru yang digunakan dalam setiap forum-forum basic training HmI,Memang
terjadi perbedaan mendasar dari dua NDP ini,namun menjadikannya perdebatan
setiap hari bahkan bertahun-tahun dan takkunjung usai kufikir membuang-buang
waktu saja.perdebatan ini ada baiknya ditinggalkan mengingat zaman terus
berkembang dan generasi milenial terus bertambah.NDP di era milenial ini
seharusnya sudah mampu menyesuaikan diri,dalam arti himpunan mahasiswa islam
menciptakan formulasi baru NDP yang sesuai dengan era milenial,tanpa ada embel-
embel NDP baru dan NDP lama,singkirkan perdebatan itu,saatnya himpunan
mahasiswa islam melangkah maju kedepan,jangan mundur kebelakang.

NDP seharusnya menjadi konsepsi teoritik bukan konsepsi praktik. Menjadikan


pandangan dunia bagi kader-kadernya,bukan pandangan hidup yang menuntunnya
bergerak setiap saat,melainkan pandangan dunia yang akan melahirkan pandangan
hidup.

terbentuknya pemahaman bahwa adanya ISLAM mazhab himpunan mahasiswa


islam di karenakan salah satu faktornya adalah menjadikan NDP sebagai jalan
hidup bukan sebagai gagasan-gagasan primer yang akan melahirkan berbagai
macam ideologi,apabila pemahaman ini teraktualkan dengan baik niscaya 10-20
tahun ke depan kita akan melihat wajah baru himpunan mahasiswa islam dengan
beragam warna.keseragaman kader himpunan mahasiswa islam dalam mengartikan
islam dikarenakan menjadikan NDP sebagai jalan hidup/pandangan hidup/ideologi

18
.Zaman terus berkembang dan generasi Z telah mengintip,saatnya himpunan
mahasiswa islam berbenah,NDP harus menjadi pemantik awal menciptakan kader-
kader baru yang mampu menyesuaikan diri dengan zamannya

.Lafran pane pernah berucap‘’Dimana pun kalian berkiprah tak ada masalah,yang
terpenting dari semua itu adalah semangat keIslaman-keIndonesiaan’’. Ini adalah
nasehat lafran pane kepada akbar tanjung sebelum terjun kedunia politik.ada
segudang masalah kebangsaan kita hari ini,dan tentu himpunan mahasiswa islam
tidak boleh berdiam diri saja melihat semua permasalahan ini.

NDP punya andil besar dalam hal ini,mengingat generasi milenial sepatutnya
menjadi target utama himpunan mahasiwa islam dalam menyelesaikan masalah
kebangsaan.ini hanyalah salah satu bentuk ikhtiar saya sebagai kader
himpunan,bagaimana harus memulai dan berbuat untuk bangsa dan negara ini
tentunya.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan dan saran

Pemuda merupakan ageng perubahan sekaligus penjemput tongkat stafet


kepemimpinan suatu bangsa. Olehnya pemuda di era milenial harus memiliki
pemikiran yang kritis dan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Dimana
dengan menggunakan NDP sebagai landasan berfikir dan juga pedoman untuk
menghadapi masalah sekaligus memberi solusi. Ada baiknya jika kita khusunya
Himpun

19
siswa Islam mengubah metode-metode lama dimana kita terjebak dengan
perdebatan –perdebatan yang tidak selesai seperti perdebatan NDP baru dan NDP
lama karena melihat realitas di era teknologi sekarang ini hal yang paling penting
yang harus kita pikirkan adalah metode apa yang semestinya kita gunakan dalam
penerapan NDP di era milenial saat ini. Begitu banyak masalah-masalah yang
seharusnya kita analisa dan diskusikan bersama agar bisa memberi solusi terhadap
masalah-masalah di era teknologi ini. Kita sebagai pemuda intelektual seharusnya
memikirkan bagaimana kita saling merangkul dan bekerja sama untuk
membangun bangsa sekaligus mengabdi kepada masyarakat

20
DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, J.,2000, Rekayasa Sosial, (Reformasi,Revolusi, atau manusia Besar?),


PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Ridal,muhammad. Hmi milenial, (religius-nasionalis-modern).
Sitompul,Agussalim.,2008, Pemikiran HMI dan Relevansinya dengan sejarah
perjuangan bangsa indonesia.
Hungtington, S.P,/ 2004. Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik
Dunia. Terj. M. Sadat Ismail. Yogyakarta.
Rickefs, M.C., 2008, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (revisi kedua),
Serambi, Indonesia.
Irwanto, H.T.,2016, Reideologisasi Pancasila,.Makassar.
Alfian.(1986). Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Sosial. Jakarta.
UI Press. Dudung Abdurrahman. (1999). Metode Penelitian Sejarah.

21

Anda mungkin juga menyukai