Anda di halaman 1dari 10

TAKFIRI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ASWAJA
semester III

Dosen Pengampu :
Muhammad Nasihin, M. Pd.

Disusun Oleh:
Rangga Bayu Ardhana

PROGAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT, yang senantiasa memberikan


rahmat dan hidayah Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan
salah satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu pernyataan untuk
menempuh mata kuliah ASWAJA pada Semester III.
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang
Takfiri. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsi para orang-orang
terdekat penulis. Karena itu dengan tulus penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah ASWAJA PGMI IAI TABAH Kranji Paciran
Lamongan yang telah membimbing jalannya pembelajaran.
2. Kedua orang tua penulis yang telah membantu doa serta tenaga dalam
penulisan makalah ini.
3. Teman-teman penulis yang telah membatu doa dan pemikiran.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kempuan penulis semata.
Saran dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan agara dari peserta
diskusi yang budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak
hanya bagi penulis, namun juga bisa mengembangkan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 14 Oktober 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

A. Konsep Takfiri ........................................................................................ 2


B. Pengertian Takfiri.................................................................................... 2
C. Kriteria Takfiri ........................................................................................ 3
D. Larangan Ideologi Takfiri ....................................................................... 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 6

A. Kesimpulan ............................................................................................. 6
B. Saran........................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman sekarang marak dengan yang namanya mengkafirkan sesama
saudara muslimnya sendiri. Dan kejadian itu dapat memunculkan faham-faham
yang radikal atau keras. Padahal kejadian itu hanya dikarenakan perbedaan
pandangan dalam menghukumi agama islam itu sendiri, padahal sudah
dijelaskan bahwa islam adalah agama yang Rahmatal lil Alamin. Jadi terdapat
kebebasan dalam menganut madzhab ataupun imam siapa dalam memandang
islam itu sendiri.
Disini penulis menulis sebuah makalah yang menerangkan tentang takfiri.
Agar kita semua tahu bahwasanya mengkafirkan orang secara langsung itu
merupakan perbuatan tercela dan sangat dibenci oleh Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep takfiri?
2. Bagaimana pengertian takfiri?
3. Bagaimana kriteria takfiri?
4. Apa larangan ideologi takfiri?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami konsep takfiri.
2. Mahasiswa dapat memahami pengertian takfiri.
3. Mahasiswa dapat mengetahui kriteria takfiri.
4. Mahasiswa dapat mengetahui larangan ideologi takfiri.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Takfiri
Takfiri (bahasa Arab: ‫تكفيري‬takfīrī, bahasa Ibrani : ‫ תקפירי‬taqbiri) adalah sebutan
bagi seorang Muslim yang memvonis Muslim lainya (atau kadang juga
mencakup penganut ajaran Agama Samawi lain) sebagai kafir dan murtad atau
mengeluarkan manusia dari keimanannya kepada tuhan, sama halnya dengan
tahrimi yang memvonis sesuatu atau aktivitas sebagai haram dan takzimi yang
memvonis aktivitas sebagai maksiat. Tuduhan itu sendiri disebut takfir, berasal
dari kata kafir (kaum tidak beriman), dan disebutkan sebagai "orang yang
mengaku seorang Muslim tetapi dinyatakan tidak murni Islamnya dan diragukan
keimanannya.” Tindakan menuduh orang lain sebagai "kafir" telah menjadi
suatu bentuk penghinaan sektarian, yaitu seorang Muslim menuduh Muslim
sekte atau aliran lainnya sebagai kafir.1
B. Pengertian Takfiri
Secara terminologi, takfir berarti tindakan mengkafirkan orang Islam. Maka
ketika seseorang sudah jelas keluar dari Islam, statusnya jelas bahwa ia
layak mendapat stigma kafir, namun, jika kriteria sulit diterapkan maka
pemberian stigma kafir adalah perbuatan dosa dan haram2
(Takfiri adalah menuduh (menghukum) seseorang dengan kafir). merasa
dirinya masih sebagai penganut agama Islam tapi telah dikaim atau dituduh
orang lain sebagai seorang kafir maka sikap orang yang mengklaim atau
menuduh tersebut dinyatakan dengan sikap Takfiri.3Pengertian lain takfiri
adalah sikap yang mudah mengkafirkan sesama muslim dan melakukan
kekerasan terhadap orang mereka anggap kafir.

1
Haidar Bagir, Islam Tuhan Islam Manusia Agama dan Spiritualitas di Zaman Kacau,
(Bandung: PT Mizan Pustaka, 2019)
2
Andri Syahputra, Urgensi Asbabun Nuzul dalam Mengatasi Pemahaman Takfiri: Kajian
Ayat-ayat Takfir dalam Al-Qur'an dalam Al-Amin: Jurnal ilmu Pendidikan dan ilmu Humaniora,
2023.
3
Syaiful Akhyar Lubis, Faham Takfiri Menurut Ulama Sunni Indonesia Pasca Kelesuan
Isis Di Suriah dalam Journal Analytica islamica, 2019.

2
Muhammad ibn Ibrahim ibn Abdillah al-Tuwaijiri mengemukakan
pengertian Takfiri sebagai berikut:4
‫ هو الحكم على االنسان بالكفر‬: ‫التكفير‬
(Takfiri adalah menuduh (menghukum) seseorang dengan kafir)
Takfiri dimaksud dalam tulisan ini cenderung dipergunakan sebagai alat
terhadap klaimatau tuduhan seorang muslim terhadap muslim lainnya tentang
kekafiran. Jika seorang yang merasa dirinya masih sebagai penganut agama
Islam tapi telah dikaim atau dituduh orang lain sebagai seorang kafir maka sikap
orang yang mengklaim atau menuduh tersebut dinyatakan dengan sikap Takfiri.
Tuduhan tersebut berbeda adanya dengan kenyataan sesungguhnya
dalamkeyakinan orang yang dituduh.
C. Kriteria Takfiri
Takfiri itu ada 3 (tiga) macam, sebagai berikut:5
1). Takfiri Umum Takfiri dalam bentuk ini adalah mengkafirkan manusia
secara keseluruhan, tanpa kecuali apakah dia orang alim (ulama), orang
bodoh (tidak terpelajar), ahli tafsir, atau bukan ahli tafsir, orang yang
mampu mengedepankan hujjah, atau yang tidak mampu menegakkan
hujjah. Takfiri dalam bentuk ini adalah dosa paling besar (akbar al-
kaba‘ir). Hal ini dilakukan oleh orang egois yang menganggap hanya
kelompoknya yang benar, yang lain semua salah (kafir).
2). Takfiri Sifat Takfiri bentuk kedua ini bisa muncul dari ucapan ilmuan
(ahl al-Ilm) yang mengatakan, misalnya; Siapa yang mencaci Allah dan
Rasulnya maka dia kafir, siapa yang mendustakan hari berbangkit maka
dia kafir, siapa yang meninggalkan shalat maka dia kafir, siapa yang
menjadikan perantara di antara dia dengan Allah Swt. maka hal itu akan
mendorong dia menjadi kafir. Maka prilaku ini adalah Takfiri terhadap
sesuatu yang ada di dalam ajaran agama (al-millah). Takfiri

4
Syaiful Akhyar Lubis, Faham Takfiri Menurut Ulama Sunni Indonesia Pasca Kelesuan
Isis Di Suriah dalam Journal Analytica islamica, 2019.
5
Syaiful Akhyar Lubis, Faham Takfiri Menurut Ulama Sunni Indonesia Pasca Kelesuan
Isis Di Suriah dalam Journal Analytica islamica, 2019.

3
dalambentuk ini adalahTakfiri terhadap sesuatu yang disyari‘atkan,
karenanya, orang yang dituduhkan dengan prilaku ini tidaklah dapat
dikatakan kafir kecuali dijumpai padanya syarat-syarat kekafiran, dan
terhindar dari padanya penghalang kekafiran tersebut. Sesungguhnya
tidaklah otomatis adanya prilaku kekafiran mengantarkan pelakunya
menjadi kafir.
3). Takfiri Khusus Takfiri bentuk ini adalah sikap menuduh seseorang telah
menjadi kafir karena dia telah melakukan sesuatu yang membuatnya
keluar dari Islam.
D. Larangan Ideologi Takfiri
Takfiri adalah prilaku tercela yang yang tidak pantas untuk dilakukan.
Kekafiran adalah stikma paling buruk bagi orang yang tidak benar menyandang
status tersebut, karena segala konsekwensi kekafiran itu diarahkan kepadanya,
misalnya; kekal di neraka, terhalang mendapat waris, putus ukhuwah islamaiyah,
tidak boleh menikah, dan sebagainya. Karenanya, jangan menganggap sepele
dan mudah mengkafirkan orang lain.6
Muhammad ibn Ibrahim ibn Abdillah al-Tuwaijiri mengatakan:7
.‫ فال يجوز ان نكفر احدآ اال من كفره هللا ورسوله‬,‫التكفير حق هللا‬
,‫ فليس له ان يكذب عليه‬,‫ او زنى بأهله‬,‫ فمن كذب على احد‬,‫و من كفرنا فال نكفره‬
.‫او يزني‬
.‫ ألن الكذب والزنا حرام لحق هللا‬,‫بأهله‬
.‫ فال نكفر إال من كفرهللا ورسوله‬,‫وكذلك التكفير حق هلل‬
(Takfiri adalah hak Allah, maka kita tidak boleh mengkafirkan seorang
manusia pun, kecuali Allah dan Rasulnya yang telah mengkafirkannya. Dan jika
ada orang yang mengkafirkan kita maka kita jangan membalas dengan
mengkafirkannya. Maka jika seseorang menuduhkan kebohongan terhadap
orang lain, atau menuduh berzina dengan keluarganya, maka kita tidak boleh

6
Muchotob Hamzah, Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah, (Yogyakarta: LKiS, 2017).
7
Syaiful Akhyar Lubis, Faham Takfiri Menurut Ulama Sunni Indonesia Pasca Kelesuan
Isis Di Suriah dalam Journal Analytica islamica, 2019.

4
membalasnya dengan menuduh dia pembohong, atau telah berzina dengan
keluarganya, karena sesungguhnya menuduh kebohongan dan zina itu adalah
haram hukumnya, karena hal itu adalah hak Allah. Demikian juga sikap Takfiri
adalah hak Allah, maka jangan kita mengkafirkan orang lain selain dari yang
sudah dikafirkan oleh Allah dan Rasulnya).

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
(Takfiri adalah menuduh (menghukum) seseorang dengan kafir). merasa
dirinya masih sebagai penganut agama Islam tapi telah dikaim atau dituduh
orang lain sebagai seorang kafir maka sikap orang yang mengklaim atau
menuduh tersebut dinyatakan dengan sikap Takfiri. Takfiri memiliki 3 kriteria
yaitu: Takfiri Umum, Takfiri Sifat, Takfiri Khusus.
Takfiri adalah prilaku tercela yang yang tidak pantas untuk dilakukan.
Kekafiran adalah stikma paling buruk bagi orang yang tidak benar menyandang
status tersebut, karena segala konsekwensi kekafiran itu diarahkan kepadanya,
misalnya; kekal di neraka, terhalang mendapat waris, putus ukhuwah
islamaiyah, tidak boleh menikah, dan sebagainya. Karenanya, jangan
menganggap sepele dan mudah mengkafirkan orang lain
B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami tulis apabila ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini kami mohon kritik dan sarannya guna memperbaiki
kesalahan yang ada. Kami sebagai penulis menerima bimbingan,saran ,serta
kritik dari semua pihak yang membaca makalah ini yang bersifat membangun
dan kontruktif demi perbaikan makalah ini agar lebih sempurna dikemudian
hari, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Bagir, Haidar, Islam Tuhan Islam Manusia Agama dan Spiritualitas di Zaman
Kacau, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2019)
Hamzah, Muchotob, Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah, (Yogyakarta: LKiS,
2017).
Lubis, Syaiful Akhyar, Faham Takfiri Menurut Ulama Sunni Indonesia Pasca
Kelesuan Isis Di Suriah dalam Journal Analytica islamica, 2019.
Syahputra, Andri, Urgensi Asbabun Nuzul dalam Mengatasi Pemahaman Takfiri:
Kajian Ayat-ayat Takfir dalam Al-Qur'an dalam Al-Amin: Jurnal ilmu
Pendidikan dan ilmu Humaniora, 2023.

Anda mungkin juga menyukai