Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis
Nurmadinah
A. Latar Belakang
Berbagai macam aliran keagamaan dalam Islam pertama kali muncul sejak
terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan dan naiknya Ali bin Abi Thalib. Banyak
pihak yang meminta supaya segera dilakukan pengusutan wafatnya Utsman dan
datang yang ada di belakangnya sebagian lainnya meminta supaya ditegakkan
khalifah Islam yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib. Selain benih pertikaian
dalam masalah politik, perbedaan pemahaman dalam soal akidah Islam juga mulai
berkembang.
Selain itu, definisi dari aliran Maturidiyah adalah aliran kalam yang
dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan
argumentasi dan dalil aqli kalami. Sejalan dengan itu juga, aliran Maturidiyah
merupakan aliran teologi dalam Islam yang didirikan oleh Abu Mansur
Muhammad al-Maturidiyah dalam kelompok Ahli Sunnah Wal Jamaah yang
merupakan ajaran teknologi yang bercorak rasional.
C. Doktrin Ajaran.
2. Perbuatan Manusia.
Perbuatan manusia adalah ciptaan Allah Swt, karena segala sesuatu dalam
wujud ini adalah ciptaan-Nya. Mengenai perbuatan manusia, kebijaksanaan dan
keadilan kehendak Allah Swt mengharuskan manusia untuk memiliki kemampuan
untuk berbuat (ikhtiar) agar kewajiban yang dibebankan kepadanya dapat
dilaksanakan. Dalam hal ini al-Maturidi mempertemukan antara ikhtiar manusia
dengan qudrat Allah Swt sebagai pencipta perbuatan manusia. Allah Swt
mencipta daya (kasb/berusaha) dalam setiap diri manusia dan manusia bebas
memakainya, dengan demikian tidak ada pertentangan sama sekali antara qudrat
Allah Swt dan ikhtiar manusia.
4. Sifat Tuhan.
5. Melihat Tuhan.
7. Perbuatan Tuhan.
Semua yang terjadi atas kehendak-Nya, dan tidak ada yang memaksa atau
membatasi kehendak Tuhan, kecuali karena da hikmah dan keadilan yang
ditentukan oleh kehendak-Nya sendiri. Tuhan tidak akan membebankan
kewajiban di luar kemampuan manusia, karena hal tersebut tidak sesuai dengan
keadilan, dan manusia diberikan kebebasan oleh Allah Swt dalam kemampuan
dan perbuatannya, hukuman atau ancaman dan janji terjadi karena merupakan
tuntutan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya.
8. Pengutusan Rasul.
Al-Maturidi berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidak kafir dan tidak
kekal di dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertobat. Hal ini karena Tuhan
telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan
perbuatannya. Kekal di dalam neraka adalah balasan untuk orang musyrik.
10. Iman.
وا َو ٰلَ ِكن قُولُ ٓو ْا أَ ۡسلَمۡ نَا َولَ َّما يَ ۡد ُخ ِل ٱإۡل ِ ي ٰ َم ُن ْ ُت ٱأۡل َ ۡع َرابُ َءا َمنَّ ۖا قُل لَّمۡ تُ ۡؤ ِمن
ِ َقَال
ٞ ُُوا ٱهَّلل َ َو َرسُولَ ۥهُ اَل يَلِ ۡت ُكم ِّم ۡن أَ ۡع ٰ َملِ ُكمۡ َشۡٔئً… ۚا إِ َّن ٱهَّلل َ َغف
ور ْ فِي قُلُوبِ ُكمۡۖ َوإِن تُ ِطيع
. َّحي ٌم
ِ ر
Artinya :
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah:
"Kamu belum beriman, tapi katakanlah ´kami telah tunduk´, karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" .” (QS. Al-Hujurat, Ayat 14)
1. Sekte Samarkand.
Golongan ini dalah pengikut al-Maturidi sendiri, golongan ini cenderung ke arah
paham Mu’tazilah.
2. Sekte Bukhara.
Golongan Bukhara ini dipimpin oleh Abu al-Yusr Muhammad al-Bazdawi. Dia
merupakan pengikut al-Maturidi yang penting dan penerus yang baik dalam
pemikirannya. Sekte Bukhara adalah pengikut-pengikut al-Bazdawi di dalam
aliran al-Maturidiyah, yang mempunyai pendapat lebih dekat kepada
pendapatpendapat al-Asy’ary.