Anda di halaman 1dari 10

MODEL PENELITIAN TAFSIR,

HADIS DAN FIQH

Nama kelompok :

• Anggitha Rozinah Adani


• Akbar Fathurohman
• Miftahurrohmah
Pengertian Tafsir
 Kata tafsir berasal dari bahasa Arab, fassara, yufassiru, tafsiran, yang berarti
penjelasan, pemahaman, dan perincian. Selain itu kata tafsir dapat juga
memiliki arti al-idlab wa al-tabyin, yaitu penjelasan dan keterangan[1]. Tafsir
adalah kunci untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun dalam Al-
qur’an,tanpa tafsir orang tidak akan bisa membuka gudang simpanan tersebut
untuk mendapatkan mutiara dan permata yang ada didalamnya,sekalipun ia
berulang kali mengucapkan lafaz Al-qur’an dan membacanya sepanjang pagi
dan petang.[2]
 tafsir adalah ilmu yang mempelajari tata cara menjelaskan makna serta
maksud dan mengetahui hukum yang terkandung didalam Al-qur’an dengan
tujuan mengetahui isi kandungan kitab al-qur’an serta mempelajari cara
mengucapkan lafal-lafal Al-qur’an yang sesuai kadar kemampuan manusia.
Model-model Penelitian Tafsir
Model dapat diartikan sebagai contoh atau acuan. Sedangkan definisi penelitian sendiri adalah pemeriksaan yang dilakukan denga
n berbagai usaha dan cara dengan tujuan mencari nilai kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul. Ha
sil yang sesuai antara penelitian dengan data yang diperoleh akan dijadikan sebagai dasar untuk pembaharuan serta pengembangan
dan perbaikan dalam masalah teori dan praktek dalam bidang pengetahuan yang di teliti.
• Model Quraish Shihab
Model yang dikembangkan oleh Quraish shihab adalah model yang lebih banyak bersifat eksploratif, deskriptif, analitis, dan perba
ndingan. Yaitu dimana model penelitian ini berupaya menggali sejauh mungkin hasil tafsir yang dilakukan para ulan terdahulu ber
dasarkan berbagai literatur tafsir baik yang bersifat primer, yaitu hasil tafsir yang ditulis langsung oleh yang bersangkutan maupun
ulama yang lainnya. Data-data yang dihasilkan dari berbagi literatur tersebut kemudian dideskripsikan secara jelas dan lengkap ser
ta dianalisis dengan menggunakan pendekatan kategorisasi dan perbandingan.
• Model Syaikh Muhammad Abduh
Model yang diterapkan oleh Muhammad Abduh adalah model yang lebih banyak menggunakan logika/ akal, menganut prinsip ya
ng tidak menafsirkan ayat-ayat yang kandungannya tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia, tidak pula ayat-ayat yang samar at
au tidak terperinci dalam Al-qur’an.
• Model Ahmad Al-Syarbasbi
Model yang digunakan oleh Ahmad hampir sama dengan model Quraish Shihab yaitu menggunakan metode deskriptif, eksploratif,
dan analisis. Dengan menggunakan bahan-bahan bacaan yang ditulis ulama tafsir.
• Model Syaikh Muhammad Al-Ghazali
Model yang digunakan Al-Ghazali adalah metode yang menggunakan corak eksploratif, deskriptif, dan analitis dengan berdasarka
n pada rujukan kitab tafsir yang ditulis ulama terdahulu.
• Model Ibnu Jarir
Model yang digunakan Ibnu Jarir adalah berpegang pada atsar, berupa hadist( ucapan nabi), sahabat, dan tabiin. Selalu menyebutk
an sanad dan pendapat yang diriwayatkan serta memberikan penjelasan dalam riwayat yang dikemukakan. Menjelaskan ayat-ayat
yang nasikh dan mansukh serta menjelaskan riwayat yang sahih dan daif, serta penggalian hukum syara dari ayat Al-qur’an.
Model penelitian tafsir adalah ragam penelitian yang dilakukan secara ilmiah, si
stematis, serta seksama terhadap penafsiran al-quran yang pernah dilakukan oleh
orang-orang terdahulu hingga sekarang untuk mengetahui atau memahami secar
a pasti tentang hal-hal yang masih dalam konteks pembahasan yang terdapat di d
alam Al-Quran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan serta Metode-met
ode menafsirkan Al-Qur’an. metode dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran ada
3 yaitu :
• metode ijmaly : Membahas secara universal ayat-ayat dalam nash al-Quran
• metode muqarin : Penafsiran ayat-ayat al-Quran lebih cenderung dibandingka
n dengan penafsiran ayat-ayat al-Quran diantara para mufassir misalnya Qura
ish Shihab.
• metode mawadhu’i : Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan menghimpun
makna ayat yang sama atau topik yang sama dan disusun berdasarkan kronol
ogi asbabun nuzul ayat.
Pengertian Hadis
 Hadis secara harfiah berarti "berbicara", "perkataan" atau "percakapan". Dalam
terminologi Islam istilah hadis berarti melaporkan, mencatat sebuah pernyataan
dan tingkah laku dari Nabi Muhammad.
 Menurut istilah ulama ahli hadis,hadis yaitu apa yang diriwayatkan dari Nabi,
baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapannya (bahasa Arab: ‫تقرير‬,
translit. taqrīr), sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan setelah diangkat
sebagai Nabi (bahasa Arab: ‫ )بعثة‬dan terkadang juga sebelumnya, sehingga arti
hadis di sini semakna dengan sunnah.
Model-Model Penelitian Hadis
Seperti halnya Al Quran, Al hadis pun telah banyak diteliti oleh para ahli, bahkan penelitian terhadap Hadis lebih banyak dari Al-Qur’an. Hal ini
dilihat dari segi datangnya Al-Quran dan Al-Hadis berbeda. Al hadis dari segi datangnya (al wurud), tidak seluruhnya diyakini berasal dari Nabi
melainkan ada Hal ini disebabkan sifat dari lafal-lafal hadis yang tidak bersifat mukjizat, juga disebabkan perhatian terhadap penulisan hadis pada
zaman Rosulullah agak kurang bahkan beliau pernah melarangnya; dan juga karena sebab-sebab yang bersifat politis dan lainnya. Keadaan inilah
yang menyebabkan para ulama seperti Imam Bukhori dan Muslim yang mencurahkan segenap tenaga, pikiran, dan waktunya bertahun-tahun untuk
meneliti hadits, dan hasil penelitiannya itu dibukukan dalam kitabnya Shahih Buhari dan Sahih Muslim. Mereka adalah para peneliti awal terhadap
Hadis yang kemudian diikuti oleh Quraish Shihab, Musthafa Al-Siba’iy, dan Muhammad Al Ghazali.
 M. Quraish Shihab
Bahan-bahan penelitian yang beliau gunakan adalah bahan bacaan, yaitu sejumlah buku yang ditulis para pakar di bidang hadis termasuk pula al-
Qur’an. Sedangkan sifat penelitiannya adalah deskriptif analitis, dan bukan uji hipotesa. Hasil penelitian Quraish Shihab tentang fungsi hadis
terhadap al-Qur’an, menyatakan bahwa al-Qur’an menekankan bahwa Rasul SAW. Berfungsi menjelaskan maksud firman-firman Allah (Qs. 16:44).
Penjelasan tersebut dalam pandangan sekian banyak ulama beraneka ragam bentuk dan sifat serta fungsinya.
 Musthafa Al-Siba’iy
Penelitian yang dilakukan Mushthafa al Siba’iy dalam bukunya itu bercorak eksploratif dengan menggunakan pendekatan historis dan disajikan
secara deskriptif analitis. Yakni dalam sistem penyajiannya mengunakan pendekatan kronologi urutan waktu dalam sejarah. Ia berupaya mendapatkan
bahan-bahan penelitian sebanyak-banyaknya dari berbagai literatur hadis sepanjang perjalanan kurun waktu yang tidak singkat.
 Muhammad Al-Ghazali
Dilihat dari segi kandungannya yang terdapat dalam buku tersebut, nampak bahwa penelitiab hadis yang dilakukan Muhammad al-Ghazali termasuk
penelitian eksploratif, yaitu membahas, mengkaji dan menyelami sedalam-dalamnya berbagai persoalan aktual yang muncul di masyarakat untuk
kemudian diberikan status hukumnya dengan berpijak pada konteks hadis tersebut. Dengan kata lain Muhammad Al-Ghazali terlebih dahulu
memahami hadis yang ditelitinya itu dengan melihat konteksnya kemudian baru dihubungkan dengan berbagai masalah aktual yang muncul di
masyarakat. Corak penyajiannya masih bersifat deskriptif analitis. Yakni mendeskripsikan hasil penelitian sedemikian rupa, dilanjutkan
menganalisisnya dengan menggunakan pendekatan fikih, sehingga terkesan ada misi pembelaan dan pemurnian ajaran Islam dari berbagai paham
yang dianggapnya tidak sejalan dengan al-Qur’an dan al-Sunnah yang mutawatir.
Pengertian Fiqih
 Kata fiqih (‫ )فقه‬secara bahasa terdapat dua makna. Makna pertama adalah al fahmu al
mujarrad (‫)الفهم المجرد‬, yang artinya adalah mengerti secara langsung atau sekedar
mengerti saja. (Muhammad bin Mandhur, Lisanul Arab, madah: fiqih Al Mishbah Al
Munir)
 Kata fiqih yang berarti sekedar mengerti atau memahami, disebutkan di dalam ayat Al
Quran Al Karim, ketika Allah menceritakan kisah kaum Nabi Syu’aib ‘Alaihis Salam
yang tidak mengerti ucapannya.
Model-model Penelitian Fiqih

Kini syariat islam sudah berusia cukup tua, yaitu dari kelahiran agama islam itu sendiri pada 15 abad yang lal
u sampai sekarang. Sejauh manakah syariat islam itu tetap aktual dan mampu meresponi perkembangan zama
n, telah dijawab melalui berbagai penelitian yang dilakukan para ahli yang contohnya dapat dilihat dalam urai
an dibawah ini. Ada 3 model penelitian fikih yaitu :
 Model Harun Nasution : Harun nasution membagi perkembangan hukum Islam ke dalam 4 periode, yaitu
periode nabi, periode sahabat, periode ijtihad serta kemajuan dan periode taklid serta kemunduran. Model
penelitian hukum islam yang digunakan oleh harun nasution adalah penelitian eksploratif, deskriptif, deng
an menggunakan pendekatan kesejarahan. Interpretasi yang dilakukan atas data-data historis tersebut selal
u dikaitkan dengan konteks sejarahnya.

 Model Noel J. Coulson : Hasil penelitianya di tuangkan dalam 3 bagian, - Menjelaskan tentang terbentukn
ya hukum syari’at, yang di dalamnya di bahas tentanglegalisasi al-Qur’an, praktek hukum di abad pertama
Islam, akar yurisprudensi sebagai mazhab pertama, imam al-Syafi’i. - Berbicara tentang dan praktek huku
m Islam di abad pertengahan. Di dalamnya membahas tentang teori hukum klasik, antara kesatuan dan ker
agaman, dampak aliran dalam sistem hukum, pemerintahan dan hukum syari’at, masyarakat Islam dalam h
ukum syari’at. Berbicara tentang hukum Islam di masa modern yang di dalamnya di bahas tentang penyera
pan hukum eropa, hukum syari’at kontemporer, taklid dan pembaharuan hukum serta neo ijtihad.
 Model Mohammad Atho Mudzhar : Hasil penelitian tersebut di tuangkan dalam 4 Bab.
Bab pertama, Mengemukakan tentang latar belakang dan karakteristik Islam di
indonesia serta pengaruhnya terhadap corak hukum Islam.
Bab Kedua, Dalam bab ini mengemukakan tentang Majelis Ulama Indonsia dari segi
latar belakang didirikanya, sosio politik yang mengitarinya, hubungan Majelis Ulama
dengan pemetintahan dan organisasi Islam serta organisasi non Islam lainya dan berbagai
fatwa yang di keluarkannya.
Bab Ketiga, Penelitian dalam di sertai mengemukakan tentang isi produk fatwa yang
di keluarkan oleh MUI seta metod yang di gunakanya.
Bab keempat, Berisi kesimpulan yang di hasilkan dari studi tersebut.
KESIMPULAN
 Model penelitian agama Islam dalam lingkup tafsir, hadis dan fiqih memiliki
definisi suatu acuan untuk menyelidiki ketiga bidang ilmu tersebut. Dalam
model penelitian tafsir penelitian yang dilakukan secara ilmiah, sistematis,
serta seksama terhadap Al-Quran yang pernah dilakukan oleh orang-orang
yang terdahulu hingga sekarang untuk mengetahui atau memahami secara
pasti tentang hal-hal yang masih dalam konteks pembahasan yang terdapat
di dalam Al-Quran dengan menggunakan metode-metode penelitian terhadap
Al-Quran, seperti: metode Ijmaly, metode Muqarin, metode Maqwadhu’i.
Model penelitian hadis adalah ragam atau macam penelitian yang dilakukan
oleh para penelitian terdahulu sampai sekarang untuk mengetahui kebenaran
suatu hadis. Model penelitian fiqih yaitu ada 3: model Harun Nasution,
model Noel j. Coulson, dan model Mohammad Atho Mudzhar.

Anda mungkin juga menyukai