Anda di halaman 1dari 8

NAMA : LAODE AGUNG PRASTIYO

NPM : 1951007

A. Pengertian Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul

1. Syahadat Tauhid (la ilaha illallah)

Makna Syahadat Tauhid (la ilaha illallah) adalah meyakini dan mengikrarkan bahwa tidak ada
yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah, menaati hal tersebut dan
mengamalkannya. La ilaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah, siapapun orangnya.
Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah.

Jadi, makna kalimat secara global adalah, “Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah.”
Khabar      harus ditaqdirkan         (yang hak),tidak boleh ditaqdirkan dengan       (ada). Karena
selain Allah banya sekali. Hal itu akan berarti bahwa menyembah tuhan-tuhan tersebut adalah
ibadah pula untuk Allah. Ini merupakan sebatil-batilnya kebatilan yang merupakan mazhab
widhatul wujud (bersatunya makhluk dengan tuhan) dimana mereka adalah orang yang paling
kafir di muka bumi.

Kalimat la ilaha illallah telah ditafsiri dengan beberapa penafsiran yang batil, antara lain:

 la ilaha illallah artinya “Tidak ada sesembahan kecuali Allah.” Ini berarti batil, karena
maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun batil adalah
Allah.
 la ilaha illallah artinya “Tidak ada pencipta selain Allah.” Ini adalah sebagian dari
kalimat tersebut. Akan tetapi, bukan ini maksud karena arti ini hanya mengakui tauhid
rubbiyah saja, dan itu belum cukup.
 la ilaha illallah artinya “tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah.” Ini juga
sebagian dari makna kalimat la ilaha illallah , Tetapi bukan itu yang dimaksud, karena
makna tersebut belum cukup.

Semua tafsiran tersebut adalah batil atau kurang. Adapun tafsir yang benar mrnurut salaf dan
para muhaqqiq (ulama peneliti) adalah tidak ada sesembahan yang hak selain Allah) seperti yang
tersebut diatas.

1. Syahadat Rasul (anna muhammadar rasulullah)

Makna syahadat anna muhammadar rasulullah adalah mengakui secara lahir batin bahwa beliau
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan serta
mengamalkan konsekuensinya, menaati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi
larangannya, dan tidak menyambah Allah kecuali dengan apa yang telah disyariatkannya.
2. Rukun Syahadat

1. Rukun syahadat Tauhid ( la illaha illallah)

la illaha illallah mempunyai dua rukun :

 An-Nafyu atau peniadaan : membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan


mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
 Al-Isbat atau penetapan : menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali
Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai konsekuensinya.

Makna dua rukun ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah :

  

“Barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhlul tali yang amat kuat.”(Al-Baqarah: 156).

Firman Allah, “Siapa yang ingkar kepada thaghut” adalah makna dari            yang merupakan
rukun pertama, Sedangkan firman Allah, “dan beriman kepada Allah” adalah makna dari rukun
kedua           .

Persaksian untuk Rasulullah dengan dua sifat ini meniadakan ifrath dan tafrith pada hak beliau,
Karena banyak orang yang mengaku umatnya lalu melebihkan haknya atau mengkultuskannya
hingga mengangkatnya diatas martabat sebagai hamba hingga kepada martabat ibadah
(penyembahan) untuknya selain Allah. Mereka beristighatsah (meminta pertolongan) kepada
beliau, dari selain Allah. Juga meminta kepada beliau apa yang tidak sanggup melakukannya
selain Allah, seperti memenuhi hajat dan menghilangkan kesulitan. Tetapi di pihak lain sebagian
orang mengingkari karasulannya atau mengurangi haknya sehingga ia bergantung kepada
pendapatpendapat yang menyalahi ajarannya serta memaksakan diri dalam menakwilkan hadis-
hadis dan hukum-hukumnya.

3. Syarat-syarat syahadatain

1. Syarat-syarat syahadat tauhid (la illaha illallah)

Bersaksi bahwa “Tiada tuhan selain Allah” harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat-syarat
tersebut syahadatnya tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh
syarat itu adalah :

1. Ilmu (mengetahui)

Sebuah pengakuan tidak dianggap kecuali dengan ilmu. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk
mengucapkan kalimat syahadat ini dengan mengilmui makna dari kalimat tersebut. Alloh
berfirman, “Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Alloh tidak dapat memberi
syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak
(tauhid) dan mereka meyakini(nya).” (Az Zukhruf: 86). Nabi shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmui Laa Ilaaha Illalloh pasti masuk
surga.” (HR. Al Bukhori dan Muslim). Dan makna yang benar dari kalimat Laa Ilaaha
Illalloh yaitu tidak ada sesembahan yang haq melainkan Alloh Ta’ala.

2. Yaqin (yakin)

Yakin adalah tidak ragu-ragu dengan kebenaran maknanya sehingga tidak mudah terombang-
ambing oleh berbagai cobaan. Alloh berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Alloh. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujurat: 15)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang engkau jumpai dari balik


dinding ini dia bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dengan keyakinan hatinya sampaikanlah kabar
gembira untuknya bahwa dia masuk surga.” (HR. Muslim)

3. Qabul (menerima)

Alloh menceritakan keadaan orang kafir Quraisy yang tidak menerima dakwah Nabi Muhammad
dalam firman-Nya, “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa
ilaaha Illalloh’ (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Alloh) mereka menyombongkan
diri. Dan mereka berkata: ‘Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-
sembahan kami karena seorang penyair gila?’.” (As Shoffat: 35-36)
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Inilah sifat orang kafir, tidak
menerima kebenaran kalimat Laa ilaaha Illalloh. Sungguh hanya Alloh lah yang berhak
disembah dan diibadahi.

4. Inqiyaad (tunduk dan patuh dengan kandungan makna syahadat)

Maksudnya yaitu melaksanakan konsekuensinya lahir dan batin. Alloh berfirman, “Dan


barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang yang berbuat kebaikan,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Alloh-
lah kesudahan segala urusan.”(Luqman: 22)

Nabi bersabda, “Tidaklah sempurna iman kalian sehingga hawa nafsunya tunduk mengikuti
ajaranku.” (HR. Thabrani)

5. Shidiq (jujur)

Alloh berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji
orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang
benar (jujur) dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al ‘Ankabut: 2-3)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tak seorang pun bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dan
Muhammad hamba Alloh dan rasul-Nya dengan kejujuran hati kecuali Alloh mengharamkan
neraka untuk menyentuhnya.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)

Betapa kejujuran menjadi syarat sahnya syahadat. Lihatlah bagaimana syahadat orang munafik
ditolak oleh Alloh karena tidak jujur. Sebagaimana firman-Nya, “Apabila orang-orang munafik
datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul Alloh.’ Dan Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan
Alloh mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta.” (Al Munafiqun: 1)

6. Ikhlas

Ikhlas hakikatnya mengharapkan balasan dari Alloh saja, tidak kepada selain-Nya. Alloh
berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan
mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya
mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus.” (Al Bayyinah: 5)

Apa yang dimaksud dengan ikhlas?


Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Alloh mengharamkan bagi neraka
menyentuh orang yang mengatakan Laa Ilaaha Illalloh karena semata-mata mencari wajah
Alloh.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)

7. Mahabah (cinta)

Alloh berfirman, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-


tandingan selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh. Adapun
orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Alloh. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan
itu kepunyaan Alloh semuanya dan bahwa Alloh amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).” (Al Baqoroh: 165)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga hal barangsiapa memilikinya pasti akan


merasakan kelezatan iman: Alloh dan rasul-Nya lebih dia cintai dibanding selain keduanya, dia
mencintai seseorang karena Alloh, dan dia benci untuk kembali kafir sebagaimana
kebenciannya jika dilempar ke dalam api.”(HR. Al Bukhori dan Muslim)

1. Syarat syahadat rasul (Muhammadur rasulullah)


2. Mengakui kerasulannya dan meyakini dalam hati.
3. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.
4. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta
meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.
5. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gaib, baik sudah lewat
maupun yang akan dating.
6. Mencintainya melebihi cintanya kepada diri sendiri, harta, anak, orang tua serta seluruh
umat manusia.
7. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan
sunahnya.
8. Manfaat Syahadat
9. Membawa Manusia Masuk Surga

Keutamaan pertama mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah adalah ternyata kali tersebut bisa
membawa manusia menjadi penghuni surga. Suatu saat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
mendengar muadzin mengucapkan ’Asyhadu alla ilaha illallah’. Lalu beliau mengatakan pada
muadzin tadi, ”Engkau terbebas dari neraka.” (HR. Muslim no. 873)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum
meninggal dunia adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud.
Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

2. Kebaikan yang Paling Utama


Selain bisa membawa manusia terbebas dari neraka ternyata kalimat Laa Ilaaha Illallah
merupakan kebaikan yang paling utama. Abu Dzar berkata, ”Katakanlah padaku wahai
Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari
neraka.” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila engkau melakukan kejelekan
(dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan
mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi, ”Wahai Rasulullah, apakah
’laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Kalimat
itu (laa ilaha illallah, pen) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat
menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani dalam tahqiq
beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 55)

3. merupakan Dzikir yang Paling Utama

Dzikir merupakan ibadah yang harus dilakukan kaum muslimin agar senantiasa mengingat Allah
SWT dalam keadaan apapun. Ada begitu banyak bacaan dzikir yang bisa diucapkan, akan tetapi
ternyata dzikir dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah menjadi dzikir yang paling utama. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

”Dzikir yang paling utama adalah bacaan ’laa ilaha illallah’.” (Dinilai hasan oleh Syaikh Al
Albani dalam tahqiq beliau terhadap Kalimatul Ikhlas, 62)

4. Amal yang Paling Utama

Keutamaan kalimat Laa Ilaaha Illallah yang selanjutnya yaitu ternyata kalimat ini adalah amal
yang paling utama. Senantiasa mengucapkannya akan memberikan banyak ganjaran kepada yang
mengerjakan. Bahkan ia akan mendapatkan ganjaran menyamai memerdekakan budak dan
merupakan pelindung dari gangguan setan. Rasulullah SAW bersabdaL

”Barangsiapa mengucapkan ’laa il aha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul
hamdu wa huwa ’ala kulli syay-in qodiir’ [tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan
benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah
yang Maha Kuasa atas segala sesuatu] dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama
dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan, pen), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya
100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada
yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.” (HR. Bukhari
no. 3293 dan HR. Muslim no. 7018)

5. Kunci dari 8 Pintu Surga

Keutamaan terakhir dari kalimat Laa Ilaaha Illallah adalah kalimat tersebut adalah kunci dari 8
pintu surga. Orang yang senantiasa mengucapkan kalimat ini dalam kesehariannya bisa menjadi
penghuni surga dengan masuk lewat pintu mana saja yang disukainya. Dari ’Ubadah bin Shomit
radhiyallahu ’anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

”Barangsiapa mengucapkan ’saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya
dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa ’Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan
kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa
surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya
ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no.
149)

5 .Pembatal-pembatal syahadatain

1. Syirik dalam beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. ( An-Nisa : 48)

“… Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zhalim itu seorang penolongpun”. (Al Maidah : 72)

Termasuk didalamnya yaitu menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburan, jin dan
sejenisnya.

1. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah Subhanahuwata’ala perantara-


perantara.

Ia berdoa kepada mereka, meminta syafa’at kepada mereka dan bertawakal kepada mereka
seperti kepada orang saleh yang sudah meninggal dan sebagainya. Maka orang ini kafir secara
Ijma’.

1. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrikdan orang yang masih
ragu kepada kekufuran mereka atau membenarkan mazham mereka, dia itu kafir. Misal
menganggap semua agama adalah benar maka sama saja menganggap Allah meridhai
semua agama padahal orang yang diluar dari islam adalah kafir dan jelas kesesatannya.

2. Orang yang meyakini bahwa ada petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk
Allahdan Rasulullah, menganggap hukum yang lain lebih baik dari pada hukum Allah
dan Rasululah. Seperti orang-orang yang mengutamakan hukum para thagut (orang yang
membuat hukum tandingan seperti anggota legislatif, dan sebagainya) sehingga
menafikan atau menganggap hukum Allah dan Rasul-Nya tidak relevan padahal dia
muslim maka dia kafir.
3. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa Rasulullahsekalipun ia
mengamalkan, maka ia kafir. Misal menghina muslim yang memakai celana cingkrang,
memanjangkan jenggot padahal itu adalah sunnah Rasulullah.

4. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rasulatau pahala maupun siksanya, maka ia
kafir. Hal ini ditunjukkan dengan Firman Allah :

“Katakanlah, Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok ?
Tidak usah kamu meminta maaf karena kamu kafir setelah beriman”. (At-Taubah : 65-66)

Anda mungkin juga menyukai