KELOMPOK 2:
1. D e nisa M au lan a (1187 01242 88)
2. Dimas Prianto ( 11 8 7 0 111 8 9 4 )
3. Setia Ningsih (118701 20312)
4. Tr i s n a Wa h y u n i ( 11 8 7 0 1 2 4 1 2 8 )
Dalam pencarian hadis di atas pada dasarnya dapat ditelusuri melalui kata-
kata Thahurin, Shadaqotan, dan Ghululin. Akan tetapi, dari sekian kata yang
dapat dipergunakan, lebih dianjurkan untuk menggunakan kata ghululin karena
kata tersebut jarang adanya ketimbang kata-kata yang lain dari hadis di atas. Hal
ini di sebabkan agar mudah di dalam mencari sumber hadis tersebut dari mana
asalnya.
3. Takhrij Melalui Perawi Hadis Pertama
Langkah pertama dalam metode ini adalah mengenal para perawi
pertama dari setiap hadis yang hendak di takhrij, dalam kitab-kitab itu, dan
selanjutnya mencari hadis dimaksud di antara hadis-hadis yang tertera di
bawah nama perawi pertama tersebut.
Kitab-kitab yang disusun berdasarkan metode ini adalah kitab-kitab al-
Athraf dan kitab-kitab Musnad. Kitab al-Athraf adalah kitab yang
menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan oleh setiap sahabat. Sedangkan
kitab Musnad adalah kitab yang disusun berdasarkan perawi teratas, yaitu
sahabat, dan memuat hadis-hadis setiap sahabat. Kitab ini menyebutkan
seorang sahabat dan di bawah namanya itu dicantumkan hadis-hadis yang
diriwayatkan dari Nabi saw beserta pendapat dan tafsirannya.
4. Takhrij Berdasarkan Tema Hadtis
Metode ini berdasarkan pada tema dari suatu hadits. Oleh karena itu, untuk
melakukan takhrij dengan metode ini, perlu terlebih dahulu disimpulkan tema
dari suatu hadits yang akan di-takhrij, dan kemudian baru mencarinya melalui
tema tersebut pada kitab-kitab yang disusun menggunakan metode ini.
Seringkali suatu hadits memiliki lebih dari satu tema.