Disusun Oleh:
Witriani (1902010088)
Jumriani (1902010084)
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, salam serta sholawat
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW juga kepada umat beliau
yang tetap istiqamah di jalan Allah SWT dalam mengarungi bahtera kehidupan
dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman
mengenai “Sumber Ajaran Akhlak”. kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan
kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan
semoga bantuan serta partisipasi yang diberikan oleh semua pihak bernilai
ibadah disisi Allah SWT. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Al-Qur'an sebagai dasar (rujukan) Ilmu Akhlak yang pertama, hal ini
dinilai karena konteksnya yang lebih tinggi, dibandingkan dengan dasar-dasar
yang lain. Mengingat al-Qur'an merupakan firman Tuhan, sehingga tidak ada
keraguan baginya untuk dijadikan sebagai dasar atau asas.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Quran dan
Sunnah) sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan
Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga keautentikannya,
kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam perkembangannya banyak
ditemukan hadis-hadis yang tidak benar (dha'if/palsu).
Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar,
tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan
mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq,
ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu
tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia
mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Namun demikian, Islam
tidak menafikan adanya standar lain selain al-Quran dan Sunnah untuk
menentukan baik dan buruknya akhlak manusia.
Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan
buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum
masyarakat.Islam adalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada
2
masalah-masalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus untuk
menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hati nuraninya dapat juga
menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar
kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:
Dewasa ini banyak sekali anak yang menentang dan melawan terhadap
orang tunya, ini merupakan fenomena yang lazim terjadi di masyarakat kita,
akhlak seorang anak terhadap orang tua sudah sangat menghawatirkan. Mereka
bisa bersikap baik dengan teman tapi tidak bisa bersikap baik kepada orang tua,
ini merupakan contoh kecil dari penyelewengan akhlak yang sering dilakukan
oleh remaja dan anak zaman sekarang.
3
(Muhammad) diutus menjadi Rasul ke dunia ini tidak lain adalah untuk
menyempurnakan akhlaq" (al-Hadits)."
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana,
memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan
kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat
seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan
bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan
berterima kasih,
Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah
keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya sangat
dicintai oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan akhlak yang baik
adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga.
"Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang
mukmin di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah
sangat membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor."
4
Istilah ini sama dengan ilmu akhlaq (dalam Islam), yaitu "suatu ilmu yang
menerangkan pengertian baik dan buruk, menjelaskan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia".
Dalam ayat diatas sebenarnya merupakan tuntunan kepada umat Islam agar
ketika bertamu dan berkunjung ke rumah orang lain, harus mengucap salam
serta meminta izin kepada pemilik atau penghuni rumah.
Kata moral berasal kata latin ''mos'' yaitu kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang
tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak
memiliki nilai positif di mata manusia lainnya, Sehingga moral adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia
selalu berhubungan dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan
persoalan-persoalan layak atau tidak layaknya sesuatu.
5
aturan, adat istiadat, undang-undang, dan hukum yang ada dalam suatu
masyarakat. Norma-norma, aturan-aturan, undang-undang, dan hukum, baik
yang dibuat atas kesepakatan sekelompok manusia atau aturan yang berasal
dari hukum Tuhan (wahyu). Berkaitan dengan norma-norma, aturan-aturan,
adat istiadat, undang-undang, dan hukum yang mengatur kehidupan manusia,
maka faedah atau fungsi moral adalah agar manusia dapat hidup sesuai dengan
norma yang disepakati dalam komunitas kehidupan manusia mau pun hukum
dari Tuhan.
ق
ِ ال َ إِنَّ َما بُعِثْتُ ِألُت ِ َِّم َم.
َ صا ِل َح اْأل َ ْخ
6
َ ِار ُك ْم ِلن
سائِ ِه ْم ُ َار ُك ْم خِ ي َ ْأ َ ْك َم ُل ْال ُمؤْ مِ نِيْنَ إِ ْي َمانًا أَح.
ُ َ َوخِ ي،سنُ ُه ْم ُخلُقًا
3. Akhlak yang baik adalah bagian dari amal shalih yang dapat menambah
keimanan dan memiliki bobot yang berat dalam timbangan. Pemiliknya
sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akhlak
yang baik adalah salah satu penyebab seseorang untuk dapat masuk Surga.
ْ ش ْال َبذ
ِي َء َ ِِض ْالفَاح
ُ هللا لَيُ ْبغ
َ س ٍن َو ِإ َّن ٍ ُان ْال ُمؤْ مِ ِن َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة مِ ْن ُخل
َ ق َح ِ َش ْي ٌء أَثْقَ ُل فِ ْي مِ يْز
َ َما.
“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin
di hari Kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat
membenci orang yang suka berbicara keji dan kotor.”
اَ ْلفَ ُم َو ْالف َْر ُج:َار؟ فَقَال َ َّع ْن أ َ ْكث َ ِر َما يُدْخِ ُل الن
َ َّاس الن َ سئِ َل ِ ُت َ ْق َوى هللاِ َو ُح ْس ُن ْال ُخل.
ُ َو،ق
“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” Dan ketika ditanya tentang
kebanyakan yang menyebabkan manusia masuk Neraka, maka beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Lidah dan kemaluan.”
5. Ahlus Sunnah juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang
tua, menganjurkan untuk bersilaturrahim, serta berbuat baik kepada
tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan Ibnu Sabil . Mereka (Ahlus Sunnah)
melarang dari berbuat sombong, angkuh, dan zhalim . Mereka
memerintahkan untuk berakhlak yang mulia dan melarang dari akhlak yang
hina.
7
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ ِض ِس ْف
سافَ َها ُ ق َويُ ْبغ َ هللا ك َِر ْي ٌم يُحِ بُّ ْالك ََر َم َو َم َعال
ِ َِي اْأل َ ْخال َ ِإ َّن.
6. Sungguh akhlak yang mulia itu meninggikan derajat seseorang di sisi Allah,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“ Akhlak yang baik dan bertetangga yang baik keduanya menjadikan rumah
makmur dan menambah umur.”
8
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik
akhlaknya.”
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak berupa al-Quran dan
Sunnah Nabi Muhammad Saw. Begitu juga sebaliknya, seseorang menyebut
sesuatu itu buruk, padahal yang lain bisa saja menyebutnya baik. Semua umat
Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Quran dan Sunnah) sebagai dalil
naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw. Keduanya
hingga sekarang masih terjaga keautentikannya, kecuali Sunnah Nabi yang
memang dalam perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar
(dha'if/palsu). Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat
sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan
mulia. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat
tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Selain
itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah
akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Syukur, H.M. Amin, Pengantar Studi Islam, Semarang: CV. Bima Sakti, 2000.
11