Anda di halaman 1dari 17

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

MAKALAH IBADAH KEMASYARAKATAN


TAHLIL

Dosen Pembimbing : Kurniawan, M.Pd

Kelompok 8
Dewi Khairunnisa : 2011280010
Winda Husnul Khatima : 2011280011

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BENGKULU


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
2020/2021
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Segala puji bagi Allah‫سبحانه و تعالى‬, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga kita bisa merasakan berbagai macam
kenikmatan dari Allah dalam keadaan sehat wal ‘afiat. Amiin. Shalawat serta salam, tak lupa kita
tuturkan kepada baginda nabiyullah Muhammad ‫ﷺ‬. Semoga kelak, kita akan mendapatkan
syafaat beliau di hari kelak nanti. Amiin.
Alhamdulillah, kami dari kelompok 8 telah menyelesaikan tugas makalah kami dengan tema
“TAHLIL”. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Kurniawan, M.Pd, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Ibadah Kemasyarakatan. Kamudian, kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh dosen yang mengajar di Universitas Islam Negeri Bengkulu, serta teman-teman
seperjuangan kami. Semoga kelak, Allah membalas kebaikan kalian dengan surganya. Amiin.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru bagi
para pembaca. Tentunya, bisa memberikan perubahan bagi bangsa dan negara.
kami sadar, bahwa makalah ini masih terlalu jauh dari kata “sempurna”. Maka dari itu, kritik dan
saran kami butuhkan, agar makalah ini bisa diperbaiki menjadi lebih baik lagi.

Bengkulu, 10 Juni 2002

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Cover --------------------------------------------------------------------------------------- i
Kata Pengantar ---------------------------------------------------------------------------------------- 2
Daftar Isi ----------------------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB 1. Pendahuluan
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------- 5
B. Perumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------- 5
C. Tujuan ----------------------------------------------------------------------------------------- 5
BAB 2. Pembahasan
A. Pengertian Tahlil ---------------------------------------------------------------------------- 8
B. Dalil Tentang Tahlil------------------------------------------------------------------------- 8
C. Tata Cara Tahlil ----------------------------------------------------------------------------- 10
D. Bacaan Tahlil -------------------------------------------------------------------------------- 14
E. Doa’ Tahlil ----------------------------------------------------------------------------------- 15
F. Hikmah Tahlil ------------------------------------------------------------------------------- 17
BAB 3. Penutup
A. Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------------- 19
B. Saran ------------------------------------------------------------------------------------------ 19
Daftar Pustaka--------------------------------------------------------------------------------------- 21

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara Kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas
beraneka ragam budaya, 4ndica daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dll. Namun,
Indonesia mampu mempersatukan berbagai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa
Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.Persatuan dan
kesatuan itu terwujud berkat kuatnya mempertahankan budaya asli bangsa Indonesa. Budaya
yang telah lama melekat dalam tubuh bangsa Indonesia banyak sekali yang berupa tradisi-tradisi
yang terus dipertahankan. Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat yang merupakan salah satu
perwujudan nyata dari semangat persatuan masyarakat Indonesia. Salah satunya, tradisi Tahlilan
yang masih dilakukan sampai sekarang. Tahlilan merupakan tradisi yang sangat dinamis dan
menarik, baik dari sudut pandang antropologis maupun psikologis. Dia tak hanya menjadi
perekat 4ndica, tapi juga mempersatukan elemen masyarakat yang terpisah dalam berbagai sisi
ideologi dan keyakinan. Sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam Indonesia, bila ada
seseorang yang wafat, maka keluarga almarhum mempunyai tanggung jawab moral untuk
menyelenggarakan tahlilan. Acara ini dihadiri oleh para kerabat, keluarga, tetangga dan handai
taulan. Setelah pelaksanaan tahlil, biasanya dilanjutkan dengan acara takziah. Dalam takziah itu,
sering diisi ceramah agama yang bertujuan untuk menghibur keluarga yang sedang berduka,
serta menyampaikan siraman rohani keagamaan kepada masyarakat yang hadir.

B. Perumusan Masalah
Pada makalah ini, kami akan membahas beberapa hal, yaitu :
a. Pengertian Tahlil
b. Dalil Tentang Tahlil
c. Tata Cara Tahlil
d. Bacaan Tahlil
e. Doa’ Tahlil
f. Hikmah Tahlil

C. Tujuan
Tujuan kami membahas Tahlil di makalah ini, yaitu :
a. Mengetahui apa itu Tahlil;
b. Mengetahui dalil-dalil Tahlil;
c. Mengetahui tata cara tahlil dengan baik;

4
d. Mengetahui bacaan Tahlil dengan baik;
e. Mengetahui doa Tahlil dengan baik;
f. Mengetahui Hikmahnya Tahlil.

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tahlil

- Secara 6ndica, kata tahlil atau tahlilan berasal dari Bahasa Arab dengan bentuk mashdar dari
fiil madhi, ‫ت ْهلِّيال‬-‫يهلِّّل‬-‫هلّل‬, yang berarti ekspresi keriangan atau kesenangan. Kata ini bisa juga
memiliki arti mengucapkan kalimah thayyibah ‫ال اله االّ هللا‬, yang artinya “tiada tuhan selain
Allah”. atau dengan kata lain yaitu “pengakuan seorang hamba yang mengi‟tikadkan bahwa
tiada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah semata.
- Secara istilah.Pengertian tahlilan menurut istilah adalah 6ndicat-sama mengucapkan kalimat
thayyibah dan berdoa bagi orang yang sudah meninggal dunia. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa tahlil adalah 6ndicat-sama melakukan doa bagi orang yang sudah
meninggal dunia. Tahlilan ini bisa dilaksanakan di rumah-rumah, musholla, surau, atau
majelis-majelis dengan harapan semoga diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah
S.W.T.
Tahlil merupakan zikir yang dilakukan oleh umat Islam. Zikir ini dianggap memiliki nilai yang
terbesar dan mempunyai banyak keutamaan. Kata tahlil sebangsa dengan kata takbir
(mengucapkan allahu akbar), tahmid (mengucapkan alhamdulillah), tasbih (mengucapkan
subhanallah), Hamdalah (mengucapkan alhamdulillahi rabbil „alamin), dan sebagainya. Tahlilan
biasa dilakukan pada hari pertama meninggalnya jenazah hingga memasuki hari ketujuh, dan
selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, satu tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya,
bahkan hingga hari ke1000. Selama menjalani ritual tahlil, puji-pujian terhadap Tuhan memang
menjadi 6ndic utama. Biasanya dilakukan lewat bacaan ayat-ayat dan doa-doa tertentu. Surat
Yasin menjadi bacaan utama, diiringi dengan Ayat Kursi dan lantunan tasbih (pensucian), tahmid
(puji-pujian) dan istighfar (mohon ampunan).
Istilah tahlilan kemudian lebih dipahami di lingkungan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari
ritual selamatan yang dilakukan oleh sebagian umat Islam, yang mayoritas berada di Indonesia,
untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal dunia.

B. Dalil Tentang Tahlil


Tahlilan menjadi salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Muslim Indonesia, setelah prosesi
pengurusan janazah baik laki-laki maupun perempuan. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat
selama tujuh hari, empat puluh hari sampai 100 hari yang masih menimbulkan kontroversi.
Diantara dalil-dalil yang dijadikan landasan tahlilan adalah :
1. Tangisan makhluk hidup atas wafatnya Nabi Adam AS selama tujuh hari. Imam Ibnu ‘Asakir
dalam kitabnya,Tarikh Dimasyq, menceritakan riwayat tentang tangisan seluruh makhluk
selama tujuh hari, atas wafatnya Nabi Adam as dalam pembahasan biografi Nabi Adam AS.

6
‫الخَلئق على ادم حتى ت ِوف سبعة أايام‬
‫ا‬ ‫ بكت‬:‫عن عطاء الخراساِني قال‬
Dari ‘Atha’ al-Khurasani, ia berkata, “Seluruh makhluk menangis selama tujuh hari karena
Adam AS, ketika dia wafat.
2. Riwayat dari Tabiin yang bernama Thawus bin Kaisan, yang mengatakan bahwa ahli kubur
menghadapi serangkaian fitnah kubur selama tujuh hari. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan
Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani dengan sanadnya kepada Thawus. Dimana Thawus sempat bertemu
dengan 50 sahabat Nabi SAW semasa hidupnya.
Thawus berkata, “Sesungguhnya ahli kubur banyak menerima fitnah (ujian) di dalam kuburnya
selama tujuh hari. Maka mereka (para sahabat Nabi SAW), suka menyediakan makanan bagi jenazah
(untuk disedekahkan) pada hari-hari tersebut.”
Riwayat ini diperkuat pula oleh riwayat lainnya yang bersumber dari Ubaid bin Umair
seseorang yang diperselisihkan statusnya antara shahabat atau tabi’in, Sebagaimana
disebutkan Imam Ibnu Rajab al-Hanbalidalam kitabnya, Ahwal al-Qubur wa Ahwal Ahliha
ila an-Nusyur.
‫ المؤمن يفنت سبعا والمنافق أرب ْعين صباحا‬:‫وعن عبيد بن ع ْمير قال‬

Dari Ubaid bin Umair, ia berkata: “Seorang mukmin akan diuji (dalam kubur) selama tujuh hari,
dan orang munafik selama 40 hari.” Imam as-Suyuthi juga menjelaskan bahwa, riwayat Thawus
di atas mencakup dua 7ndic; 7ndic akidah dan 7ndic fiqih.

3. ِ‫ِِوأ َ ْدعُوِلَك‬ ْ َ ‫ِ َفأ‬،ِِ‫َانَِِوأَنَاِحَى‬


َ ‫ستَ ْغف ُرِِلَك‬ َ ‫ِِّللاِِ–ِصلىِهللاِعليهِوسلمِ–ِ«ِذَاكِِلَ ْوِِك‬
َ ‫سو ُل‬
ُ ‫ِِر‬ َ ْ‫ارأ‬
َ ‫ِ َفقَا َل‬.ِِ‫سا ْه‬ َ ُ‫شِة‬
َ ‫ِِو‬ َ ‫َقالَتِِْعَائ‬

Artinya: “Aisyah berkata: ‘Aduh kepalaku sakit’. Rasulullah bersabda: ‘Jika kamu wafat dan
saya masih hidup, maka saya mintakan ampunan untukmu dan akan mendoakanmu” (HR al-
Bukhari).Hadist tersebut menjelaskan tentang Nabi Muhammad yang ingin memintakan
ampunan kepada Allah saat Aisyah nantinya wafat.

4. Dalil yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya, yang berbunyi:

َ َ‫ان لَ ي‬
‫قر ُؤ َها‬ ْ ‫ب ْالقُ ْر‬ُ ‫ يس قَ ْل‬: ‫س َّلم قَا َل‬ َ ‫ع َليْه َو‬
َ ‫ص َّلى هللا‬َ ‫سو َل هللا‬ ُ ‫ع ْنهُ اَنَّ َر‬َ ‫ار َرض َي هللا‬ ْ ‫س‬ َ َ‫سيد َنا َم ْع َق ْل ب ْن ي‬
َ ‫ع َْن‬
,ْ‫ اَحْ َمد‬,‫سائى‬ َ ‫ اَلن‬,‫ ا ْب ُن َما َج ْه‬,ْ‫َاود‬ُ ‫)ر َواهُ اَبُ ْو د‬َ ‫ع َلى َم ْوتَا ُك ْم‬ َ ‫غفَ َر هللاُ َلهُ ا ْق َر ُؤ َها‬
َ َّ‫َّار ْالَخ َرة ال‬
َ ‫َر ُجل يُر ْي ُد هللاَ َوالد‬
‫ان‬ َّ ‫ اَل‬,‫ش ْيبَ ْة‬
ْ َ‫ َوا ْب ُن حب‬,‫ اَ ْلبَ ْي َهق ْى‬,‫طب َْران ْى‬ َ ‫ ا ْب ُن اَب ْى‬,‫ اَ ْلبَغَو ْى‬,‫اَ ْل َحكيْم‬

“Dari sahabat Ma’qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulallah SAW bersabda: surat Yasin adalah
pokok dari al-Qur’an, tidak dibaca oleh seseorang yang mengharap ridha Allah kecuali
diampuni dosa-dosanya. Bacakanlah surat Yasin kepada orang-orang yang meninggal dunia
di antara kalian.” (H.R. Abu Dawud, dll).

7
C. Tata Cara Tahlil

Bacaan tahlil yang selama ini menjadi tradisi sebagian umat Islam dipercayai disusun Sayyid
Abdullah bin Alwi Al Haddad. Namun pendapat lain mengatakan yang menyusun adalah Sayyid
Ja’far Al-Barzanji.

Berikut bacaan tahlil dari Kitab Majmu’ Syarif.

1. Pengantar Al-Fatihah

ُ‫س َّل َم َواَله وصَحْ به ش َْيء ِل َل ُه ُم ا ْلفَات َحة‬


َ ‫ع َليه َو‬
َ ُ‫ص َّلى هللا‬ ْ ‫ا َلى َح‬
َ ‫ض َرة النَّبي‬

“Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Untuk yang terhormat Nabi
Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan
kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”

2. Al-Fatihah
3. Surat Al-Ikhlas (3 kali)
4. Tahlil dan Takbir :

‫لَ ا َلهَ الَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَ ُر‬

5. Surat Al-Falaq
6. Tahlil dan Takbir
7. Surat An-Naas
8. Tahlil dan Takbir
9. Surat Al-Fatihah
10. Awal Surat Al-Baqarah (ayat : 1-5)
11. Surat Al-Baqarah ayat : 163

َّ ‫َوا َل ُه ُك ْم ا َله َّواحد لَ ا َلهَ الَّ ه َُو‬


َّ ‫الرحْ َم ُن‬
‫الرحي ُم‬

12. Ayat kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255)


13. Surat Al-Baqarah ayat 284-286
14. Surat Hud ayat 73 (3x)

8
‫ار َح ْمنَا‪ ،‬يَا اَ ْر َح َم َّ‬
‫الراحم ْينَ‬ ‫ْ‬

‫ع َل ْي ُك ْم اَ ْه َل ا ْلبَيْت انَّهُ َحميْد َّمجيْد‬


‫َرحْ َمتُ هللا َوبَ َركَاتُهُ َ‬

‫‪15. Surat Al-Ahzab ayat : 33‬‬

‫طه َر ُك ْم تَ ْطهي ًْرا‬


‫س اَ ْه َل ا ْلبَيْت َويُ َ‬
‫ع ْن ُك ُم الرجْ َ‬ ‫انَّ َما يُري ُد هللاُ ليُ ْذه َ‬
‫ب َ‬

‫‪16. Surat Al-Ahzab ayat : 56‬‬

‫ع َليْه َو َ‬
‫سل ُموا تَ ْ‬
‫سل ْي ًما‬ ‫ع َلى النَّبي‪ ،‬يَا أَيُّ َها ا َّلذ ْينَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫ص ُّل ْوا َ‬ ‫ص ُّلونَ َ‬
‫انَّ هللاَ َو َمالَئ َكتَهُ يُ َ‬

‫)‪17. Shalawat Nabi (3x‬‬

‫كَِِومدَا َدِِكَل َماتكَِِ ُكلَ َماِ‬


‫ع َد َدِِ َم ْعلُ ْو َمات َ‬
‫سل ْم‪َ ِ،‬‬
‫ِِو َ‬
‫صحْبه َ‬ ‫علَىِاَله َ‬
‫ِِو َ‬ ‫سيدنَاِ ُم َح َمد َ‬
‫ِِو َ‬ ‫علَىِأَ ْ‬
‫سعَدِِ َم ْخلُ ْو َقاتكَِِ َ‬ ‫اَلَل ُه َمِِصَلِِأ َ ْف َ‬
‫ض َلِِص َََلةِِ َ‬
‫ذَك ََركَِِالذَاك ُر ْو َ‬
‫نَِِو َ‬
‫غفَ َلِِع َْنِِذكْركَِِا ْلغَافلُ ْونَِ‬

‫‪18. Salam Nabi‬‬

‫سيدنَا َر ُ‬
‫س ْول هللا اَجْ َمع ْينَ‬ ‫سل ْم َو َرض َي هللاُ تَعَا َلى ع َْن اَ ْ‬
‫ص َحاب َ‬ ‫َو َ‬

‫‪19. Surat Ali Imran ayat 173 dan Surat Al-Anfal ayat 40‬‬

‫سبُنَا هللاُ َون ْع َم ا ْل َوك ْي ُل‪ .‬ن ْع َم ا ْل َم ْو َلى َون ْع َم النَّصي ُْر‬
‫َح ْ‬

‫‪20. Hauqalah‬‬

‫َو َل َح ْو َل َو َل قُ َّوةَ ا َّل بالل العَلي ا ْلعَظيْم‬

‫)‪21. Istighfar (3x‬‬

‫ستَ ْغف ُرهللاَ ا ْل َعظ ْي َم‬


‫اَ ْ‬

‫‪22. Hadis keutamaan tahlil‬‬

‫ب إ َليْه‪ ،‬اَ ْف َ‬
‫ض ُل الذكْر فَا ْع َل ْم اَنَّهُ َلا َلهَ ا َّل هللاُ‪َ ،‬حي َم ْو ُج ْود‬ ‫ا َّلذ ْي َل ا َلهَ ا َّل ه َُو ال َح ُّي القَ ُّي ْو ُم َوأَت ُْو ُ‬

‫‪9‬‬
‫َلا َلهَ ا َّل هللاُ‪َ ،‬حي َم ْعبُ ْود‬

‫َلا َلهَ ا َّل هللاُ‪َ ،‬حى بَاق ا َّلذ ْي َل يَ ُم ْوتُ‬

‫‪23. Tahlil 160x‬‬


‫‪24. Dua Kalimat Syahadat‬‬

‫س َّل َم‬
‫ع َليْه َو َ‬
‫ص َّلى هللاُ َ‬ ‫َل ا َلهَ ا َّل هللاُ ُم َح َّمد َّر ُ‬
‫س ْو ُل هللا َ‬

‫ث إ ْن شَا َء هللاُ تَ َعا َلى منَ اآلمن ْينَ‬


‫ع َل ْي َها نُ ْب َع ُ‬
‫ع َل ْي َها نَ ُم ْوتُ َو َ‬
‫ع َل ْي َها نَحْ َيا َو َ‬
‫َ‬

‫‪25. Doa Tahlil‬‬

‫الرحيْم ‪ .‬ا ْل َح ْم ُد ِل َرب ا ْل َع َلم ْينَ َح ْم َد الشَّاكر ْينَ َح ْم َد النَّا‬ ‫الرحْ َم ْن َّ‬
‫سم هللا َّ‬ ‫الرجيْم ‪ .‬ب ْ‬ ‫طن َّ‬ ‫اَع ُْوذُ بالل منَ ال َّ‬
‫ش ْي َ‬
‫طا نكَ ‪ .‬ال َّل ُه َّم‬ ‫ش ْل َ‬‫عم ْينَ َح ْم ًد ا ُّي َواف ْى نَع َم ُه َو يُكَافى ُء َمز ْي َد ُه َيا َر َّبنَا َلكَ ا ْل َح ْم ُد َك َما َي ْن َبغ ْي ل َج َالل َوجْهكَ َوعَظيْم ُ‬
‫ب َماقَ َر ْانَا ُه م ْن ا ْلقُ ْراَن ا ْل َعظيْم َو َما‬ ‫سيدنَا ُمح َّمد ‪ .‬ال َّل ُه َّم تَقَبَّ ْل َو اَ ْوص ْل ثَ َواَ َ‬ ‫ع َلى اَل َ‬ ‫سيد نَا ُم َح َّمد َّو َ‬ ‫صَل عش َلى َ‬
‫س َّل َم َهديَّةً َواص َلةً َو َرحْ َمةً‬ ‫ع َليْه َو َ‬‫ص َّلى هللاُ َ‬ ‫سيدنَا ُم َح َّمد َ‬ ‫ع َلى َ‬‫ص َّل ْينَا َ‬
‫ستَ ْغفَ ْرنَا َو َما َ‬ ‫سجَّحْ نَا َو َما ا ْ‬ ‫َه َل ْلنَا َو َما َ‬
‫س َّل َم‬
‫ع َليْه َو َ‬ ‫ص َّلى هللاُ َ‬ ‫سيد َنا َو َم ْو َل َنا ُم َح َّمد َ‬ ‫َناز َلةً َوبَ َركَةً شَام َلةً ا َلى َحض ََرات َحبيْب َنا َو شَفيْع َنا َوقُ َّرة اَ ْعيُن َنا َ‬
‫ص َحا بَة َوالتَّا بع ْينَ َوا ْلعُ َل َماء‬ ‫ش َهدَاء َوالصَّالح ْينَ َوال َّ‬ ‫سل ْينَ َو ْالَ ْوليَاء َوال ُّ‬ ‫َوا َلى َجميْع ا ْخ َوانه م َن ْالَ ْنبيَاء َوا ْل ُم ْر َ‬
‫صا‬ ‫ص ْو ً‬ ‫سبيْل هللا َرب ا ْلعَ َلم ْينَ َوا ْل َم َال ئكَة ا ْل ُم َق َّرب ْينَ ‪ُ .‬خ ُ‬ ‫ا ْلعَامل ْينَ َوا ْل ُمصَنف ْينَ ا ْل ُم ْخلص ْينَ َو َجميْع ا ْل ُم َجاهد ْي َنف َ‬
‫سل َمات َوا ْل ُمؤْ من ْينَ‬ ‫سلم ْينَ َوا ْل ُم ْ‬‫عبْد ا ْل َقادر ال َجي َْالنى ‪ .‬ث ُ َّم ا َلى اَ ْر َواح َجميْع اَ ْهل ا ْلقُبُ ْورمنَ ا ْل ُم ْ‬ ‫شيْخ َ‬ ‫سيد َنا ال َّ‬ ‫ا َلى َ‬
‫صا ا َلى اَبَاء َنا َواُ َّم َها ت َنا َواَجْ دَاد َنا َو َجدَّات َنا‬ ‫َوا ْل ُمؤْ م َنات م ْن َمشَارق ْالَ ْرض َو َم َغارب َها بَر َها َوبَحْ ر َها ُخ ُ‬
‫ص ْو ً‬
‫ع ْن ُه ْم ‪ .‬ال َّل ُه َّم‬‫ْف َ‬ ‫ار َح ْم ُه ْم َوعَافه ْم َواع ُ‬ ‫سبَبه َولَجْ له اَل َّل ُه َّم ا ْغف ْر َل ُه ْم َو ْ‬ ‫صا ا َلى َمن اجْ تَ َم ْع َنا َه ُه َنا ب َ‬ ‫َو َن َخصُّ َخ ُ‬
‫ص ْو ً‬
‫ار ُز ْق َنا‬ ‫ق َح ًّقا َّو ْ‬ ‫س ْو ُل هللا ‪َ .‬ربَّ َنااَر َنا ا ْل َح َّ‬ ‫ع َلى اَ ْهل ا ْلقُبُ ْور م ْن اَ ْهل َلا َلهَ ا َّل هللاُ ُم َح َّمد َّر ُ‬ ‫الرحْ َمةَ َوا ْل َم ْغف َرةَ َ‬
‫اَ ْنزل َّ‬
‫ب ال َّنار‬ ‫عذَا َ‬ ‫س َنةً َّوق َنا َ‬ ‫س َنةً َّوفى ْالَخ َرة َح َ‬ ‫ار ُز ْق َنا اجْ ت َنا بَهُ ‪َ .‬رب َنا اَت َنا فى ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫عهُ َواَر َنا ا ْلبَا ط َل بَاط ًال َّو ْ‬ ‫اتبَا َ‬
‫سل ْينَ َوا ْل َح ْم ُد َِّل َرب ا ْلعَ َلم ْينَ ‪ .‬اَ ْلفَت َح ْة‬ ‫ع َلى ا ْل ُم ْر َ‬ ‫س َال ُم َ‬ ‫ع َّما يَصفُ ْونَ َو َ‬ ‫س ْب َحنَ َربَّكَ َرب ا ْلع َّزة َ‬ ‫ً‬

‫‪“Aku berlindung diri kepada Engkau dari setan yang di rajam. Dengan nama Allah yang‬‬
‫‪Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam,‬‬
‫‪sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang yang memperoleh nikmat sama memuji,‬‬
‫‪dengan pujian yang sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan di tambah nikmatnya.‬‬
‫‪Tuhan kami, hanya Engkau segala puji, sebagaimana yang patut terhadap kemuliaan Engkau‬‬
‫‪dan keagungan Engkau. Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada‬‬
‫‪penghulu kami, Nabi Muhammad dan kepada keluarganya.‬‬

‫‪10‬‬
Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala ayat-ayat Quraanul ‘adhim yang telah kami
baca, tahlil kami, tasbih dan istighfar kami, dan bacaan shalawat kami kepada penghulu kami
Nabi Muhammad dan kepada keluarganya. Sebagai hadiah yang bisa sampai, rahmat yang
turun, dan berkah yang cukup kepada kekasih kami, penolong dan buah mata kami, penghulu
dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada semua temannya dari para Nabi
dan para Utusan, kepada para wali, pahlawan yang gugur (Syuhada), orang-orang yang salih,
para sahabat, dan tabi’in (para pengikutnya); kepada para ulama yang mengamalkan ilmunya,
para pengarang yang ikhlas, kepada semua pejuang di jalan Allah (membela agama-Nya),
Allah raja seru sekalian alam; dan kepada para Malaikat munggarrabin, terutama syekh
Abdul Qadir Jailani, kemudian kepada Ahlul kubur, muslim yang laki-laki dan yang
perempuan, mukmin yang laki-laki dan yang perempuan, dari dunia timur dan barat di darat
dan di laut, terutama lagi kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, nenek-nenek kami yang
laki-laki dan yang perempuan, lebih terutama lagi kepada orang yang menyebabkan kami
sekalian berkumpul di sini dan untuk keperluannya.
Ya Allah ampunilah mereka, kasihanilah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah
turunkanlah rahmat, dan ampunan kepada ahlul kubur yang ahli mengucapkan “Laa ilaaha
illaallah, Muhammadur rasulullah” (Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad Utusan
Allah).
Tuhan kami, tunjukkanlah kami kebenaran dengan jelas, jadikanlah kami pengikutnya,
tunjukkanlah kami perkara batil dengan jelas, dan jadikanlah kami menjauhinya. Tuhan
kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa
api neraka, Maha Suci Tuhanku, tuhan yang bersih dari sifat yang di berikan oleh orang-
orang kafir, semoga keselamatan tetap melimpahkan kepada para Utusannya dan segala puji
bagi Allah Tuhan seru sekalian Alam. Al Fatihah.”

11
D. Bacaan Tahlil

Sebagaimana yang dipahami secara umum oleh masyarakat saat ini pada hakikatnya merupakan
aktivitas berzikir 12ndicat yang dilakukan oleh sekelompok orang. Di mana sejumlah orang
berkumpul dan membaca sejumlah kalimat zikir kepada Allah yang satu di antaranya adalah
kalimat tahlil, laa ilaaha illallah. Tahlil pada dasarnya merupakan kalimat zikir ada banyak
kalimat zikir yang bisa dilantunkan.

Dalam tahlilan, sekelompok orang bisa secara 12ndicat-sama membaca tasbih, takbir, tahmid,
istigfar, tahlil, dan kalimat-kalimat lainnya yang mengingatkan mereka kepada Allah SWT.
Semua bacaan yang tersusun di dalam tahlil itu secara umum termasuk zikir-zikir yang
memperoleh pahala bagi pelakunya. Disebut tahlil karena yang menjadi inti dalam serangkaian
bacaan tersebut adalah ucapan Laa ilaaha illallah

- Tahlil :‫الاله اال للا‬


- Tasbih :‫سبحان للا‬
- Tahmid :‫الحمد لل‬
- Takbir :‫للا أكب‬
- Istighfar :‫أستغفر للا العظيم‬

12
‫‪E. Doa Tahlil‬‬

‫‪Tahlil merupakan salah satu bentuk dzikir yang lengkap. Tujuan dibacakannya doa tahlil‬‬
‫‪bermanfaat untuk meningkatkan kualitas iman seorang muslim dan mampu mendekatkan diri‬‬
‫‪pembacanya kepada sang pencipta, yakni Allah subhanallahu wa ta’ala.‬‬

‫‪Doa tahlil merupakan doa yang biasa dibaca oleh sebagian besar masyarakat muslim saat‬‬
‫‪mengadakan acara tahlilan, baik itu untuk mendoakan orang yang sudah meninggal maupun‬‬
‫‪sebagai bentuk rasa syukur pada kegiatan tasyakuran. Bacaan tahlil secara umum dibaca dengan‬‬
‫‪diawali surat yasin, kemudian dilanjutkan dengan bacaan tahlil dan ditutup oleh doa tahlil.‬‬

‫‪Bacaan doa tahlil adalah‬‬

‫الرحيْم ‪ .‬ا ْل َح ْم ُد ِل َرب ا ْل َع َلم ْينَ َح ْم َد الشَّاكر ْينَ َح ْم َد النَّا عم ْينَ‬ ‫الرحْ َم ْن َّ‬ ‫سم هللا َّ‬ ‫الرجيْم ‪ .‬ب ْ‬ ‫طن َّ‬ ‫اَع ُْوذُ بالل منَ ال َّ‬
‫ش ْي َ‬
‫طا نكَ ‪ .‬ال َّل ُه َّم صَل عش َلى‬ ‫ش ْل َ‬
‫َح ْم ًد ايُّ َواف ْى نَع َم ُه َو يُكَافى ُء َمز ْي َدهُ يَا َربَّنَا َلكَ ا ْل َح ْم ُد َك َما يَ ْنبَغ ْي ل َج َالل َوجْ هكَ َوعَظيْم ُ‬
‫سجَّحْ نَا‬ ‫ب َماقَ َر ْانَاهُ م ْن ا ْلقُ ْراَن ا ْلعَظيْم َو َما َه َل ْلنَا َو َما َ‬ ‫سيدنَا ُمح َّمد ‪ .‬ال َّل ُه َّم تَقَبَّ ْل َو اَ ْوص ْل ثَ َواَ َ‬ ‫ع َلى اَل َ‬ ‫سيد نَا ُم َح َّمد َّو َ‬ ‫َ‬
‫س َّل َم َهديَّةً َواص َلةً َو َرحْ َمةً نَاز َلةً َوبَ َركَةً شَام َلةً ا َلى‬ ‫ع َل ْيه َو َ‬ ‫ص َّلى هللاُ َ‬ ‫سيدنَا ُم َح َّمد َ‬ ‫ع َلى َ‬ ‫ص َّل ْينَا َ‬
‫ستَ ْغفَ ْرنَا َو َما َ‬ ‫َو َما ا ْ‬
‫س َّل َم َوا َلى َجميْع ا ْخ َوانه منَ ْالَ ْنبيَاء‬ ‫ع َليْه َو َ‬
‫ص َّلى هللاُ َ‬ ‫سيدنَا َو َم ْو َلنَا ُم َح َّمد َ‬ ‫َحض ََرات َحبيْبنَا َو شَفيْعنَا َوقُ َّرة اَ ْعيُننَا َ‬
‫ص َحا بَة َوالتَّا بع ْينَ َوا ْلعُ َل َماء ا ْلعَامل ْينَ َوا ْل ُمصَنف ْينَ ا ْل ُم ْخلص ْينَ‬ ‫ش َهدَاء َوالصَّالح ْينَ َوال َّ‬ ‫سل ْينَ َو ْالَ ْوليَاء َوال ُّ‬ ‫َوا ْل ُم ْر َ‬
‫عبْد ا ْلقَادر‬ ‫شيْخ َ‬ ‫سيد نَا ال َّ‬ ‫صا ا َلى َ‬ ‫ص ْو ً‬ ‫سبيْل هللا َرب ا ْلعَ َلم ْينَ َوا ْل َم َال ئكَة ا ْل ُمقَ َّرب ْينَ ‪ُ .‬خ ُ‬ ‫َو َجميْع ا ْل ُم َجاهد ْينَف َ‬
‫سل َمات َوا ْل ُمؤْ من ْينَ َوا ْل ُمؤْ منَات م ْن َمشَارق ْالَ ْرض‬ ‫سلم ْينَ َوا ْل ُم ْ‬ ‫ال َجي َْالنى ‪ .‬ث ُ َّم ا َلى اَ ْر َواح َجميْع اَ ْهل ا ْلقُبُ ْورمنَ ا ْل ُم ْ‬
‫صا ا َلى َمن اجْ تَ َم ْعنَا َه ُهنَا‬ ‫ص ْو ً‬ ‫صا ا َلى اَبَاءنَا َواُ َّم َها تنَا َواَجْ دَاد نَا َو َجدَّاتنَا َونَ َخصُّ َخ ُ‬ ‫ص ْو ً‬ ‫َو َمغَارب َها بَر َها َوبَحْ ر َها ُخ ُ‬
‫ع َلى اَ ْهل ا ْلقُبُ ْور م ْن‬ ‫الرحْ َمةَ َوا ْل َم ْغف َرةَ َ‬
‫ع ْن ُه ْم ‪ .‬ال َّل ُه َّم اَ ْنزل َّ‬
‫ْف َ‬ ‫ار َح ْم ُه ْم َوعَافه ْم َواع ُ‬ ‫سبَبه َولَجْ له اَل َّل ُه َّم ا ْغف ْر َل ُه ْم َو ْ‬ ‫ب َ‬
‫ار ُز ْقنَا اجْ تنَا بَهُ ‪.‬‬ ‫عهُ َواَرنَا ا ْلبَا ط َل بَاط ًال َّو ْ‬ ‫ار ُز ْقنَا اتبَا َ‬ ‫ق َحقًّا َّو ْ‬ ‫س ْو ُل هللا ‪َ .‬ربَّنَااَر نَا ا ْل َح َّ‬‫اَ ْهل َلا َلهَ ا َّل هللاُ ُم َح َّمد َّر ُ‬
‫ع َلى‬ ‫ع َّما يَصفُ ْونَ َو َ‬
‫س َال ُم َ‬ ‫س ْب َحنَ َربَّكَ َرب ا ْلع َّزة َ‬ ‫ب النَّار ً‬ ‫عذَا َ‬ ‫سنَةً َّوقنَا َ‬ ‫سنَةً َّوفى ْالَخ َرة َح َ‬ ‫َربنَا اَتنَا فى ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫سل ْينَ َوا ْل َح ْم ُد َِّل َرب ا ْلعَ َلم ْينَ ‪ .‬اَ ْلفَت َح ْة‬ ‫ا ْل ُم ْر َ‬

‫‪Artinya:‬‬

‫‪“Aku berlindung diri kepada Engkau dari setan yang di rajam. Dengan nama Allah yang‬‬
‫‪Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam,‬‬
‫‪sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang yang memperoleh nikmat sama memuji,‬‬
‫‪dengan pujian yang sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan di tambah nikmatnya.‬‬
‫‪Tuhan kami, hanya Engkau segala puji, sebagaimana yang patut terhadap kemuliaan Engkau‬‬

‫‪13‬‬
dan keagungan Engkau. Ya Allah, tambahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada
penghulu kami, Nabi Muhammad dan kepada keluarganya.

Ya Allah, terimalah dan sampaikanlah pahala ayat-ayat Quraanul ‘adhim yang telah kami
baca, tahlil kami, tasbih dan istighfar kami, dan bacaan shalawat kami kepada penghulu kami
Nabi Muhammad dan kepada keluarganya. Sebagai hadiah yang bisa sampai, rahmat yang
turun, dan berkah yang cukup kepada kekasih kami, penolong dan buah mata kami, penghulu
dan pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada semua temannya dari para Nabi
dan para Utusan, kepada para wali, pahlawan yang gugur (Syuhada), orang-orang yang salih,
para sahabat, dan tabi’in (para pengikutnya); kepada para ulama yang mengamalkan ilmunya,
para pengarang yang ikhlas, kepada semua pejuang di jalan Allah (membela agama-Nya),
Allah raja seru sekalian alam; dan kepada para Malaikat muqarrabin, terutama syekh Abdul
Qadir Jailani, kemudian kepada Ahlul kubur, muslim yang laki-laki dan yang perempuan,
mukmin yang laki-laki dan yang perempuan, dari dunia timur dan barat di darat dan di laut,
terutama lagi kepada bapak-bapak kami, ibu-ibu kami, nenek-nenek kami yang laki-laki dan
yang perempuan, lebih terutama lagi kepada orang yang menyebabkan kami sekalian
berkumpul di sini dan untuk keperluannya.
Ya Allah ampunilah mereka, kasihanilah mereka, dan maafkanlah mereka. Ya Allah
turunkanlah rahmat, dan ampunan kepada ahlul kubur yang ahli mengucapkan “Laa ilaaha
illaallah, Muhammadur rasulullah” (Tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad Utusan
Allah).
Tuhan kami, tunjukkanlah kami kebenaran dengan jelas, jadikanlah kami pengikutnya,
tunjukkanlah kami perkara batil dengan jelas, dan jadikanlah kami menjauhinya. Tuhan
kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa
api neraka, Maha Suci Tuhanku, tuhan yang bersih dari sifat yang di berikan oleh orang-
orang kafir, semoga keselamatan tetap melimpahkan kepada para Utusannya dan segala puji
bagi Allah Tuhan seru sekalian Alam. Al Fatihah.”

14
F. Hikmah Tahlil

KH Sahal Mahfud, kyai yang juga menjabat sebagai mantan ketua MUI, berpendapat
bahwaacara tahlilan yang sudah mentradisi ini, hendaknya terus dilestarikan sebagai salah satu
budaya yang bernilai Islami dalam rangka melaksanakan ibadah 15ndica sekaligus meningkatkan
dzikir kepada Allah.

Selain dipandang sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, tahlilan bisa menjadi
sarana berdoa, sarana membebaskan diri dari segala dosa, dan secara 15ndicator, tahlilan dapat
pula menjadi salah satu 15ndicator dalam dimensi keimanan seorang muslim. Membaca tahlil
bisa memberikan “nutrisi” bagi jiwa yang lapar, menenangkan jiwa yang resah, dan melahirkan
kebahagiaan hati yang resah.

Hikmah tahlil antara lain :

1. Sebagai ikhtiyar (usaha) bertaubat kepada Allah SWT untuk diri sendiri dan saudara yang
telah meninggal dunia.
2. Merekatkan tali persaudaraan antarsesama, baik yang masih hidup atau yang telah meninggal
dunia dengan pemahaman bahwa ukhuwah Islamiah itu tidak terputus karena kematian.
3. Untuk mengingat bahwa akhir dari kehidupan dunia ini adalah kematian, yang setiap jiwa
pasti akan melewatinya.
4. Dengan adanya ritual tahlilan, seorang muslim akan lebih sering mengingat kematian.
5. Untuk kesejukan rohani di tengah hiruk pikuknya dunia dalam mencari materi dengan jalan
berdzikir kepada Allah.
6. Tahlil sebagai salah satu media yang efektif untuk dakwah Islamiah.
7. Sebagai manifestasi dari rasa cinta sekaligus penenang hati bagi keluarga almarhum yang
sedang dirundung duka.

15
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tahlilan merupakan sebuah budaya yang sangat dinamis dan dari sudut pandang antropologis
dan psikologis, sangat menarik. Dia tak hanya menjadi perekat sosial, tapi juga mempersatukan
berbagai elemen masyarakat yang berbeda ideologi dan keyakinan. Tahlilan merupakan tradisi
Islam di Indonesia yang sangat menarik yang bisa menjadi kohesi bagi masyarakat kota yang
kerap terlena dalam kesibukan sehari-hari. Tahlilan bisa menjadi media yang representatif,
mentradisi, dan mampu memberikan rasa damai, meningkatkan kualitas keimanan, bahkan juga,
meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan kerukunan umat. Berbagai organisasi masyarakat yang
ada di Indonesia, sebenarnya, memiliki potensi yang sangat strategis dalam membangun,
membina, dan merajut tali persaudaraan antarumat muslim. Hal ini penting untuk meningkatkan
martabat dan kredibilitas bangsa ini. Demikan tulisan singkat ini, semoga dapat memperkaya
tsaqafah (wawasan) dan pemahaman Islam kita dalam melihat masalah tahlilan. Tulisan ini
hanya stimulan awal, untuk kemudian dikaji lebih luas dan mendalam di kesempatan lain.

B. Saran

Semoga dengan adanya wawasan yang baru ini, kita semakin meningkatkan ibadah kita kepada
Allah, terutama zikir.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. https://media.neliti.com/media/publications/328262-tradisi-tahlilan-upaya-menyambung-
silatu-ece0c7ea.pdf
2. https://thegorbalsla.com/doa-tahlil/
3. https://kalam.sindonews.com/read/262278/69/seputar-tahlil-beda-pendapat-para-ulama-dan-
bacaan-lengkap-1607505147/140
4. https://republika.co.id/berita/qgnpil320/di-antara-dalil-yang-dijadikan-landasan-pelaksanaan-
tahlilan
5. https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-bacaan-tahlil-dan-susunannya-lengkap-dengan-
artinya-kln.html

17

Anda mungkin juga menyukai