JUMLAH FI’LIYYAH
Disusun oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena taufik dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini.
Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek
kualitas maupun kuantitas dari bahan materi yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada
segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian
hari.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Simpulan.........................................................................................................................5
B. Saran................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu nahwu yang mempelajari bahasa Arab, jumlah atau kalimat dibagi
menjadi dua bagian yang didasari oleh fungsi dan kategori kata (kalimah) yang
mengawalinya, yaitu jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah. Dalam pengertian yang
sederhana, jumlah ismiyah diartikan sebagai kalimat yang diawali isim (kata benda).
Sedangkan jumlah fi’liyah adalah kalimat yang diawali oleh fi il (kata kerja). Tetapi
di sini pemakalah hanya akan menyampaikan bahasan tentang jumlah fi’liyah saja
selebihnya akan fokus dibahas oleh kelompok lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1
Berdasarkan kamus Mu’jam al-Lughah al-‘Arabiyah al-Mu’ashirah, jumlah
fi’liyah terdiri dari dua kata yaitu jumlah dan fi’liyah. Jumlah dalam ilmu nahwu
diartikan sebagai kalimat yang tersususun lebih dari satu kata, sedangkan fi’liyah
dalah perbuatan atau kata kerja. Dalam ilmu nahwu jumlah fi’liyah :
ِ َأوْ ِم ْن فِع ٍْل َو نَاِئ،ْال ُج ْملَةُ ْالفِ ْعلِيَّةُ ِه َي الَّتِ ْي تُ ْب َدُأ بِفِع ٍْل َوتَ ُكوْ نُ ُم َر َّكبَةً ِم ْن فِ ْع ٍل َوفَا ِع ٍل
ب فَا ِع ٍل
Jumlah Fi’liyah adalah kalimat yang diawali dengan fi’il dan tersusun dari fi’il dan
fa’il atau fi’il dan na’ibul fa’il.
Dapat dipahami, jumlah fi’liyah (kalimat verbal) adalah kalimat yang terdiri
dari kata kerja (fi’il) dan pelaku (fa’il) atau suatu kalimat yang diawali dengan kata
kerja (fi’il). Sebagaimana sudah dijelaskan, jumlah fi’liyah ini memiliki dua unsur
yaitu fi’il (kata kerja) dan fa’il (subjek/pelaku), apabila fa’ilnya muannas maka fi’il
juga harus muannas, begitu juga apabila fa’il berupa mudzakar maka fi’ilnya harus
mudzakar. Namun apabila fa’il berbentuk mutsana (ganda) ataupun jamak (banyak)
maka fi’ilnya harus tetap mufrod (tunggal).
Metode struktur jumlah fi’liyah paling sederhana adalah:
- Fi’il (kata kerja) + fa’il (pelaku); atau
- Fi’il (kata kerja) + fa’il (pelaku) + maf’ul bih (objek)
Jika menyesuaikan tata bahasa Indonesia, jumlah fi’liyah itu sama dengan
susunan S P O, S sebagai subjek itu sama dengan fa’il (pelaku), P sebagai predikat itu
sama dengan fi’il (kata kerja), dan O sebagai objek itu sama dengan maf’ul bih (yang
dikenai pekerjaan). Maf’ul bih adalah isim yang dibaca nasab yang dikenai pekerjaan.
Sebuah kalimat yang predikat kata kerja transitif harus dilengkapi dengan objek atau
maf’ul bih.
Dalam jumlah fi’liyah objek tidak harus ada, karena ada fi’il (kata kerja) yang
menuntut adanya objek dan ada yang tidak menuntut adanya objek.
B. Ciri-ciri Jumlah Fi’liyah
ٌس َعة
ِ اَلدّا ُر وا قَ َرَأ ُم َح َّم ٌُد
Khobar Mubtada’ Fa’il Fi’il
3
g. Fi’il (kata kerja) + Fa’il (pelaku/subjek) + Maf’ul bih (objek)
َ ( يَحْ ِم ُل َأحْ َم ُد ْال ِكتAhmad sedang membawa buku)
َاب
- يَحْ ِملsebagai fi’il
- َأحْ َم ُدsebagai fa’il
- َابَ ْال ِكتsebagai maf’ul bih
َ ْ( يَحْ فَظُ التِّ ْل ِم ْي ُذ ال َّدرsiswa itu menghafalkan pelajaran).
س
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
4
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila materi yang kami sampaikan
belum lenkap ataupun ada kesalahan ejaan dalam peulisan kata dan kalimat yang
kurang jelas, dimengerti dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah ini kami mohon
kritik yang membangun dari pembaca. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima dalam hati dan kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/berita-terkini/maf-ul-bih-pengertian-contoh-dan-ciri-cirinya-
1yZnjE7wgTO/4 diakses pada tanggal 1 April 2023, pada pukul 21.00 WIB.