DisusunOleh :
1. Alfi Linasti Chasanah 1717407003
2. Baety Syarifah 1717407006
3. Nur Farida 1717407021
4. Rena Agustiyani 1717407027
Definisi:
ًت أخرى من اإلعراب فيكون مبتدأ وخبراً وفاعال
ٍ وإنما َي ْت ُركها إلى حاال، النصب على الظرفي ِة
َ هو الذي ال يالز ُم
به ًومفعوال
Adalah Isim Zaman yang tidak menetap dengan kenashabnya sebagai
Dzhorofiyah, namun kadang berpindah kelain ‘Irab. Isim Dzhorof Zaman seperti
ini tidak dinamakan lagi dengan Dzhorof, melainkan di’irab sesuai posisi dia
dalam Jumlah. (Fa’il, Mubtada’, Khobar, Maf’ul Bih, Mudhof Ilaih)
Contoh1:
1
Durmuddji Ibrohim, Murodan Metode Praktis Belajar Nahwu Ala Pesantren,(Jawa Tengah), hal 186.
ت
ِ س ْب َ َذه
َ َب َخال ٌد إلى المدرس ِة يَو َم ال
Lafadz يَو َمsebagai Dzhorof Zaman Manshub
Contoh2:
سيأتي يو ٌم سعي ٌد نجتمع فيه
Lafadz يَو َمsebagai Dzhorof Zaman Manshub
Contoh2:
سيأتي يو ٌم سعي ٌد نجتمع فيه
Lafadz يو ٌمsebagai Fa’il Marfu’
Contoh3:
صفَ اليَ ْو ِم
ْ ِس ْرتُ ن
ِ
Lafadz اليَوْ ِمsebagai Mudhof Ilaih Majrur.
ِ يَمينُك أوس ُع من
شمالِ َك
Lafadz ُ يَمينsebagai Mubtada
b. Dzaraf Zaman ghair Mutasharif
Artinya, tanda ‘Irabnya tidak sesuai, misalkan ketika Majrur seharusnya kasrah,
malah fathah dan tidak menerima tanwin Seperti: بكرة/ غدوة/ kedua Lafadz ini
masuk kategori Dzhorof Mutasharif – Mu’rab – Ghoir Munshorif.
Contoh:
ألسيرنّ الليلةَ إلى غدوةَ أو بكر
Dimalam ini, Sungguh aku akan berjalan sampai besok pagi.
Kedua Lafadz َ بكرة/ َ غدوةadalah Dzhorof Zaman Mutasharif – Mu’rab – Ghoir
Munshorif. Tanda Majrurnya dengan Fathah dan tidak menerima Tanwin.
Syarat supaya keduanya tetap menjadi Ghoir Munshorif yaitu harus terdapat
ta’yyin/tahdiid/ petunjuk waktu yang dimaksud dalam kalimat tersebut. Seperti
pada contoh diatas, Lafadz َ غدوةatau بكرةdibatasi dengan petunjuk tertentu yaitu
‘pada malam itu’ artinya, waktu pagi yang terkait dengan perjalanan pada malam
itu. Ini yang dimaksud dengan Ta’yiin diatas.