Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR EDUPRENEURSHIP

RESUME

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Edupreneurship

Dosen Pengampu : Yosi Intan Pandini Gunawan, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nurmalasari Azizah
1717407022

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PURWOKERTO

2019

RESUME KONSEP DASAR EDUPRENEURSHIP

1
A. Nilai Karakteristik dan Kepribadian Kewirausahaan

1. Nilai Karakteristik Kewirausahaan


Nilai merupakan sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermafaat
bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Selain itu, nilai
merupakan suatu rujukan serta keyakinan dalam menentukan pilihan.
Sedangkan karakteristik dalam kamus poerwadarminta diartikan sebagai
tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan yang lain. Dengan kata lain, karakteristik merupakan
fitur pembeda orang yang satu dengan yang lain, kualitas serta sifat yang
dimiliki orang tersebut.
Seseorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat
kedepan. Melihat kedepan dengan berfikir penuh perhitungan mencari
pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Untuk menjadi
seorang wirausahawan seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Percaya Diri
Percaya diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang. Dalam praktik, sikap
kepercayaan ini merupakan keyakinan untuk memulai, melakukan
serta menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Maka dari itu,
kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualis
serta ketergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri
cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai
keberhasilan.
b) Berorientasi Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengedepankan tugas dan memikirkan apa
yang akan dihasilkan (laba) dari sesuatu yang diusahakan. Selain itu,
ketekunan dan memiliki dorongan yang kuat untuk menghadapi
pekerjaan. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperoleh apabila ada
inisiatif. Inisiatif yaitu selalu ingin mencari dan memulai sesuatu.
c) Berani mengambil Resiko

2
Seseorang wirausaha yang berani menanggung resiko adalah orang
yang selalu ingin menjadi pemenang dan memenangkan dengan cara
yang baik. Pemilihan untuk pengambilan resiko ditentukan oleh
keyakinan diri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan yang
dimiliki.
d) Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kualitas tingkah laku seseorang yang
mempengaruhi tingkah orang lain atau kelompok orang, sehingga
mereka bergerak ke arah tujuan yang sama. Seseorang wirausaha yang
berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan kepeloporan serta
keteladanan. Seorang pemimpin juga harus bergaul dengan orang lain
serta harus menanggapi kritik dan saran yang ada.
e) Keorisinilan
Seorang wirausaha harus inovatif dan kreatif, fleksibel atau luwes serta
memiliki relasi dengan orang banyak, mengetahui informasi lebih dulu
dari yang lain.
f) Orientasi Masa Depan
Seseorang wirausaha memiliki pandangan jauh ke masa depan.
Seseorang yang memiliki motivasi prestasi maka dalam menjalankan
usahanya ia akan berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan.

2. Kepribadian Kewirausahaan
a. The Improver
Seorang wirausaha yang memiliki gaya improver selalu berfokus pada
menggunakan perusahaan sebagai sarana untuk memperbaiki dunia.
Dalam hal ini, seseorang yang improver memiliki motto yaitu
perusahaan yang bekerja benar secara moral akan dihargai sebagai
sebuah tujuan yang mulia. Improvers memiliki kemampuan yang kuat
untuk menjalankan usaha yang memiliki integritas tinggi dan memiliki
etika yang baik.
b. The Advisor

3
Seorang wirausaha yang memiliki gaya advisor yaitu memiliki tingkat
kepedulian yang tinggi terhadap orang lain terutama yang berada
dibawahnya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan
kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka. Karena
pada dasarnya perusahaan dibangun oleh penasehat yang fokus pada
pelanggan.
c. The Superstar
Seorang wirausaha yang memiliki gaya superstar yaitu pusatnya
dikelilingi oleh kharisma serta energi yang tinggi dari Sang CEO
Superstar. Dalam membangun sebuah usahanya, seorang superstar
selalu ingin menggunakan merk pribadinya.
d. The Artist
Seorang wirausaha model ini biasanya senang menyendiri, akan tetapi
sangat kreatif. Sering ditemukan bahwa dalam usahanya selalu
menuntut kreativitas seperti mendesain web serta biro iklan. Sebagai
tipe kepribadian ini akan cenderung membangun usahanya di sekitar
bakat unik dan kreativitas yang dimilikinya.
e. The Visionary
Seorang yang memiliki model seperti ini biasanya usaha yang
dibangun didasarkan pada visi masa depan serta pemikiran pendirinya.
Seorang visionary ini akan selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
untuk memahami dunia di sekitarnya.
f. The Analyst
Seorang wirausaha yang analyst memiliki kepribadian yang fokus pada
saat memperbaiki masalah dengan cara yang sistematis. Kebanyakan
seseorang yang analyst ini dimiliki oleh wirausaha dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknik atau komputer, perusahaan analis yang unggul
dalam pemecahan masalah.

g. The Fireball

4
Seorang wirausaha yang memiliki kepribadian fireball dicirikan
dengan penuh kehidupan, energi serta optimisme. Usaha yang dimiliki
adalah energi kehidupan dan membuat orang yang berada dibawahnya
merasa mendapatkan perlakuan dengan cara yang menyenangkan.
h. The Hero
Seorang wirausaha yang hero akan memiliki kemampuan yang luar
biasa untuk memimpin dunia dan usahanya melalui tantangan apapun.
The Hero merupakan inti dari kewirausahaan dan bisa merakit
perusahaan yang besar.
i. The Healer
Seorang wirausaha yang heler (penyembuh) pasti akan memberikan
pemeliharaan serta harmoni bagi usahanya. The healer ini memiliki
kemampuan yang luar biasa untuk bertahan dengan ketenangan batin.

B. Prinsip-prinsip Edupreneurship
Edupreneurship berorientasi pada prestasi yang dapat menambah
keuntungan finansial. Penyelenggaraan kewirausahaan bidang pendidikan
dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang tidak jauh beda
dengan prinsip penyelenggaraan unit produksi/jasa (UP/J), teaching
factory, bussines center, dan sejenisnya. Rusnani dan Murdiyanto
menjelaskan prinsip-prinsip penyelenggaraan unit produksi atau jasa
sebagai berikut :
1. Hanya menjadi satu alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan
mutu lulusan sekolah.
2. Digunakan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dan
siswa.
3. Dilaksanakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki sekolah.
4. Dikelola secara profesional menganut pada prinsip menejemen bisnis.
5. Tidak boleh mengganggu KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).

5
6. Menjadi sarana belajar serta bekerja (learning by doing) bagi semua
warga sekolah.
7. Keuntungan UP/J dimanfaatkan untuk melaksanakan KBM di sekolah
dan peningkatan kesejahteraan warga sekolah.
8. Pembagian keuntungan hasil kegiatan UP/J diatur sesuai keputusan
menejemen secara profesional.
9. UP/J digunakan sebagai salah satu ukuran keberhasilan sekolah dalam
menjalankan fungsi menyiapkan tenaga kerja menengah.

Pengelolaan unit produksi/jasa (UP/J), teaching factory, bussines


center, dan sejenisnya harus dilakukan secara profesional dan independen
mengacu pada prinsip Menejemen Berbasis Sekolah (MBS). Ada 6 prinsip
yang harus diperhatikan dalam mengelola UP/J yaitu :
1. Kemandirian, yaitu suatu kemampuan dalam mengambil keputusan
sendiri terkait dengan masalah yang dihadapi. Kemandirian mampu
memberikan pelajaran bagi para siswa untuk melaksanakan kegiatan
atas inisiatif sendiri atau tidak selalu menunggu perintah. Dengan kata
lain, kemandirian diharapkan mampu melatih siswa menjadi mandiri
dan bertanggungjawab.
2. Akuntabilitas, yaitu dapat mempertanggung jawabkan semua kegiatan
secara tertulis kepada stakeholdernya dan dilaporkan secara resmi pda
rapat sekolah. Akuntabilitas dapat melatih siswa untuk selalu
bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya.
3. Transparansi yaitu keterbukaan khususnya dalam menejemen
keuangan yang diperlukan untuk menghilangkan kecurigaan antara tim
pengelola dengan warga sekolah dan stakeholdernya. Dengan prinsip
ini, akan terbentuk perilaku yang jujur. Karena pada dasarnya
kejujuran adalah modal untuk mendapatkan kepercayaan.
4. Kemitraan, yaitu kerjasama yang saling menguntungkan, memerlukan
antar kedua belah pihak dan dapat dipercaya. Prinsip ini sangat penting

6
untuk mendapatkan dukungan semberdaya dan bimbingan langsung
dari mitra atau industri pasangan.
5. Partisipasi, yaitu keterlibatan stakeholder secara langsung dalam
pengelolaan program teaching factory. Wujud peran serta masyarakat
dalam pengelolaan UP/J antara lain sebagai badan pertimbangan,
pendukung, penghubung serta pengawas.
6. Efektif dan efisien, yaitu melakukan pekerjaan dengan benar untuk
mencapai tujuan atau hasil kegiatan yang optimal. Kegiatan dapat
berjalan efektif jika semua pekerjaan dilakukan dengen benar (do the
right things). Efisiensi dapat dicapai jika terjadi penghematan
sumberdaya. Pekerjaan yang dilakukan dengan benar menjadi lebih
hemat karena tidak terjadi kegagalan kerja yang menyebabkan
pekerjaan harus diulang dari awal.

C. Jenis-jenis Kegiatan Edupreneurship


Membentuk guru dan siswa yang kreatif dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Membentuk guru dan siswa yang kreatif yang mampu
menambah sumber penghasilan bagi sekolah itu yang menjadi tujuan
utama pengembangan edupreneurship. Jenis usaha yang dilakukan sekolah
dapat dikelompokkan menjadi usaha jasa, produksi, dan perdagangan
dalam bidang akademik maupun non akademik. Contoh jenis-jenis
kegiatan sekolah yang mampu menambah sumber penghasilan sekolah dan
juga melatih guru dan siswa kreatif memperoleh penghasilan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Jasa akademis, jenis usaha yang dilakukan berupa :
a. Pelatihan yang sesuai dengan kompetensi keahlian. Seperti SMK
kepada masyarakat umum yaitu cooking class, kultur jaringan,
perawatan kendaraan, web design, photografi, cinematografi, dll.
b. Membuat proposal kegiatan yang mendapat bantuan dana dari
berbagai instansi pemerintah maupun swasta.

7
c. Membuka usaha jasa pelayanan sesuai dengan kompetensi keahlian
sekolah, misalnya untuk SMK : jasa rias rambut/wajah, menjahit
busana butuk, membuat media pembelajaran, servis kendaraan,
laptop, hp, dll.
2. Jasa akademis, jenis usaha yang dilakukan berupa :
a. Persewaan aula, sarana olahraga, sarana bisnis, alat-alat pesta (jasa
boga), dan mesin produksi (teknik mesin).
b. Membuka usaha jasa akomodasi pariwisata, seperti tiketing,
perhotelan, antar jemput, event organizer, dll.
3. Produksi, jenis usaha yang dilakukan berupa :
Memproduksi dan menjual barang yang sesuai dengan jenis
kompetensi keahlian, seperti : catering (Boga), air mineral, sari buah,
busana butik, kriya kayu, batik, hasil pertanian, tanaman hias,
peternakan, perikanan, handicraff, las teralis, dll.
4. Perdagangan, jenis usaha yang dilakukan berupa :
Membuka kantin sekolah, koperasi sekolah, waralaba, konsinyasi, toko
kelontong yang menyediakan kebutuhan hidup sehari-hari.
5. Business Center, jenis usaha yang dilakukan berupa :
Perdagangan retail, grosir, penjualan langsung (direct selling) door to
door, pemasok (taking order), produksi barang, layanan jasa
pemasaran (sales promotion service).

Usaha yang dikembangkan oleh sekolah terutama di Sekolah


Kejuruan (SMK) dapat menambah pendapatan bagi sekolah tersebut,
selain itu dapat melatih siswa untuk berwirausaha. Usaha-usaha yang
dikembangkan masih relevan dengan pendidikan dan tidak
mengganggu proses pembelajaran. Jika usaha tersebut dilakukan
dengan prinsip yang benar, maka sekolah akan menjadi sekolah yang
unggul dan banyak dikenal oleh kalangan masyarakat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2014. 9 Jenis Kepribadian Pengusaha di http://andimicro.com (Di akses 12


September 2019).

Mulyatiningsih, Endang. Sugiyono dan Sutriyati Purwanti. 2014. Pengembangan


Edupreneurship Sekolah Kejuruan. Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.

N Syamsiyah. 2017. Karakteristik Wirausahawan. Makalah. Dikutip dari


http://eprints.stainkudus.ac.id (REPOSITORI STAIN KUDUS). 9
September 2019.

Anda mungkin juga menyukai