BAHASA ARAB
Dosen Pengampuh :
Oleh :
Elisa Sabrina
Hafizah AlHusna Anshori
Muhammad Alif Kilana
Nursyahfira
SEMESTER 1 B
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat rahmat kasih sayang Allah Swt kami telah mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Na’at dan Man’ut”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Arab.
Na’at dan Man’ut termasuk dalam kalimat bahasa arab adalah isim-isim
yang mengikut. Na’at adalah sesuatu yang mengikuti, yang menunjukan sifat isim
yang sebelumnya. Man’ut adalah isim yang disifati oleh na’at.
Makalah ini bukanlah sebuah karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun dari segi tulisan serta
sistematikanya. Kami sangat menfharapka kritik dan saran dari teman-teman
untuk membangun makalah ini.
Hanya kepada Allah Swt sajalah kami memohon hidayah dan karunia-Nya
serta ampunan dan rahmat-Nya.
Disusun Oleh
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................1
D. Kegunaan Masalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................7
B. Saran.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa yang mulia di mana Kitab Al-Quran Al-
Karim dituliskan menggunakan bahasa Arab. Sudah sejak dahulu bahasa
Arab dijadikan sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Posisi
bahasa Arab di tingkat Internasional pun telah disejajarkan dengan bahasa-
bahasa resmi yang digunakan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Sejak
Tahun 1973. Maka dari itu, kini bahasa Arab sebagai bahasa Internasional
yang sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Cina dan Spanyol .
Sebuah pengakuan yang luar biasa, bahwasanya betapa pentingnya bahasa
Arab di mata para peneliti luar dalam menggunakan bahasa Arab sebagai
pedoman untuk dijadikan sebagai bahasa agama, ilmu pengetahuan dan
juga teknologi.
Bahasa Arab merupakan sebuat alat yang sangat penting yang mana
harus diperlukan dalam pengkajian islam. Untuk meneliti suatu hal kita
setidaknya harus menguasai bahasanya terlebih dahulu. Dengan itu, kita
dapat dengan mudah memahami suatu kajian secara tekstualnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Na’at dan Man’ut ?
2. Apa saja Hukum Na’at dan Man’ut ?
3. Apa saja Pembagian Na’at ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Na’at dan Man’ut.
2. Mengetahui apa saja Hukum Na’at dan Man’ut.
3. Mengetahui pembagian Na’at.
1
D. Kegunaan Masalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik sebaik
teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan na’at dan man’ut. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep
keilmuan khususnya na’at dan man’ut
2. Pembaca/ dosen, sebagai media informasi tentang naa’at dan
man’ut secara teoritis maupun secara praktis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada kalimat tersebut, baik na’at maupun man’ut sama – sama
memiliki I’rab manshub atau dibaca nashob karena memiliki tanda
nashob yaitu fathah.
4
Dapat sahabat muslim lighat bahwa ketiga kalimat contoh tersebut
memiliki na’at dan man’ut yang sama pada masing – masing kalimat
namun ‘adad yang berbeda antara satu contoh kalimat dengan kalimat
yang lainnya.
C. Pembagian Na’at
Na’at terbagi kepada dua yaitu:
a) Na’at hakiki
Yaitu isim yang menunjukkan kata sifat pada diri kalimat sebelumya atau
kalimat yang diikutinya.
Allah itu bersih dan menyukai kebersihan ِم ْث ُل:ُْف هللا
ٌ النَّظَافَةَ َويُ ِهبُّ ن َِظي
ٌ نَ ِظيmerupakan Na’at (sifat), dimana ُ هللاadalah
Dalam contoh tersebut, ْف
man’ut atau yang disifati (yang mempunyai sifat).
5
Na’at hakiki harus sesuai dengan kalimat yang diikutinya dalam hal
ma’rifah, nakirohnya, bilangannya dan jenisnya. Jika yang mempunyai
sifat itu jamak yang tujuannya selain manusia maka boleh sifatnya dalam
bentuk mufrad muannats atau jamak muannats.
ِم ْث ُل: ٌَج ِديْد ِكتَاب # َج ِد ْيدَا ِن ِكتَابَا ِن # ٌ َج ِد ْي َدةٌ ُكتُب/ٌَج ِد ْيدَاة
Dari segi tinjauan yang lain na’at hakiki terbagi kepada tiga jenis yaitu
1) Isim dzahir
Makkah adalah kota yang mulia = ٌ اَ ْل َم َّكةُ َم ِد ْينَةٌ َك ِر ْي َمة: ِم ْث ُل
2) Sibhul jumlah
ِ ااْل ُ َّمهَا اَ ْقد َِام َتَحْ ت ُ ْال َجنَّة: ِم ْث ُل
= surga dibawah telapak kaki ibu ت
3) Jumlatul isimiyah wal fi’iliyah
jumlah isimiyah:
ِ َف ُبَرْ ُده يَوْ ٌم ض
= telah berlalu hari yang dinginnya menusuk tulang ٌارص َ َم
jumlah fi’liyah:
Kesabar membantu segala pekerjaan = َعلَى ُك ِّل َع َم ِل ُيُ ِعيْن ُصبَر
َّ اَل
b) Na’at sababi
Na’at sahabi yaitu kalimat yang menunjukkan sifat pada isim yang
mempunyai hubungan atau ikatan dengan isim yang didikutinya. Atau
na’at sababi adalah na’at yang menunjukkan sifat bagi isim-isim yang ada
hubungannya dengan matbu’nya.
Aku masuk kebun yang bagus bentuknya : َش ْكلُهَا َ ْال َح َسن َت ال َح ِد ْيقَة
ُ َد َخ ْل
ْ
Dalam contoh ini, َال َح َسن merupakan Na’at (sifat), sedangkan yang menjadi
Man’ut (yang disifati) adalah َش ْكلُهَا
Dalam na’at sababi meskipun yang mempunyai sifat itu dalam bentuk
jamak, maka kata sifatnya tetap dalam bentuk mufrad.
َّ َر َج َع :ُم ِْثل
َأ ُب ُه ُ ْال َماهِر ُالطالِب
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, na’at (sifat) mengikuti man’ut-nya (isim yang diberi
sifat) dalam hal jenis (mudzakkar/muannats), dalam hal jumlah
(mufrad/mutsanna/jamak), dalam hal ma’rifah/nakirah, dan dalam hal
i’rab (rafa’/ nashab/jar). Man’ut artinya kata-kata benda yang disipati.
Hukum Na’at dan Man’ut yaitu :
1. Memiliki I’rab yang sama
2. Memiliki Gender yang sama
3. Memiliki Ma’rifat dan Nakirah yang Sama
1. Na’at Hakiki
2. Na’at Sababi
B. Saran
1. Dalam karya tulis ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, maka
penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnnya makalah ini dan juga dalam penulisan makalah
agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang sama pada kesempatan-
kesempatan berikutnya.
2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk kita semua.
7
DAFTAR PUSTAKA