SINTAKSIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Ilmu Al-Lughah”
Dibimbing oleh: Abdul Muqit, M.Pd
Oleh :
Kelompok 8
Siti Mashlahah Al Fikri (084142100)
Fathoni Arifandi (084142087)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa arab, pengaturan antar kata dalam kalimat atau antar
kaliamat dalam klausa atau wacana merupakan kajian ilmu Nahwu. Bahkan
hubungan itu tidak hanya menimbulkan makna gramatikal, tetapi juga
mempengaruhi baris akhir masing-masing kata yang kemudian disebut dengan
I’rab.
Keanekaragaman struktur bahasa dan unsur-unsur kebahasaan merupakan
sesuatu yang sangat komplek dan sulit dipahami. Namun, hal itu merupakan
kebutuhan ilmiah di bidang lunguistik. Hasil yang dicapai sangat bermanfaat
terutama dalam menyusun kamus bahasa. Dalam makalah ini, kami akan
membahas lebih lanjut mengenai sintaksis atau ilmu nahwu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian sintaksis?
2. Apa perbedaan hubungan paradigmatik dan hubungan sintagmatik?
3. Bagaimana penerapan teknik diagram pohon?
4. Bagaimana pemakaian kaidah transformatif?
5. Apa perbedaan struktur lahir dan struktur batin dalam sintaksis?
6. Apa perbedaan kaidah wajib dan kaidah manasuka?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian sintaksis.
2. Untuk mengetahui perbedaan hubungan paradigmatik dan hubungan
sintagmatik.
3. Untuk mengetahui penerapan teknik diagram pohon.
4. Untuk mengetahui pemakaian kaidah transformatif.
5. Untuk mengetahui perbedaan struktur lahir dan struktur batin dalam
sintaksis.
6. Untuk mengetahui perbedaan kaidah wajib dan kaidah manasuka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sintaksis
adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.1 Sintaksis
merupakan sala satu unsur kebahasaan yang sangat komplek setiap bahasa
memiliki struktur kebahasaan masing-masing. Dengan demikian, struktur
masing-masing bahasa akan berbeda. Perbedaan itu antara lain adala pola
struktur fonologi, morfologi dan sintaksis.
Dalam bahasa arab, pengaturan antar kata dalam kalimat atau antar kalimat
dalam klausa atau wacana merupakan kajian ilmu Nahwu. Bahkan hubungan
itu tidak hanya menimbulkan makna gramatikal, tetapi juga mempengaruhi
baris akhir masing-masing kata yang kemudian disebut dengan I’rab.2
Sintaksis mendeskripsikan bagaimana kalimat dibangun dari kosakata.
Selain itu dalam sintaksis juga mendeskripsikan kelas kata apa yang memiliki
1
Mansoer Pateda, Linguistik (Sebuah Pengantar), (Bandung: Angkasa, 1990), h. 85.
2
Sahkholid, Pengantar Linguistik (Analisis Teori-teori Linguistik Umum Dalam Bahasa Arab),
(Medan: Nara Press, 2006), h. 124.
3
potensi untuk menempati posisi tertentu dalam kalimat, jenis-jenis kalimat, dan
perubahan-perubahan kalimat.3
Keanekaragaman struktur bahasa dan unsur-unsur kebahasaan merupakan
sesuatu yang sangat komplek dan sulit dipahami. Namun hal itu merupakan
kebutuhan ilmiah di bidang linguistik. Hasil yang dicapai sangat bermanfaat
terutama dalam menyusun kamus bahasa.
B. Satuan Sintaksis
Kajian-kajian sintaksis tradisional terfokus pada menjelaskan perbedaan
antara kata dan kalimat. Ia membedakan satu kalimat dengan kalimat lainnya
dengan memakai tanda i’rab; ia membedakan satu kata dengan kata lainnya
dengan mengacu pada bentuk tulisan. Akan tetapi kajian-kajian itu tidak
mementingkan pembagian kata atas satuan-satuan atau unsur-unsur yang lebih
penting daripada kata, padahal semua bahasa manusia memakai unsur-unsur
yang paling kecil dalam menjelaskan berbagai kaitan sintaksis. Misalnya dalam
bahasa Arab: ;املسلمونkata ini terdiri atas tiga unsur . yaitu: ون + مسلم+ ال .
jama’ mudzakar sâlim dalam keadaan rafa’. Misalnya dalam bahasa Inggris,
kata (unacceptable) tersusun dari unsur-unsur berikut: un + accept + able.
Masing-masing unsur ini memiliki unsur karakteristik distribusi. Unsur-unsur
ini merupakan satuan-satuan terkecil yang tidak dapat dianalisis ke dalam
satuan-satuan yang lebih kecil lagi. Satuan-satuan yang paling kecil yang dapat
membentuk sebuah kata adalah yang disebut dengan istilah morfem. Oleh
karena itu, kita mempunyai 3 (tiga) satuan dalam analisis sintaksis struktural
atau sintaksis modern, yaitu: kalimat, kata dan morfem.4
3
Antoine Dahdah, Mu’jam Qawa’idul-Lughah Al-Arabiyyah; Fi jadawilin Walauhatin. (Libanon:
Maktabah Lubnan, 2001), h. 18.
4
Invest Scenery, “Sintaksis (Nahwu) Struktural”, Invest Scenery, diakses dari http://d-
scene.blogspot.co.id/2011/05/sintaksis-nahwu-struktural.html, pada tanggal 18 November 2016
4
C. Tataran Sintaksis Secara Umum
Dalam pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan tataran sintaksis yang
mencakup masalah fungsi dan kategori sintaksis serta hubungan tataran
sintaksis. Berbicara tentang tataran sintaksis berarti kita berbicara tentang
jabatan-jabatan kata dalam kalimat. Seperti halnya kita sering mendengar
istilah-istilah subyek, predikat, objek, kata sifat, kata benda, kata keterangan,
kalimat aktif, kalimat fasif, dan lain-lain.
1. Fungsi Sintaksis
Fungsi-fungsi sintakasis itu biasanya terdiri dari unsur-unsur S,P,O,K
yakni mencakup istilah Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan. Dalam bahasa
arab fungsi-fungsi sintaksis kita kenal dengan istilah antara lain : ،ناعب فاعل
مفعل فيه، مفعل معه، مفعل ألجله، خرب، مبتدأ، فاعل،مفعول به
Dalam bahasa arab, jabatan atau fungsi kata itu diklasifikasikan sesuai
dengan jenis i’rabnya. Adapun fungsi-fungsi sintaksis dalam bahasa arab
sesuai dengan jenis i’rabnya terbagi kepada empat yaitu marfu’at ( )مرفؤعات,
2. Kategori Sintaksis
Katagori sebagai tataran di bawah fungsi-fungsi sintaksis. Hal ini
mencakup istilah-istilah kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata kata
sifat( adjektiva), kata depan (numeralia), dan lain lain. Menurut para ahli
tatabahasa tradisional berpendapat bahwa fungsi subjek harus di isi oleh
kategori nomina, fungsi predikat harus diisi oleh katagori verba, sedangkan
fungsi objek harus di isi oleh kategori nomina, dan fungsi keterangan harus
selalu diisi noleh kategori adverbia. Dalam bahasa arab kita mengenal istilah
pukul 13.09.
5
3. Hubungan Tataran Sintaksis
Hubungan sintaksis bahasa arab melahirkan apa yang dikenal dengan
jumlah. Dan jumlah ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu jumlah ismiyah (
)اجلمل ة اإلمسيةdan jumla fi’liyah ()اجلمل ة الفعلية. Sementara itu, ada juga yang
5
Sahkholid, Op.Cit., h. 134
6
Moch Ainin dan Imam Ansori, Semantik Bahasa Arab, (Malang: FS UM, 2008), h.109
6
Dalam pembagian mengenai jenis makna juga terdapat jenis makna
kolokasi. Makna kolokasi ini adalah makna kata dalam kaitannya dengan kata
lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah kontruksi atau
lingkungan kebahasaan.7 Contohnya cantik dan tampan. Keduanya adalah dua
kata yang berada dalam satu lingkup bahasa karena sama-sama menunjukkan
keindahan. Namun, dua kata tersebut tidak bisa digabungkan dengan masing-
masing pasangan dari dua kata tersebut. Pasangan cantik adalah perempuan
sedangkan tampan adalah pasangan laki-laki. Maka tidak bisa dikatakan laki-
laki cantik dan perempuan tampan. Berkaitan dengan hubungan sintagmatik
ini, Umar (1982) memberikan contoh- contoh berikut:
Seperti أذن – يس معtidak mungkin عني – يس مع. Jadi Hubungan sintagmatik
adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang
tersusun secara berurutan dan bersifat linear.
Sementara itu hubungan paradigmatik juga disebut dengan hubungan
set. Yakni kata-kata yang berda dalam satu set dan dapat saling menggantikan. 8
Hubungan makna ini juga disebut hubungan in absentia.9 Dalam bahasa Arab,
hubungan paradigmatik dapat kita lihat pada kalimat berikut:
kata امليدان - سوربايا- اجلامعة- املدرسة- ذهبberada dalam satu medan makna
7
Ibid., h. 49.
8
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 117.
9
Ibid., h. 110.
7
yang memiliki hubungan makna dan tidak terikat. Kata ذهب bisa saja
8
2. Untuk menentukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mengimplementaskan sebuah solusi atau rencana.
3. Untuk menganalisis proses secara detail.
4. Untuk melakukan penyelidikan mengenai akar penyebab suatu masalah.
5. Untuk mengevaluasi kegiatan implementasi dari solusi.
6. Digunakan setelah menemukan isu kunci yang didapat dari diagram afinitas
atau interrelationshipdiagram.
7. Sebagai alat komunikasi, untuk menjelaskan sesuatu secara detail kepada
orang lain.10
Contoh penerapan diagram pohon dalam bahasa arab yaitu:
اجلملة
10
Zona Manajemen, “Diagram Pohon”, Manajemen Kualitas, diakses dari
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Pohon, pada tanggal 18 April 2017 pukul
07:42.
9
juga mencakup perubahan atau penyusunan kembali struktur dengan berbagai
cara.
Transformasi mencerminkan bagian dari pengetahuan si penutur secara
potensial tentang hubungan antar kalimat yang memiliki pola dasar yang
berbeda. Membe-dakan kalimat aktif (al-jumlah al-mabniyah lil ma’lum)
dengan kalimat pasif (al-mabni-yah lil majhul), kalimat afirmatif dan kalimat
pengingkaran, kalimat berita dan kalimat perintah serta kalimat tanya mengacu
kepada pengetahuan penutur asli tentang struktur itu. Tata bahasa transformasi
berlangsung dengan dan dalam konstruksi yang ada, dengan unsur-unsur
struktur yang ada dan membentuk kalimat yang baru dengan unsur-unsur itu.
Tata bahasa transformasi menekankan hubungan formal antara dua kalimat dan
memberikan uraian atau penjelasan yang lengkap tentangnya.11 Misalnya :
ه ل،يفحص الكت اب والكت اب مل يفحص حمم د مل،فحص حمم د الكت اب وفحص الكت اب
10
penambahan-penambahan atau pengurangan-pengurangan, seperti kita lihat
dalam kalimat aktif dan kalimat pasif:
11
kalimat-kalimat yang tersusun dari struktur yang sama, kosa kata yang sama,
dan posisinya tidak berubah. Namun kalimat-kalimat itu mengandung beberapa
makna. Hal inilah yang mengakibatkan adanya perbedaan antara dua jenis
struktur, yaitu struktur batin dan struktur lahir. Struktur batin ialah struktur
yang mencakup hasil kaidah-kaidah struktur frasa/kalimat saja, sedangkan
struktur lahir mencakup hasil penggunaan semua kaidah transformasi yang
memungkin-kan dalam bahasa tertentu. Kaidah transformasi berfungsi
mengubah struktur kalimat dalam suatu bahasa yang terdiri atas pemerian
struktur batin dan struktur lahir serta kaidah transformasi yang
menghubungkan keduanya.
Teori transformasional telah memisahkan sebuah bahasa menjadi dua
bagian yaitu struktur dalam dan struktur luar. Struktur dalam adalah tempat
terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/ secara mentalistik sedangkan
struktur luar adalah wujud lahiriah yang ditranformasikan dari struktur
زيد قائم
12
Soeparno, Dasar-Dasar Linguistik Umum, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2002), h. 54.
12
اجلملة اإلمسية
قائم
ٌ + زيد
قام زيد
اجلملة الفعلي
زيد+ قام
2. Kaidah Manasuka Bahasa Arab
Di samping kaidah tadi, ada kaidah manasuka (qawa’id ikhtiyariyah).
Kaidah manasuka adalah kaidah yang memberikan pengertian-pengertian
tambahan pada kalimat tentang berbagai keterangan mengenai lokasi,
waktu, cara dan sebagainya. Kaidah manasuka dalam bahasa arab digunakan
untuk:
a. Menjelaskan atau mengkhususkan kejadian/peristiwa yang ditunjukkan
oleh verba atau tensisnya. Frasa-frasa yang memberikan makna takhsis
terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu:
1) Frasa yang mengkhususkan kejadian, yaitu salah satu dari kedua
makna verba (intransistif dan transitif ), frasa-frasa ini berkaitan
dengan frasa verba. Yang termasuk frasa ini adalah maf’ul muthlaq,
13
maf’ul li ajlih, maf’ul ma’ah, dan maf’ul fih. Contoh: أكلت أكال.
Dapat kita analisis:
أكلت أكال
مجلة فعلية
جملة فعلية
14
adalah jar dan majrurnya atau mudaf dan mudaf ilaihnya. Contoh: كتاب
كتاب الطالب
الطالب + كتاب
c. Menjelaskan taba’iyah (na’at, taukid, athaf dan badal).13 Contoh:
نعت+ منعوت+ فعل
BAB III
13
Layar Pintar, “Morfologi”, Alumni Man Telaga, diakses dari http://ihwan-
tea.blogspot.co.id/2008/03/morfologi.html, pada tanggal 18 April 2017 pukul 07:41.
15
KESIMPULAN
16
kalimat verbal (jumlah fi’liyah). Sedangkan kaidah manasuka adalah kaidah
yang memberikan pengertian-pengertian tambahan pada kalimat tentang
berbagai keterangan mengenai lokasi, waktu, cara dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
17
Ainin, Moch dan Ansori, Imam. 2008. Semantik Bahasa Arab. Malang: FS UM.
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dahdah, Antoine. 2001. Mu’jam Qawa’idul-Lughah Al-Arabiyyah; Fi Jadawilin
Walauhatin. Libanon: Maktabah Lubnan.
Parera, J. D. 2009. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pateda, Mansoer. 1990. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa.
Sahkholid. 2006. Pengantar Linguistik (Analisis Teori-teori Linguistik Umum
Dalam Bahasa Arab). Medan: Nara Press.
Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya.
Invest Scenery. 2011. “Sintaksis (Nahwu) Struktural”. http://d-
scene.blogspot.co.id/2011/05/sintaksis-nahwu-struktural.html. Diakses
pada tanggal 18 April 2017 (07:42).
Layar Pintar. 2008. “Morfologi”. http://ihwan-
tea.blogspot.co.id/2008/03/morfologi.html. Diakses pada tanggal 18 April
2017 (07:41).
Zona Manajemen. 2014. “Diagram Pohon”.
https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Pohon. Diakses pada
tanggal 18 April 2017 (08:12)
18