DosenPembimbing:
Dr. Ahmad Dardiri, M.A
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang senantiasa
melimpahkan rahmat , hidayah dan indah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. Ilmu Al-dilalah/Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang berada pada
tataran makna. Verhaar, dalam Pateda (2010:7) mengatakan bahwa semantik adalah
teori makna atau teori arti (Inggris semantics kata sifatnya semantic yang dalam Bahasa
Indonesia dipadankan dengan kata semantik sebagai nomina dan semantis sebagai
ajektiva). Kata semantik disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang
linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya,(Chaer, 1995 :2).
Kajian tentang makna dalam tradisi Islam sebenarnya sudah muncul sejak masa-masa
awal, tetapi belum menjadi ilmu tersendiri. Belakangan kajian tentang makna menjadi
disiplin ilmu tersendiri yang dikenal dengan Ilmu dalalah atau ilmu dilalah (bahasa Arabi
yang merupakan padanan dari kata semantique (bahasa Perancis) atau semantics
(bahasa Inggris) , atau semantik (bahasa Indonesia). Dikalangan bangsa Arab ada yang
menggunakan istilah ilmu dalalah, ada juga yang menggunakan istilah dalalat al-alfaz
atau ilmu al-ma’na (bukan ilmu al-ma’anii. Tetapi tampaknya yang pertama lebih sering
digunakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ilmu Al-Dilalah/semantik ?
2. Apa saja ruang lingkup dari Ilmu Al-Dilalah/semantik ?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dari Ilmu Al-Dilalah/semantik ?
4. Jelaskan korelasi Ilmu Al-Dilalah/semantik dengan Bahasa Arab ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Ilmu Al-Dilalah/semantik.
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup Ilmu Al-Dilalah/semantik.
3. Untuk mengenal siapa saja para tokoh dari Ilmu Al-Dilalah/semantik.
4. Untuk mengetahui apa korelasi dari Ilmu Al-Dilalah/semantik dengan Bahasa Arab.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Al-Dilalah/semantik.
bahasa inggris, berasal daribahasa yunani sema ( nomina ) yang berarti ‘tanda’ atau
Semantik diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari makna. Dalam bahasa Arab,
ilmu Ad-Dalalah terdiri atas dua kata, yaitu: ilmu dan ad-Dalalah. Ilmu yang berarti
pengetahuan dan Ad-Dalalah yang berarti petunjuk atau makna. Jadi ilmu Ad-Dalalah
menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan tentang makna. Secara terminologi ilmu
dalalah sebagai salah satu cabang ilmu linguistik yang telah berdiri sendiri adalah ilmu
yang mempelajari makna suatu bahasa, baik pada tatanan (kosa kata) maupun
Di dalam ilmu Ad-dalalah ada juga ilmu (semiotik) yang mempelajari tanda
secara umum, baik terkait dengan bahasa atau non bahasa. Sementara ilmu Ad-Dalalah
mengkaji masalah tanda dalam bahasa. Dalam sistem semiotik, bahasa dibedakan ke
2. Semantik, terkait dengan hubungan antar lambang dan dunia luar yang diacunya.
dalam pemakaiannya.
5
Pembahasan mengenai Ilmu Dalalah pernah dibahas dalam beberapa artikel. Di
antaranya artikel yang ditulis oleh saudara Zaky (2017) yang berjudul “Sejarah Dalalah”.
diantaranya adalah perubahan makna dari umum ke khusus dan sebaliknya. Selain itu ia
sosial dan budaya, faktor perasaan emosional dan psikologi, serta faktor ilmu dan
teknologi.1
6
d. Polisemi (ta addud al-makna)
Yaitu satu lafadz yang mengandung lebih dari satu makna. Jika dua makna itu
tidak saling berlawanan, maka disebut al-musytarok al-lafdzi dan jika saling
berlawanan, maka disebut al-tadhadh (antonimi).
a. Al-Zamakhsyari
Di antara para linguis arab yang banyak mengadakan penelitian tentang masalah
arti (semantic) dan menarik perhatian adalah Mahmud Ibn Umar ibn Muhammad
kumpulan lafazh-lafazh yang diberi arti hakiki dan majazi berdasarkan penelitian
anggap gharib atau asing, kemudian diberi arti yang lebih jelas berdasarkan hasil
penelitiannya.
b. Ibnu Jinni
Seperti umumnya para linguis besar dalam tradisi linguistic Arab, semisal
7
saja, kerasionalan Ibnu Jinni dicurahkan untuk memikirkan obyek-obyek linguistik
dan merumuskan teori-teori yang diharapkan bisa diterima oleh semua mazhab.
digunakan pun cukup santun, tidak melemparkan kritik pedas layaknya persaingan
mazhab nahwu.
diwariskan. 2) Lafal lama yang diberi makna baru setelah datangnya Islam baik
yang sama sekali baru baik dari segi bangun katanya maupun maknanya yang
d. Ibnu faris
Nama aslinya adalah Abu al-Husayn Achmad bin Faris bin Zakariyya. Tidak
tumbuh di Ray. Ada juga yang mengatakan bahwa ia berasal dari Hamadzan lalu
berkelana ke Qazwin, kemudian pindah ke Ray untuk mengajar Abu Thalib bin
Fakhr al-Dawlah ‘Ali bin Rukn al-Dawlah al-Chasan bin Buwaihi al-Daylamiy. 3 Beliau
yang dikumpulkannya. Beliau dikenal sebagai perintis ilmu dilalah dan ilmu
8
Korelasi/hubungan Ilmu Al--Dilalah/semantik dengan Bahasa Arab dapat terlihat
jelas Dalam kajian linguistik. Dalam kajian lingustik, kita mengenal apa yang disebut
Fonologi merupakan salah satu cabang limu bahasa yang bertugas mempelajari fungsi
Morfologi adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari pembentukan kata (Yule, 1985).
Sementara itu sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari hubungan formal
antara tanda-tanda bahasa (Levinson, 1992), yakni hubungan antara kata/frasa yang satu
Semantik sebagai cabang ilmu bahasa memiliki hubungan yang erat dengan
ketiga cabang ilmu bahasa di atas (fonologi, morfologi dan sintaksis). Ini berarti bahwa
makna suatu kata atau kalimat ditentukan oleh unsur bunyi (tekanan suara atau nada
suara yang lebih umum adalah suprasegmental), bentukan kata (perubahan bentuk kata),
maupun susunan kata dalam kalimat. Dengan demikian tidak mungkin semantik
dipisahkan dari cabang linguistik lainnya atau sebaliknya, contoh sebuah kalimat bila
diungkapkan secara lisan dengan nada yang sama, maka keduaya memiliki nada yang
sama. Akan tetapi apabila diungkapkan dengan nada yang berbeda, maka kedua kalimat
Semantik sebagai studi makna bukan saja berkaitan dengan cabang linguistik
lainnya (fonologi, morfologi, dan sintaksis), tetapi juga berhubungan dengan disiplin ilmu
lainnya. Disiplin ilmu yang dimaksud misalnya antropologi, sosiologi, psikologi, dan
makna di dalam bahasa dapat menyajikan klasifikasi budaya pemakai bahasa secara
praktis. Sosiologi memiliki kepentingan dengan semantik, karena ungkapan atau ekspresi
tertentu menandai kelompok sosial atau identitas sosial tertentu. Psikologi berhubungan
erat dengan semantik, karena psikologi memanfaatkan gejala kejiwaan yang ditampilkan
manusia secara verbal atau nonverbal. Sementara itu, filsafat berhubungan erat dengan
9
1999)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semantik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda dalam bahasa. Dalam bahasa
Arab disebut ‘ilm- ad-dalalah. ‘Ilm- ad-dalalah ini terdiri atas dua kata: ‘ilm yang berarti
ilmu pengetahuan, dan al-dilalah yang berarti penunjuk atau makna. Jadi, ‘ilm
al-dilalah menurut bahasa adalah ilmu pengetahuan yang mengetahui tentang makna.
Ruang lingkup kajian ilmu dilalah, berkisar pada : 1) al-daal (penunjuk, pemakna, lafaz)
Semantik sebagai cabang ilmu bahasa memiliki hubungan yang erat dengan ketiga
cabang ilmu bahasa yaitu fonologi, morfologi dan sintaksis. Ini berarti bahwa makna
suatu kata atau kalimat ditentukan oleh unsur bunyi (tekanan suara atau nada suara
yang lebih umum adalah suprasegmental), bentukan kata (perubahan bentuk kata),
maupun susunan kata dalam kalimat. Dengan demikian tidak mungkin semantik
dipisahkan dari cabang linguistik lainnya atau sebaliknya, Karena apabila fonologi
sebuah kata saja misalnya berubah, maka akan berubah makna sebuah kata.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
dan penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
pembimbing dan para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini, baik dari aspek
keilmuan maupun dari aspek penulisannya sebagai acuan untuk penulisan artikel ini
11
DAFTAR PUSTAKA
Di akses dari
http://forum-cari-tahu.blogspot.com/2009/04/studi-tokohbahasa-arab-ibnu-faris.html
pada hari Rabu 10 Mei 2023 pukul 08.49.
12