Anda di halaman 1dari 130

Penerbit : Dreamedia

Banjarmasin 2016
MEDIA MUSIK DAN LAGU

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

H. Hasan, MA. Hum


Buku ini dipersembahkan kepada:

Orang tua penulis ayahanda H. Syahrin dan ibunda Hj. Rusinah

Isteri tercinta Fithria Utami, S.HI serta malaikat kecil

Queena Faiza Azkia

Semua pengajar dan pencinta bahasa Arab di manapun berada


Motto:

Pelajarilah bahasa Arab karena ia merupakan bagian


dari agamamu.......

“Sayyidina Umar bin Khattab”


Kata Pengantar
Dr. Ahmad Muradi, M. Ag.
(Ketua Umum Ittihad Mudarrisin li al-Lughah al-‘Arabiyyah
(IMLA) Daerah Kalsel)

‫ميحرلا نمحرلا هللا مسب‬

‫الحمد هلل رب العلمين والصالة والسالم على أشرف ألانبياء‬

:‫ أما بعد‬.‫واملرسلين سيدنا وقدوتنا دمحم وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta Alam. Salawat


dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw.
Seorang suri tauladan dan rahmat bagi seru sekalian alam.
Salawat dan salam semoga tercurah pula kepada keluarga, sahabat
dan pengikut Nabi Saw. Amin
Di antara unsur penting dalam proses pembelajaran adalah
media pembelajaran. Enam unsur lainnya adalah guru, peserta
didik, tujuan, materi, pengalaman pembelajaran dan lingkungan
pembelajaran. Karena itu, media berperan penting dalam
ketercapaian tujuan yang diinginkan tidak terkecuali dalam
pembelajaran bahasa Arab.
Bahasa Arab masih dianggap mata pelajaran yang „sulit‟
bagi sebagian besar peserta didik. Hal ini tentu menjadi bumerang
bagi guru untuk bisa menampilkan pembelajaran bahasa Arab

i
yang mudah dan menyenangkan. Anggapan bahwa belajar bahasa
Arab sulit harus sedikit demi sedikit dikikis. Berdasarkan
penelitian (studi kasus) tahun 2007 seperti yang dikutip Muhbib
bahwa penelitian yang dilakukan Jamsuri Muhammad
Syamsuddin dan Mahdi Mas‟ud terhadap 30 mahasiswa Ilmu
Politik (Humaniora) pada Internasional Islamic University
Malaysia mengenai kesulitan belajar bahasa Arab juga turut
memperkuat fakta dan stigma tersebut. Menurut keduanya,
penyebab kesulitan belajar bahasa Arab ternyata bukan
sepenuhnya pada substansi atau materi bahasa Arab, melainkan
pada ketiadaan minat (100%), tidak memiliki latar belakang
belajar bahasa Arab (87%), materi kurikulum perguruan tinggi
(57%), dan lingkungan kelas yang tidak kondusif (50%). Jadi
faktor penyebab munculnya anggapan bahwa belajar bahasa Arab
adalah sulit dan rumit bukanlan pada materinya tetapi melainkan
pada faktor psikologis, edukatif, dan sosial. Faktor psikologi,
edukatif, dan sosial menjadi poin penting dalam memenuhi
harapan peserta didik dan dalam pemecahan permasalahan
pembelajaran bahasa Arab.
Untuk memenuhi tiga faktor di atas diperlukan kreativitas
guru dalam penyajian pembelajaran bahasa Arab Agar
pembelajarannya mudah dan menyenangkan. Di antara bentuk
kreativitas guru adalah dengan penggunaan media pembelajaran.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mau

ii
tidak mau guru harus „melek‟ media teknologi dan informasi agar
bisa menyesuaikan pembelajaran dengan perkembangan teknologi
tersebut. Oleh karenanya, media menjadi penting sebagai sarana
bagi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa
(Arab) dan menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Media musik merupakan media menarik dan disukai oleh
hampir semua peserta. Karena itu, keberadaan buku tentang
media musik dalam pembelajaran bahasa Arab adalah sangat
urgen (muhimmun jiddan) untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik tersebut.
Selamat kepada akhi H. Hasan, MA. Hum atas
kreativitasnya dalam memperkaya khazanah kelimuan dalam
bidang pembelajaran bahasa Arab. Semoga, buku ini menjadi
daya tarik tersendiri bagi peminat belajar bahasa Arab. Amin

Banjarmasin, 11 April 2016

Dr. Ahmad Muradi, M. Ag

iii
Kata Pengantar

Bismilla>hirrahma>nirrahi>m
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena
atas rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kita
haturkan kepada baginda Muhammad Saw, keluarga dan para
sahabatnya.
Dewasa ini perkembangan media pembelajaran sangatlah
maju dan dinamis, dulu, sebuah media belum terpikirkan untuk
dijadikan alat bantu dalam pembelajaran, dengan kreativitas dan
inovatif seorang guru media tersebut dapat dijadikan media yang
sangat berguna dalam pembelajaran termasuk media musik dan
lagu khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab.
Sejatinya penulisan buku ini bermula dari salah seorang
mahasiswa STIQ Amuntai yang mengajukan proposal skripsi
tentang pembelajaran bahasa Arab menggunakan media musik
dan lagu meminta kepada penulis untuk menjadi pembimbing
proposal skripsi dalam penulisan. Entah kenapa dalam beberapa
bulan tidak ada working progress bahkan jalan di tempat. Kami
pun menanyakan hal tersebut kepadanya, barulah dia
memberitahukan bahwa referensi tentang pembelajaran bahasa
Arab menggunakan media musik dan lagu sedikit sekali. Padahal
jika proposal skripsi dilanjutkan sampai menjadi skripsi tentulah
menjadi bacaan yang menarik sekaligus unik sekali di kampus
STIQ Amuntai. Dikatakan unik karena sejak STIQ Amuntai
iv
berdiri belum ada yang membuat skripsi dengan tema media
musik dan lagu.
Oleh karena itulah, penulis memberanikan diri menulis
tentang pembelajaran bahasa Arab menggunakan media musik
dan lagu. Tentunya kami menyadari bahwa meskipun kami telah
berusaha maksimal dalam penyusunan buku ini, tetapi tetaplah
buku ini masih mengandung banyak kekurangan dan jauh sekali
dari sempurna. Terdapat bagian-bagian yang perlu dikembangkan
lebih maksimal. Karena itu saran dan kritik membangun dari
pembaca sangatlah diharapkan demi perbaikan buku ini di
kemudian hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua H.
Syahrin dan Hj. Rusinah dan ayah mertua H. Busrani. Terkhusus
untuk isteri yang tercinta Fithria Utami, S,HI (dalam penulisan
buku ini sedang mengalami morning sickness yang cukup berat
dibandingkan dengan kehamilan pertama) dan puteri pertamaku
(Queena Faiza Azkia-sesuai makna yang terkandung dalam
namanya-Seorang ratu yang beruntung dan bersih. Ya Allah
berikanlah keberuntungan kepadanya) atas segala-galanya.
Mereka selalu menjadi inspirasi untuk terus berkarya walaupun
terkadang waktu bermain dengannya tersita untuk penulisan
naskah buku ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ustadz M.
Haris Zubaidillah, S.Pd.I, SQ yang telah menjadi teman diskusi

v
yang hangat dan menyempatkan untuk mencarikan bahan bacaan
yang diperlukan selama penulisan.
Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
demi selesainya buku ini yang namanya tidak dapat disebutkan
satu persatu. Jaza>kumullah Khair al-Jaza>’.
Akhirnya, penulis berharap buku ini bermanfaat bagi semua
pihak dan menjadi wasi>lah untuk mencapai ridha Allah Swt di
dunia dan akhirat. Para pecinta bahasa Arab akan terus ada,
selama bahasa Arab ada. Dan, bahasa Arab akan terus ada,
selama Al-Quran ada.
Amuntai, 13 Maret 2016

H. Hasan, MA, Hum

vi
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi iv

BAB I Sejarah Musik


A. Definisi Musik 1
B. Sejarah Musik Dunia 3
C. Jasa Besar Ilmuan Muslim dalam Musik 5
D. Sejarah Musik Indonesia 10

BAB II Islam dan Musik


A. Argumentasi Yang Mengharamkan Musik dan 27
Lagu
B. Argumentasi yang Membolehkan Musik dan 36
Lagu

BAB III Konsep Tentang Media Musik Pembelajaran


Bahasa
A. Definisi Media 51
B. Karakteristik dan Jenis Media 56
C. Manfaat Musik Dalam Pembelajaran 60

BAB IV Optimalisasi Media Musik dalam Pembelajaran


Bahasa Arab
A. Penggunaan Media Musik dalam Pembelajaran 67
B. Tahap-Tahap Pembuatan Musik dan Lagu dalam 78
Pembelajaran Bahasa Arab
C. Manfaat Musik dan Lagu dalam Pembelajaran 96
Bahasa Arab

vii
BAB V Pemanfaatan Media Musik dan Lagu dalam
Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab
A. Istima‟ 101
B. Kalam 103
C. Qira‟ah 106
D. Kitabah 107

Lampiran 110
Daftar Pustaka 114
Tentang Penulis 116

viii
BAB I
SEJARAH MUSIK
A. Definisi Musik

Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga


mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang
dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan
irama.1 Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk
mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu
bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik
adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan
oleh beberapa alat musik.

1
Hampir semua orang menyukai musik. Setidaknya, semua
orang pasti mengenal musik. Musik adalah bentuk ekspresi kita.
Sedih dan gembira, suka dan duka, semua dapat digambarkan
digambarkan lewat musik. Setiap hal yang terjadi dalam
kehidupan biasanya akan bisa digubah ke dalam musik. Tentang
keluarga, cinta kepada ayah dan ibu, tentang guru, tentang cinta
tanah air, olahraga, makanan kesukaan, kendaraan, hingga
bencana alam.1 Beberapa orang menganggap musik adalah
sesuatu yang tidak berwujud, karena hanya berupa suara.
Anggapan ini tidaklah salah. Musik memang tidak terlihat dan
tidak dapat dipegang. Musik hanya dapat didengar dan dapat
dirasakan getarannya, sama seperti udara yang kita hirup.

Musik ada sepanjang masa, dimanapun kapanpun musik


selalu ada dalam kehidupan. Hal ini disebabkan karena musik
dapat memberikan dampak positif bagi pendengarnya. Secara
umum, musik menimbulkan vibrasi, vibrasi itu menimbulkan
stimulasi pada gendang pendengaran. Stimulasi itu ditransmisikan
susunan syaraf syarat pusat (limbic system) di sentral otak yang
merupakan gudang ingatan lalu hypothalaus atau kelenjar segala
sesuatunya untuk mengaitkan musik dengan respon tertentu.

1
Windi Fitria, Gampang main Pianika Secara Otodidak, Jakarta: Laskar Aksara,
2013), hal 2.

2
Pada umumnya musik dan lagu hanya berperan sebagai
media hiburan. Padahal musik bila digunakan dengan maksimal,
musik memiliki manfaat yang besar dan dapat dijadikan
media/alat bantu untuk pembelajaran bahasa Arab (dan
pembahasan tentang musik dan pembelajaran akan dibahas pada
bab berikutnya).

B. Sejarah Musik Dunia

Membicarakan dan membahas tentang sejarah musik adalah


sangat panjang sekali, bahkan ada yang menyatakan musik sudah
ada zaman prasejarah. Pada zaman ini, musik tercipta dan dapat
disuarakan dengan berbagai cara. Ada yang dibenturkan dengan
sebuah benda, digoyang-goyang, digosok-gosok, atau dengan cara
lain yang menghasilkan efek getaran suara. Walaupun suara
manusiapun sebenaranya musik yang pertama kali ditemukan,
namun ada benda-benda lain yang juga digunakan untuk
menghasilkan nada. Salah satunya batu. Caranya adalah dengan
dipahat sedemikan rupa agar mempunyai irama dan nada tertentu
yang diinginkan.2

Pada bulan Juli tahun 1995, seorang arkeolog dari Slovenia


bernama Ivan Turk, menemukan sebuah tulang yang telah dipahat
di daerah barat laut Slovenia. Benda yang mempunyai empat

2
Windi Fitria, Gampang main Pianika Secara Otodidak, ….. hal 8.

3
lubang itu diberi nama “seruling” atau “divje babe”. Bob Fink,
seorang musisi Kanada, meyakini jika lubang tersebut digunakan
untuk memainkan empat nada dalam tangga diatonik. Beberapa
peneliti memperkirakan usia seruling tersebut 67.000 tahun.3

Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok


dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan
mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah
musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik
Gereja. Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena
adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta
menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu
tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan
musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada
alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat
musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia,
dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan
berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah
menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada
permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Mulai abad 20,
Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera
diganti dengan musik Ekspresionistis.

3
Windi Fitria, Gampang main Pianika Secara Otodidak, ….. hal 9.

4
C. Jasa Besar Ilmuan Muslim dalam Musik4

Penemu musik adalah Al Farabi dengan nama lengkap Abu


Nasr Muhammad bin Turkhan bin Uzlag Al Farabi.5 Beliau
adalah seorang maestro musik ataupun pakar musik. Dialah yang
menemukan not musik. Beliau lahir di Desa Wasij, Transoxiana
pada tahun 870 M. beliau belajar musik di konservatorium musik-
musik Andalusia yang didirikan oleh Abu Hasan Ali bin Nafis
atau sering disebut dengan Ziriyab. Di sinilah Al Farabi
mengembangkan teori musik dengan menulis kitab Al Musiqiy
dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu mataematika dan
fisika. Para penulis musik mampu member penjelasan secara
ilmiah tentang suara dan cara mendorong pembuatan instrument
musik lebih lanjut seperti gitar, seruling, tambur, prototipe piano,
organ dan sebagainya yang kemudian diperkenalkan ke
semenanjung Iberia dan Eropa Barat.6
Di dalam dunia musik, beliau sangat mahir memainkan alat
musik dan menciptakan berbagai instrumen musik dan nada
musik arab yang ada sampai saat ini. Dialah penemu not musik.
Temuan ini ia tulis di dalam kitab al-Musiq al-Kabir yaitu buku
4
Selengkapnya bisa dilihat di http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-
islam/islam-digest/16/02/27/o35uhp385-al-farabi-dan-ibnu-khaldun-peletak-dasar-musik-
moderen
5
M. Yusuf Abdurrahman, Cara-Cara Belajar Ilmuan-Ilmuan Muslim Pencetus Sains-
Sains Canggih Modern, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hal 136.
6
M. Yusuf Abdurrahman, Cara-Cara Belajar Ilmuan-Ilmuan ……..hal 22.

5
besar tentang musik. Buku yang membahas ilmu dasar musik
yang telah menjadi rujukan musik bagi perkembangan musik
klasik barat.
Al-Farabi menulis bahwa musik dapat menciptakan suatu
perasaan tenang dan nyaman. Musik juga mampu mempengaruhi
moral, mengendalikan emosi, dan menyembuhkan penyakit.
Seperti disaat kita sedih atau hal lainnya,mendengarkan musik
adalah hal yang paling menghibur. Karena itu bagi al-Farabi
musik bisa menjadi alat terapi. Sebab musik adalah suatu yang
muncul dari hati manusia dalam menangkap suara yang indah.

Selain itu, sumbangan dunia Islam terhadap sajian musik


dapat dilacak dari pengenalan dan penyempurnaan beberapa alat
musik akustik. Hal ini terdapat pada beberapa alat musik seperti
drum, flute, dan penyempurnaan sistem hidrolik pada organ.
Siapakah para pelakunya? Jawabnya, ada beberapa orang
kreatornya dan itu adalah para ilmuwan Islam legendaris. Dalam
hal ini, nama peletak dasar pengobatan modern, yakni al-Farabi.
Nama lain yang tak kalah penting adalah Ibnu Bagja (di
Barat dikenal dengan Avempace). Ia mempunyai reputasi sebagai
tokoh yang memperkenalkan musik pada belahan dunia Timur.
Pesatnya perkembangan musik pada kurun itu juga diikuti dengan
'menjamurnya' sekolah musik. Salah satu pengajar musik yang
paling terkemuka adalah Sa>fi’a al-Di>n. Bahkan, karya-karya dari

6
sekolah musik terkenal itu sekarang masih bisa dilacak serta
tersimpan rapi di British Museum.
Selain al-Farabi, di Barat dikatakan termasyhur pula sosok
Ibnu Sina (Avicena) sebagai musikus papan atas. Ibnu Sina yang
hadir lebih belakangan dibandingkan Farabi, meninggalkan karya
monumental yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai
Introduction to the Art of Musik. Karya ini kemudian dirangkum
dalam buku Division of the Science. Semua karya itu kini juga
masih tersimpan rapi di British Museum.
Jasa penting yang ditinggalkan para musisi Islam adalah
tentang cara penulisan notasi musik. Musisi-musisi besar yang
tercatat, di antaranya Ali Mas'udi (967 M) dan al-Isfahani, dengan
karya Meadow of Gold yang dianggap merupakan notasi karya
musik arab yang paling menarik. Karya Isfahani lainnya
merupakan kumpulan notasi musik7 dalam 21 seri, di Inggris
diberi nama The Great Song of Musik.

7
Jean-Benjamin de La Borde (5 September 1734 – 22 Juli 1794) adalah seorang
composer berkebangsaan Francis. Dia menyebutkan kalo solmisasi ini ditemukan oleh
sarjana Muslim. Solmisasi itu terdiri atas silabels (solmisasi) dalam abjad Arab yaitu; Mi,
Fa, Shad, La, Sin, Dal, dan Ra.Menurut Jean Benjamin, notasi abjad arab ini kemudian
ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa kedalam bahasa Latin, dan entah bagai mana
diklaim sebagai Hymne St. Jhon ( Hymne St. Jhohanes), transliterasi ini dilakukan oleh
pemusik Italia; Guido Van Arezzo (995-1050) yang usianya berbeda jauh dari musisi
muslim ”Ishaq Al-Mausili” penemu sitem penulisan musik dengan solmisasi-nya.

7
Sumber foto:
http://denisaalislami.blogspot.co.id/2015/12/tangga-nada-pertama-kali-ditemukan-oleh.html

Karya lain dari dia adalah tulisan tentang buku musik yang
terdapat dalam empat volume. Kepiawaian inilah kemudian
membuat al-Isfahani oleh Ibnu Khaldun dijuluki sebagai diwan
dari Arab. Sedangkan, karya sejenis itu yang tidak boleh
dilupakan adalah The Index of Muhammad Ibnu Ishaq al-
Waraq yang ditulis pada kurun waktu 994-995 M. Dan kini pun di
dunia Barat masih terlacak karya-karya musik lain, seperti The

8
Unique of Necklace dari Ibnu 'Abd Rabbihi (940 M). Kemudian,
karya Yahya al-Khuduj al-Mursi dengan The Book of Song.
Penulis teoretisi musik Islam lainnya adalah Yunus al-
Khatib (765 M) dan Ibnu Khalil (791 M), di mana teori mereka
diperkenalkan hingga Spanyol oleh Ibnu Firnas (meninggal pada
888 M). Teori inilah yang nantinya memberikan pembaruan
pemikiran mengenai pengetahuan musik di Andalusia. Teoretisi
musik lainnya yang tercatat adalah dari Ishaq al-Maushi, di mana
teori-terori musiknya dirangkumkan dalamBook of Notes and
Rhythms.
Setelah itu, datanglah musisi besar lain, al-Buzani, dengan
karya monumental, Compendium on Science of Rhythm. Disusul
kemudian dengan hadirnya Ensiklopedi Musik dari Ikhwan al-
Safa pada abad ke-10 M serta sebuah karya mencengangkan dari
Muhammad al-Khawarizimi yang membahas mengenai berbagai
teori tentang musik yang terangkum dalam buku yang
diterjemahkan ke Barat menjadi Keys of the Science.
Melihat fakta itu, masihkah kita ragu bahwa peradaban
Islam tidak memberikan kontribusi dalam perkembangan musik
dunia? Sejarah memang gampang dilupakan, terutama bagi
mereka yang pendek ingatan. Dan ini membuktikan peradaban
Barat khususnya Eropa sangat gencar dalam menjalankan
pemanipulasian fakta sejarah khususnya dalam bidang musik.

9
D. Sejarah Musik Indonesia

Terdapat tahapan–tahapan perkembangan sejarah Musik


Indonesia. tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu – Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan
ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian
yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini
memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang
digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.
Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik–musik istana
(khususnya di jawa). saat itu, musik tidak hanya dipakai sebagai
bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan – kegiatan
keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana
yang berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri
dari 5 kelompok, yaitu: kelompok balungan, kelompok
blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok
pelengkap.
Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para
pedagang arab juga memperkenalkan musik mereka. Alat musik

10
mereka berupa gambus & rebana. dari proses itulah muncul
orkes- orkes gambus di Tanah Air ( Indonesia ) hingga saat ini.

Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa
pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para
pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri
mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan
ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai
karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern
Indonesia. Saat itu, para musisi Indonesia menciptakan sajian
musik yang merupakan perpaduan musik barat dan musik
Indonesia. Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.
Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,
masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues,
rock, dan R&B. demikian pula dengan musik – musik negeri
India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari
perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik asing dengan
musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan
musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut.
Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop,
jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang
memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik

11
barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini
Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu
ternyata perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga
musik itu dikatakan telah melampaui batas bahasa, kebudayaan
bahkan agama. Bagi orang barat, India sering disamakan dengan
Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie (Nedherland-
Oost) yang maksudnya Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni
maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa
lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi
Indonesia.
Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu
tinggi dan dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang
berkembang.
A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)
Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan
kata lain diselidiki oleh para arkeolog, sejarawan atau yang lain.
Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi
dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan kebudayaan
termasuk musik sampai saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku
Geschichte der Musik 1 dari Munchen, Germany), pada jaman
Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia
Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide (penduduk asli),

12
orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito
(mungkin dari India).

Lapisan bawah ini ditumpangi lapisan baru dengan dua arus


imigrasi besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi
suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara.
Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus
dan Mongolia.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik
pengolahan lading. Terutama di Annam (Cina Selatan) mereka
memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri
bernyanyi dengan cara sahut menyahut.
Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6
batang bambu yang ditiup bersama dalam kelompok d atau 3
nada. Alat ini dikenal pula di Cina Sheng dan di Kalimantan
dengan nama Kledi.
Alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar
alat musik bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia
Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-
beda di tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi
bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah (terdapat di Bali
sampai sekarang).

13
Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain
sebagainya. Telah mengalami suatu proses perkembangan pada
waktu kemudian. Seperti xylofon Asia Tenggara dalam bentuk
berbeda-beda: sebagai‟tatung‟ di Annam, „rangnat‟ di Kamboja,
„ranat‟ di Thailand, „pattalar‟ di Birma, „gambang‟ di Jawa,
„kolintang‟ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor
dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi.

2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4


Sebelum Masehi)
Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang
imigrasi ke Indonesia di sekitar abad 4 Sebelum Masehi
berpangkal dari suatu daerah Cina SelatanAnnam. Menurut R.
von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut
lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia ke Indonesia dan
berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini
dibuktikan pula oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang
menemukan bahwa para penduduk Indonesia, Melanesia dan
Polynesia berdasarkan satu bahasa yang sama (yang memang
kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada jaman
sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah.
Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka
mempengaruhi juga kebudayaan musik. Diperkirakan bahwa

14
gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di
dekat Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat
dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan
perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia
Tenggara.
Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”.
Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan
mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita
tidak tahu apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa
gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa
ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec
Robertson dan Denis Stevens Pelog mula-mula tersebar di
seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di
Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat
diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang
unik ini.
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina
Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya mula-mula dipakai
untuk upacara mendatangkan hujan secara magic (mistik).
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti
bahwa di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri,
tetapi terjadilah suatu perkembangan: benda-benda dari perunggu

15
dan besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di
Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu (timah dan kuningan),
namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu abad-abad
pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam,
terutama perunggu.

B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)


Suatu „revolusi‟ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di
waktu dibuat kapal besar-besar di teluk PersiaLaut Cina. Maka
lalu lintas ke Indonesia pun menjadi intensif (sebelumnya
diperkirakan lalu lintas terjadi terutama lewat daratan). Terutama
pedagang India mendatangi daerah-daerah Indonesia sejak abad 2
dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di
Indonesia dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan
politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa
agama Budha masuk kepulauan IndonesiaSumatera pada awal
abad 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya dan kemudian di Jawa
dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh
kebudayaan India mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8
Masehi sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas yang
sangat tinggi. Pada masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa
berupa musik dan tari, arsitektur dan seni rupa, pada waktu itu

16
dibangunlah Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia
dari masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi.

Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro


yang bentuk dan rupanya diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra
pada abad 8 Masehi. Menurut cerita tangga nada ini ditemukan
oleh dewa Barata Endra atas petunjuk dewa Shiva. Merurut teori,
satu oktaf dibagi dalam 5 interval yang sama (6/5 dari sekon
besar). Namun ternyata tidak selalu demikian. Malah dalam
penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat
kuno dengan tangga nada yang mirip dengan tangga nada
pentatonic (dengan interval sekon-sekon dan terts kecil), sama
halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu
dalam bahasa Sansekerta Ramayana. Drama ini diterjemakan dan
diolah bebas dalam banyak bahasa di Asia Tenggara. Pementasan
dari fragmen-fragmen drama ini sangat disukai. Sesudah abad 9
Masehi terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa dan paling sedikit
sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa. Selain Pementasan
tari berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang
nampaknya berasal dari jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah
menemukan bermacam-macam alat musik. Dalam relief pada
Borobudur terdapat alat musik local maupun alat musik yang

17
diimpor dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah
dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat tiup
(semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang,
setengah calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai,
lonceng dari perunggu dalam macam-macam ukuran, gong,
saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-
mula dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah
ditemukan sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender
dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari
abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di
Jawa dalam perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak
bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu
diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan
pola ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi
bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu
„simfoni nada dan irama‟. Sedangkan musik India termasuk
musik solotis (vokal maupun instrumental) meskipun dimainkan
juga dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka ragam alat
musik di India tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk
memberi kebebasan pada penyanyi dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu
penghargaan tinggi, dapat disimpulkan dari banyaknya gambar
alat musik dalam relief-relief dari jaman itu serta dari naskah-

18
naskah kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan
sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu
perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan
ke dalam musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-
macam bentuk dan ukuran, gambang ditambah sejumlah alat lain
yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan jaman. Bahwa
terjadilah suatu perkembangan musik gamelan (sampai sekarang)
membuktikan betapa tinggi musik ini hingga tidak ada
bandingnya di negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah
ke Jawa Timur dengan Kerajaan Airlangga yang berhasil
menaklukkan seluruh Jawa (1037), Setelah itu dilanjutkan oleh
kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan sampai
Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya dengan
patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah
Mada pada tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan
Majapahit dengan Pemerintahan Hayam Wuruk. Seluruh
kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah
Nusantara (itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau
Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong
yang di Jawa di bawa ke seluruh Nusantara. Namun itu tidak
berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan.
Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun

19
umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik
yang kaya serta melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga
nada pentatonic tanpa setengah nada (pentatonic anhemitonis)
adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti
jaman sekarang. Hanya satu alat belum ada: rebab. Meskipun
demikian, menurut Jaap Kunst belum tentu semua alat dimainkan
selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu ansambel
dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di dalam ruang
dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras
dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah tidak ada), macam-
macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta
dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat
terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias dan Flores
Barat. Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua,
ternyata merupakan ansambel macam ini juga.

Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.


1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran
kerajaan Majapahit. Sementara itu di Malaka terjadi
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa sampai
Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan

20
Maluku (1522). Sementara itu di Jawa kerajaan Demak, Kerajaan
Islam (1500-1546). Berdiri Kesultanan Demak menguasai seluruh
Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat
musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia: berbeda
bentuk dan cara bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di
Sumba rebab ini disebut „dunggak roro‟) dengan dua dawai; di
Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di
Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana,
rabana. Sedangkan gambus (sejenis gitar/mandolin) biasanya
dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling,
bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini
mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi musik
Indonesia.

C. Jaman Modern/Masa Kini


Banyak tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para
musisi terdahulu masih enak dan layak di perkembangan dunia
musik modern yang semakin meningkat telah merambah berbagai
aspek kehidupan masyarakat serta berkesinambungan dari
generasi ke generasi sehingga telah menghasilkan begitu banyak

21
karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri
musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak
bermunculannya insan–insan musik yang mendatangkan angin
segar bagi industri tersebut. Seperti halnya dunia film, dunia
musik juga mempunyai pasar serta penggemar yang banyak
dengan aliran musik yang di anutnya, maka berlombalah grup
grup musik, duo, maupun solo untuk meniru. Dengan banyak
bermunculannya pendatang baru di dunia musik, maka banyak
pula karya- karya serta penghargaan–penghargaan tentang musik
yang sudah dihasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu
ditingkatkan dan dikembangkan bakat generasi muda Indonesia
di bidang musik, khususnya mengenai sejarah, perkembangan
serta pengetahuan tentang dunia musik yang sifatnya universal
tersebut. Selain itu mereka juga diharapkan mampu untuk
memperkenalkan karya–karya ke kancah nasional maupun
internasional, sebagai hal yang patut dibanggakan,
dikembangkan, dipertahankan serta dilestarikan keberadaannya.
Mengingat untuk perkembangan dunia musik modern itu sendiri
di Indonesia belum ada wadah yang dapat memberi informasi
yang akurat tentang segala hal tentang dunia musik modern di
Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk melakukan pelestarian
terhadap karya- karya serta penghargaan musik tersebut belum
benar–benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah
yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi

22
yang dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang
musik modern yang merupakan salah satu warisan khasanah
budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik
tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan
musik pop. Seiring dengan masuknya media elektronik ke
Indonesia, masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop,
jazz, blues, rock, R&B dan musik-musik negeri India yang
banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan
ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia.
Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian
menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai
musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B.
Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur
kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat-
alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi,
musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik
pop.
1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat
musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair
dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat.
Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi

23
dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan
Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau
Tarompet.
2. Musik Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi
yang sangat terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk
dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa
kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan
alat musik.
3. Musik Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis
alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya
yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya
untuk mengerakkan anggota badannya.
4. Musik Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang

24
umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban
demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan
semangat, serta diakhiri dengan semarak.
5. Musik Populer (Pop)
Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa
bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas.
Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang
beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan
pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi
musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.

25
26
BAB II
Islam dan Musik

A. Argumentasi Yang Mengharamkan Musik dan Lagu

Di antara masalah yang paling rumit dalam kehidupan Islam


adalah yang berkaitan dengan hiburan dan seni. Karena
kebanyakan pada kelalain dan melaupaui batas dalam hiburan dan
seni yang memang erat hubungannya dengan perasaan, hati serta
akal dan pikiran. Oleh karena itu setiap objek pembahasan pasti

27
selalu ada pro dan kontranya termasuk penggunaan musik dalam
Islam.8

Terdapat tiga golongan menanggapi musik dan lagu dalam


Islam, yaitu:

1. Ada yang menerima semua corak musik, semua jenis lagu


karena beranggapan bahwa itu dibolehkan dan termasuk
kepada kebaikan duniawi yang dibolehkan oleh Allah bagi
hambaNya;
2. Ada juga yang tidak menerima semua jenis musik dan lagu,
mereka mengatakan “nyanyian adalah serulingnya setan
dan perkataan yang sia-sia, penghalang zikir dan shalat,
apalagi jika biduan/penyanyinya seorang wanita,
menurutnya suara perempuan itu adalah aurat;
3. Kelompok terakhir adalah yang termasuk ragu. Kadang
mengikuti kelompok yang lain dan terkadang mengikuti
kelompok yang lainnya.9

Orang-orang yang mengharamkan musik dan nyanyian


berargumentasi dengan beberapa dalil yang berasal dari:

8
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah
(Terjemahan), Bandung; Mujahid Press, hal 15.
9
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah .........,
hal 25

28
a) Mereka berargumentasi dengan ayat Al Quran;10

Ayat pertama, Surah Lukman ayat 6

           

       

Artinya: Dan di antara manusia (ada) orang yang


mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan
menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan
memperoleh azab yang menghinakan.

Ayat kedua, Surah Al Qashash ayat 55

  
   
   
  
 
      
           
  
  
        
 
   

 
  
        
 
 
   

Artinya: Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak


bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata:

10
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah ........
hal 27-35

29
"Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu,
kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan
orang-orang jahil".

Ayat ketiga, Surah Al Isra ayat 63-64

        


      
 
  
 
 
   
 
   
    
  
 
   
 

    
     
    
 
  
   
   
     
  
  
  
    
  
  

  
 
  
 
  
  
 
 
      
 
 
 
  
   
   
   
   
 
   
 



Artinya: Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara


mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka
Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan
yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara
mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka
pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan
berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri
janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan
kepada mereka melainkan tipuan belaka.

30
Ayat keempat, Surah Al Furqan ayat 72

   


                  
 
 
 
  
 
 
   

Artinya : Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian


palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka
lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya

b) Argumentasi dengan beberapa hadits marfu maupun


mauquf;

Sebagaimana orang yang melarang atau mengharamkan lagu


dan alat musik berdasarkan argumentasi dari Al Quran, ada juga
yang berargumentasi dengan hadits Nabi (hadits marfu‟) dan juga
hadits mauquf dari para sahabat.

31
Hadits pertama tentang “Al Ma’azif”11

ِْ ‫س ب ِن َن َب ِد الر‬ ِِ ِ
‫ح ِن‬ َ َْ ْ َ ْ ِ ‫ف َى َذا الْ َم ْع َن ََ ْن ََطية بْ ِن قَ ْي‬
ْ ‫ َو َرَويْنَا‬- 5115
‫صلى للاُ ََلَْي ِو َو َسل َم‬ ٍ ِ‫ب ِن َغنٍَم ََن أَِب ََ ِام ٍر أَو أَِب مال‬
ِّ ِ‫ ََ ِن الن‬: ‫ك‬
َ ‫ب‬ َ ْ ْ ْ ْ ْ

َ ‫الَ ْمَر َو الْ َم َعا ِز‬


‫ف‬ ْ ‫ف أُم ِ ْت أَقْ َو ٌام يَ ْستَ ِحل ْو َن‬
ْ ‫الَِريْ َر َو‬ ِ
ْ ‫لَيَ ُك ْونَن‬

Artinya: “Akan ada dari umatku yang menghalalkan zina,


khamar dan ma‟azif (alat-alat musik)”

Hadits kedua tentang Al Kubah wal Ghubaira12

ِ‫الَسن بْن أَ ْحَ ِد بْن أَِب ُش َعْيب الَر‬


: ‫ال‬ َ َ‫ ق‬، ‫ان‬ ْ ْ ُ ُ َ ْ ‫ َوأَ ْخبَ َرَن‬-6112
‫ ََ ْن يَِزيْ ِد بْ ِن‬، ‫ ََ ْن دمحم بْن إِ ْس َحاق‬، ‫ان‬ ِ
ْ ‫محمد بْ َن َسلَ َمة الَر‬ ُ ‫أَ ْخبَ َرَن‬
‫للا بْن ََ ْم ِرو‬ ِ ‫ َِسعت َب َد‬: ‫ال‬
َْ ُ ْ َ َ‫ ق‬، ‫ ََ ِن الْ َولِْي ِد بْن ََْب َد َة‬، ‫أَِ ْب ُحبَ ْيب‬
،‫ َوالْ َمْي ِس ِر‬،‫الَ ْم ِر‬
ْ ‫للا يَْن َهى ََ ِن‬ِ ‫ َِسعت رسوَل‬: ‫ ي ُقو ُل‬، ‫بن الْعاص‬
ُْ َ ُ ْ َْ َ ْ
» ‫ « ُكل ُم ْس ِك ٍر َحَر ٌام‬: ‫ال‬ َ َ‫ َوق‬،‫ َوالْغُبَ ْي َراء‬،‫َوالْ ُك ْوبَِة‬

11
Maktabah Al Syamilah, Al Baihaqi, Kitab Syu’ab Al Iman Juz 4 hal 282
12
Maktabah Al Syamilah, Al Bahr Al Zakhkhar Musnad Al Bazzar, Bab Kullu
Muskirin Haramun, Juz 6 hal 444. Atau lihat Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu
Perspektif Al Quran dan As-Sunnah ........., hal 39

32
Artinya: “Sesungguhnya Allah mengharamkan khamar, judi, alat
musik perkusi dan musik alat petik. Setiap yang memabukkan
adalah haram”

Hadits ketiga tentang ancaman bagi penyanyi, alat-alat


musik dan tambur13

ِ ‫ف قِيل ي رسوَل‬ ِِ
‫للا‬ ْ ُ َ َ َ ْ ٌ ‫ف َوَم ْس ٌخ َوقَ ْذ‬ ٌ ‫ َف َىذه الُم ِة َخ ْس‬- 11141
ِ ‫ف و ُش ِرب‬ ِ ِ
‫الُ ُم ْوُر‬
ْ ‫ت‬ ُ َ‫ال إِ ََا ظَ َهَرت الْ َقيِّن‬
َ َ ُ ‫ات َوالْ َم َعا ِز‬ َ َ‫ك ق‬
َ ‫َوَم َت ََل‬
)‫ َن َمران بن حصني‬- ‫ غريب‬- ‫(الرتمذى‬
. ‫ غريب‬: ‫) وقال‬6616 ‫ رقم‬، 195/1( ‫أخرجو الرتمذى‬

Artinya: “ Akan menimpa umat ini kehancuran, perubahan rupa,


dan pembuangan . Salah seorang bertanya: “Kapan itu terjadi?
Rasulullah menjawab: “Jika telah terang-terangan penyanyi,
alat-alat musik dan khamar”.

c) Argumentasi dengan Ijma’

Setelah orang-orang yang mengharamkan musik dan lagu


berargumentasi dengan beberapa ayat Al Quran, hadits mereka
juga berargumentasi dengan ijma‟ ulama.

13
Maktabah Al Syamilah, Jami’u Al Hadits, Har Al Fa, Juz 15, hal 5. Atau lihat
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah ........., hal 42

33
Sebagian mereka menganggap bahwa lagu yang dibolehkan oleh
para ulama adalah hanya lagu fitri (alami) yang dinyanyikan oleh
manusia seperti menggiringkan unta, nyanyian sahaya dalam
acara pernikahan dan lainnya. Adapun lagu yang menyimpang
yang dibangun dengan lirik dan nyanyian, khususnya dengan alat,
maka tidak seorangpun yang dari ulama-ulama salag yang
membolehkannya. 14

d) Argumentasi dengan kaidah ihtiyath (kehati-hatian)


dan menghindari syubhat.

Terakhir, orang-orang yang mengharamkan lagu dan alat-alat


musik beralasan untuk memelihara agama dengan kehati-hatian
dan menjauhi syubhat, sebagaimana Hadits riwayat Al Nu‟man
bin Basyir dalam Kitab Shahih Bukhari dan Muslim,15

‫ َحدثَنَا ُمحَم ُد بْ ُن ََْب ِد اَّللِ بْ ِن ُُنٍَْْي ا ْْلَْم َد ِاِن َحدثَنَا أَِِب‬- 1111
ُ ‫ال َِس ْعتُوُ يَ ُق‬
‫ول‬ َ َ‫ان بْ ِن بَ ِش ٍْي ق‬ ِ ‫حدثَنَا َزَك ِريء َ ِن الشعِ ِب َ ِن الن عم‬
َْ َ ّ ْ َ ُ َ
« ‫صبَ َعْي ِو إِ ََل أَُُنَْي ِو‬ ِ ‫ول‬ ِ
ْ ِِ‫ول َوأ َْى َوى الن ْع َما ُن ِب‬
ُ ‫ يَ ُق‬-‫ملسو هيلع هللا ىلص‬- ‫اَّلل‬ َ ‫ت َر ُس‬ ُ ‫َس ْع‬
ِ
ٌ‫ات الَ يَ ْعلَ ُم ُهن َكثْي‬ ٌ َِّ‫الََر َام ب‬
ٌ ‫ني َوبَْي نَ ُه َما ُم ْشتَبِ َه‬ ْ ‫ني َوإِن‬ ٌ َِّ‫الَالَ َل ب‬
ْ ‫إِن‬

14
Lebih jelasnya lihat Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran
dan As-Sunnah ........., hal 57-58.
15
Maktabah Syamilah, Shahih Muslim, Bab Mengambil yang Halal dan menjauhi
syubhat, Juz 5 hal 20

34
‫استَ ْب َرأَ لِ ِدينِ ِو َو َِْر ِض ِو َوَم ْن َوقَ َع ِف‬
ْ
ِ ‫اس فَم ِن ات َقى الشب ه‬
‫ات‬ َُ َ ِ ‫م َن الن‬
ِ
‫ك أَ ْن يَ ْرتَ َع‬ ِ ‫الِمى ي‬ ِ ِ ْ ‫ات وقَع ِف‬ ِ
ُ ‫وش‬ ُ َ ْ ‫الََرام َكالراَى يَ ْر ََى َح ْوَل‬ َ َ ‫الشبُ َه‬
ِ ‫ك ِحى أَالَ وإِن ِحى‬ ِ ِ ِِ
‫اَّلل َمحَا ِرُموُ أَالَ َوإِن ِف‬ َ َ ً ٍ ‫فيو أَالَ َوإِن ل ُك ِّل َمل‬
‫ت فَ َس َد‬ ْ ‫اْلَ َس ُد ُكلوُ َوإِ ََا فَ َس َد‬
ْ ‫صلَ َح‬ َ ‫ت‬ َ ‫ضغَةً إِ ََا‬
ْ ‫صلَ َح‬ ْ ‫اْلَ َس ِد ُم‬
ْ
.» ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ى‬ ِ‫اْلسد ُكلو أَالَ و‬
‫ى‬
ُ ْ َ َ َ ُ ُ َ َْ
Artinya: “ Sesunggunya yang halal itu jelas, yang haram itu jelas,
dan di antara keduanya ada perkara yang meragukan (syubhat)
yang tidak banyak diketahui manusia, maka barang siapa yang
berhati-hati terhadap perkara yang yang syubhat berarti ia
menyucikan agamanya dan kehormatan dirinya, dan barang
siapa yang menjatuhkan dirinya pada perkara yang syubhat,
maka ia telah jatuh pada yang haram, seperti pengembala yang
mengembala ternaknya di sekitar tanah terlarang yang mendekati
perkebunan. Ingat, sesunggunya dalam tubuh itu ada mudhghah,
apabila ia baik maka baik pula seluruh tubuhnya dan apabila
jahat maka jahatlah seluruh tubuh itulah hati”.

Rasulullah juga bersabda:

َ ُ‫ك إِ ََل َما َال يَِريْب‬


.»‫ك‬ َ ُ‫ « َد ْع َما يَِريْب‬:‫لقولو ملسو هيلع هللا ىلص‬
Artinya: “Tinggalkan apa yang meragukan kepada yang tidak
meragukan kamu”.

35
B. Argumentasi yang Membolehkan Musik dan Lagu16
Para cendikiawan muslim menetapkan: bahwa segala sesuatu
itu asalnya adalah mubah (boleh), dengan dasar firman Allah:

           

        

Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di


bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit,
lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui
segala sesuatu”.

Tidak mungkin Allah menciptakan segala sesuatu buat mereka,


kemudian mengharamkannya. Allah hanya mengharamkan
segala yang buruk dan mengandung mudharat (dampak
negatif) untuk memelihara mereka dan kemashlahatan mereka
sebagaimana sifat rasulullah dalam firmanNya:

16
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah
........., hal 67-107.

36
........      .......

Artinya: “......menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan


mengharamkan bagi mereka segala yang buruk ......”.

Tidak bisa mengharamkan kecuali dengan nash yang shohih


dan sharih (jelas) dari kitabullah dan sunnah rasulullah atau
ijma‟ yang ditetapkan dan meyakinkan. Jika tidak ada nash
atau ijma‟ atau ada nash yang sharih namun tidak shohih, atau
shohih namun tidah sharih dalam mengharamkan sesuatu,
maka tidak bisa dijadikan dasar hukum dan termasuk masalah
yang ditolerir, sebagaimana firman Allah: “...dan sungguh
telah jelas apa yang diharamkan bagi kalian, kecuali kalian
merasa terpaksa.” (QS. Al An‟am: 119)

Rasulullah bersabda:

‫ َوَما‬، ‫ َوَما َحرَم فَ ُه َو َحَر ٌام‬، ‫" َما أَ َحل للاُ ِ ْف كِتَابِِو فَ ُه َو َح َال ٌل‬
‫ فَِإن للاَ َلْ يَ ُك ْن‬، َ‫ فَاقْ بَ لُ ْوا ِم َن للاِ الْ َعافِيَة‬، ٌ‫ت ََْنوُ فَ ُه َو ََافِيَة‬
َ ‫َس َك‬
‫ث‬ ِ ْ ‫ ُث تَالَ ى ِذهِ ْاليةَ ( وما َكا َن ربك نَ ِسيا ) " ى َذا‬، ‫نَ ِسيا‬
ُ ْ‫الَدي‬ َ َ َ ََ َ َ
‫ص ْف َحة‬ 5 ِ ‫السْل ِسلَ ِة الص ِحيح‬
‫ة‬ ِ ‫صححو الشيخ ْالَلْب ِان رِحو للا ِف‬
َ َ ْ ّ ُ َُ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ
.‫ ِ ْف َغايَِة الْ َمَرِام‬11 ‫ص ْف َحة َرقْم‬ َ ‫ َو َحسنَوُ ِ ْف‬, 465 ‫َرقْم‬
37
Artinya “Apa yang telah dihalalkan oleh Allah dalamkitabNya
maka halal, dan apa yang diharamkan maka haram, dan apa
yang Dia diam (tidak komentar) maka dimaafkan, maka
terimalah dari Allah segala yang dicukupinya. Kerena
sesungguhnya Allah tidak mungkin lupa terhadap sesuatu.
Kemudian beliau membaca ayat “tidak mungkin Tuhanmu
lupa” (QS Maryam: 64) (Diriwayatkan oleh Al Hakim dari
Abu Darda‟ dan beliau mengatakan shohih dan juga
dikeluarkan oleh Al Bazzar)
Jika ini merupakan sebuah kaidah, maka jika kita belum
menemukan nash yang shohih dan jelas tentang pengharaman
musik dan lagu, atau kesepakatan yang yakin (pasti), maka
tetaplah asalnya adalah mubah dan kita tidak membutuhkan
dalil untuk itu.

a) Dalil yang bersumber pada ayat Al Quran


1) QS. Al-A’raf: 157

        

        

        

38
          

       


Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang
ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat
dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang
beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung”.

Adapun faktor yang dijadikan dalil dari ayat tersebut adalah


menyatakan halalnya segala hal yang baik yang terdapat dalam
risalah muhammadiyah yang terjaga, dan risalah tersebut
merupakan undang-undang yang mudah dan ringan. Al Thoyyibat
(segala yang baik) menurut mayoritas biasanya identik dengan
hal-hal yang dinikmati, dan juga diidentikan dengan hal yang
thahir (bersih) dan halal. Bentuk kalimat umum dan menyeluruh

39
meliputi setiap unsur dari bagian-bagian yang umum, maka
mencakup segala unsur dari ketiga hal yang telah disebutkan.

2) QS Al Jumu’ah: 11

             

         

Artinya: “Dan apabila mereka melihat perdagangan atau


permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka
tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhutbah).
Katakanlah, "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada
permainan dan perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang
terbaik”

Jika Al Lahwu – yaitu lagu dan rebana dan sejenisnya-


diharamkan, maka demikian halnya dengan perdagangan, karena
keduanya dalam satu susunan, padahal menurut nash AlQuran,
sunnah, ataupun ijma‟ bahkan termasuk hal yang sunnah selama
syarat-syaratnya dipenuhi. Dengan demikian penisbatan atas
sesuatu yang dikaitkan dengan hal itu, demikian pula sama
hukumnya. Karena yang namanya sifat itu akan terkait dengan hal
yang disifatinya, maka tetaplah sama hukumnya.

40
3) QS Luqman: 19

          

 

Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan


lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai”.

Ayat ini menunjukkan kepada –pemahaman- pujian bagi suara


yang bagus.

4) QS Fathir: 1

         

  
   
 
 
  
  
 
  
     
   
      
    
    
    
   

Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing
(ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada

41
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Sebagaimana dikatakan oleh sebagian ahli tafsir. “Itu adalah


suara bagus, namun menunjukkan tidak shohihnya pendapat yang
mengharamkan nyanyian, “Dan kita sama sekali tidak mesti
mengungkapkan dalil-dalil atas pendapat kita, karena Allah telah
memberikan karuniaNya kepada kita dengan ayat-ayat dan
penjelasanNya.

b) Dalil yang bersumber pada hadits yang shohih

1) Hadits “Nyanyian dua sahaya di rumah Nabi Saw”

‫أن جاريتني كانتا تغنيان مبا تقاولت بو النصار يوم بعاث‬


‫َن َائشة قالت ث دخل َلي أبو بكر وَندي جاريتان من جواري‬
‫النصار تغنيان مبا تقاولت بو النصار يوم بعاث قالت وليستا‬
‫مبغنيتني فقال أبو بكر أمبزمور الشيطان ف بيت رسول للا ملسو هيلع هللا ىلص‬
‫وَلك ف يوم َيد فقال رسول للا ملسو هيلع هللا ىلص ي أاب بكر إن لكل قوم َيدا‬
.‫وىذا َيدن‬
.)‫ (متفق َليو‬. ‫قولو أن حديث اْلاريتان ينتقص من النب ملسو هيلع هللا ىلص‬

42
Artinya: “Dari Aisyah Ra: suatu hari Abu Bakar masuk ke rumah
rasul, disana ada dua jariyah yang sedang bernyanyi dengan
memainkan rebana, mereka sudah biasa bernyanyi, sedangkan
rasulullah terhalang dengan tirainya. Abu Bakar melarang
keduanya sehingga rasulullah membuka tirai sambil bersabda:
“Wahai Abu Bakar, biarkanlah (mereka bernyanyi), karena hari
ini adalah hari „ied (hari raya)”.

Maksud hadits ini adalah lagu (nyanyian) identik dengan


memukul alat terbang sebagaimana dilakukan oleh dua jariyah
tadi, dan Aisyah pun mendengar itu, demikian pula halnya nabi,
sedang Abu Bakar mengecam dengan melarang dua jariyah tadi.
Mereka yang membolehkan musik berpendapat: “Bahkan hadits
ini menjadi dalil bolehnya laki-laki mendengar suara jariyah
orang lain (asing), karena nabi pun mendengar hal itu. Nabi tidak
melarang Abu Bakar untuk mendengarkannya, bahkan melarang
apa yang dilakukan Abu Bakar, dan dua jariyah tadi tetap
melantunkan nyanyiannya sampai Aisyah memberikan isyarat
kepada keduanya untuk keluar dari umah rasul.

2) Hadits “ Al Rubayyi binti Mu’awwidz

‫بن‬ ِ
ُ ‫ َحدثَنَا ُم َسد ٌد َحدثَنَا بَ َشُر بْ ُن الْ ُم َفضل َحدثَنَا َخال ُد‬- 1156
ُ‫صلى للا‬َ ‫ َجاءَ النِب‬:‫ت ُم َع ّوَ بْن ََ ْفَراء‬ ُ ‫ت الربِْي ُع بِْن‬
ْ َ‫ََ ْك َوان قَا َل قَال‬

43
ِ ِ ِ‫َلَي ِو و سلم فَدخل ِحني ب ِن َل‬
‫ك‬َ ‫س ََلَى فَر ِاش ْي َك َم ْجل ِس‬ ‫ل‬
َ
َ َ ‫ج‬‫ف‬
َ ‫ي‬ٍ َ ْ َ َْ َ َ َ َ َ َ ْ َ
ِّ ‫ض ِربْ َن ِابلد‬
‫ف َويَْن َدبْ َن َم ْن قُتِ َل ِم ْن أََابئِ ْي‬ ْ َ‫ت لَنَا ي‬ٌ ‫ت ُج َويْ ِرَي‬ْ َ‫م ِّْن فَ َج َعل‬
ِ
‫ال ( َد َِ ْي‬ َ ‫ب يَ ْعلَ ُم َما ِف َغ ٍد فَ َق‬ ِ
‫ت إِ ْح َد ُاىن َوفْي نَا نَِ ي‬ ْ َ‫يَ ْوَم بَ ْد ٍر إِ َْ قَال‬
ِ ِ
ُ ‫َى َذا َو قُ ْوِ ْل ِابلذ ْي ُكْن‬
11
) ‫ني‬
َ ْ ‫ت تَ ُق ْول‬
Artinya: “Rasulullah Saw datang, pagi-pagi ketika pernikahan
saya, kemudian beliau Saw duduk di kursiku seperti halnya kau
duduk sekarang ini di depanku, kemudian aku menyuruh para
jariyah memainkan rebana dengan menyanyikan lagu-lagu
balada orang tua kami yang syahid pada perang badar, mereka
terus bernyanyi sengan syair yang mereka kuasai, sampai salah
seorang dari mereka mengucapkan syair yang berbunyi “di
antara kita telah hadir seorang nabi yang mengetahui hari
depan”. Maka nabi bersabda: “Adapun syair ini jangan kamu
nyanyikan”.

17
Maktabah Syamilah, Shahih Bukhari, Bab Dharb al Duffi Fi Al Nikah wa Al
Walimah,

44
3) Hadits “Ma Kaana Ma’ahum Lahwun”18

ِ ِ ُ ‫ح ِدي‬
‫ال النِب‬ َ ْ‫ت ْامَرأًَة إِ ََل َر ُج ٍل م َن الَن‬
َ ‫صا ِر فَ َق‬ ْ ‫ث ََائ َشةَ اهنع هللا يضر أَن َها َزف‬ ْ َ
‫"ي ََائِ َشةُ َما َكا َن َم َع ُه ْم ِم َن ال ْله ِو فَِإن‬ ِ
َ :‫صلى اَّللُ ََلَْيو َو َسل َم‬ َ
.‫ص َار يُ ْع ِجبُ ُه ُم اللَ ْه ُو‬
َ ْ‫ْالَن‬
Artinya: “Dari Aisyah Ra bahwa beliau mengahdiri pernikahan
seorang wanita Anshar, maka nabi Saw bersabda: “Wahai
Aisyah, apakah mereka tidak memainkan “lahwun”? bukankah
orang Anshar sangat suka permainan”.

Diantara hadits-hadits lain yang membolehkan lagu adalah


hadits tentang Aisyah Ra. Pada pernikahan kerabatnya yang
bersuamikan orang Anshar, walimah pernikahan yang diam-diam
(tanpa ada hiburan apapun), maka seakan-akan rasulullah
mengkritik hal itu.

4) Hadits “Apabila kamu bernadzar maka tunaikanlah”

Dalam Al Muntaqa, Bab wanita menabuh rebana ketika


menyambut orang yang baru datang (dari bepergian). Al Jaad
Ibnu Taimiyah mengetakan seperti halnya yang dikatakan oleh
Buraidah: “Rasulullah hendak menuju peperangan, ketika
kembali dari peperangan seorang jariyah datang menghampiri
18
Maktabah Syamilah, Talbis Iblis, Bab Fi Dzikri Al Syibhi Al Laty Ta’allaqa Man
Ajaza, Juz 1, hal 211

45
rasulullah seraya berkata: “Wahai rasulullah sungguh aku telah
bernadzar apabila engkau kembali dengan selamat aku akan
menabuh rebana dan bernyanyi di hadapanmu. Rasulullah
bersabda: “Apabila kamu telah bernadzar, maka tabuhlah
sekarang, karena apabila tidak maka engkau telah melanggar
nadzarmu”. Kemudian jariyah tersebut menabuh rebana dan
bernyanyi, kemudian Abu Bakar masuk ke rumah rasulullah,
ketika jariyah itu masih menabuh rebana dan bernyanyi,
kemudian ketika Ali masuk dia masih menabuhnya, dan ketika
Utsman masuk dia juga masih menabuh, ketika Umar masuk
beliau langsung melemparkan rebana itu ke arahnya yang
kemudian jariyah itu duduk. Lalu rasulullah bersabda: “Wahai
Umar, sungguh setan akan takut padamu, sungguh ketika aku
duduk, dia menabuh rebana, ketika Abu Bakar masuk dia juga
masih demikian, ketika Ali masuk juga demikian, ketika Utsman
masuk dia juga tetap menabuhnya, akan tetapi ketika engkau
masuk wahai Umar engkau lemparkan rebana itu”. (HR Ahmad
dan Al Tirmizi yang dishahihkan olehnya).

Hadits ini menunjukkan bolehnya bernyanyi dan menabuh


rebana ketika menyambut orang datang dari bepergian.

46
5) Hadits “Rakhasa Lana Al Lahwa Fi Al Ars”19

‫َحدثَِ ْن ََلِ ٌي بْن َِْي َسى بْن إِبْ َر ِاىْيم َحدثَنَا أَ ْحَد بْن َْن َدة َحدثَنَا َْي َي‬
‫الَ ِمْيد َحدثَنَا إِ ْسَرائِْي ُل ََ ْن َُثْ َمان بْن أَِ ْب َزْر ََةَ ََ ْن ََ ِام ِر بْن‬ ْ ‫بْن ََْبد‬
‫ت ََلَى قُ ْرظَة بْن َك ْعب َوأَِ ْب َم ْسعُ ْوٍد َوَزيْد بْن‬ ُ ‫ال َد َخْل‬ َ َ‫َس ْعد الْبَ ْجلِ ْي ق‬
ِ ِ ٍ
‫ت َْلُْم أَتَ ْف َعلُ ْو َن َى َذا َوأَنْتُ ْم‬ َ ْ ّ‫َثبِت فَِإ ًَا َْن َد ُى ْم َج َوا ِر ْي يُغَن‬
ُ ‫ني فَ ُقْل‬
‫ض فَِإن‬ ِ ‫ت تَ ْس َم ُع َوإِال فَ ْام‬ ِ ِ
َ ‫اب َر ُس ْول للا ملسو هيلع هللا ىلص فَ َقالُْوا إِ ْن ُكْن‬ُ ‫ص َح‬ ْ َ‫أ‬
ِ ِ‫للا ملسو هيلع هللا ىلص رخص لَنَا ِف الله ِو ِف الْعر ِس وِف الْب َك ِاء َِْن َد الْمي‬
‫ت‬ ِ ‫رسوَل‬
َّ ُ ْ َ ُْ ْ َ َ ُْ َ
Hadits lain yang dijadikan dalil orang yang membolehkan
musik dan lagu adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah dan Al Nasa‟i: Dari Amir bin said dia berkata: “Aku
masuk ke rumah Abi Mas‟ud dan Qardhah bin Ka‟ab, dan
diantara mereka ada beberapa jariyah yang sedang bernyanyi,
kemudian aku bertanya: “Apakah kalian melakukan semua ini,
padahal kalian itu sahabat nabi? Abu Amir berkata, lalu
keduanya menjawab: “Sesungguhnya kami telah diberikan
keringanan dalam hal ini ketika dalam walimah. Dan dalam
riwayat Al Nasa‟i dikatakan: “Duduklah, jika engkau suka
dengarkanlah bersama kami, akan tetapi jikalau tidak, pergilah:

19
Maktabah Syamilah, Mausu’ah Athraf Al Hadits Juz 1 hal 373191

47
sungguh kami telah diberikan keringanan untuk bersuka ria
selama walimah pernikahan”.

Namun pada akhirnya, pro dan kontra dalam sebuah perkara


itu adalah hal yang biasa dan harus bersikap dewasa dalam
menyikapinya. Namun penulis setuju dengan pernyataan seperti
yang dibawah ini mengenai boleh atau tidaknya musik dan lagu
itu.

Boleh dan tidaknya lagu bukan disebabkan oleh


nyanyiannya,melainkan karena akibat/efek dari nyanyian/syair
tersebut. Efek tersebut biasanya timbul dari pelaku seni sendiri.
Efek tersebut biasanya timbul dari pelaku seni sendiri. Contoh
sebuah nyanyian atau syair yang berisi tuntutan bisa berubah jadi
tontonan karena dinyanyikan oleh orang fasik atau ahli ma'siyat.
Lagu-lagu yang berisi pesan-pesan agama akan terasa hampa
sebab dinyanyikan oleh orang yang tidak menjalankannya.
Menikmati musik dan nyanyian itu sesuai dengan fitrah manusia
(humannature) dan gharizah-nya (insting/naluri), yang memang
suka kepada hal-hal yang enak/lezat, indah, menyenangkan,
mempesona, mengasikkan, danmemberi ketenangan dan
kedamaian dalam hati, seperti musik dan nyanyian itu,
sebagaimana yang diingatkan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat
Ali Imran ayat 14:

48
         

         

      

Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia


kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga)”.

Menurut Islam, orang yang suka kepada 6 macam


kesenangan hidup di dunia yang tersebut di atas tidaklah tercela,
sebab kesukaan tersebut sesuai dengan fitrah manusia dan
instingnya yang diciptakan olehAllah, sedangkan Allah tidak akan
menciptakan manusia fitrah dan gharizhah (naluri) yang jelek.
Misalnya pria mencintai wanita isterinya bukanlah hal yang
tercela, tetapi justru perbuatan yang baik yang sesuai dengan
hikmah Allah menciptakan manusia yang terdiri dari pria dan

49
wanita agar mereka hidup sebagai suami isteri yang hidup tenang
dan saling kasih sayang.20

20
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Kapita Selekta Hukum Islam), Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung, 1997, hal. 99-100.

50
BAB III
Konsep Tentang Media Musik dan Lagu dalam
Pembelajaran

A. Definisi Media Pembelajaran


Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah sebuah
proses komunikasi. Dalam proses tersebut terdapat tiga
komponen yang penting memainkan perannya, yaitu: pesan
yang disampaikan dalam hal ini adalah kurikulum,
komunikator dalam hal ini adalah guru, dan komunikan dalam
hal ini adalah peserta didik. Agar proses tersebut berjalan
dengan lancar atau berlangsung secara efektif dan efisien

51
diperlukan alat bantu yang disebut dengan media
pembelajaran.
Ada banyak definisi/pengertian mengenai media
pembelajaran dari tokoh-tokoh. Secara terminologi, media
berasal dari bahasa latin yaitu “medium” yang artinya
perantara, penengah. Sedangkan dalam bahasa Arab berasal
dari kata wasilah artinya pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.
Adapun penjabaran dari tokoh-tokoh tentang media
pembelajaran antara lain:21
1. Menurut Berlach dan Ely media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis,
fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal;
2. Menurut Heinich dkk media pembelajaran adalah media-
media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-
maksud pembelajaran;
3. Menurut Martin dan Briggs media adalah mencakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dengan peserta didik berupa perangkat keras

21
Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi, dan Media (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal 168-169.

52
maupun perangkat lunak yang digunakan pada perangkat
keras.
4. Menurut Hamalik media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
5. Menurut Soeparno media pembelajaran adalah segala
yang digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan
pesan atau informasi dari satu sumber kepada penerima
pesan. Dia menambahkan penggunaan media tersebut
dapat digunakan ketika ada atau tidak adanya guru .22
6. Menurut Harsoyo menyatakan bahwa banyak orang
membedakan pengertian media dan alat peraga. Namun
tidak sedikit yang menggunakan kedua istilah itu secara
bergantian untuk menunjuk alat atau benda yang sama
(nterchangeable). Perbedaan media dengan alat peraga
terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya.
Suatu sumberl belajar disebut alat peraga bila hanya
berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja dan sumber
belajar disebut media bila merupakan bagian dari integral

22
Imam Asrori dan Moh. Ahsanuddin, Media Pembelajaran Bahasa Arab Dari Kartu
Sederhana Sampai Web Penjelajah Dunia, (Malang: Bintang Sejahtera, 2015), hal 3-4.

53
dari seluruh proses atau kegiatan pembelajaran dan ada
semacam pembagian tanggung jawab antara guru di satu
sisi dan sumber lain (media) di sisi lain.23

Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan ciri-ciri


media pembelajaran adalah:

a) Penggunaannya dikhususkan pada kepentingan atau


tujuan pembelajaran;
b) Merupakan alat untuk menjelaskan apa yang ada di buu
pelajaran baik berupa kata-kata atau bahkan angka-
angka;
c) Media pembelajaran bukan hasil kesenian;
d) Pemanfaatan media pembelajaran tidak sebatas pada
suatu keilmuan tertentu tapi digunakan pada seluruh
keilmuan.24

Mengenai penggunaan media dalam pembelajaran,


sebenarnya sudah berlangsung sejak zaman para rasul. Untuk
membelajarkan perilaku atau tindakan yang perlu ditempuh ketika
seseorang meinggal dunia, Allah Swt memberdayakan media
pembelajaran yang sangat efektif, berupa pertarungan dua ekor
gagak. Pertarungan tersebut menyebabkan kematian salah satu
burung. Terhadap lawan tarungnya yang mati burung gagak yang
23
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang
Press, 2009), hal 27.
24
Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,………. Hal 169.

54
masih hidup segera menguburkannya. Ketika Qabil putra nabi
Adam As melihat hal tersebut segeralah dia juga menguburkan
saudaranya Habil. Jadi penggunaan media pembelajaran dalam
rangka membelajarkan seseorang telah berlangsung sejak zaman
nabi Adam As. Begitupun nabi Muhammad Saw juga
menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan
penjelasan-penjelasan kepada para sahabat. Sebagai contoh rasul

pernah bersabda “ ‫ك َذا‬


َ ‫َى‬ ْ ‫”أ ََن َو َكافِ ُل الْيَتِْي ِم ِف‬
‫اْلَن ِة‬

Artinya: “Aku dan penyantun anak yatim akan berada di


surga dalam keadaan begini” Hal itu diucapkan beliau sambil
mengacunkan jari telunjuk dan tengahnya berhimpitan.25

Dalam pembelajaran keilmuan apa saja terlebih khusus


pembelajaran bahasa Arab selalu ditemukan berbagai macam
permasalahan (problem). Permasalahan itu tentunya akan
menganggu hasil belajar peserta didik dan bahkan sama sekali
merusak motivasi mereka dalam belajar bahasa Arab.

Menurut Fahrurrozi, permasalahan yang dihadapi peserta


didik dalam belajar bahasa Arab yang sedang dan akan terus
berlangsung adalah permasalahan kebahasaan yang sering disebut
permasalahan linguistik (meliputi permasalahan terkait dengan
25
Imam Asrori dan Moh. Ahsanuddin, Media Pembelajaran Bahasa Arab ……, hal 9-
10.

55
sistem bunyi, kosa kata, qawaid/i‟rab, dan struktur kalimat) dan
permasalahan non kebahasaan (meliputi motivasi belajar, sarana
belajar, kompetensi guru, metode pembelajaran yang digunakan,
waktu yang tersedia dan lingkungan berbahasa).26 Pengetahuan
guru terhadap permasalahan ini sangat penting agar ia dapat
meminimalisasi permasalahan dan mencari solusinya yang tepat
sehingga pembelajaran bahasa Arab dalam batas minimal tercapai
dengan baik.

Salah satu cara mengatasi permasalahan di atas adalah


dengan adanya penggunaan media sebagai alat bantu terlebih lagi
apabila media tersebut disinergikan dengan metode permainan.27
Salah satu media tersebut adalah media musik/lagu yang dapat
dipergunakan dalam pembelajaran bahasa Arab.

B. Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran


Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan
digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan–pesan
pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan
sesuai dengan karakteristik dan sifat–sifat media tersebut. Sampai
saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam
mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli
mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan

26
Aziz Fahrurrozi, Pembelajaran Bahasa Arab; Problematika dan Solusinya Jurnal
Arabiyat Vol I, No 2, Desember 2014, hal 162-165.
27
Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,……., hal 170.

56
tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai
media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Rohani yaitu :
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, buletin, papan
display, slide, film strip, atau over head proyector;
2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang
bersuara maupun yang tidak bersuara;
3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam;
4. Televisi;
5. Benda–benda hidup, simulasi maupun model;
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten
Instruction).

Penggolongan media yang lain, jika dilihat dari berbagai


sudut pandang adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi
media audio, media visual dan media audio visual.
2. Dilihat dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi
media dengan daya liput luas dan serentak, media dengan
daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan media
pengajaran individual.

57
3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan
menjadi media sederhana (murah dan mudah
memperolehnya) dan media kompleks.
4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi
media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media
elektronik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media musik/lagu dikelompokkan


menjadi media berbasis audio karena lebih mendayagunakan
indera pendengaran dari peserta didik. Macam-macam media
dilihat dengan menggunakan tabel seperti berikut ini:28

28 28
Imam Asrori dan Moh. Ahsanuddin, Media Pembelajaran Bahasa Arab ……, hal 13.

58
Macam Media Pembelajaran

Berdasarkan

Indera Penyerap Keaslian Dimensi Pendisplai

Audio 2 Dimensi
Visual Asli 3 Dimensi Berproyektor
Audio Visual Tiruan Pandang-Diam Tanpa proyektor
Multi Media Pandang-Gerak

59
C. Manfaat Musik Dalam Pembelajaran

Siapapun tahu bahwa lagu atau musik bisa menjadi hiburan


yang menyenangkan, akan tetapi tidak banyak yang peduli bahwa
musik atau lagu juga berdampak positif bagi perkembangan
kreativitas dan kecerdasan. Berdasarkan temuan-temuan mutakhir
para ilmuwan quantum dan para dokter semisal Bernie Siegel dan
Deepak, terbukti bahwa manusia lebih menyerupai musik dari
pada mesin.29
Beberapa tahun terakhir terbukti secara unik dan efektif
bahwa musik bisa menjadi jembatan antara otak kanan dan otak
kiri, serta mampu meningkatkan ketajaman mental dan
kemampuan untuk mengungkap kreativitas. Ditinjau dari segi
kejiwaan, musik atau nyanyian akhirnya dianggap sebagai
pendobrak hambatan emosi dan pemandu yang langsung dan
aman, menuju kondisi sadar sehingga kita bisa mengakses
informasi dan gagasan yang mampu mengubah hidup kita.
Bertolak dari temuan-temuan mutakhir seputar musik atau
nyanyian, Stepanie Merrit, seorang penulis buku menunjukkan
bahwa musik menyimpan kekuatan dahsyat untuk merangsang
IQ, EQ dan SQ. seperti yang diungkapkan Imma Rahmawati,

29
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita,aspid:2003120700391637, Meningkatkan
Kecerdasan Anak Melalui Menyanyi. Di akses pada tanggal 12 Maret 2016

60
secara khusus Merrit menjelaskan bagaimana kita mengeksplorasi
daya khayal kita. Seperti kita tahu dunia khayal, musik atau
nyanyian, pencitraan, abstraksi dan sebagainya bekerja di otak
kanan, sedangkan segala yang eksak berada di otak kiri. Aktivitas
kita sehari-hari sangat ditentukan oleh komunikasi yang benar
antara kedua otak ini. Lagu memberikan banyak manfaat kepada
manusia atau peserta didik seperti merangsang pikiran,
memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek
kognitif, membangun kecerdasan emosional dan lain-lainnya.lagu
juga dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri.

Manfaat penggunaan musik untuk membantu proses


pembelajaran yaitu :

1) Musik akan membuat peserta didik rileks dan mengurangi


stress yang akan menghabat pembelajaran;
2) Merangsang kreativitas dan kemampuan berpikir peserta
didik sehingga dapat memporoleh hasil yang lebih baik;
3) Membantu kreativitas dengan membawa otak pada
gelombang tertentu;
4) Merangsang minat baca, keterampialn motorik dan
perbendaharaan kata;
5) Sangat efektif untuk proses pembelajaran yang melibatkan
pikir sadar maupun pikiran bawah sadar.

61
Untuk menciptakan suasana yang medukung proses belajar,
otak perlu mendapat rangsangan yang sesuai, sehingga otak dapat
dengan mudah menyerap informasi dan mengerti informasi dan
mengembangkan keterampilan berpikir.

Manfaat musik sebenarnya tergantung pada cara kita


menggunakannya, kapan dan apa saja jenis musiknya. Berikut
penggunaan musik dalam proses pembelajaran.

1. Musik digunakan sebagai pembukaan sehingga pada waktu


yang sesuai akan sangat membantu mempengaruhi perhatian
peserta didik di awal proses pembelajara.

2. Musik digunakan sebagai pembatas waktu, contonya ketika


guru memberikan tugas kepada peserta didik, maka guru dapat
membatasi waktu untuk mengerjakan tugas sampai selesai
musik tersebut.

3. Musik digunakan untuk membantu diskusi, saat melakukan


diskusi mainkan musik sebagai latar belakang. Pesan musik
disini adalah untuk menciptakan atmosfir yang mendukung
proses diskusi.

4. Musik digunakan untuk membangkitkan semangat dan energi,


saat suasana kelas sedang menurun, peserta didik sudah mulai
mengantuk, bosan, atau letih mainkan musik dengan tempo
yang tinggi sambil melakukan gerak badan atau brain gym.

62
5. Musik untuk penutup, jika musik ada sebagai pembuka maka
harus ada musik sebagai penutup. Musik ini dimainkan setelah
peserta didik selesai belajar dan bersikap untuk pulang
sehinnga pada saat pulang peserta didik dapat pulang senang
dan gembira.

Perbedaan belajar dengan menggunakan musik dengan


belajar tanpa musik :

Tanpa musik Mengunakan musik


Denyut nadi dan tekanan darah Deyut nadi dan tekanan darah
meningkat sehingga otak rendah sehingga otak menjadi
menjadi tegang sulit untuk relaks dan mudah untuk
menerima materi pelajaran menerima materi pelajaran.
Gelombang otak semakin cepat Gelombang otak melambat
sehingga akan mengakibatkan sehingga peserta didik akan
pesan yang sudah disampaikan meyimpan materi yang telah
ke otak akan cepat hilang dan disampaikan sampai ke
tidak tersimpan ke longthrem longthrem memory.
memory.
Otot-otot menegang, sulit untuk Otot-otot relaks, mudah untuk
menerima materi pembelajaran. menerima materi pelajaran.

63
Pada pembahasan yang telah lewat, terungkap banyak
sekali jenis media yang dapat dipergunakan dalam sebuah
pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Arab.
Salah satu jenis media yang dapat dipergunakan adalah
musik/lagu. Penggunaan media ini tentunya sangat
mengutamakan keaktifan, kreatifitas, serta inovasi dari guru
bersangkutan. Karena tanpa adanya hal tersebut dapat
dipastikan media musik/lagu tidak akan berjalan dengan
semestinya dan hasilnya pun mungkin tidak memberikan nilai
positif bagi pembelajaran.
Dewasa ini, para peneliti metode pembelajaran bahasa
Arab berkreasi dalam menciptakan metode pengajaran bahasa
Arab. Salah satunya adalah dengan menggunakan teori
Multiple Intelligence dalam pembelajaran bahasa Arab.30
Metode Multiple Inteligence adalah teori kecerdasan yang
ditemukan oleh Howard Gardner (menggeser paradigma
kecerdasan IQ yang hanya bisa diukur dengan hanya
mengandalkan serangkaian test yang dilakukan. Kecerdasan
Multiple Inteligence berisikan kecerdasan spasial,31

30
Zainal Arifin Ahmad, Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis
Teori Multiple Intelligence Jurnal Al Mahara Vol 1, N0 1, Desember 2015, hal 6-8.
31
Kecerdasan jenis ini merupakan kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara
akurat (misalnya sebagai pemburu) dan mentransformasikan persepsi dunia spasi-visual ini
meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antara unsur tersebut.

64
kecerdasan linguistik,32 kecerdasan interpersonal,33 kecerdasan
musikal,34 kecerdasan naturalis,35 kecerdasan
kinestetik/badani,36 kecerdasan intrapersonal,37 kecerdasan
logis-matematis38 atau yang lebih sering dikenal dengan SLIM
N BIL.

32
Kecerdasan ini merupakan kemampuan menggunakan kata secara efektif baik lisan
(misalnya pendongeng, orator) maupun tertulis (misalnya sastrwan, wartawan. Kecerdasan
ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa dan struktur bahasa, fonologi atau bunyi
bahasa, semantik, dimensi pragmati atau penggunaan praktis bahasa.
33
Kecerdasan ini merupakan kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati,
maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekpresi
wajah, suara, gerak isyarat, kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal
dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindak pragmatis.
34
Kecerdasan ini merupakan kemampuan kemampuan menangani bentuk-bentuk
musikal dengan cara mempersepsi (misalnya, sebagai penikmat musik), membedakan
(misalnya, sebagai kritikus musik), menggubah (misalnya sebagai composer), dan
mengekspresi (misalnya, sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama,
pola titinada atau melodi, dan warna nada suara suatu lagu. Kecerdasan ini mungkin yang
paling sedikit dipahami dan setidaknya dalam lingkungan akademik yang paling sedikit
didukung di antara jenis-jenis kecerdasan lainnya.
35
Kecerdasan ini merupakan kemampuan keahlian mengenali dan mengkategorikan
spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
fenomena alam lainnya (misalnya, formasi awan dan gunung-gunung) dan bagi mereka yang
hidup di perkotaan, kecerdasan ini merupakan kemampuan membedakan benda tak hidup,
seperti mobil, sepatu karet, dan sampul keset.
36
Kecerdasan ini merupakan kemampuan keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya, sebagai aktor, pantomim, atlit atau penari) dan
keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya,
sebagai perajin, dokter, ahli mekanik). Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan
fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan
dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan yang berkaitan dengan
sentuhan.
37
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak
berdasarkan pemahaman tersebut.kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang
akurat (kekuatan dan keterbatasan diri), kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi,
tempramen, dan keinginan serta kemampuan berdisiplin diri, memahami, dan menghargai
orang lain.
38
Kecerdasan ini merupakan kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya,
ahli matematika, akuntan) dan melakukan penalaran yang benar (misalnya, sebagai

65
Lebih lanjut Zainal Arifin Ahmad menjelaskan kecerdasan
musik dapat disinergikan dengan pembelajaran bahasa Arab.
Adapun contoh dari metode pembelajaran kecerdasan musikal
ini antara lain melalui diskografi (penggunaan musik untuk
mengilustrasikan, mewujudkan, atau menjelaskan materi),
kegiatan bernyanyi, maupun melalui menggunakan musik
suasana (penggunaan musik yang membangun suasana yang
cocok untuk pembelajaran bahasa Arab) serta nyanyian Arab
atau lagu popular di kalangan siswa yang telah dialihbahasakan
menjadi bahasa Arab. Melalui musik dan lagu, kecerdasan
musikal siswa dapat dikembangkan. Melalui musik dan lagu
itu pula, materi pelajaran menjadi lebih menarik dan akan
mudah diingat. Oleh karena itu, pemanfaatan musik dan lagu
sebagai metode pembelajaran bahasa Arab menjadi sangat
penting artinya bagi peningkatan efektifitas proses
pembelajaran bahasa Arab.39

ilmuawan program computer). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pola dan hubungan logis,
pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain.

39
Zainal Arifin Ahmad, Pengembangan Model…… hal 15.
66
BAB IV
Optimalisasi Media Musik dalam Pembelajaran Bahasa Arab
A. Penggunaan Media Musik dalam Pembelajaran

Metode belajar kebanyakan dilakukan guru secara monoton,


sehingga pekerjaan tersebut menjadi pekerjaan yang sangat
menjenuhkan baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Selain itu
materi yang disampaikan guru sangat sedikit yang bisa diterima
oleh peserta didik, sekitar 25% - 50% saja. Hal ini dapat diketahui
setelah diadakan kuis atau latihan setelah selesai menyajikan
materi pada saat itu juga.
Kondisi ini seharusnya menuntut para guru untuk bisa
memikirkan bagaimana cara agar pelajaran bisa diserap 70%-
90% sehingga peserta didik dapat mencapai nilai yang standar.
67
Kenyataannya bukan hanya guru saja yang merasakan kejenuhan.
Kebanyakan peserta didik juga merasakan hal yang sama, bahkan
lebih lagi karena bila setiap kali guru menyajikan materi hanya
menggunakan satu strategi saja tentunya peserta didik akan
merasa bahwa sekolah itu adalah sesuatu yang harus dihindari,
ditambah lagi dengan sikap guru yang senantiasa marah-marah
apabila sebagian besar peserta didik tidak mengerti dan tidak bisa
memenuhi standar nilai, di setiap kuis atau latihan.
Situasi seperti ini bisa membuat peserta didik semakin
bingung dan tidak paham terhadap pelajaran. Oleh karena itu
diperlukan modifikasi strategi setiap kali pertemuan agar peserta
didik tidak jenuh dan tujuan pelajaran serta standar nilai bisa
tercapai sesuai waktu dan kurikulum yang sedang berjalan. Salah
satu modifikasi strategi dalam pembelajaran yang dapat dilakukan
oleh guru adalah membuat suasana kelas menjadi relaks dan
menyenangkan dengan memutar musik ataupun lagu yang sedang
populer sehingga peserta didik terpancing konsentrasinya dan
tanpa sadar motorik dan otak mereka mulai bekerja tanpa
paksaan.
Mengajar adalah salah satu tugas dari guru, dimana
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan
untuk membelajarkan peserta didik. Penelitian menunjukkan
bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu
psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis. Guru bisa

68
menciptakan suasana belajar yang biasa saja atau kelas yang
menjadi suatu pengalaman penemuan yang luar biasa. Untuk
membangun suasana yang bagus seorang guru harus bisa
membangun suasana kelas yang hidup dan relaks sehingga peserta
didik bisa menerima materi dengan baik.
Organ tubuh yang berperan penting dalam proses
pembelajaran adalah otak. Belahan otak kiri memegang peranan
penting dalam kegiatan pembelajaran. Kedua belahan otak
dikembangkan secara optimal dan seimbang sehingga belajar
dapat berjalan secara maksimal. Dalam pembelajaran perlu
megharmoniskan kerja otak kanan dan otak kiri peserta didik
dengan menggunakan musik sebagai sebagai media pembelajaran.
Musik salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga
peserta didik dapat menerima materi pembelajaran dengan baik.
Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik
mampu menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini
berarti menyeimbangkan antara aspek intelektual dengan aspek
emosional. Dalam pembelajaran agar proses belajar dapat berjalan
dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan dan otak
kiri, apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan konsentrasi
tinggi. Selain itu mengapa musik bisa dijadikan media
pembelajaran karena musik dapat merangsang kecerdasan.

Para ahli percaya bahwa pelatihan dengan menggunakan


musik membentuk jalur baru di dalam otak dan memberi lebih
69
dari pada sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan
bagian-bagian tertentu dari otak secara jangka panjang. Musik
memicu keterkaitan yang lebih besar dari pada yang dapat
diberikan oleh stimulus lainnya terhadap belahan otak sebelah kiri
dengan yang kanan dan antara bidang-bidang di dalam otak yang
bertanggung jawab atas emosi dan ingatan. Dengan menggunakan
musik sebagai alat untuk memaksimalkan potensi manusia akan
merupakan upaya yang sangat berarti. Karena musik mampu
memotivasi dan mendorong partisipasi dalam kegiatan yang
nantinya akan membantu meraih tujuan di dalam fungsi-fungsi
sosial, bahasa dan motorik40. Hal ini juga dikatakan dalam tulisan
Campbell bahwa mendengarkan musik telah terbukti
melambatkan laju denyut jantung, mengaktifkan gelombang-
gelombang otak untuk kegiatan berpikir tingkat tinggi dan
menciptakan kondisi mental yang positif, santai, mudah
menerima yang ideal untuk belajar.
Teori pendidikan terbaru yang dikutip oleh Sari mengatakan
otak akan bekerja optimal apabila kedua belahan otak ini
dipergunakan secara bersama-sama41. Hal ini bisa dilihat jika
anak belajar dengan hanya memanfaatkan otak kiri yang memiliki
fungsi mengolah seputar sains, bisnis dan pendidikan sementara

40
Sari, N.R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Bogor : KH. Kharisma Buka
Aksara, hal 50.
41
Sari, N.R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi,…hal 45-46.

70
otak kanannya tidak diaktifkan yang seharusnya memiliki fungsi
berfikir, perasaan, bosan dan mengantuk. Begitu juga mereka
yang hanya memanfaatkan otak kanan tanpa diimbangi dengan
pemanfaatan otak kiri, bisa jadi ia akan banyak menyanyi,
mengobrol atau menggambar tetapi hanya sedikit ilmu yang bisa
masuk ke otaknya. Salah satu cara untuk memadukan fungsi otak
kanan dan kiri yaitu menggunakan musik pada saat menghafal
pelajaran.
Metodologi Musikal Exposure Towards (Pembelajaran
dengan memaparkan musik pada anak-anak) yang dikutip oleh
Sari telah didukung oleh kajian ilmiah yang mengungkapkan
bahwa pemaparan terhadap musik akan meningkatkan proses
pembelajaran di dalam pikiran anak-anak. Hal ini didukung pula
oleh para ahli yang berkeyakinan bahwa bermusik
(mendengarkan atau bermain musik) ternyata dapat memberikan
nutrisi, dan suara untuk meningkatkan gerakan, pendengaran dan
ekspresi pada anak-anak. Dengan bermusik anak-anak juga bisa
meningkatkan keterampilan dan kreativitasnya, serta mengalami
peningkatan IQ spasialnya42.
Musik yang baik adalah sangat berharga sebagai perangkat
pengajaran. Metode pembelajaran yang menyertakan pemaparan
musik kepada anak-anak telah menerapkan seni memadukan
musik dengan pembelajaran ke tingkat pendidikan yang baru dan
42
Sari, N.R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi, …hal 49.

71
lebih tinggi. Hal ini didukung dengan pernyataan De Porter, dkk.
yang menyatakan bahwa musik berpengaruh pada guru dan
peserta didik. Sebagai seorang guru, kita dapat menggunakan
musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental
peserta didik, dan mendukung lingkungan belajar. Musik
membantu peserta didik bekerja lebih baik dalam mengingat lebih
banyak, musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat
belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Di samping itu
kebanyakan peserta didik memang mencintai musik43.

Musik ada sepanjang masa, dimanapun kapanpun musik


selalu ada dalam kehidupan. Hal ini disebabkan karena musik
dapat memberikan dampak positif bagi pendengarnya. Secara
umum, musik menimbulkan vibrasi, vibrasi itu menimbulkan
stimulasi pada gendang pendengaran. Stimulasi itu ditransmisikan
susunan syaraf syarat pusat (imbic system) di sentral otak yang
merupakan gudang ingatan lalu hypothalaus atau kelenjar segala
sesuatunya untuk mengaitkan musik dengan respon tertentu.

Seiring bertambahnya media-media pembelajaran baik itu


yang manual maupun yang sudah canggih bertambah juga variasi
media pembelajaran. Salah satunya adalah media musik. Tidaklah
berlebihan jika ada yang menyatakan musik adalah bahasa
universal yang dapat dinikmati, digunakan, serta untuk apa saja.

43
De Porter, B. dan Hernacki, 2005. Quantum Teaching, Bandung: Kaifa , hal 73.

72
Kenapa tidak keuniversalan musik tersebut disinergikan dengan
pembelajaran yaitu musik sebagai media pembelajaran bahasa
Arab.

Pada umumnya musik dan lagu hanya berperan sebagai


media hiburan ataupun sekedar selingan pada proses
pembelajaran. Padahal bila digunakan dengan maksimal, musik
memiliki manfaat yang besar untuk pembelajaran bahasa Arab.
Karena pada usia tersebut sangat cocok sehingga akan
menghasilkan hasil yang bagus dalam pembelajaran.

Ritme serta lirik lagu dapat membantu mengingat kata-kata


lebih baik serta dapat memahami pesan lagu yang lebih dalam dan
mengingatnya dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain lebih
mudah mengingat dan memahami mufradat secara lebih efektif,
Menyanyikan lagu berbahasa Arab dapat membantu
mengembangkan kalam dengan intonasi yang alami. Karena pada
dasarnya pemerolehan kata (iktisa>b al- lughah) usia mereka
diperoleh melalui pendengaran (istima‟).

Melihat pembelajaran bahasa Inggris yang semakin


bervariasi musik dimanfaatkan sebagian rupa sehingga menjadi
media pembelajaran yang sangat bagus. Maka bermunculanlah
progam-progam komputer maupun handphone yang didalamnya
ada penggunaan musik dalam pembelajaran. Maka tidaklah

73
dikatakan keliru bila dalam pembelajaran bahasa Arab jika musik
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.

Bangsa yang terkenal dengan kecerdasannya adalah bangsa


Yahudi. Kecerdasan mereka bukanlah faktor genetik/turunan
tetapi melainkan kecerdasan yang diperoleh dengan usaha yang
luar biasa. Salah satu usaha untuk menciptakan kecerdasan
mereka adalah musik.

Musik di kalangan yahudi merupakan sebuah keharusan


yang selalu dimiliki seorang bangsa Yahudi sejak kecil bahkan
mereka malu jika tidak bisa memainkan alat musik karena
mayoritas anak Yahudi bisa memainkannya. Kenapa musik
berhubungan dengan kecerdasan? Jawabnya adalah ternyata
bermain musik sangat berpengaruh dengan perkembangan
kecerdasan otak manusia. Tampaknya orang-orang Yahudi telah
mengetahui sejak lama bahwa bermain musik dan memahami not
musik dapat meningkatkan IQ (Intelligent Quotient/ kecerdasan)
seorang anak. Ini yang barangkali tidak disadari oleh bangsa-
bangsa lain selain Yahudi. Kalaupun sadar kesadaran itu
datangnya terlambat.44

Dalam teori kedokteran pun, lantunan musik berpengaruh


besar terhadap pembentukan kecerdasan otak anak serta

44
Abdul Waid, Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012) Cet V, h, 83.

74
berpengaruh terhadap kepandaian anak dalam bersosialisasi.
Pemahaman orang Yahudi ini selaras dengan hasil penelitian
banyak pakar musik maupun pendidik yang menemukan efek
positif dari beberapa jenis musik.45

Ketika musik telah dipahami sebagai cara untuk


meningkatkan kecerdasan seseorang, maka tidaklah salah satu
musik jika musik disinergikan dalam sebuah pembelajaran.

Sebagaimana telah dipaparkan diatas banyaknya manfaat


musik bila digunakan dalam pembelajaran. Di sekolah TK atau
MI, porsi penggunaan masih besar (walaupun di MI semakin
berkurang porsinya) banyak sekali musik yang sering diajarkan
dengan lirik yang sederhana. Lirik sederhana tersebut diganti
dengan kalimat dalam bahasa Arab yang sederhana juga dan
sesuai dengan logika mereka. Berikut ini lirik yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa Arab. Tapi tidak menutup
kemungkinan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lain seperti
Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah bahkan
perguruan tinggi sekalipun.

Contoh pertama musik yang sering didengar peserta didik


TK/MI seperti lagu Dua Mata Saya, kemudian diubah menjadi
lirik dalam bahasa Arab seperti berikut ini (Lebih baik lagi
diiringi dengan instrumen musik yang sesuai).
45
Abdul Waid, Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi, h. 85-86.

75
‫ َوأَنِْف ْي واَ ِح ٌد‬,‫ي اثْنَتاَ ِن‬
َ َ‫ََْينا‬
‫ ِاب ْلِ َذ ِاء اْلَ ِديْ ِد‬,‫ي اثْنَ تَان‬ ِ
َ َ‫ر ْجال‬
ِ َ‫ي َداي اثْنَ ت‬
‫ ُيُْ َن َو يُ ْسَرى‬,‫ان‬ َ َ
‫ أَقْ َر ْاء بِِو الْ ُقْراءَن‬,‫اح ٌد‬
ِ ‫وفَ ِمي و‬
َْ َ
Lirik diatas adalah diambil dari lagu anak-anak berjudul Dua
Mata Saya

Dua mata Saya, Hidung saya Satu

Dua kaki saya, pakai sepatu baru

Dua tangan saya, yang kiri dan kanan

Satu mulut saya tidak berhenti membaca Quran

Contoh lagu yang kedua yang sering dinyanyikan anak-anak


adalah lagu tentang Pelangi yang diubah menjadi lafal bahasa
Arab yaitu:

َ َ‫س قَُزح َما أَ ْجَ َل لَ ْون‬


‫ك‬ َ ‫َي قَ ْو‬
َ ‫ص َفر أَ ْخ‬
‫ضر‬ ْ َ‫أَ ْجَر أ‬
‫ِف الس َم ِاء الزْرقَاء‬
‫ك ََ ِظْيم‬ َ ‫َرس ُام‬
76
‫َم ْن ُى َو َي تَُرى‬
‫س قَُزح‬َ ‫َي قَ ْو‬
ِ‫ِمن صْن ِع للا‬
ُ ْ
Versi Indonesia

Pelangi pelangi alangkah indahmu

Merah kuning hijau

Di langit yang biru

Pelukismu agung

Siapa gerangan?

Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan

Sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh yang lain,


baik yang tersebar di internet maupun yang sudah ada di buku
pelajaran bahasa Arab peserta didik seperti buku pelajaran bahasa
Arab MI/SD kelas 3 terbitan Erlangga. Musik dan lirik aslinya
berasal dari lagu Di Sini Senang Disana Senang diubah menjadi
lirik yang membahas tentang kosa kata pakaian. 46

46
Firman Hamdani dkk, Belajar bahasa Arab Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3,
(Jakarta: Erlangga, 2009), hal 31.
77
Dasi ‫ِرَاب ٌط‬ sandal ‫نَ ْع ٌل‬
Itu kaos kaki ‫ب‬
ٌ ‫َج ْوَر‬
Oeo
Sabuk ‫ِحَز ٌام‬ topi
ٌ‫قُب َعة‬
Itu sapu tangan ‫ِمْن ِديْ ٌل‬
La, la, la, la,la, la, la
Lihatlah sepatu ‫اُنْظُِر ْي‬ ،‫اُنْظُْر‬
ِ
ٌ‫َما َى َذا؟ َى َذا ح َذاء‬
Oeo
Lihatlah payung ‫اُنْظُِر ْي‬ ،‫اُنْظُْر‬
ٌ‫ك ِمظَلة‬ َ ‫تِْل‬ َ ‫َما تِْل‬
‫ك؟‬
La, la, la, la,la, la, la

Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh kreatifitas dan inovasi


seorang guru dalam menciptakan lirik dalam bahasa Arab serta
dipadukan dengan musik yang sering didengar anak.

B. Tahap-Tahap Pembuatan Musik dan Lagu dalam


Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu pembelajaran


yang diarahkan untuk mendorong, membimbing,
mengembangkan, dan membina kemampuan serta

78
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif
maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan
untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami
bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan
maupun tulis. Bagaimanapun tujuan di atas tersebut juga masih
dibedakan/diklasifikasikan ke tingkatan yang berbeda antara
madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah maupun aliyah.
Lagu sebagai media pendidikan mampu menundukkan
hati manusia yang bagaikan batu api yang tersembunyi,
menjadi jernih bagai perak dalam nyala api. Selain itu
mendengarkan musik atau nyanyian yang menyenangkan dan
harmonis, menyebabkan esensi manusia bergerak serta
mewujudkan sesuatu dalam diri tanpa disadarinya. Dalam
pembelajaran bahasa Arab, musik dan lagu akan dapat
melahirkan kehangatan perasaan dan vitalitas serta aktivitas
dalam jiwa, yang selanjutnya memberikan motivasi pada
manusia untuk lebih mendalami serta memperbaharui tekadnya
dalam mempelajari bahasa Arab.
Lagu merupakan metode efektif untuk materi hafalan
seperti menghafal rukun Islam, rukun iman, dan lain
sebagainya. Ruhard Hish membagi daya ingat manusia ada dua
yaitu :

79
1) Memori fakta yaitu kemampuan untuk mengingat
informasi-informasiseperti nama-nama, tanggal, tempat,
wajah, kata-kata, kejadian bersejarah dan lain sebagainya
2) Memori keterampilan bukanlah sebagai suatu usaha untuk
mengingat-ingat,tetapi hasil dari latihan berulang-ulang
kali.47

Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik ternyata tidak


pernah lepas dari musik. Selain sekedar mendengar, musik juga
sangat diminati peserta didik untuk dimainkan bahkan ada yang
belajar sendiri harus diiringi musik baik itu musik yang lembut
maupun keras semacam musik rock. Dan ini tergantung pada
pribadi masing-masing

Media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang tidak


bernyawa. Alat ini bersifat netral. Peranannya akan terlihat jika
guru pandai memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar.48
Sebagai media yang meletakkan cara berpikir konkret dalam
kegiatan belajar menajar, pengembangannya diserahkan kepada
guru. Guru dapat mengembangkan media sesuai dengam
kemampuannya. Dalam hal ini akan terkait dengan kecermatan

47
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta,
Kencana, 2004), hal. 70

48
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, hal 133-134.

80
guru memahami kondisi psikologis peserta didik, tujuan metode,
dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan keterpaduan dari
semua unsur ini akan sangat mendukung pengembangan media
pembelajaran.

Kegagalan seseorang guru dalam mengembangkan media


pembelajaran akan terjadi jika penguasaan terhadap karakteristik
media itu sendiri sangat kurang. Pemanfaatan media dengan
maksud mengulur-ulur waktu tidak dibenarkan. Karena kegiatan
belajar mengajar bukan untuk hal itu. Pemanfaat media hanya
diharuskan dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pemanfaatan media juga tidak asal-asalan menurut


keinginan guru tidak berencana dan sistematik. Guru harus
memanfaatkan menurut langkah-langkah tertentu dengan
perencanaan yang sistematik. Ada enam langkah yang bisa
ditempuh guru pada waktu mengajar dengan mempergunakan
media. Langkah-langkah itu adalah:

a) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan


media;
b) Persiapan guru. Pada fase ini guru meilih dan menetapkan
media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai
tujuan. Dalam hal prinsip pemilihan dan dasar
pertimbangannya patut diperhatikan;

81
c) Persiapan kelas, pada fase ini peserta didik atau kelas harus
mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran
dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi
mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati
pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran;
d) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada
fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan
media pembelajaran. Keahlian guru sangat dituntut ketika
ini. media diperbantukan oleh gueu untuk membantu
tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media
diperbantukan oleh guru untuk membantu tugasnya
menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan
penggunaannya untuk keefektifan dan efisiensi pencapai
tujuan;
e) Langkah kegiatan belajar peserta didik. Pada fase ini
peserta didik belajar dengan memanfaatkan media.
Pemanfaatan media di sini bisa peserta didik sendiri yang
mempraktikkannya ataupun guru langsung
memanfaatkannya, baik di kelas atau di luar kelas.
f) Langkah evaluasi pembelajaran. Pada fase ini kegiatan
belajar mengajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai yang sekaligus dapat dinilai sejauh
mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang

82
keberhasilan peserta didik. Hasil evaluasi dapat dijadikan
dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya.49

Tahap-Tahap Pembuatan Musik (Lagu) dalam Pembelajaran


Bahasa Arab dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan


media. Perumusan tujuan pembelajaran merupakan awal dari
seluruh tahap pembuatan musik/lagu dalam pembelajaran.
Apakah media musik/lagu untuk pembelajaran istima‟,
takallum, qiraah maupun kitabah. Menurut penulis, media
musik/lagu lebih bagusnya untuk tujuan pembelajaran materi
istima‟ dan takallum karena menitikberatkan kepada
penguasaan mufradat/kosa kata. Karena indikator penguasaan
mufradat peserta didik bukanlah terletak pada kemampuannya
untuk menghafal dan mereproduksi mufradat tersebut,
melainkan pada keterampilannya memahami teks, maupun
sebagai sarana berekspresi (ta‟bir syafawi maupun tahriri)
tersebut.50
2. Persiapan guru, dalam tahap ini diperlukan kreatifitas dan
inovasi dari seorang guru. Guru dituntut lebih “melek”
perkembangan musik dan lagu di kalangan peserta didik baik
itu di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun aliyah.

49
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …. hal 136.
50
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008), hal 152.
83
Kenapa harus dituntut seperti itu? Karena musik dan lagu
sangat dinamis dan perkembangannya pun semakin hari
semakin pesat. Musik/lagu apa yang sedang hit baik itu
disiarkan lewat radio, televisi (tv) maupun internet.
Diharapkan melalui musik/lagu yang sedang hit akan
membuat peserta didik akan senang dan tidak mudah bosan.
Ketika musik dan lagu telah didapat dan sesuai dengan
yang sedang hit saat itu, maka motivasi peserta didik akan
meninggi. Saat tulisan ini ditulis, musik dan lagu yang sedang
hit adalah Kun Anta dari Mahmood Khudhar. Selain musik
dan lagunya easy listening (mudah didengar) pesan moral
yang terkandung dalam lagu tersebut juga dapat dipaparkan
dalam proses pembelajaran. (Lirik lagu Kun Anta ada di
bagian lampiran)
Langkah selanjutnya adalah memadan-padankan lirik
yang ada di lagu dengan kalimat/mufradat yang mau dijadikan
media pembelajaran. Tahap inilah yang paling sulit karena
tidak semua musik dan lagu dapat dipadankan dan dijadikan
media musik dan lagu dalam pembelajaran bahasa Arab.
Dalam tahap ini kreatifitas seorang guru/pengajar bahasa Arab
sangat diperlukan, tanpa ada kreatifitas dalam hal ini dapat
dipastikan media musik dan lagu yang ingin dipergunakan
dlam pembelajaran bahasa Arab tidak akan terwujud sama
sekali.

84
Seandainya media musik dan lagu yang digubah belum
dapat/mampu diselesaikan, maka cukuplah dengan musik dan
lagu versi Arabnya dan harus diingat materi yang ada di
media tersebut harus sesuai dengan materi pembahasan ketika
mengadakan pembelajaran.

Jika sekiranya media musik dan lagu tersebut belum


terwujud juga maka guru bahasa Arab dapat menggunakan
musik dan lagu yang sudah digubah (dialihbahasakan) yang
sudah beredar di internet maupun di buku-buku pelajaran
bahasa Arab tertentu ke dalam pembelajaran.
3. Tahap selanjutnya adalah mempergunakan media musik dan
lagu tersebut dalam pembelajaran bahasa Arab. Sebaiknya
media tersebut diperdengarkan terlebih dahulu kepada peserta
didik tanpa melihat teks Arab ataupun Indonesianya.
Diharapkan dengan cara ini peserta didik akan terpancing rasa
penasaran mereka seperti ketika mereka menebak-nebak
musik dan lagu yang telah digubah terlebih lagi dari musik
dan lagu yang sangat populer di kalangan mereka. Kondisi ini
dapat digambarkan dengan kondisi lupa-lupa ingat (gejala
ujung lidah dan istilah orang Banjar “asa di ujung ilat”).51

51
Hampir ingat adalah upaya mencoba mengingat kembali sesuatu dari ingatan yang
tak berhasil dikembalikan, apakah itu berkenaan dengan nama sesuatu, kejadian tertentu
atau peristiwa lalu. Hampir ingat disebabkan oleh kemampuan pengorganisasian struktur

85
Secara sederhananya langkah dalam menggunakan media
musik dan lagu yaitu sebagai berikut:
Langkah pertama, pembukaan. Sebelum nyanyian diajarkan
sebaiknya anak-anak diarahkan kepada isi dan maksud nyanyian
yang akan diajarkan, melalui tanya jawab. Peranan guru disini
sebagai motivator dan informator. Langkah kedua, pelaksanaan.
Anak-anak belajar nyanyian dengan cara meniru. Nyanyian yang
pendek diajarkan secara keseluruhan dan yang agak panjang
diajarkan secara kalimat demi kalimat.
Langkah-langkah pelaksanaan penggunaan media dapat juga
melalui:
1) Guru membicarakan isi nyanyian yang akan diajarkan melalui
tanya jawab guru pada anak. Dalam langkah ini, guru
sebaiknya guru melakukan kontak mata kepada peserta didik
tetapi idak lebih dari tiga detik untuk setiap orang. Pandangan
lebih dari tiga detik sering diartikan sebagai “tatapan”. Jangan
memandang kea rah kepala peserta didk. Usahakan sungguh-

kognitif yang kurang baik. Hampir lupa secara sistemik berpotensi ke arah lupa-lupa ingat.
Kerancuan struktur kognitif dianggap para ahli sebagai pemicu sejumlah kesan menjadi
samar-samar, kesan berbentuk bayang-bayang dalam ketidak pastian, sesuatu hal yang
dipresentasikan dalam bentuk kesan mengapung di antara alam ambang sadar dan bawah
sadar sehingga ingatan yang timbul karena kesadaran akibat adanya rangsangan dari luar.
Usaha mengingat-ingat menjelma dalam bentuk gejala ujung lidang, hampir ingat atau
lupa-lupa ingat berarti tidak lupa tetapi juga tidak pasti ingat. Lebih jelas lihat Akhmad
Mawardi Syahid, Bagaimana Manusia Belajar (Perspektif Islam dan Psikologi
Kontemporer), Amuntai: Hemat Publishing, 2013), hal 156-157.

86
sungguh untuk berkomunikasi dengan setiap peserta didik
selama pelajaran berlangsung.52
2) Guru melagukan lagu secara keseluruhan dua atau tiga
kali.
3) Guru dan anak lagukan lagu bersama-sama, makin lama
suara guru makin pelan.
4) Guru dan anak lagukan lagu dengan bersenandung.
5) Guru membacakan syair baris demi baris dan diikuti oleh
anak.
6) Guru menjelaskan kata-kata yang sukar.
7) Guru dan anak lagukan lagu bersama-sama.
8) Guru memberikan kesempatan pada anak yang sudah
dapat dan melagukan sendiri atau dengan beberapa teman
untuk maju ke depan kelas.
9) Guru memberi bimbingan, dorongan pada anak yang
memerlukan.
10) Guru memberi pujian secara tepat pada waktunya agar
anak memperoleh kegembiraan.
11) Guru dan anak lagukan lagu lain sebagai selingan.
12) Guru dan anak lagukan kembali lagu tersebut.53

52
Bobbi DePorter dkk, Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2014), hal 167-168.
53
Depdikbud, Pedoman Guru Bidang Pengembangan Pengetahuan di Taman kanak
kanak ,(Jakarta : Proyek Pembinaan Taman Kanak-kanak, 2001), hal. 8.

87
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media musik dan
lagu juga dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut:

1) Guru memberi pengantar singkat tentang pelaksanaan teknik


pembelajaran saat itu;
2) Guru memutarkan lagu yang disenangi peserta didik pada saat
itu sambil ditempel teks lagu di papan tulis dengan tulisan
besar;
3) Ajaklah peserta didik untuk ikut bernanyi;
4) Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk bernanyi
berdasarkan teks lagu yang ditempel di papan tulis;
5) Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi teks lagu
tentang apa, mengapa, bagaimana, dan bermakna apa;
6) Peserta didik mendiskusikan hasil identifikasi ke dalam
kelompok;
7) Wakil dari kelompok melaporkan/mempresentasikan hasil
diskusi tersebut di depan kelas dan kelompok lain
memberikan masukan;
8) Peserta didik menyimpulkan dan merefleksi pembelajaran
yang mereka lakukan pada hari itu.54

54
H. M. Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal 228-229.

88
Dari beberapa macam langkah penggunaan media
musik/lagu dalam pembelajaran bahasa Arab di atas diserahkan
kepada masing-masing guru untuk memilih langkah yang sesuai
dengan keinginannya.
Langkah-langkah di atas mengarahkan pada proses keaktifan
peserta didik dalam memahami materi dengan prinsip learning by
doing dan perasaan gembira melalui metode lagu.
Cara mengajar lagu menurut teori dalam buku “Brain Power
Permainan Kreatif untuk Prasekolah” yaitu mengatakan saat
memperkenalkan lagu baru, nyanyikan seluruh bagian lagu,
daripada bait per bait. Anak-anak akan mencoba untuk mengikuti
guru yang menurut mereka menarik saat pertama kali mereka
mendengarkannya. Jika lagu tersebut tidak menarik, maka
tinggalkan saja. Banyak sekali lagu-lagu lainnya yang bisa
dicoba.
Model lagu ini merupakan pengembangan dari Accelerated
Learning atau percepatan pembelajaran yang dianggap lebih
efektif dan lebih cepat dibandingkan belajar secara konvensional,
dikembangkan pada pertengahan 1970 berdasarkan kerja Dr.
George Lazanov. Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan
peserta didik untuk belajar lebih cepat, efektif dan lebih
menyenangkan, sehingga materi akan lebih bermakna dan daya
ingatnya lebih kuat. Materi yang disuguhkan yaitu dengan

89
menggabungkan musik atau lagu, seni dan warna sebagai fokus
lingkungan fisik serta guru adalah teladan perilaku untuk
menjamin suksesnya peserta didik.55 Menghafal cepat yakni
dengan lagu ini umumnya digunakan anak-anak TK dan SD, lebih
dari itu beberapa pesantren tengah dikembangkan nasyid-lagu
yang hanya mengandalkan olah vokal tanpa diiringi musik untuk
menghafal dan meningkatkan daya ingat.56

4. Hendaknya ketika mempergunakan media musik dan lagu


guru yang mengajar harus gembira dan merasakan
kegembiraan/kebahagiaan yang tergambar dalam sebuah
media musik/lagu yang sedang dipergunakan bersama.
Apalagi musik dan lagu tersebut mempunyai kesan dan
pengalaman sendiri.

Seharusnya ketika penggunaan media musik/lagu dalam


pembelajaran, ciptakan kondisi yang bahagia57. Karena

55
Agus Nggermanto, Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum), (Bandung: Nuansa,
2002), hal.207.
56
Agus Nggermanto, Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum), ……. hal.64.
57
Menurut Dr. Shigeo Haruyama, otak manusia dapat melepaskan senyawa-senyawa
yang mirip dengan morfin. Senyawa ini memiliki efek yang menenangkan dan dapat
meningkatkan suasana hati. Jika hormon kebahagiaan ini dilepaskan dalam jumlah cukup,
maka efeknya tidak hanya pada otak tapi juga sampai ke seluruh tubuh. Dalam tubuh kita
ada hormon kebahagiaan yang mempunyai kekuatan 6 kali lebih besar dari morfin yang
disebut endhorphine. Namun terdapat hormon ketidakbahagiaan yang berkekuatan nomor
dua setelah racun ular yaitu Noraadrenaline. Endhorphine hadir ketika kita bersyukur dan

90
kondisi bahagia sangat bermakna bagi keberhasilan
pembelajaran.58 Ketika kondisi sedang bahagia senyumpun
semakin mudah terkembang baik dari guru maupun peserta
didik, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa
tersenyum dan tertawa membantu seseorang memiliki system
kekebalan tubuh yang baik, sehingga guru yang selalu
tersenyum tulus dan gembira kepada peserta didik atau
sebaliknya akan memiliki energi yang lebih kuat dan mampu
membebaskannya dari serangan beragam penyakit.59

Sebaiknya cari musik dan lagu yang dipergunakan dalam


pembelajaran yang bergenre bagus dan usahakan media
tersebut selalu up to date sehingga peserta didik akan
termotivasi dalam ikut pembelajaran.

5. Ketika media musik dan lagu tersebut telah dipresentasikan


oleh guru, maka tugas guru selanjutnya adalah memberikan
giliran kepada masing-masing peserta didik untuk
mengulanginya. Berikan mereka kebebasan dalam berekspresi
dalam media tersebut. Bahkan ketika masing-masing peserta
didik mengulang media tersebut biasanya mengundang gelak
tawa karena ada dari mereka ketika mengekspresikan media

bahagia dan sebaliknya akan hadir ketika kita mengeluh dan kurang bersyukur. Lebih jelas
lihat Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 101.
58
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 93.
59
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 105.

91
tersebut bertingkah lucu sehingga pembelajaran tidak terkesan
kaku.

Perasaan bebas mengekspresikan diri mendorong setiap


peserta didik untuk berani aktif dalam pembelajaran. Perilaku
aktif ini sebagai wujud terjadinya pembelajaran yang siap terlibat
aktif belajar secara fisik maupun psikis seperti membiarkan
peserta didik menyanyikan60 lagu kesayangannya yang sudah
dimodifikasi sesuai materi yang telah ada. Jadi ketika musik/lagu
dipergunakan dalam pembelajaran bahasa Arab sebaiknya guru
tidak mengekang partisipasi aktif dari peserta didik itu sendiri,
berikan mereka ruang dan waktu untuk mengekspresikan hal-hal
yang mereka anggap wajar diekspresikan.

Dengan cara ini peserta didik dapat mengembangkan


pemahaman, bahkan mengubah pemahaman sebelumnya menjadi
semakin baik. pemahaman baru ini yang melalui pengolahan dan
refleksi dapat melahirkan tindakan lain sebagai perwujudan
keingintahuannya. Dengan demikian, proses peserta didik aktif
merupakan proses yang bergulir tiada henti.61 Senada dengan
pendapat di atas, Muhbib menyatakan salah satu indikator penting

60
Bernyanyi dan bermain yang seirama ritme jantung dapat melancarkan aliran darah.
Makanya tidak heran guru TK/SD yang masih banyak kegiatan belajarnya berupa bernanyi
sangat membantu tubuh menjadi rileks dan terbebas dari stress
61
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher; Pendidik
Bahagia Dimana Pun Kapan Pun & Dalam Kondisi Apa Pun, Jakarta: Luxima , hal 63-65.

92
yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan
pembelajaran bahasa Arab adalah peserta didik belajar bahasa
Arab dengan penuh minat, kesungguhan, rasa senang, dan
memperlihatkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal
ini bisa dilhat dari resepon mereka ketika diajak berdialog,
perhatian mereka terhdap pelajaran, kesungguhan mereka dalam
mengerjakan tugas, kurioritas (ingin tahu) mereka yang tinggi
dalam mengajukan pertanyaan, prestasi mereka baik dan lain
sebagainya.62
Sering dilupakan oleh guru adalah ketika peserta didik
dengan baik dan benar melakukan guru lupa memberian
apresiasi/penghargaan. Padahal apresiasi baik itu ditunjukkan
dengan kata-kata maupun tindakan memiliki manfaat yaitu
pertama, bagi peserta didik yang dirayakan akan tumbuh rasa
bahagia, sehingga memacunya untuk memberikan prestasi yang
lebih baik untuk ke depannya. Kedua, bagi peserta didik yang
belum mampu menunjukkan prestasinya akan tumbuh hasrat
karena penghargaan menumbuhkan keinginan mendapatkan
penghargaan yang sama sebagaimana didapatkan oleh teman-
temannya.63

62
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ,
………hal 146.
63
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 212.

93
6. Ketika persiapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media musik dan lagu sudah terlaksana, tibalah
saatnya mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Ketika ditemukan banyak kelemahan dan
kekurangan ketika media tersebut digunakan, maka tugas guru
selanjutnya adalah memperbaiki semua kelemahan dan
kekurangan ketika sedang melaksanakan pembelajaran
dengan media musik dan lagu. Ketika sudah melaksanakan
perbaikan di segala lini dan sisi pembelajaran diharapkan
nantinya pembelajaran bahasa Arab khususnya dengan
menggunakan media musik dan lagu akan lebih efektif dan
optimal.

Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang


mengajak pendidik dan peserta didik berbaur dalam semangat
saling mengisi, yakni saling percaya dalam berproses dan saling
pengertian dalam memaknai hasil. Semakin mendalam mengenal
mereka, semakin mungkin mendapatkan peserta didik yang
memiliki talenta menggunakan segenap indera dan tubuhnya
untuk mengekspresikan ide dan perasaan.64

Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran yang efektif


dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional diantaranya : pertama,
faktor kesiapan belajar, kedua, faktor intelegensi (murid yang

64
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 77-78

94
cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih
mudah menerima pelajaran, ketiga, faktor pengalaman masa
lampau dan pengertian-pengertian yang dimiliki oleh peserta
didik, keempat, faktor fisiologis (kondisi badan yang sedang
belajar sangat berpengaruh pada proses belajar peserta didik),
kelima, faktor kegiatan peserta didik yang belajar dengan
melakukan banyak kegiatan neural sistem, seperti: melihat,
mendengar, merasakan, berfikir maupun kegiatan yang lainnya
diperlukan untuk memperoleh pengentahuan, sikap, kebiasaan
dan minat, keenam, faktor minat dan usaha.65 Pembelajaran
mempunyai arti yang di dalamnya mencakup proses belajar
mengajar yang berisi serangkaian perbuatan guru untuk
menciptakan perbuatan murid untuk menghasilkan perubahan
pada diri peserta didiksebagai akibat kegiatan mengajar dan
belajar.66 Dalam pembelajaran terdapat komponen, yaitu tujuan
pembelajaran, guru, media pembelajaran (learning) merupakan
perilaku, pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan
keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.
Lebih lanjut Muhbib menyatakan dalam konteks strategi
pembelajaran bahasa Arab yang efektif tampaknya kita perlu
65
Oemar Hamalik, Kurikulim dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal.
50.
66
John. W. Santrok, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2007),
hal. 266

95
memahami kriteria/syarat dan indikator efektifitas sebuah metode,
sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan kita dalam
mengelola sistem pembelajaran bahasa Arab di lembaga
pendidikan kita. Metode yang baik dan efektif adalah setidaknya
memenuhi empat syarat berikut: Pertama, kesesuaian metode
dengan materi yang hendak diajarkan , Kedua, kesesuaian metode
dengan tema atau topic pembahasan yang hendak diajarkan.
Ketiga, metode yang digunakan diniscayakan dapat dapat
memberikan motivasi dan penciptaan situasi belajar yang
kondusif dan produktif. Keempat, metode yang dipilih hendaknya
dapat mengakomodasi berbagai perbedaan individual (al-furuq al-
fardiyyah). Karena itu, direkomendasikan agar kita tidak secara
monoton menggunakan satu pendekatan dan metode saja
melainkan kita dapat meramu dan mensinergikan beberapa
metode dalam satu pembelajaran.67

C. Manfaat Musik dan Lagu dalam Pembelajaran Bahasa


Arab

Manfaat penggunaan musik dan lagu dalam pengajaran


bahasa Arab untuk anak secara umum, menyanyi dapat mencegah
kejenuhan yang menjadi musuh utama dalam pembelajaran
bahasa Arab. Penggunaan nyanyian dalam pengajaran bahasa
67
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ,
…….. hal 143-144.

96
Arab dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar
sambil bernyanyi. Pada konsep yang pertama, nyanyian
digunakan sebagai penunjang pengajaran bahasa Arab secara
umum, termasuk untuk pengayaan dan motivasi. Sedang pada
konsep yang kedua, nyanyian dapat digunakan sebagai penunjang
pengajaran secara spesifik karena isi nyanyian merujuk pada
materi pelajaran.68
Musik berpengaruh kuat pada lingkungan belajar.
Penelitian menunjukkan bahwa belajar lebih mudah dan cepat jika
peserta didik berada dalam keadaan santai dan reseptif. Detak
jantung orang dalam keadaan ini adalah 60 sampai 80 kali per
menit.69 Penggunaan musik dalam pendidikan maupun
pembelajaran juga berfungsi untuk :
a. Menata suasana hati;
b. Meningkatkan hasil belajar yang diinginkan;
c. Menyoroti hal-hal penting.70

68
R. Umi Baroroh, Lagu Sebagai Model Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak dan
Pemula, (Jogjakarta: Pustaka Zeedny, 2011), hal.13-14.
69
De Porter, B. dkk, 2005. Quantum Teaching,……. Hal 111.
70
De Porter, B. dkk, 2005. Quantum Teaching,……. Hal 112-115.
97
Manfaat menyanyi ada tujuh yaitu:71
a. Memperkenalkan suara sebagai bunyi
b. Memperbaiki pengucapan kata
c. Meningkatkan kemampuan berbahasa, termasuk
perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi dan
kelancaran berkomunikasi.
d. Membantu anak untuk mendengarkan, mengingat dan
menghafal,mengintegrasikan dan menghasilkan suara
bahasa.
e. Pengembangan kemampuan berbahasa.
f. Sebagai alat dan media pembelajaran.
g. Peneguhan eksistensi.

Dari ketujuh manfaat ini, jika diaplikasikan dalam


pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab, maka dapat dilihat
bahwa dengan menyanyi lagu yang berbahasa Arab akan dapat
memperkenalkan suara dengan bunyi, memperbaiki pengucapan
dengan kata Arab, kemampuan berekspresidan kelancaran
berkomunikasi dan tentu saja juga akan membantu pembelajar
mendengarkan, mengingat dan menghafal serta mengintegrasikan

71
Lihat Bonnie Macmillan, Permainan Kata dan Musik (Word and Musik Games), (
Batam: Karisma Publising Group, 2004), hal.7.

98
dan menghasilkan suara bahasa Arab.72 Terkait dengan manfaat
dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, termasuk
perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi, kelancaran
komunikasi dan membantu anak untuk mendengarkan, mengingat
dan menghafal serta mengintegrasikan dan menghasilkan suara
bahasa Djohan dalam buku Psikologi Musik memaparkan sebagai
berikut: “Bahwa otak manusia adalah otak yang musikal dan
irama memiliki kekuatan yang secara langsung mempengaruhi
kognisi. Secara konsisten kemampuan mengingat pada orang
dewasa berasal dari lagu dan irama di masa kanak-kanaknya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa irama memiliki pengaruh yang
kuat terhadap keterampilan kognisi, bagi peserta didik tertentu
kemampuan kognisi berupa mengingat dapat lebih konsisten bila
bila menggunakan strategi-strategi terapi musik. Karena dengan
mengingat lagu dan irama secara langsung membantu
pengembangan keterampilan bahasa. Pengulangan irama dan lirik
lagu akan membantu peserta didik untuk menginternalisasikan
suara dan pola bahasa. Akan lebih mudah mengingat secara
akurat kata- kata yang panjang bila ditata dalam bentuk lirik lagu
dan melodi. Irama, lirik dan musik memiliki kaitan yang kuat
terhadap memori. Orang dewasa mengingat lagu dari masa kanak-
kanaknya dengan konteks emosional yang menyertainya.”73

72
R. Umi Baroroh, Lagu Sebagai Model Pembelajaran Bahasa Arab……, hal 30.
73
Lihat Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta: Buku Baik, 2003), hal 191-192.

99
Di antara tujuan penggunaan lagu untuk pembelajaran di
dalam kelas, yaitu:
a. Membuat kaitan antara kegiatan dan obyek/benda dengan
kata-kata,
b. meresapkan bunyi-bunyi bahasa Arab,
c. mengembangkan kepekaan ritme,dan
d. menghafal kosakata tertentu.

100
BAB V

Pemanfaatan Media Musik dalam Pembelajaran


Keterampilan Bahasa Arab

A. Istima‟

Kemampuan istima‟/menyimak mempunyai peranan penting


dalam keterampilan berbahasa karena istima‟ merupakan sarana
pertama kali dalam pemerolehan bahasa selanjutnya. Dari istima
kita dapat mengungkapkan dari apa yang telah kita simak dengan
bicara, membaca dan menulis. Dari istima‟ pula kita dapat
mengenal mufrodat, tarkib guna menunjang keterampilan bahasa
selanjutnya. Begitu pula dengan keterampilan kalam (berbicara)

101
merupakan tujuan utama dalam pembelajaran bahasa asing,
termasuk bahasa Arab tentunya.
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menyimak
merupakan keterampilan yang memungkinkan seorang pemakai
bahasa untuk memahami bahasa yang dugunakan secara lisan.
Karena banyaknya komunikasi sehari-hari yang dilakukan secara
lisan,kemampuan ini amat penting dimiliki oleh setiap pemakai
bahasa. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan terjadi
banyak kesalahpahaman dalam komunikasi sesama pemakai
bahasa, yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalm
pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu kemampuan menyimak merupakan bagian
yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa,
terutama bila tujuan penyelanggaraannya adalah penguasaan
keterampilan berbahasa secara utuh. Dalam pengajaran secara itu,
peerkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak
perlu dipantau dan diukur melalui penyelenggaraan tes
menyimak.
Menyimak atau istima‟ merupakan keterampilan dalam
berbahasa arab yang memungkinkan seseorang untuk memahami
bahasa arab yang digunakan secara lisan, sehingga terhindar dari
kesalahpahaman dalam berkomunikasai yang dapat menyebabkan
berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-
hari. Dengan memiliki penguasaan keterampilan menyimak yang

102
mamadai, diharapkan siswa terbiasa dengan bunyi-bunyi bahasa
Arab yang pada akhirnya memungkinkannya untuk melafalkan
bunyi-bunyi tersebut dengan benar.

Dengan menggunakan media musik dan lagu diharapkan


ketika pembelajaran sedang berlangsung akan tercipta suasana
yang kondusif, rasa bosan yang dialami siswa berangsur-angsur
hilang terlebih lagi musik dan lagu yang digunakan sudah familiar
dan tidak asing lagi di kalangan siswa.

Pemutaran media musik dan lagu dapat melalui media


compact disk (CD) dan player yang telah dimasukan beberapa
jenis musik dan lagu dalamnya. Selain itu juga dewasa ini alat
elektronik semakin canggih, HP sekalipun dapat dijadikan sebuah
media ketika pembelajaran berlangsung.

Penggunaan media musik dan lagu juga dapat dikombinasikan


dengan menggunakan jenis permainan bahasa. Di antara
permainan bahasa yang dapat diaplikasikan adalah bisik berantai
(al asror al mutastalstil), perintah bersyarat, siapa yang berbicara
(man al mutahadist), bagaimana saya pergi (kaifa azhhab).

B. Kalam
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari
seorang pengguna bahasa yang menuntut prakarsa nyata dalam
penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan

103
karena masih ada orang yang sulit mengungkapkan melalui
bahasa lisan walaupun ketika membaca teks yang berbahasa
Arab dia mengerti apa yang dimaksud oleh penulis.
Secara kebahasaan, pesan lisan yang disampaikan dengan
berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang dipilih sesuai
dengan maksud yang perlu diungkapkan. Kata-kata itu dirangkai
dalam susunan tertentu menurut kaidah tata bahasa dan
dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang sesuai pula.
Semua itu merupakan aspek kebahasaan bagian dari kegiatan
berbicara sebagai bentuk penggunaan bahasa lisan yang harus
diperhatikan dalam mengupayakan pesan yang disampaikan
dapat diterima dan dimengerti seperti yang dimaksudkan oleh
seorang pembicara.
Dalam pembelajaran keterampilan berbicara mementingkan
isi dan makna dalam penyampaian pesan secara lisan, berbagai
bentuk dan cara dapat dipergunakan. Sesuai dengan tingkat
penguasaan kemampuan berbahasa yang telah dimiliki oleh
siswa bentuk pembelajaran berbicara dapat meliputi kegiatan
penggunaan bahasa lisan dengan tingkat kesulitan yang
beragam.
Dari beberapa saran dan tips untuk menguasai keterampilan
kalam dapat diambil kesimpulan Pertama, jangan takut salah
berbicara dalam bahasa Arab baik dalam tata bahasa maupun
pelafalan kata, karena takut salah inilah menjadi faktor

104
penghalang untuk mahir dalam berbicara bahasa Arab, kedua,
perbanyaklah menghafal kosa kata yang umumnya digunakan
dalam berbicara bahasa Arab serta ketiga, carilah teman yang
juga ingin mahir dalam berbicara bahasa Arab sehingga bisa
dijadikan partner dalam latihan berbicara.
Media musik juga dapat dijadikan media pembelajaran
bahasa Arab baik musik itu mempunyai video maupun tidak.
Semuanya itu dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan
berbahasa.
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru ketika
pembelajaran berlangsung adalah memutarkan musik dan lagu
terlebih dahulu di hadapan siswa kemudian menanyakan secara
lisan apa judul musik dan lagu, siapa penanyinya, bagaimana
terciptanya sebuah lagu tersebut, dan bagaimana akhir cerita
yang digambarkan dengan lirik lagu. Atau dengan langkah lain
siswa diminta untuk mengungkapkan ungkapan-ungkapan yang
menarik menurutnya, atau diminta untuk bercerita singkat sesuai
dengan musik dan lagu yang telah didengarnya.74

74
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran….. hal 67
105
C. Qira’ah
Membaca merupakan kegiatan penting, dan semakin mejadi
penting pada zaman modern ini, pada saat perkembangan dalam
berbagai segi kehidupan terjadi amat cepat. Untuk memahami
semua jenis informasi yang termuat dalam berbagai bentuk
tulisan, mutlak diperlukan kegiatan membaca, disertai
kemampuan isi bacaan. Tanpa kemampuan memahami isi bacaan,
banyak informasi yang tidak dapat diserap dengan tepat dan
cepat. Kemampuan memahami isi bacaan itulah yang menjadi
tujuan pokok dalam pembelajaran membaca dalam pembelajaran
bahasa.
Seperti halnya menyimak, membaca mengandalkan
kemampuan berbahasa yang pada dasarnya bersifat reseftif.
Dengan membaca, seorang pertma-tama berusaha untuk
memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk
wacana tulis. Meskipun pemahaman terhadap isi wacana tulis itu
bukan semata-mata dan sepenuhnya terjadi tanpa kegiatan pada
diri pembaca, namun kemampuan membaca pada dasarnya adalah
kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam hal ini
informasi dan pesan yang disampaikan, dan bagaimana informasi
serta pesan-pesan itu telah tersampaikan seorang pembaca pada
dasarnya hanyalah bertindak sebagai penerima.
Dalam hal ini, media musik dan lagu pun sebenarnya dapat
dijadikan media dalam pembelajaran qiraah dengan cara

106
menuliskan lirik lagu yang ingin dijadikan media ke dalam
beberapa kertas atau kartu dan macam-macamnya. Untuk bentuk
kartu diserahkan sepenuhnya kepada guru yang terpenting adalah
bahwa tulisan dalam kartu tersebut harus terlihat jelas oleh siswa.
Kartu biasanya digunakan guru untuk membelajrkan atau melatih
siswa membaca kata, kalimat atau ungkapan yang sempurna tanpa
melakukan analisa terhadap apa yang dibaca. Kartu juga
digunakan untuk mengembangkan pengetahuan siswa tentang
kosa kata, laihan pola-pola tatanan bahasa dan membaca secara
keras.
Penulisan lirik lagu dalam kartu usahakan maksimal Cuma 2
baris (bila liriknya pendek) dan 1 baris (bila liriknya panjang).
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam membaca,
karena bila terlalu banyak dikhawatirkan akan menyulitkan
siswa.75

D. Kitabah

Kemampuan kitabah sejatinya adalah kumpulan kemampuan


berbahasa yang sebelumnya yaitu istima‟, kalam, dan qiraah
bahkan ada yang beranggapan kemampuan menulis adalah
kemampuan yang tertinggi. Dapat dipastikan orang yang tidak
dapat membaca tidak akan dapat pula ia menulis. Berapa banyak
istima‟, kalam, dan qiraah seeorang maka begitupun pula
75
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran….. hal 68-70
107
kemampuannya dalam menulis. Menulis merupakan salah satu
sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang
lainnya yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu.

Pembelajaran menulis terpusat pada tiga hal, yaitu:76

1. Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar;


2. Memperbaiki khath;
3. Kemampuan menungkapkan pikiran secara jelas dan detail.

Terdapat beberapa petunjuk umum berkaitan dengan


pembelajaran menulis, yaitu sebagaimana berikut:

1. Memperjelas materi yang dipelajari siswa, maksudnya tidak


menyuruh siswa menulis sebelum siswa mendengarkan
dengan baik, mampu membedakan pengucapan dan telah
mengenal bacaan;
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa;
3. Mulai mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup;
4. Asas bertahap, dari yang sederhana berlanjut ke yang rumit;77
5. Kebebasan menulis;
6. Pembelajaran khath;
7. Pembelajaran Imla.

76
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode & Startegi Pembelajaran Bahasa Arab.
(Malang: UIN-Maliki Press 2012) hal 104)
77
Lebih lanjut lagi mengenai pembahasan bertahap lihat Muhammad Ali Al Khuli, Asalib
Tadris al Lugah al Arabiyyah (Riyadh: 1986), hala 129-130.
108
Media musik dan lagu juga dapat dipergunakan dalam
pembelajaran kitabah, yakni dengan cara menuliskan lirik lagu
berbahasa Arab sambil diperdengarkan musik dan lagu tersebut di
papan tulis dan siswa diminta untuk menuliskan kembali di buku
tulisnya masing-masing.

Penggunaan media musik dan lagu dalam pembelajaran


kitabah juga dapat digunakan dengan cara guru menyanyikan lirik
lagu disertai dengan musik kemudian siswa menulis apa yang
diucapkan guru. Ketika mereka sudah selesai guru dapat menilai
hasil kerja mereka dengan menilai sendiri atau bisa juga
dilakukan dengan siswa saling menukar tulisan mereka satu
dengan yang lainnya.

109
Lampiran

Kun Anta - Humood AlKhudher

‫ قلدت ظاهر ما فيهم‬،‫ألجاريهم‬


Liujarihim, qoldat tu zohiru ma fihim
Ketika ingin bersaing dengan yang lain, aku ingin meniru perwatakan luar
dan dalamnya.
‫ كي أتفاخر‬،‫فبدوت شخصاً آخر‬
ُ
Pabadautu shakhson a-khar, kai atafa-khar,
Jadi aku boleh jadi seorang yang lain hanya untuk berbangga
‫أّن بذلك ُح ْزت غىن‬
‫ ي‬،‫ظننت أان‬
ُ ‫و‬
Wa zonan tu ana, anni bizalika huztu ghina,
dan aku sangka jika aku lakukan seperti itu aku akan dapat kelebihan
‫ فتلك مظاهر‬،‫أّن خاسر‬
‫فوجدت ي‬
ُ
Fawajad tu anni kha-sir, fatilka mazohir,
Tetapi yang kuperolehi hanyalah kerugian di atas perwatakanku ini.

‫ال ال ال حنتاج املال‬


La la, La nahtajul ma-la,
Kita tidak memerlukan harta
‫كي نزداد مجاال‬
Kai nazdada jama-la,
untuk menambahkan kecantikan,
‫جوهران هنا‬
Jauharna huna,
kecantikan ada di sini (hati)
‫يف القلب تالال‬
Fi qalbi talala,
di dalam hati ia bersinar.

,‫ال‬ ‫ال ال نرضي الناس مبا‬


110
La la, Nurdhin nasi bima-la,
kita tidak perlu memandang pandangan orang lain untuk apa yang tidak ada,
,‫حاال‬ ‫نرضاه لنا‬
Nardhohu la na ha-la,
yang tidak sesuai dengan kita,
,‫مجالنا‬ ‫ذاك‬
Za-ka jamaluna,
itulah kecantikan kita,
‫يسمو يتعاىل‬
Yasmu yataa‟la
semakin bertambah dan meninggi
ً‫كن أنت تزدد مجاال‬
Kun anta tazdada jamala
Jadilah diri kamu sendiri pasti akan menambahkan lagi kecantikan yang
sudah ada
‫ الناس لست أقليدهم‬،‫أتقبيلهم‬
Attaqabbalhum, anna-su lastu qalliduhum,
Sungguh aku menerima mereka tetapi tidak pula aku mengikuti mereka
‫ كي أرضيين‬،‫إال مبا يرضيين‬
Illa bima yurdhi-ni, kai urdhi-ni,
melainkan apa yang aku terima itu aku telah ridha.
‫ مثلي متاما هذا أان‬،‫سأكون أان‬
Sa akunu ana, mithli tamaman hazana,
aku ingin menjadi seperti diri aku sendiri inilah aku
‫ ذاك يقيين‬،‫فقناعيت تكفيين‬
Fakona a‟ti takfini, za-ka yaqi-ni,
hal ini kurasakan sudah cukup dan aku sangat pasti

‫ال ال ال حنتاج املال‬


La la, La nahtajul ma-la,
Kita tidak memerlukan harta
‫كي نزداد مجاال‬
Kai nazdada jama-la,
untuk menambahkan kecantikan,

111
‫جوهران هنا‬
Jauharna huna,
kecantikan dalaman (jauhari) ada di sini
‫يف القلب تالال‬
Fi qalbi talala,
di dalam hati ia bersinar.
,‫ال‬ ‫ال ال نرضي الناس مبا‬
La la, Nurdhin nasi bima-la,
kita tidak perlu memandang pandangan orang lain untuk apa yang tidak ada,
,‫حاال‬ ‫نرضاه لنا‬
Nardhohu la na ha-la,
yang tidak sesuai dengan kita,
,‫مجالنا‬ ‫ذاك‬
Za-ka jamaluna,
itulah kecantikan kita,
‫يسمو يتعاىل‬
Yasmu yataa‟la
semakin bertambah dan meninggi
ً‫كن أنت تزدد مجاال‬
Kun anta tazdada jamala
Jadilah diri kamu sendiri pasti akan menambahkan lagi kecantikan yang
sedia ada

‫ لن أسعى ال لرضاهم‬،‫ من أرضى أان‬،‫سأكون أان‬


Saakunu ana, man ardho ana, lan asa‟ la liri dhohum,
Aku akan jadi mengikut kemampuan diriku aku tidak perlukan orang lain
menerimaku
‫ مايل وما لرضاهم‬،‫ ما أهوى أان‬،‫وأكون أان‬
Waakunu ana, ma ahwa ana, ma-li wama liridhohum,
aku akan jadi apa yang aku suka kenapa aku perlu peduli tentang penerimaan
mereka terhadapku
‫ لن أسعى ال لرضاهم‬،‫ من أرضى أان‬،‫سأكون أان‬
Saakunu ana, man ardho ana, lan asa‟ la liri dhohum,

112
Aku akan jadi mengikut kemampuan diriku aku tidak perlukan orang lain
menerimaku
‫ مايل وما لرضاهم‬،‫ ما أهوى أان‬،‫وأكون أان‬
Waakunu ana, ma ahwa ana, ma-li wama liridhohum,
aku akan jadi apa yang aku suka kenapa aku perlu peduli tentang penerimaan
mereka terhadapku
‫ال ال ال حنتاج املال‬
La la, La nahtajul ma-la,
Kita tidak memerlukan harta
‫كي نزداد مجاال‬
Kai nazdada jama-la,
untuk menambahkan kecantikan,
‫جوهران هنا‬
Jauharna huna,
kecantikan dalaman (jauhari) ada di sini
‫يف القلب تالال‬
Fi qalbi talala,
di dalam hati ia bersinar.
,‫ال ال نرضي الناس مبا ال‬
La la, Nurdhin nasi bima-la,
kita tidak perlu memandang pandangan orang lain untuk apa yang tidak ada,
,‫حاال‬ ‫نرضاه لنا‬
Nardhohu la na ha-la,
yang tidak sesuai dengan kita,
,‫مجالنا‬ ‫ذاك‬
Za-ka jamaluna,
itulah kecantikan kita,
‫يسمو يتعاىل‬
Yasmu yataa‟la
semakin bertambah hingga ke atas.
ً‫كن أنت تزدد مجاال‬
Kun anta tazdada jamala
Jadilah diri kamu sendiri pasti akan menambahkan lagi kecantikan yang
sedia ada

113
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Zainal Arifin, Pengembangan Model Pembelajaran


Bahasa Arab Berbasis Teori Multiple Intelligence. Jurnal
Al Mahara Vol 1, No 1, Desember 2015
Baroroh, R. Umi Lagu Sebagai Model Pembelajaran Bahasa
Arab Untuk Anak dan Pemula. Jogjakarta: Pustaka Zeedny,
2011.
De Porter, B. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum
Learning di Ruang-Ruang Kelas. Bandung: Kaifa, 2014.

Depdikbud, Pedoman Guru Bidang Pengembangan Pengetahuan


di Taman kanak kanak. Jakarta: Proyek Pembinaan Taman
Kanak-kanak, 2001.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,

Djohan, Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik, 2003.

Fahrurrozi, Aziz, Pembelajaran Bahasa Arab; Problematika dan


Solusinya. Jurnal Arabiyat Vol I, No 2, Desember 2014

Hamalik, Oemar, Kurikulim dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi


Aksara, 1995.

Hamdani, Firman dkk, Belajar bahasa Arab Untuk Madrasah


Ibtidaiyah Kelas 3. Jakarta: Erlangga, 2009.

114
Hamid, M. Abdul dkk, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan,
Metode, Strategi, Materi, dan Media. Malang: UIN Malang
Press, 2008.

John. W. Santrok, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana


Prenada Group, 2007.

Komaruddin, Ukim dan Aris Ahmad Jaya, Endorphine Teacher;


Pendidik Bahagia Dimana Pun Kapan Pun & Dalam
Kondisi Apa Pun. Jakarta: Luxima, 2015.

Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid, Metode & Startegi


Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki Press
2012.

Qardlawy, Yusuf, Fiqih Musik & Lagu; Perspektif Al-Quran dan


As-Sunnah (terjemahan). Bandung: Mujahid Press, 2003.

Sari, N.R. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Bogor: Kharisma


Buka Aksara, 2005.

Shaleh, Abdul Rahman Psikologi Suatu Pengantar dalam


Perspektif Islam. Jakarta: Kencana, 2004.

Syahid, Akhmad Mawardi, Bagaimana Manusia Belajar


(Perspektif Islam dan Psikologi Kontemporer). Amuntai:
Hemat Publishing, 2013.

Wahab, Muhbib Abdul Epistemologi & Metodologi


Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: UIN Jakarta Press,
2008.

Waid, Abdul Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi.


Yogyakarta: Diva Press, 2012.

115
Tentang Penulis

Hasan, lahir tanggal 01 Desember 1984


di Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Menyelesaikan pendidikan di MIS
Ahmad Denan Banjarmasin (1997), MTs
Al- Falah Putera Banjarbaru (2000),
MAKD (Madrasah Aliyah Keagamaan)
Darussalam Ciamis Jawa Barat(2003). Melanjutkan pendidikan
Strata 1 IAIN Antasari Banjarmasin Fakultas Tarbiyah jurusan
Pendidikan Bahasa Arab (2007) dan melanjutkan ke jenjang
Magister di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Bahasa dan Satra Arab
(2011). Sekarang aktif sebagai dosen tetap di Sekolah Tinggi
Ilmu Al-Quran (STIQ) Amuntai dan juga mengajar di STIPER
(Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian) Amuntai provinsi Kalimantan
Selatan.
Saat ini penulis diberi kepercayaan untuk menjadi Ketua
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STIQ Amuntai dari
tahun 2004-sampai sekarang, Ketua IMLA (Ittih}a>d Mudarrisi> al-
Lughah al-‘Arabiyyah/Ikatan Pengajar Bahasa Arab Kabupaten
Hulu Sungai Utara masa bakti 2015-2019 serta menjadi salah
seorang pengurus IMLA Provinsi Kalimantan Selatan masa bakti
2015-2019.

116
Tulisan penulis yang sudah dipublikasikan adalah
Optimalisasi Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dalam
Jurnal AlQalam (ISSN 1907-4174) edisi Vol 8, Nomor 16, Juli-
Desember 2013, Penerjemahan Arab Indonesia; Antara Bahasa
dan Budaya dalam Jurnal Al-Maqa>yis (ISSN: 2338-133X) edisi
Vol. II No. II, Juli-Desember 2014,Optimalisasi Media Dua
Dimensi Tanpa Proyeksi Dalam Meningkatkan Pemerolehan
Bahasa Arab Siswa dalam Jurnal Al-Maqa>yis Terlampir (ISSN:
2338-133X) edisi Vol. III No. I, Januari-Juni 2015, Media Musik
(Lagu) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Tingkat MI dalam
Jurnal AlQalam (ISSN 1907-4174) Volume 9, Nomor. 17,
Januari-Juni 2016.
Penulis juga pernah menjadi editor buku dengan judul
The Power of Alquran; Sintesis Linguistik dan Sains Modern
yang ditulis ustadz H. Nashrullah Atha, Lc, M.HI, juga menjadi
editor buku Belajar Intensif Bahasa Arab Sampai Bisa dan
Aqwa>lu al- ‘Ulama> fi> Jawa>z haula>i Li Ghair al-‘Uqala>i ditulis
Ust M. Haris Zubaidillah, S.Pd.I, SQ
Penulis dapat dihubungi melalui di 0852 4815 2304 dan
email hasanbanjary@gmail.com

117

Anda mungkin juga menyukai