Banjarmasin 2016
MEDIA MUSIK DAN LAGU
i
yang mudah dan menyenangkan. Anggapan bahwa belajar bahasa
Arab sulit harus sedikit demi sedikit dikikis. Berdasarkan
penelitian (studi kasus) tahun 2007 seperti yang dikutip Muhbib
bahwa penelitian yang dilakukan Jamsuri Muhammad
Syamsuddin dan Mahdi Mas‟ud terhadap 30 mahasiswa Ilmu
Politik (Humaniora) pada Internasional Islamic University
Malaysia mengenai kesulitan belajar bahasa Arab juga turut
memperkuat fakta dan stigma tersebut. Menurut keduanya,
penyebab kesulitan belajar bahasa Arab ternyata bukan
sepenuhnya pada substansi atau materi bahasa Arab, melainkan
pada ketiadaan minat (100%), tidak memiliki latar belakang
belajar bahasa Arab (87%), materi kurikulum perguruan tinggi
(57%), dan lingkungan kelas yang tidak kondusif (50%). Jadi
faktor penyebab munculnya anggapan bahwa belajar bahasa Arab
adalah sulit dan rumit bukanlan pada materinya tetapi melainkan
pada faktor psikologis, edukatif, dan sosial. Faktor psikologi,
edukatif, dan sosial menjadi poin penting dalam memenuhi
harapan peserta didik dan dalam pemecahan permasalahan
pembelajaran bahasa Arab.
Untuk memenuhi tiga faktor di atas diperlukan kreativitas
guru dalam penyajian pembelajaran bahasa Arab Agar
pembelajarannya mudah dan menyenangkan. Di antara bentuk
kreativitas guru adalah dengan penggunaan media pembelajaran.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mau
ii
tidak mau guru harus „melek‟ media teknologi dan informasi agar
bisa menyesuaikan pembelajaran dengan perkembangan teknologi
tersebut. Oleh karenanya, media menjadi penting sebagai sarana
bagi guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa
(Arab) dan menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Media musik merupakan media menarik dan disukai oleh
hampir semua peserta. Karena itu, keberadaan buku tentang
media musik dalam pembelajaran bahasa Arab adalah sangat
urgen (muhimmun jiddan) untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik tersebut.
Selamat kepada akhi H. Hasan, MA. Hum atas
kreativitasnya dalam memperkaya khazanah kelimuan dalam
bidang pembelajaran bahasa Arab. Semoga, buku ini menjadi
daya tarik tersendiri bagi peminat belajar bahasa Arab. Amin
iii
Kata Pengantar
Bismilla>hirrahma>nirrahi>m
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena
atas rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kita
haturkan kepada baginda Muhammad Saw, keluarga dan para
sahabatnya.
Dewasa ini perkembangan media pembelajaran sangatlah
maju dan dinamis, dulu, sebuah media belum terpikirkan untuk
dijadikan alat bantu dalam pembelajaran, dengan kreativitas dan
inovatif seorang guru media tersebut dapat dijadikan media yang
sangat berguna dalam pembelajaran termasuk media musik dan
lagu khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab.
Sejatinya penulisan buku ini bermula dari salah seorang
mahasiswa STIQ Amuntai yang mengajukan proposal skripsi
tentang pembelajaran bahasa Arab menggunakan media musik
dan lagu meminta kepada penulis untuk menjadi pembimbing
proposal skripsi dalam penulisan. Entah kenapa dalam beberapa
bulan tidak ada working progress bahkan jalan di tempat. Kami
pun menanyakan hal tersebut kepadanya, barulah dia
memberitahukan bahwa referensi tentang pembelajaran bahasa
Arab menggunakan media musik dan lagu sedikit sekali. Padahal
jika proposal skripsi dilanjutkan sampai menjadi skripsi tentulah
menjadi bacaan yang menarik sekaligus unik sekali di kampus
STIQ Amuntai. Dikatakan unik karena sejak STIQ Amuntai
iv
berdiri belum ada yang membuat skripsi dengan tema media
musik dan lagu.
Oleh karena itulah, penulis memberanikan diri menulis
tentang pembelajaran bahasa Arab menggunakan media musik
dan lagu. Tentunya kami menyadari bahwa meskipun kami telah
berusaha maksimal dalam penyusunan buku ini, tetapi tetaplah
buku ini masih mengandung banyak kekurangan dan jauh sekali
dari sempurna. Terdapat bagian-bagian yang perlu dikembangkan
lebih maksimal. Karena itu saran dan kritik membangun dari
pembaca sangatlah diharapkan demi perbaikan buku ini di
kemudian hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua H.
Syahrin dan Hj. Rusinah dan ayah mertua H. Busrani. Terkhusus
untuk isteri yang tercinta Fithria Utami, S,HI (dalam penulisan
buku ini sedang mengalami morning sickness yang cukup berat
dibandingkan dengan kehamilan pertama) dan puteri pertamaku
(Queena Faiza Azkia-sesuai makna yang terkandung dalam
namanya-Seorang ratu yang beruntung dan bersih. Ya Allah
berikanlah keberuntungan kepadanya) atas segala-galanya.
Mereka selalu menjadi inspirasi untuk terus berkarya walaupun
terkadang waktu bermain dengannya tersita untuk penulisan
naskah buku ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ustadz M.
Haris Zubaidillah, S.Pd.I, SQ yang telah menjadi teman diskusi
v
yang hangat dan menyempatkan untuk mencarikan bahan bacaan
yang diperlukan selama penulisan.
Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung
demi selesainya buku ini yang namanya tidak dapat disebutkan
satu persatu. Jaza>kumullah Khair al-Jaza>’.
Akhirnya, penulis berharap buku ini bermanfaat bagi semua
pihak dan menjadi wasi>lah untuk mencapai ridha Allah Swt di
dunia dan akhirat. Para pecinta bahasa Arab akan terus ada,
selama bahasa Arab ada. Dan, bahasa Arab akan terus ada,
selama Al-Quran ada.
Amuntai, 13 Maret 2016
vi
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi iv
vii
BAB V Pemanfaatan Media Musik dan Lagu dalam
Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab
A. Istima‟ 101
B. Kalam 103
C. Qira‟ah 106
D. Kitabah 107
Lampiran 110
Daftar Pustaka 114
Tentang Penulis 116
viii
BAB I
SEJARAH MUSIK
A. Definisi Musik
1
Hampir semua orang menyukai musik. Setidaknya, semua
orang pasti mengenal musik. Musik adalah bentuk ekspresi kita.
Sedih dan gembira, suka dan duka, semua dapat digambarkan
digambarkan lewat musik. Setiap hal yang terjadi dalam
kehidupan biasanya akan bisa digubah ke dalam musik. Tentang
keluarga, cinta kepada ayah dan ibu, tentang guru, tentang cinta
tanah air, olahraga, makanan kesukaan, kendaraan, hingga
bencana alam.1 Beberapa orang menganggap musik adalah
sesuatu yang tidak berwujud, karena hanya berupa suara.
Anggapan ini tidaklah salah. Musik memang tidak terlihat dan
tidak dapat dipegang. Musik hanya dapat didengar dan dapat
dirasakan getarannya, sama seperti udara yang kita hirup.
1
Windi Fitria, Gampang main Pianika Secara Otodidak, Jakarta: Laskar Aksara,
2013), hal 2.
2
Pada umumnya musik dan lagu hanya berperan sebagai
media hiburan. Padahal musik bila digunakan dengan maksimal,
musik memiliki manfaat yang besar dan dapat dijadikan
media/alat bantu untuk pembelajaran bahasa Arab (dan
pembahasan tentang musik dan pembelajaran akan dibahas pada
bab berikutnya).
2
Windi Fitria, Gampang main Pianika Secara Otodidak, ….. hal 8.
3
lubang itu diberi nama “seruling” atau “divje babe”. Bob Fink,
seorang musisi Kanada, meyakini jika lubang tersebut digunakan
untuk memainkan empat nada dalam tangga diatonik. Beberapa
peneliti memperkirakan usia seruling tersebut 67.000 tahun.3
3
Windi Fitria, Gampang main Pianika Secara Otodidak, ….. hal 9.
4
C. Jasa Besar Ilmuan Muslim dalam Musik4
5
besar tentang musik. Buku yang membahas ilmu dasar musik
yang telah menjadi rujukan musik bagi perkembangan musik
klasik barat.
Al-Farabi menulis bahwa musik dapat menciptakan suatu
perasaan tenang dan nyaman. Musik juga mampu mempengaruhi
moral, mengendalikan emosi, dan menyembuhkan penyakit.
Seperti disaat kita sedih atau hal lainnya,mendengarkan musik
adalah hal yang paling menghibur. Karena itu bagi al-Farabi
musik bisa menjadi alat terapi. Sebab musik adalah suatu yang
muncul dari hati manusia dalam menangkap suara yang indah.
6
sekolah musik terkenal itu sekarang masih bisa dilacak serta
tersimpan rapi di British Museum.
Selain al-Farabi, di Barat dikatakan termasyhur pula sosok
Ibnu Sina (Avicena) sebagai musikus papan atas. Ibnu Sina yang
hadir lebih belakangan dibandingkan Farabi, meninggalkan karya
monumental yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai
Introduction to the Art of Musik. Karya ini kemudian dirangkum
dalam buku Division of the Science. Semua karya itu kini juga
masih tersimpan rapi di British Museum.
Jasa penting yang ditinggalkan para musisi Islam adalah
tentang cara penulisan notasi musik. Musisi-musisi besar yang
tercatat, di antaranya Ali Mas'udi (967 M) dan al-Isfahani, dengan
karya Meadow of Gold yang dianggap merupakan notasi karya
musik arab yang paling menarik. Karya Isfahani lainnya
merupakan kumpulan notasi musik7 dalam 21 seri, di Inggris
diberi nama The Great Song of Musik.
7
Jean-Benjamin de La Borde (5 September 1734 – 22 Juli 1794) adalah seorang
composer berkebangsaan Francis. Dia menyebutkan kalo solmisasi ini ditemukan oleh
sarjana Muslim. Solmisasi itu terdiri atas silabels (solmisasi) dalam abjad Arab yaitu; Mi,
Fa, Shad, La, Sin, Dal, dan Ra.Menurut Jean Benjamin, notasi abjad arab ini kemudian
ditransliterasikan oleh ilmuwan Eropa kedalam bahasa Latin, dan entah bagai mana
diklaim sebagai Hymne St. Jhon ( Hymne St. Jhohanes), transliterasi ini dilakukan oleh
pemusik Italia; Guido Van Arezzo (995-1050) yang usianya berbeda jauh dari musisi
muslim ”Ishaq Al-Mausili” penemu sitem penulisan musik dengan solmisasi-nya.
7
Sumber foto:
http://denisaalislami.blogspot.co.id/2015/12/tangga-nada-pertama-kali-ditemukan-oleh.html
Karya lain dari dia adalah tulisan tentang buku musik yang
terdapat dalam empat volume. Kepiawaian inilah kemudian
membuat al-Isfahani oleh Ibnu Khaldun dijuluki sebagai diwan
dari Arab. Sedangkan, karya sejenis itu yang tidak boleh
dilupakan adalah The Index of Muhammad Ibnu Ishaq al-
Waraq yang ditulis pada kurun waktu 994-995 M. Dan kini pun di
dunia Barat masih terlacak karya-karya musik lain, seperti The
8
Unique of Necklace dari Ibnu 'Abd Rabbihi (940 M). Kemudian,
karya Yahya al-Khuduj al-Mursi dengan The Book of Song.
Penulis teoretisi musik Islam lainnya adalah Yunus al-
Khatib (765 M) dan Ibnu Khalil (791 M), di mana teori mereka
diperkenalkan hingga Spanyol oleh Ibnu Firnas (meninggal pada
888 M). Teori inilah yang nantinya memberikan pembaruan
pemikiran mengenai pengetahuan musik di Andalusia. Teoretisi
musik lainnya yang tercatat adalah dari Ishaq al-Maushi, di mana
teori-terori musiknya dirangkumkan dalamBook of Notes and
Rhythms.
Setelah itu, datanglah musisi besar lain, al-Buzani, dengan
karya monumental, Compendium on Science of Rhythm. Disusul
kemudian dengan hadirnya Ensiklopedi Musik dari Ikhwan al-
Safa pada abad ke-10 M serta sebuah karya mencengangkan dari
Muhammad al-Khawarizimi yang membahas mengenai berbagai
teori tentang musik yang terangkum dalam buku yang
diterjemahkan ke Barat menjadi Keys of the Science.
Melihat fakta itu, masihkah kita ragu bahwa peradaban
Islam tidak memberikan kontribusi dalam perkembangan musik
dunia? Sejarah memang gampang dilupakan, terutama bagi
mereka yang pendek ingatan. Dan ini membuktikan peradaban
Barat khususnya Eropa sangat gencar dalam menjalankan
pemanipulasian fakta sejarah khususnya dalam bidang musik.
9
D. Sejarah Musik Indonesia
10
mereka berupa gambus & rebana. dari proses itulah muncul
orkes- orkes gambus di Tanah Air ( Indonesia ) hingga saat ini.
Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa
pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para
pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri
mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan
ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai
karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern
Indonesia. Saat itu, para musisi Indonesia menciptakan sajian
musik yang merupakan perpaduan musik barat dan musik
Indonesia. Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.
Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,
masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues,
rock, dan R&B. demikian pula dengan musik – musik negeri
India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari
perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik asing dengan
musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan
musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut.
Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop,
jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang
memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik
11
barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini
Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu
ternyata perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga
musik itu dikatakan telah melampaui batas bahasa, kebudayaan
bahkan agama. Bagi orang barat, India sering disamakan dengan
Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie (Nedherland-
Oost) yang maksudnya Indonesia.
Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni
maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa
lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi
Indonesia.
Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu
tinggi dan dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang
berkembang.
A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)
Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan
kata lain diselidiki oleh para arkeolog, sejarawan atau yang lain.
Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi
dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan kebudayaan
termasuk musik sampai saat ini.
Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku
Geschichte der Musik 1 dari Munchen, Germany), pada jaman
Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia
Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide (penduduk asli),
12
orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito
(mungkin dari India).
13
Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain
sebagainya. Telah mengalami suatu proses perkembangan pada
waktu kemudian. Seperti xylofon Asia Tenggara dalam bentuk
berbeda-beda: sebagai‟tatung‟ di Annam, „rangnat‟ di Kamboja,
„ranat‟ di Thailand, „pattalar‟ di Birma, „gambang‟ di Jawa,
„kolintang‟ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor
dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi.
14
gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di
dekat Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat
dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan
perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia
Tenggara.
Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”.
Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan
mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.
Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita
tidak tahu apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa
gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat.
Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa
ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec
Robertson dan Denis Stevens Pelog mula-mula tersebar di
seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di
Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat
diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang
unik ini.
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina
Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya mula-mula dipakai
untuk upacara mendatangkan hujan secara magic (mistik).
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti
bahwa di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri,
tetapi terjadilah suatu perkembangan: benda-benda dari perunggu
15
dan besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di
Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu (timah dan kuningan),
namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu abad-abad
pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam,
terutama perunggu.
16
dibangunlah Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia
dari masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi.
17
diimpor dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah
dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat tiup
(semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang,
setengah calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai,
lonceng dari perunggu dalam macam-macam ukuran, gong,
saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-
mula dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah
ditemukan sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender
dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari
abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di
Jawa dalam perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak
bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu
diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan
pola ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi
bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu
„simfoni nada dan irama‟. Sedangkan musik India termasuk
musik solotis (vokal maupun instrumental) meskipun dimainkan
juga dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka ragam alat
musik di India tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk
memberi kebebasan pada penyanyi dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu
penghargaan tinggi, dapat disimpulkan dari banyaknya gambar
alat musik dalam relief-relief dari jaman itu serta dari naskah-
18
naskah kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan
sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu
perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan
ke dalam musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-
macam bentuk dan ukuran, gambang ditambah sejumlah alat lain
yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan jaman. Bahwa
terjadilah suatu perkembangan musik gamelan (sampai sekarang)
membuktikan betapa tinggi musik ini hingga tidak ada
bandingnya di negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah
ke Jawa Timur dengan Kerajaan Airlangga yang berhasil
menaklukkan seluruh Jawa (1037), Setelah itu dilanjutkan oleh
kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan sampai
Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya dengan
patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah
Mada pada tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan
Majapahit dengan Pemerintahan Hayam Wuruk. Seluruh
kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah
Nusantara (itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau
Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong
yang di Jawa di bawa ke seluruh Nusantara. Namun itu tidak
berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan.
Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun
19
umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik
yang kaya serta melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga
nada pentatonic tanpa setengah nada (pentatonic anhemitonis)
adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti
jaman sekarang. Hanya satu alat belum ada: rebab. Meskipun
demikian, menurut Jaap Kunst belum tentu semua alat dimainkan
selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu ansambel
dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di dalam ruang
dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras
dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah tidak ada), macam-
macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta
dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat
terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias dan Flores
Barat. Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua,
ternyata merupakan ansambel macam ini juga.
20
Maluku (1522). Sementara itu di Jawa kerajaan Demak, Kerajaan
Islam (1500-1546). Berdiri Kesultanan Demak menguasai seluruh
Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat
musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia: berbeda
bentuk dan cara bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di
Sumba rebab ini disebut „dunggak roro‟) dengan dua dawai; di
Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di
Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana,
rabana. Sedangkan gambus (sejenis gitar/mandolin) biasanya
dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling,
bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini
mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi musik
Indonesia.
21
karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri
musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak
bermunculannya insan–insan musik yang mendatangkan angin
segar bagi industri tersebut. Seperti halnya dunia film, dunia
musik juga mempunyai pasar serta penggemar yang banyak
dengan aliran musik yang di anutnya, maka berlombalah grup
grup musik, duo, maupun solo untuk meniru. Dengan banyak
bermunculannya pendatang baru di dunia musik, maka banyak
pula karya- karya serta penghargaan–penghargaan tentang musik
yang sudah dihasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu
ditingkatkan dan dikembangkan bakat generasi muda Indonesia
di bidang musik, khususnya mengenai sejarah, perkembangan
serta pengetahuan tentang dunia musik yang sifatnya universal
tersebut. Selain itu mereka juga diharapkan mampu untuk
memperkenalkan karya–karya ke kancah nasional maupun
internasional, sebagai hal yang patut dibanggakan,
dikembangkan, dipertahankan serta dilestarikan keberadaannya.
Mengingat untuk perkembangan dunia musik modern itu sendiri
di Indonesia belum ada wadah yang dapat memberi informasi
yang akurat tentang segala hal tentang dunia musik modern di
Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk melakukan pelestarian
terhadap karya- karya serta penghargaan musik tersebut belum
benar–benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah
yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi
22
yang dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang
musik modern yang merupakan salah satu warisan khasanah
budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik
tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan
musik pop. Seiring dengan masuknya media elektronik ke
Indonesia, masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop,
jazz, blues, rock, R&B dan musik-musik negeri India yang
banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan
ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia.
Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian
menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai
musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B.
Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur
kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat-
alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi,
musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik
pop.
1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat
musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair
dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat.
Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi
23
dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan
Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau
Tarompet.
2. Musik Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi
yang sangat terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk
dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa
kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan
alat musik.
3. Musik Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis
alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya
yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya
untuk mengerakkan anggota badannya.
4. Musik Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang
24
umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban
demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan
semangat, serta diakhiri dengan semarak.
5. Musik Populer (Pop)
Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa
bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas.
Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang
beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan
pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi
musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
25
26
BAB II
Islam dan Musik
27
selalu ada pro dan kontranya termasuk penggunaan musik dalam
Islam.8
8
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah
(Terjemahan), Bandung; Mujahid Press, hal 15.
9
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah .........,
hal 25
28
a) Mereka berargumentasi dengan ayat Al Quran;10
10
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah ........
hal 27-35
29
"Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu,
kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan
orang-orang jahil".
30
Ayat keempat, Surah Al Furqan ayat 72
31
Hadits pertama tentang “Al Ma’azif”11
ِْ س ب ِن َن َب ِد الر ِِ ِ
ح ِن َ َْ ْ َ ْ ِ ف َى َذا الْ َم ْع َن ََ ْن ََطية بْ ِن قَ ْي
ْ َو َرَويْنَا- 5115
صلى للاُ ََلَْي ِو َو َسل َم ٍ ِب ِن َغنٍَم ََن أَِب ََ ِام ٍر أَو أَِب مال
ِّ ِ ََ ِن الن: ك
َ ب َ ْ ْ ْ ْ ْ
11
Maktabah Al Syamilah, Al Baihaqi, Kitab Syu’ab Al Iman Juz 4 hal 282
12
Maktabah Al Syamilah, Al Bahr Al Zakhkhar Musnad Al Bazzar, Bab Kullu
Muskirin Haramun, Juz 6 hal 444. Atau lihat Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu
Perspektif Al Quran dan As-Sunnah ........., hal 39
32
Artinya: “Sesungguhnya Allah mengharamkan khamar, judi, alat
musik perkusi dan musik alat petik. Setiap yang memabukkan
adalah haram”
ِ ف قِيل ي رسوَل ِِ
للا ْ ُ َ َ َ ْ ٌ ف َوَم ْس ٌخ َوقَ ْذ ٌ َف َىذه الُم ِة َخ ْس- 11141
ِ ف و ُش ِرب ِ ِ
الُ ُم ْوُر
ْ ت ُ َال إِ ََا ظَ َهَرت الْ َقيِّن
َ َ ُ ات َوالْ َم َعا ِز َ َك ق
َ َوَم َت ََل
) َن َمران بن حصني- غريب- (الرتمذى
. غريب: ) وقال6616 رقم، 195/1( أخرجو الرتمذى
13
Maktabah Al Syamilah, Jami’u Al Hadits, Har Al Fa, Juz 15, hal 5. Atau lihat
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah ........., hal 42
33
Sebagian mereka menganggap bahwa lagu yang dibolehkan oleh
para ulama adalah hanya lagu fitri (alami) yang dinyanyikan oleh
manusia seperti menggiringkan unta, nyanyian sahaya dalam
acara pernikahan dan lainnya. Adapun lagu yang menyimpang
yang dibangun dengan lirik dan nyanyian, khususnya dengan alat,
maka tidak seorangpun yang dari ulama-ulama salag yang
membolehkannya. 14
َحدثَنَا ُمحَم ُد بْ ُن ََْب ِد اَّللِ بْ ِن ُُنٍَْْي ا ْْلَْم َد ِاِن َحدثَنَا أَِِب- 1111
ُ ال َِس ْعتُوُ يَ ُق
ول َ َان بْ ِن بَ ِش ٍْي ق ِ حدثَنَا َزَك ِريء َ ِن الشعِ ِب َ ِن الن عم
َْ َ ّ ْ َ ُ َ
« صبَ َعْي ِو إِ ََل أَُُنَْي ِو ِ ول ِ
ْ ِِول َوأ َْى َوى الن ْع َما ُن ِب
ُ يَ ُق-ملسو هيلع هللا ىلص- اَّلل َ ت َر ُس ُ َس ْع
ِ
ٌات الَ يَ ْعلَ ُم ُهن َكثْي ٌ َِّالََر َام ب
ٌ ني َوبَْي نَ ُه َما ُم ْشتَبِ َه ْ ني َوإِن ٌ َِّالَالَ َل ب
ْ إِن
14
Lebih jelasnya lihat Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran
dan As-Sunnah ........., hal 57-58.
15
Maktabah Syamilah, Shahih Muslim, Bab Mengambil yang Halal dan menjauhi
syubhat, Juz 5 hal 20
34
استَ ْب َرأَ لِ ِدينِ ِو َو َِْر ِض ِو َوَم ْن َوقَ َع ِف
ْ
ِ اس فَم ِن ات َقى الشب ه
ات َُ َ ِ م َن الن
ِ
ك أَ ْن يَ ْرتَ َع ِ الِمى ي ِ ِ ْ ات وقَع ِف ِ
ُ وش ُ َ ْ الََرام َكالراَى يَ ْر ََى َح ْوَل َ َ الشبُ َه
ِ ك ِحى أَالَ وإِن ِحى ِ ِ ِِ
اَّلل َمحَا ِرُموُ أَالَ َوإِن ِف َ َ ً ٍ فيو أَالَ َوإِن ل ُك ِّل َمل
ت فَ َس َد ْ اْلَ َس ُد ُكلوُ َوإِ ََا فَ َس َد
ْ صلَ َح َ ت َ ضغَةً إِ ََا
ْ صلَ َح ْ اْلَ َس ِد ُم
ْ
.» ب ل ق ل
ْ ا ى ِاْلسد ُكلو أَالَ و
ى
ُ ْ َ َ َ ُ ُ َ َْ
Artinya: “ Sesunggunya yang halal itu jelas, yang haram itu jelas,
dan di antara keduanya ada perkara yang meragukan (syubhat)
yang tidak banyak diketahui manusia, maka barang siapa yang
berhati-hati terhadap perkara yang yang syubhat berarti ia
menyucikan agamanya dan kehormatan dirinya, dan barang
siapa yang menjatuhkan dirinya pada perkara yang syubhat,
maka ia telah jatuh pada yang haram, seperti pengembala yang
mengembala ternaknya di sekitar tanah terlarang yang mendekati
perkebunan. Ingat, sesunggunya dalam tubuh itu ada mudhghah,
apabila ia baik maka baik pula seluruh tubuhnya dan apabila
jahat maka jahatlah seluruh tubuh itulah hati”.
35
B. Argumentasi yang Membolehkan Musik dan Lagu16
Para cendikiawan muslim menetapkan: bahwa segala sesuatu
itu asalnya adalah mubah (boleh), dengan dasar firman Allah:
16
Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Musik & Lagu Perspektif Al Quran dan As-Sunnah
........., hal 67-107.
36
........ .......
Rasulullah bersabda:
َوَما، َوَما َحرَم فَ ُه َو َحَر ٌام، " َما أَ َحل للاُ ِ ْف كِتَابِِو فَ ُه َو َح َال ٌل
فَِإن للاَ َلْ يَ ُك ْن، َ فَاقْ بَ لُ ْوا ِم َن للاِ الْ َعافِيَة، ٌت ََْنوُ فَ ُه َو ََافِيَة
َ َس َك
ث ِ ْ ُث تَالَ ى ِذهِ ْاليةَ ( وما َكا َن ربك نَ ِسيا ) " ى َذا، نَ ِسيا
ُ ْالَدي َ َ َ ََ َ َ
ص ْف َحة 5 ِ السْل ِسلَ ِة الص ِحيح
ة ِ صححو الشيخ ْالَلْب ِان رِحو للا ِف
َ َ ْ ّ ُ َُ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ
. ِ ْف َغايَِة الْ َمَرِام11 ص ْف َحة َرقْم َ َو َحسنَوُ ِ ْف, 465 َرقْم
37
Artinya “Apa yang telah dihalalkan oleh Allah dalamkitabNya
maka halal, dan apa yang diharamkan maka haram, dan apa
yang Dia diam (tidak komentar) maka dimaafkan, maka
terimalah dari Allah segala yang dicukupinya. Kerena
sesungguhnya Allah tidak mungkin lupa terhadap sesuatu.
Kemudian beliau membaca ayat “tidak mungkin Tuhanmu
lupa” (QS Maryam: 64) (Diriwayatkan oleh Al Hakim dari
Abu Darda‟ dan beliau mengatakan shohih dan juga
dikeluarkan oleh Al Bazzar)
Jika ini merupakan sebuah kaidah, maka jika kita belum
menemukan nash yang shohih dan jelas tentang pengharaman
musik dan lagu, atau kesepakatan yang yakin (pasti), maka
tetaplah asalnya adalah mubah dan kita tidak membutuhkan
dalil untuk itu.
38
39
meliputi setiap unsur dari bagian-bagian yang umum, maka
mencakup segala unsur dari ketiga hal yang telah disebutkan.
2) QS Al Jumu’ah: 11
40
3) QS Luqman: 19
4) QS Fathir: 1
Artinya: “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing
(ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
41
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
42
Artinya: “Dari Aisyah Ra: suatu hari Abu Bakar masuk ke rumah
rasul, disana ada dua jariyah yang sedang bernyanyi dengan
memainkan rebana, mereka sudah biasa bernyanyi, sedangkan
rasulullah terhalang dengan tirainya. Abu Bakar melarang
keduanya sehingga rasulullah membuka tirai sambil bersabda:
“Wahai Abu Bakar, biarkanlah (mereka bernyanyi), karena hari
ini adalah hari „ied (hari raya)”.
بن ِ
ُ َحدثَنَا ُم َسد ٌد َحدثَنَا بَ َشُر بْ ُن الْ ُم َفضل َحدثَنَا َخال ُد- 1156
ُصلى للاَ َجاءَ النِب:ت ُم َع ّوَ بْن ََ ْفَراء ُ ت الربِْي ُع بِْن
ْ َََ ْك َوان قَا َل قَال
43
ِ ِ َِلَي ِو و سلم فَدخل ِحني ب ِن َل
كَ س ََلَى فَر ِاش ْي َك َم ْجل ِس ل
َ
َ َ جف
َ يٍ َ ْ َ َْ َ َ َ َ َ َ ْ َ
ِّ ض ِربْ َن ِابلد
ف َويَْن َدبْ َن َم ْن قُتِ َل ِم ْن أََابئِ ْي ْ َت لَنَا يٌ ت ُج َويْ ِرَيْ َم ِّْن فَ َج َعل
ِ
ال ( َد َِ ْي َ ب يَ ْعلَ ُم َما ِف َغ ٍد فَ َق ِ
ت إِ ْح َد ُاىن َوفْي نَا نَِ ي ْ َيَ ْوَم بَ ْد ٍر إِ َْ قَال
ِ ِ
ُ َى َذا َو قُ ْوِ ْل ِابلذ ْي ُكْن
11
) ني
َ ْ ت تَ ُق ْول
Artinya: “Rasulullah Saw datang, pagi-pagi ketika pernikahan
saya, kemudian beliau Saw duduk di kursiku seperti halnya kau
duduk sekarang ini di depanku, kemudian aku menyuruh para
jariyah memainkan rebana dengan menyanyikan lagu-lagu
balada orang tua kami yang syahid pada perang badar, mereka
terus bernyanyi sengan syair yang mereka kuasai, sampai salah
seorang dari mereka mengucapkan syair yang berbunyi “di
antara kita telah hadir seorang nabi yang mengetahui hari
depan”. Maka nabi bersabda: “Adapun syair ini jangan kamu
nyanyikan”.
17
Maktabah Syamilah, Shahih Bukhari, Bab Dharb al Duffi Fi Al Nikah wa Al
Walimah,
44
3) Hadits “Ma Kaana Ma’ahum Lahwun”18
ِ ِ ُ ح ِدي
ال النِب َ ْت ْامَرأًَة إِ ََل َر ُج ٍل م َن الَن
َ صا ِر فَ َق ْ ث ََائ َشةَ اهنع هللا يضر أَن َها َزف ْ َ
"ي ََائِ َشةُ َما َكا َن َم َع ُه ْم ِم َن ال ْله ِو فَِإن ِ
َ :صلى اَّللُ ََلَْيو َو َسل َم َ
.ص َار يُ ْع ِجبُ ُه ُم اللَ ْه ُو
َ ْْالَن
Artinya: “Dari Aisyah Ra bahwa beliau mengahdiri pernikahan
seorang wanita Anshar, maka nabi Saw bersabda: “Wahai
Aisyah, apakah mereka tidak memainkan “lahwun”? bukankah
orang Anshar sangat suka permainan”.
45
rasulullah seraya berkata: “Wahai rasulullah sungguh aku telah
bernadzar apabila engkau kembali dengan selamat aku akan
menabuh rebana dan bernyanyi di hadapanmu. Rasulullah
bersabda: “Apabila kamu telah bernadzar, maka tabuhlah
sekarang, karena apabila tidak maka engkau telah melanggar
nadzarmu”. Kemudian jariyah tersebut menabuh rebana dan
bernyanyi, kemudian Abu Bakar masuk ke rumah rasulullah,
ketika jariyah itu masih menabuh rebana dan bernyanyi,
kemudian ketika Ali masuk dia masih menabuhnya, dan ketika
Utsman masuk dia juga masih menabuh, ketika Umar masuk
beliau langsung melemparkan rebana itu ke arahnya yang
kemudian jariyah itu duduk. Lalu rasulullah bersabda: “Wahai
Umar, sungguh setan akan takut padamu, sungguh ketika aku
duduk, dia menabuh rebana, ketika Abu Bakar masuk dia juga
masih demikian, ketika Ali masuk juga demikian, ketika Utsman
masuk dia juga tetap menabuhnya, akan tetapi ketika engkau
masuk wahai Umar engkau lemparkan rebana itu”. (HR Ahmad
dan Al Tirmizi yang dishahihkan olehnya).
46
5) Hadits “Rakhasa Lana Al Lahwa Fi Al Ars”19
َحدثَِ ْن ََلِ ٌي بْن َِْي َسى بْن إِبْ َر ِاىْيم َحدثَنَا أَ ْحَد بْن َْن َدة َحدثَنَا َْي َي
الَ ِمْيد َحدثَنَا إِ ْسَرائِْي ُل ََ ْن َُثْ َمان بْن أَِ ْب َزْر ََةَ ََ ْن ََ ِام ِر بْن ْ بْن ََْبد
ت ََلَى قُ ْرظَة بْن َك ْعب َوأَِ ْب َم ْسعُ ْوٍد َوَزيْد بْن ُ ال َد َخْل َ ََس ْعد الْبَ ْجلِ ْي ق
ِ ِ ٍ
ت َْلُْم أَتَ ْف َعلُ ْو َن َى َذا َوأَنْتُ ْم َ ْ َّثبِت فَِإ ًَا َْن َد ُى ْم َج َوا ِر ْي يُغَن
ُ ني فَ ُقْل
ض فَِإن ِ ت تَ ْس َم ُع َوإِال فَ ْام ِ ِ
َ اب َر ُس ْول للا ملسو هيلع هللا ىلص فَ َقالُْوا إِ ْن ُكْنُ ص َح ْ َأ
ِ ِللا ملسو هيلع هللا ىلص رخص لَنَا ِف الله ِو ِف الْعر ِس وِف الْب َك ِاء َِْن َد الْمي
ت ِ رسوَل
َّ ُ ْ َ ُْ ْ َ َ ُْ َ
Hadits lain yang dijadikan dalil orang yang membolehkan
musik dan lagu adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Syaibah dan Al Nasa‟i: Dari Amir bin said dia berkata: “Aku
masuk ke rumah Abi Mas‟ud dan Qardhah bin Ka‟ab, dan
diantara mereka ada beberapa jariyah yang sedang bernyanyi,
kemudian aku bertanya: “Apakah kalian melakukan semua ini,
padahal kalian itu sahabat nabi? Abu Amir berkata, lalu
keduanya menjawab: “Sesungguhnya kami telah diberikan
keringanan dalam hal ini ketika dalam walimah. Dan dalam
riwayat Al Nasa‟i dikatakan: “Duduklah, jika engkau suka
dengarkanlah bersama kami, akan tetapi jikalau tidak, pergilah:
19
Maktabah Syamilah, Mausu’ah Athraf Al Hadits Juz 1 hal 373191
47
sungguh kami telah diberikan keringanan untuk bersuka ria
selama walimah pernikahan”.
48
49
wanita agar mereka hidup sebagai suami isteri yang hidup tenang
dan saling kasih sayang.20
20
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Kapita Selekta Hukum Islam), Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung, 1997, hal. 99-100.
50
BAB III
Konsep Tentang Media Musik dan Lagu dalam
Pembelajaran
51
diperlukan alat bantu yang disebut dengan media
pembelajaran.
Ada banyak definisi/pengertian mengenai media
pembelajaran dari tokoh-tokoh. Secara terminologi, media
berasal dari bahasa latin yaitu “medium” yang artinya
perantara, penengah. Sedangkan dalam bahasa Arab berasal
dari kata wasilah artinya pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan.
Adapun penjabaran dari tokoh-tokoh tentang media
pembelajaran antara lain:21
1. Menurut Berlach dan Ely media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis,
fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal;
2. Menurut Heinich dkk media pembelajaran adalah media-
media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-
maksud pembelajaran;
3. Menurut Martin dan Briggs media adalah mencakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dengan peserta didik berupa perangkat keras
21
Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi, dan Media (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal 168-169.
52
maupun perangkat lunak yang digunakan pada perangkat
keras.
4. Menurut Hamalik media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu.
5. Menurut Soeparno media pembelajaran adalah segala
yang digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan
pesan atau informasi dari satu sumber kepada penerima
pesan. Dia menambahkan penggunaan media tersebut
dapat digunakan ketika ada atau tidak adanya guru .22
6. Menurut Harsoyo menyatakan bahwa banyak orang
membedakan pengertian media dan alat peraga. Namun
tidak sedikit yang menggunakan kedua istilah itu secara
bergantian untuk menunjuk alat atau benda yang sama
(nterchangeable). Perbedaan media dengan alat peraga
terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya.
Suatu sumberl belajar disebut alat peraga bila hanya
berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja dan sumber
belajar disebut media bila merupakan bagian dari integral
22
Imam Asrori dan Moh. Ahsanuddin, Media Pembelajaran Bahasa Arab Dari Kartu
Sederhana Sampai Web Penjelajah Dunia, (Malang: Bintang Sejahtera, 2015), hal 3-4.
53
dari seluruh proses atau kegiatan pembelajaran dan ada
semacam pembagian tanggung jawab antara guru di satu
sisi dan sumber lain (media) di sisi lain.23
54
masih hidup segera menguburkannya. Ketika Qabil putra nabi
Adam As melihat hal tersebut segeralah dia juga menguburkan
saudaranya Habil. Jadi penggunaan media pembelajaran dalam
rangka membelajarkan seseorang telah berlangsung sejak zaman
nabi Adam As. Begitupun nabi Muhammad Saw juga
menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan
penjelasan-penjelasan kepada para sahabat. Sebagai contoh rasul
55
sistem bunyi, kosa kata, qawaid/i‟rab, dan struktur kalimat) dan
permasalahan non kebahasaan (meliputi motivasi belajar, sarana
belajar, kompetensi guru, metode pembelajaran yang digunakan,
waktu yang tersedia dan lingkungan berbahasa).26 Pengetahuan
guru terhadap permasalahan ini sangat penting agar ia dapat
meminimalisasi permasalahan dan mencari solusinya yang tepat
sehingga pembelajaran bahasa Arab dalam batas minimal tercapai
dengan baik.
26
Aziz Fahrurrozi, Pembelajaran Bahasa Arab; Problematika dan Solusinya Jurnal
Arabiyat Vol I, No 2, Desember 2014, hal 162-165.
27
Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan,……., hal 170.
56
tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai
media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan
Ely yang dikutip oleh Rohani yaitu :
1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, buletin, papan
display, slide, film strip, atau over head proyector;
2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang
bersuara maupun yang tidak bersuara;
3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam;
4. Televisi;
5. Benda–benda hidup, simulasi maupun model;
6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten
Instruction).
57
3. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat digolongkan
menjadi media sederhana (murah dan mudah
memperolehnya) dan media kompleks.
4. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan menjadi
media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media
elektronik.
28 28
Imam Asrori dan Moh. Ahsanuddin, Media Pembelajaran Bahasa Arab ……, hal 13.
58
Macam Media Pembelajaran
Berdasarkan
Audio 2 Dimensi
Visual Asli 3 Dimensi Berproyektor
Audio Visual Tiruan Pandang-Diam Tanpa proyektor
Multi Media Pandang-Gerak
59
C. Manfaat Musik Dalam Pembelajaran
29
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita,aspid:2003120700391637, Meningkatkan
Kecerdasan Anak Melalui Menyanyi. Di akses pada tanggal 12 Maret 2016
60
secara khusus Merrit menjelaskan bagaimana kita mengeksplorasi
daya khayal kita. Seperti kita tahu dunia khayal, musik atau
nyanyian, pencitraan, abstraksi dan sebagainya bekerja di otak
kanan, sedangkan segala yang eksak berada di otak kiri. Aktivitas
kita sehari-hari sangat ditentukan oleh komunikasi yang benar
antara kedua otak ini. Lagu memberikan banyak manfaat kepada
manusia atau peserta didik seperti merangsang pikiran,
memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek
kognitif, membangun kecerdasan emosional dan lain-lainnya.lagu
juga dapat menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri.
61
Untuk menciptakan suasana yang medukung proses belajar,
otak perlu mendapat rangsangan yang sesuai, sehingga otak dapat
dengan mudah menyerap informasi dan mengerti informasi dan
mengembangkan keterampilan berpikir.
62
5. Musik untuk penutup, jika musik ada sebagai pembuka maka
harus ada musik sebagai penutup. Musik ini dimainkan setelah
peserta didik selesai belajar dan bersikap untuk pulang
sehinnga pada saat pulang peserta didik dapat pulang senang
dan gembira.
63
Pada pembahasan yang telah lewat, terungkap banyak
sekali jenis media yang dapat dipergunakan dalam sebuah
pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Arab.
Salah satu jenis media yang dapat dipergunakan adalah
musik/lagu. Penggunaan media ini tentunya sangat
mengutamakan keaktifan, kreatifitas, serta inovasi dari guru
bersangkutan. Karena tanpa adanya hal tersebut dapat
dipastikan media musik/lagu tidak akan berjalan dengan
semestinya dan hasilnya pun mungkin tidak memberikan nilai
positif bagi pembelajaran.
Dewasa ini, para peneliti metode pembelajaran bahasa
Arab berkreasi dalam menciptakan metode pengajaran bahasa
Arab. Salah satunya adalah dengan menggunakan teori
Multiple Intelligence dalam pembelajaran bahasa Arab.30
Metode Multiple Inteligence adalah teori kecerdasan yang
ditemukan oleh Howard Gardner (menggeser paradigma
kecerdasan IQ yang hanya bisa diukur dengan hanya
mengandalkan serangkaian test yang dilakukan. Kecerdasan
Multiple Inteligence berisikan kecerdasan spasial,31
30
Zainal Arifin Ahmad, Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis
Teori Multiple Intelligence Jurnal Al Mahara Vol 1, N0 1, Desember 2015, hal 6-8.
31
Kecerdasan jenis ini merupakan kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara
akurat (misalnya sebagai pemburu) dan mentransformasikan persepsi dunia spasi-visual ini
meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antara unsur tersebut.
64
kecerdasan linguistik,32 kecerdasan interpersonal,33 kecerdasan
musikal,34 kecerdasan naturalis,35 kecerdasan
kinestetik/badani,36 kecerdasan intrapersonal,37 kecerdasan
logis-matematis38 atau yang lebih sering dikenal dengan SLIM
N BIL.
32
Kecerdasan ini merupakan kemampuan menggunakan kata secara efektif baik lisan
(misalnya pendongeng, orator) maupun tertulis (misalnya sastrwan, wartawan. Kecerdasan
ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa dan struktur bahasa, fonologi atau bunyi
bahasa, semantik, dimensi pragmati atau penggunaan praktis bahasa.
33
Kecerdasan ini merupakan kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati,
maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekpresi
wajah, suara, gerak isyarat, kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal
dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindak pragmatis.
34
Kecerdasan ini merupakan kemampuan kemampuan menangani bentuk-bentuk
musikal dengan cara mempersepsi (misalnya, sebagai penikmat musik), membedakan
(misalnya, sebagai kritikus musik), menggubah (misalnya sebagai composer), dan
mengekspresi (misalnya, sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama,
pola titinada atau melodi, dan warna nada suara suatu lagu. Kecerdasan ini mungkin yang
paling sedikit dipahami dan setidaknya dalam lingkungan akademik yang paling sedikit
didukung di antara jenis-jenis kecerdasan lainnya.
35
Kecerdasan ini merupakan kemampuan keahlian mengenali dan mengkategorikan
spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
fenomena alam lainnya (misalnya, formasi awan dan gunung-gunung) dan bagi mereka yang
hidup di perkotaan, kecerdasan ini merupakan kemampuan membedakan benda tak hidup,
seperti mobil, sepatu karet, dan sampul keset.
36
Kecerdasan ini merupakan kemampuan keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya, sebagai aktor, pantomim, atlit atau penari) dan
keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya,
sebagai perajin, dokter, ahli mekanik). Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan
fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan
dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan yang berkaitan dengan
sentuhan.
37
Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak
berdasarkan pemahaman tersebut.kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang
akurat (kekuatan dan keterbatasan diri), kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi,
tempramen, dan keinginan serta kemampuan berdisiplin diri, memahami, dan menghargai
orang lain.
38
Kecerdasan ini merupakan kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya,
ahli matematika, akuntan) dan melakukan penalaran yang benar (misalnya, sebagai
65
Lebih lanjut Zainal Arifin Ahmad menjelaskan kecerdasan
musik dapat disinergikan dengan pembelajaran bahasa Arab.
Adapun contoh dari metode pembelajaran kecerdasan musikal
ini antara lain melalui diskografi (penggunaan musik untuk
mengilustrasikan, mewujudkan, atau menjelaskan materi),
kegiatan bernyanyi, maupun melalui menggunakan musik
suasana (penggunaan musik yang membangun suasana yang
cocok untuk pembelajaran bahasa Arab) serta nyanyian Arab
atau lagu popular di kalangan siswa yang telah dialihbahasakan
menjadi bahasa Arab. Melalui musik dan lagu, kecerdasan
musikal siswa dapat dikembangkan. Melalui musik dan lagu
itu pula, materi pelajaran menjadi lebih menarik dan akan
mudah diingat. Oleh karena itu, pemanfaatan musik dan lagu
sebagai metode pembelajaran bahasa Arab menjadi sangat
penting artinya bagi peningkatan efektifitas proses
pembelajaran bahasa Arab.39
ilmuawan program computer). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pola dan hubungan logis,
pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain.
39
Zainal Arifin Ahmad, Pengembangan Model…… hal 15.
66
BAB IV
Optimalisasi Media Musik dalam Pembelajaran Bahasa Arab
A. Penggunaan Media Musik dalam Pembelajaran
68
menciptakan suasana belajar yang biasa saja atau kelas yang
menjadi suatu pengalaman penemuan yang luar biasa. Untuk
membangun suasana yang bagus seorang guru harus bisa
membangun suasana kelas yang hidup dan relaks sehingga peserta
didik bisa menerima materi dengan baik.
Organ tubuh yang berperan penting dalam proses
pembelajaran adalah otak. Belahan otak kiri memegang peranan
penting dalam kegiatan pembelajaran. Kedua belahan otak
dikembangkan secara optimal dan seimbang sehingga belajar
dapat berjalan secara maksimal. Dalam pembelajaran perlu
megharmoniskan kerja otak kanan dan otak kiri peserta didik
dengan menggunakan musik sebagai sebagai media pembelajaran.
Musik salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga
peserta didik dapat menerima materi pembelajaran dengan baik.
Musik baik digunakan untuk media pembelajaran karena musik
mampu menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak kiri, ini
berarti menyeimbangkan antara aspek intelektual dengan aspek
emosional. Dalam pembelajaran agar proses belajar dapat berjalan
dengan baik, harus ada keseimbangan antara otak kanan dan otak
kiri, apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan konsentrasi
tinggi. Selain itu mengapa musik bisa dijadikan media
pembelajaran karena musik dapat merangsang kecerdasan.
40
Sari, N.R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Bogor : KH. Kharisma Buka
Aksara, hal 50.
41
Sari, N.R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi,…hal 45-46.
70
otak kanannya tidak diaktifkan yang seharusnya memiliki fungsi
berfikir, perasaan, bosan dan mengantuk. Begitu juga mereka
yang hanya memanfaatkan otak kanan tanpa diimbangi dengan
pemanfaatan otak kiri, bisa jadi ia akan banyak menyanyi,
mengobrol atau menggambar tetapi hanya sedikit ilmu yang bisa
masuk ke otaknya. Salah satu cara untuk memadukan fungsi otak
kanan dan kiri yaitu menggunakan musik pada saat menghafal
pelajaran.
Metodologi Musikal Exposure Towards (Pembelajaran
dengan memaparkan musik pada anak-anak) yang dikutip oleh
Sari telah didukung oleh kajian ilmiah yang mengungkapkan
bahwa pemaparan terhadap musik akan meningkatkan proses
pembelajaran di dalam pikiran anak-anak. Hal ini didukung pula
oleh para ahli yang berkeyakinan bahwa bermusik
(mendengarkan atau bermain musik) ternyata dapat memberikan
nutrisi, dan suara untuk meningkatkan gerakan, pendengaran dan
ekspresi pada anak-anak. Dengan bermusik anak-anak juga bisa
meningkatkan keterampilan dan kreativitasnya, serta mengalami
peningkatan IQ spasialnya42.
Musik yang baik adalah sangat berharga sebagai perangkat
pengajaran. Metode pembelajaran yang menyertakan pemaparan
musik kepada anak-anak telah menerapkan seni memadukan
musik dengan pembelajaran ke tingkat pendidikan yang baru dan
42
Sari, N.R. 2005. Musik dan Kecerdasan Otak Bayi, …hal 49.
71
lebih tinggi. Hal ini didukung dengan pernyataan De Porter, dkk.
yang menyatakan bahwa musik berpengaruh pada guru dan
peserta didik. Sebagai seorang guru, kita dapat menggunakan
musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental
peserta didik, dan mendukung lingkungan belajar. Musik
membantu peserta didik bekerja lebih baik dalam mengingat lebih
banyak, musik merangsang, meremajakan, dan memperkuat
belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Di samping itu
kebanyakan peserta didik memang mencintai musik43.
43
De Porter, B. dan Hernacki, 2005. Quantum Teaching, Bandung: Kaifa , hal 73.
72
Kenapa tidak keuniversalan musik tersebut disinergikan dengan
pembelajaran yaitu musik sebagai media pembelajaran bahasa
Arab.
73
dikatakan keliru bila dalam pembelajaran bahasa Arab jika musik
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
44
Abdul Waid, Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012) Cet V, h, 83.
74
berpengaruh terhadap kepandaian anak dalam bersosialisasi.
Pemahaman orang Yahudi ini selaras dengan hasil penelitian
banyak pakar musik maupun pendidik yang menemukan efek
positif dari beberapa jenis musik.45
75
َوأَنِْف ْي واَ ِح ٌد,ي اثْنَتاَ ِن
َ َََْينا
ِاب ْلِ َذ ِاء اْلَ ِديْ ِد,ي اثْنَ تَان ِ
َ َر ْجال
ِ َي َداي اثْنَ ت
ُيُْ َن َو يُ ْسَرى,ان َ َ
أَقْ َر ْاء بِِو الْ ُقْراءَن,اح ٌد
ِ وفَ ِمي و
َْ َ
Lirik diatas adalah diambil dari lagu anak-anak berjudul Dua
Mata Saya
Pelukismu agung
Siapa gerangan?
46
Firman Hamdani dkk, Belajar bahasa Arab Untuk Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3,
(Jakarta: Erlangga, 2009), hal 31.
77
Dasi ِرَاب ٌط sandal نَ ْع ٌل
Itu kaos kaki ب
ٌ َج ْوَر
Oeo
Sabuk ِحَز ٌام topi
ٌقُب َعة
Itu sapu tangan ِمْن ِديْ ٌل
La, la, la, la,la, la, la
Lihatlah sepatu اُنْظُِر ْي ،اُنْظُْر
ِ
ٌَما َى َذا؟ َى َذا ح َذاء
Oeo
Lihatlah payung اُنْظُِر ْي ،اُنْظُْر
ٌك ِمظَلة َ تِْل َ َما تِْل
ك؟
La, la, la, la,la, la, la
78
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif
maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan
untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami
bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan
maupun tulis. Bagaimanapun tujuan di atas tersebut juga masih
dibedakan/diklasifikasikan ke tingkatan yang berbeda antara
madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah maupun aliyah.
Lagu sebagai media pendidikan mampu menundukkan
hati manusia yang bagaikan batu api yang tersembunyi,
menjadi jernih bagai perak dalam nyala api. Selain itu
mendengarkan musik atau nyanyian yang menyenangkan dan
harmonis, menyebabkan esensi manusia bergerak serta
mewujudkan sesuatu dalam diri tanpa disadarinya. Dalam
pembelajaran bahasa Arab, musik dan lagu akan dapat
melahirkan kehangatan perasaan dan vitalitas serta aktivitas
dalam jiwa, yang selanjutnya memberikan motivasi pada
manusia untuk lebih mendalami serta memperbaharui tekadnya
dalam mempelajari bahasa Arab.
Lagu merupakan metode efektif untuk materi hafalan
seperti menghafal rukun Islam, rukun iman, dan lain
sebagainya. Ruhard Hish membagi daya ingat manusia ada dua
yaitu :
79
1) Memori fakta yaitu kemampuan untuk mengingat
informasi-informasiseperti nama-nama, tanggal, tempat,
wajah, kata-kata, kejadian bersejarah dan lain sebagainya
2) Memori keterampilan bukanlah sebagai suatu usaha untuk
mengingat-ingat,tetapi hasil dari latihan berulang-ulang
kali.47
47
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta,
Kencana, 2004), hal. 70
48
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, hal 133-134.
80
guru memahami kondisi psikologis peserta didik, tujuan metode,
dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan keterpaduan dari
semua unsur ini akan sangat mendukung pengembangan media
pembelajaran.
81
c) Persiapan kelas, pada fase ini peserta didik atau kelas harus
mempunyai persiapan, sebelum mereka menerima pelajaran
dengan menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi
mereka agar dapat menilai, mengantisipasi, menghayati
pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran;
d) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Pada
fase ini penyajian bahan pelajaran dengan memanfaatkan
media pembelajaran. Keahlian guru sangat dituntut ketika
ini. media diperbantukan oleh gueu untuk membantu
tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media
diperbantukan oleh guru untuk membantu tugasnya
menjelaskan bahan pelajaran. Media dikembangkan
penggunaannya untuk keefektifan dan efisiensi pencapai
tujuan;
e) Langkah kegiatan belajar peserta didik. Pada fase ini
peserta didik belajar dengan memanfaatkan media.
Pemanfaatan media di sini bisa peserta didik sendiri yang
mempraktikkannya ataupun guru langsung
memanfaatkannya, baik di kelas atau di luar kelas.
f) Langkah evaluasi pembelajaran. Pada fase ini kegiatan
belajar mengajar dievaluasi, sampai sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai yang sekaligus dapat dinilai sejauh
mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang
82
keberhasilan peserta didik. Hasil evaluasi dapat dijadikan
dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya.49
49
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, …. hal 136.
50
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008), hal 152.
83
Kenapa harus dituntut seperti itu? Karena musik dan lagu
sangat dinamis dan perkembangannya pun semakin hari
semakin pesat. Musik/lagu apa yang sedang hit baik itu
disiarkan lewat radio, televisi (tv) maupun internet.
Diharapkan melalui musik/lagu yang sedang hit akan
membuat peserta didik akan senang dan tidak mudah bosan.
Ketika musik dan lagu telah didapat dan sesuai dengan
yang sedang hit saat itu, maka motivasi peserta didik akan
meninggi. Saat tulisan ini ditulis, musik dan lagu yang sedang
hit adalah Kun Anta dari Mahmood Khudhar. Selain musik
dan lagunya easy listening (mudah didengar) pesan moral
yang terkandung dalam lagu tersebut juga dapat dipaparkan
dalam proses pembelajaran. (Lirik lagu Kun Anta ada di
bagian lampiran)
Langkah selanjutnya adalah memadan-padankan lirik
yang ada di lagu dengan kalimat/mufradat yang mau dijadikan
media pembelajaran. Tahap inilah yang paling sulit karena
tidak semua musik dan lagu dapat dipadankan dan dijadikan
media musik dan lagu dalam pembelajaran bahasa Arab.
Dalam tahap ini kreatifitas seorang guru/pengajar bahasa Arab
sangat diperlukan, tanpa ada kreatifitas dalam hal ini dapat
dipastikan media musik dan lagu yang ingin dipergunakan
dlam pembelajaran bahasa Arab tidak akan terwujud sama
sekali.
84
Seandainya media musik dan lagu yang digubah belum
dapat/mampu diselesaikan, maka cukuplah dengan musik dan
lagu versi Arabnya dan harus diingat materi yang ada di
media tersebut harus sesuai dengan materi pembahasan ketika
mengadakan pembelajaran.
51
Hampir ingat adalah upaya mencoba mengingat kembali sesuatu dari ingatan yang
tak berhasil dikembalikan, apakah itu berkenaan dengan nama sesuatu, kejadian tertentu
atau peristiwa lalu. Hampir ingat disebabkan oleh kemampuan pengorganisasian struktur
85
Secara sederhananya langkah dalam menggunakan media
musik dan lagu yaitu sebagai berikut:
Langkah pertama, pembukaan. Sebelum nyanyian diajarkan
sebaiknya anak-anak diarahkan kepada isi dan maksud nyanyian
yang akan diajarkan, melalui tanya jawab. Peranan guru disini
sebagai motivator dan informator. Langkah kedua, pelaksanaan.
Anak-anak belajar nyanyian dengan cara meniru. Nyanyian yang
pendek diajarkan secara keseluruhan dan yang agak panjang
diajarkan secara kalimat demi kalimat.
Langkah-langkah pelaksanaan penggunaan media dapat juga
melalui:
1) Guru membicarakan isi nyanyian yang akan diajarkan melalui
tanya jawab guru pada anak. Dalam langkah ini, guru
sebaiknya guru melakukan kontak mata kepada peserta didik
tetapi idak lebih dari tiga detik untuk setiap orang. Pandangan
lebih dari tiga detik sering diartikan sebagai “tatapan”. Jangan
memandang kea rah kepala peserta didk. Usahakan sungguh-
kognitif yang kurang baik. Hampir lupa secara sistemik berpotensi ke arah lupa-lupa ingat.
Kerancuan struktur kognitif dianggap para ahli sebagai pemicu sejumlah kesan menjadi
samar-samar, kesan berbentuk bayang-bayang dalam ketidak pastian, sesuatu hal yang
dipresentasikan dalam bentuk kesan mengapung di antara alam ambang sadar dan bawah
sadar sehingga ingatan yang timbul karena kesadaran akibat adanya rangsangan dari luar.
Usaha mengingat-ingat menjelma dalam bentuk gejala ujung lidang, hampir ingat atau
lupa-lupa ingat berarti tidak lupa tetapi juga tidak pasti ingat. Lebih jelas lihat Akhmad
Mawardi Syahid, Bagaimana Manusia Belajar (Perspektif Islam dan Psikologi
Kontemporer), Amuntai: Hemat Publishing, 2013), hal 156-157.
86
sungguh untuk berkomunikasi dengan setiap peserta didik
selama pelajaran berlangsung.52
2) Guru melagukan lagu secara keseluruhan dua atau tiga
kali.
3) Guru dan anak lagukan lagu bersama-sama, makin lama
suara guru makin pelan.
4) Guru dan anak lagukan lagu dengan bersenandung.
5) Guru membacakan syair baris demi baris dan diikuti oleh
anak.
6) Guru menjelaskan kata-kata yang sukar.
7) Guru dan anak lagukan lagu bersama-sama.
8) Guru memberikan kesempatan pada anak yang sudah
dapat dan melagukan sendiri atau dengan beberapa teman
untuk maju ke depan kelas.
9) Guru memberi bimbingan, dorongan pada anak yang
memerlukan.
10) Guru memberi pujian secara tepat pada waktunya agar
anak memperoleh kegembiraan.
11) Guru dan anak lagukan lagu lain sebagai selingan.
12) Guru dan anak lagukan kembali lagu tersebut.53
52
Bobbi DePorter dkk, Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2014), hal 167-168.
53
Depdikbud, Pedoman Guru Bidang Pengembangan Pengetahuan di Taman kanak
kanak ,(Jakarta : Proyek Pembinaan Taman Kanak-kanak, 2001), hal. 8.
87
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media musik dan
lagu juga dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
54
H. M. Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi,
Materi, dan Media, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal 228-229.
88
Dari beberapa macam langkah penggunaan media
musik/lagu dalam pembelajaran bahasa Arab di atas diserahkan
kepada masing-masing guru untuk memilih langkah yang sesuai
dengan keinginannya.
Langkah-langkah di atas mengarahkan pada proses keaktifan
peserta didik dalam memahami materi dengan prinsip learning by
doing dan perasaan gembira melalui metode lagu.
Cara mengajar lagu menurut teori dalam buku “Brain Power
Permainan Kreatif untuk Prasekolah” yaitu mengatakan saat
memperkenalkan lagu baru, nyanyikan seluruh bagian lagu,
daripada bait per bait. Anak-anak akan mencoba untuk mengikuti
guru yang menurut mereka menarik saat pertama kali mereka
mendengarkannya. Jika lagu tersebut tidak menarik, maka
tinggalkan saja. Banyak sekali lagu-lagu lainnya yang bisa
dicoba.
Model lagu ini merupakan pengembangan dari Accelerated
Learning atau percepatan pembelajaran yang dianggap lebih
efektif dan lebih cepat dibandingkan belajar secara konvensional,
dikembangkan pada pertengahan 1970 berdasarkan kerja Dr.
George Lazanov. Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan
peserta didik untuk belajar lebih cepat, efektif dan lebih
menyenangkan, sehingga materi akan lebih bermakna dan daya
ingatnya lebih kuat. Materi yang disuguhkan yaitu dengan
89
menggabungkan musik atau lagu, seni dan warna sebagai fokus
lingkungan fisik serta guru adalah teladan perilaku untuk
menjamin suksesnya peserta didik.55 Menghafal cepat yakni
dengan lagu ini umumnya digunakan anak-anak TK dan SD, lebih
dari itu beberapa pesantren tengah dikembangkan nasyid-lagu
yang hanya mengandalkan olah vokal tanpa diiringi musik untuk
menghafal dan meningkatkan daya ingat.56
55
Agus Nggermanto, Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum), (Bandung: Nuansa,
2002), hal.207.
56
Agus Nggermanto, Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum), ……. hal.64.
57
Menurut Dr. Shigeo Haruyama, otak manusia dapat melepaskan senyawa-senyawa
yang mirip dengan morfin. Senyawa ini memiliki efek yang menenangkan dan dapat
meningkatkan suasana hati. Jika hormon kebahagiaan ini dilepaskan dalam jumlah cukup,
maka efeknya tidak hanya pada otak tapi juga sampai ke seluruh tubuh. Dalam tubuh kita
ada hormon kebahagiaan yang mempunyai kekuatan 6 kali lebih besar dari morfin yang
disebut endhorphine. Namun terdapat hormon ketidakbahagiaan yang berkekuatan nomor
dua setelah racun ular yaitu Noraadrenaline. Endhorphine hadir ketika kita bersyukur dan
90
kondisi bahagia sangat bermakna bagi keberhasilan
pembelajaran.58 Ketika kondisi sedang bahagia senyumpun
semakin mudah terkembang baik dari guru maupun peserta
didik, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa
tersenyum dan tertawa membantu seseorang memiliki system
kekebalan tubuh yang baik, sehingga guru yang selalu
tersenyum tulus dan gembira kepada peserta didik atau
sebaliknya akan memiliki energi yang lebih kuat dan mampu
membebaskannya dari serangan beragam penyakit.59
bahagia dan sebaliknya akan hadir ketika kita mengeluh dan kurang bersyukur. Lebih jelas
lihat Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 101.
58
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 93.
59
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 105.
91
tersebut bertingkah lucu sehingga pembelajaran tidak terkesan
kaku.
60
Bernyanyi dan bermain yang seirama ritme jantung dapat melancarkan aliran darah.
Makanya tidak heran guru TK/SD yang masih banyak kegiatan belajarnya berupa bernanyi
sangat membantu tubuh menjadi rileks dan terbebas dari stress
61
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher; Pendidik
Bahagia Dimana Pun Kapan Pun & Dalam Kondisi Apa Pun, Jakarta: Luxima , hal 63-65.
92
yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan
pembelajaran bahasa Arab adalah peserta didik belajar bahasa
Arab dengan penuh minat, kesungguhan, rasa senang, dan
memperlihatkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal
ini bisa dilhat dari resepon mereka ketika diajak berdialog,
perhatian mereka terhdap pelajaran, kesungguhan mereka dalam
mengerjakan tugas, kurioritas (ingin tahu) mereka yang tinggi
dalam mengajukan pertanyaan, prestasi mereka baik dan lain
sebagainya.62
Sering dilupakan oleh guru adalah ketika peserta didik
dengan baik dan benar melakukan guru lupa memberian
apresiasi/penghargaan. Padahal apresiasi baik itu ditunjukkan
dengan kata-kata maupun tindakan memiliki manfaat yaitu
pertama, bagi peserta didik yang dirayakan akan tumbuh rasa
bahagia, sehingga memacunya untuk memberikan prestasi yang
lebih baik untuk ke depannya. Kedua, bagi peserta didik yang
belum mampu menunjukkan prestasinya akan tumbuh hasrat
karena penghargaan menumbuhkan keinginan mendapatkan
penghargaan yang sama sebagaimana didapatkan oleh teman-
temannya.63
62
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab ,
………hal 146.
63
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 212.
93
6. Ketika persiapan dan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media musik dan lagu sudah terlaksana, tibalah
saatnya mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Ketika ditemukan banyak kelemahan dan
kekurangan ketika media tersebut digunakan, maka tugas guru
selanjutnya adalah memperbaiki semua kelemahan dan
kekurangan ketika sedang melaksanakan pembelajaran
dengan media musik dan lagu. Ketika sudah melaksanakan
perbaikan di segala lini dan sisi pembelajaran diharapkan
nantinya pembelajaran bahasa Arab khususnya dengan
menggunakan media musik dan lagu akan lebih efektif dan
optimal.
64
Ukim Komaruddin dan Aris Ahmad Jaya, 2015, Endorphine Teacher;.... hal 77-78
94
cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih
mudah menerima pelajaran, ketiga, faktor pengalaman masa
lampau dan pengertian-pengertian yang dimiliki oleh peserta
didik, keempat, faktor fisiologis (kondisi badan yang sedang
belajar sangat berpengaruh pada proses belajar peserta didik),
kelima, faktor kegiatan peserta didik yang belajar dengan
melakukan banyak kegiatan neural sistem, seperti: melihat,
mendengar, merasakan, berfikir maupun kegiatan yang lainnya
diperlukan untuk memperoleh pengentahuan, sikap, kebiasaan
dan minat, keenam, faktor minat dan usaha.65 Pembelajaran
mempunyai arti yang di dalamnya mencakup proses belajar
mengajar yang berisi serangkaian perbuatan guru untuk
menciptakan perbuatan murid untuk menghasilkan perubahan
pada diri peserta didiksebagai akibat kegiatan mengajar dan
belajar.66 Dalam pembelajaran terdapat komponen, yaitu tujuan
pembelajaran, guru, media pembelajaran (learning) merupakan
perilaku, pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan
keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.
Lebih lanjut Muhbib menyatakan dalam konteks strategi
pembelajaran bahasa Arab yang efektif tampaknya kita perlu
65
Oemar Hamalik, Kurikulim dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal.
50.
66
John. W. Santrok, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2007),
hal. 266
95
memahami kriteria/syarat dan indikator efektifitas sebuah metode,
sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan kita dalam
mengelola sistem pembelajaran bahasa Arab di lembaga
pendidikan kita. Metode yang baik dan efektif adalah setidaknya
memenuhi empat syarat berikut: Pertama, kesesuaian metode
dengan materi yang hendak diajarkan , Kedua, kesesuaian metode
dengan tema atau topic pembahasan yang hendak diajarkan.
Ketiga, metode yang digunakan diniscayakan dapat dapat
memberikan motivasi dan penciptaan situasi belajar yang
kondusif dan produktif. Keempat, metode yang dipilih hendaknya
dapat mengakomodasi berbagai perbedaan individual (al-furuq al-
fardiyyah). Karena itu, direkomendasikan agar kita tidak secara
monoton menggunakan satu pendekatan dan metode saja
melainkan kita dapat meramu dan mensinergikan beberapa
metode dalam satu pembelajaran.67
96
Arab dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar
sambil bernyanyi. Pada konsep yang pertama, nyanyian
digunakan sebagai penunjang pengajaran bahasa Arab secara
umum, termasuk untuk pengayaan dan motivasi. Sedang pada
konsep yang kedua, nyanyian dapat digunakan sebagai penunjang
pengajaran secara spesifik karena isi nyanyian merujuk pada
materi pelajaran.68
Musik berpengaruh kuat pada lingkungan belajar.
Penelitian menunjukkan bahwa belajar lebih mudah dan cepat jika
peserta didik berada dalam keadaan santai dan reseptif. Detak
jantung orang dalam keadaan ini adalah 60 sampai 80 kali per
menit.69 Penggunaan musik dalam pendidikan maupun
pembelajaran juga berfungsi untuk :
a. Menata suasana hati;
b. Meningkatkan hasil belajar yang diinginkan;
c. Menyoroti hal-hal penting.70
68
R. Umi Baroroh, Lagu Sebagai Model Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak dan
Pemula, (Jogjakarta: Pustaka Zeedny, 2011), hal.13-14.
69
De Porter, B. dkk, 2005. Quantum Teaching,……. Hal 111.
70
De Porter, B. dkk, 2005. Quantum Teaching,……. Hal 112-115.
97
Manfaat menyanyi ada tujuh yaitu:71
a. Memperkenalkan suara sebagai bunyi
b. Memperbaiki pengucapan kata
c. Meningkatkan kemampuan berbahasa, termasuk
perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi dan
kelancaran berkomunikasi.
d. Membantu anak untuk mendengarkan, mengingat dan
menghafal,mengintegrasikan dan menghasilkan suara
bahasa.
e. Pengembangan kemampuan berbahasa.
f. Sebagai alat dan media pembelajaran.
g. Peneguhan eksistensi.
71
Lihat Bonnie Macmillan, Permainan Kata dan Musik (Word and Musik Games), (
Batam: Karisma Publising Group, 2004), hal.7.
98
dan menghasilkan suara bahasa Arab.72 Terkait dengan manfaat
dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, termasuk
perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi, kelancaran
komunikasi dan membantu anak untuk mendengarkan, mengingat
dan menghafal serta mengintegrasikan dan menghasilkan suara
bahasa Djohan dalam buku Psikologi Musik memaparkan sebagai
berikut: “Bahwa otak manusia adalah otak yang musikal dan
irama memiliki kekuatan yang secara langsung mempengaruhi
kognisi. Secara konsisten kemampuan mengingat pada orang
dewasa berasal dari lagu dan irama di masa kanak-kanaknya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa irama memiliki pengaruh yang
kuat terhadap keterampilan kognisi, bagi peserta didik tertentu
kemampuan kognisi berupa mengingat dapat lebih konsisten bila
bila menggunakan strategi-strategi terapi musik. Karena dengan
mengingat lagu dan irama secara langsung membantu
pengembangan keterampilan bahasa. Pengulangan irama dan lirik
lagu akan membantu peserta didik untuk menginternalisasikan
suara dan pola bahasa. Akan lebih mudah mengingat secara
akurat kata- kata yang panjang bila ditata dalam bentuk lirik lagu
dan melodi. Irama, lirik dan musik memiliki kaitan yang kuat
terhadap memori. Orang dewasa mengingat lagu dari masa kanak-
kanaknya dengan konteks emosional yang menyertainya.”73
72
R. Umi Baroroh, Lagu Sebagai Model Pembelajaran Bahasa Arab……, hal 30.
73
Lihat Djohan, Psikologi Musik, (Yogyakarta: Buku Baik, 2003), hal 191-192.
99
Di antara tujuan penggunaan lagu untuk pembelajaran di
dalam kelas, yaitu:
a. Membuat kaitan antara kegiatan dan obyek/benda dengan
kata-kata,
b. meresapkan bunyi-bunyi bahasa Arab,
c. mengembangkan kepekaan ritme,dan
d. menghafal kosakata tertentu.
100
BAB V
A. Istima‟
101
merupakan tujuan utama dalam pembelajaran bahasa asing,
termasuk bahasa Arab tentunya.
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menyimak
merupakan keterampilan yang memungkinkan seorang pemakai
bahasa untuk memahami bahasa yang dugunakan secara lisan.
Karena banyaknya komunikasi sehari-hari yang dilakukan secara
lisan,kemampuan ini amat penting dimiliki oleh setiap pemakai
bahasa. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan terjadi
banyak kesalahpahaman dalam komunikasi sesama pemakai
bahasa, yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalm
pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-hari.
Oleh karena itu kemampuan menyimak merupakan bagian
yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa,
terutama bila tujuan penyelanggaraannya adalah penguasaan
keterampilan berbahasa secara utuh. Dalam pengajaran secara itu,
peerkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak
perlu dipantau dan diukur melalui penyelenggaraan tes
menyimak.
Menyimak atau istima‟ merupakan keterampilan dalam
berbahasa arab yang memungkinkan seseorang untuk memahami
bahasa arab yang digunakan secara lisan, sehingga terhindar dari
kesalahpahaman dalam berkomunikasai yang dapat menyebabkan
berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sehari-
hari. Dengan memiliki penguasaan keterampilan menyimak yang
102
mamadai, diharapkan siswa terbiasa dengan bunyi-bunyi bahasa
Arab yang pada akhirnya memungkinkannya untuk melafalkan
bunyi-bunyi tersebut dengan benar.
B. Kalam
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari
seorang pengguna bahasa yang menuntut prakarsa nyata dalam
penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan
103
karena masih ada orang yang sulit mengungkapkan melalui
bahasa lisan walaupun ketika membaca teks yang berbahasa
Arab dia mengerti apa yang dimaksud oleh penulis.
Secara kebahasaan, pesan lisan yang disampaikan dengan
berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang dipilih sesuai
dengan maksud yang perlu diungkapkan. Kata-kata itu dirangkai
dalam susunan tertentu menurut kaidah tata bahasa dan
dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang sesuai pula.
Semua itu merupakan aspek kebahasaan bagian dari kegiatan
berbicara sebagai bentuk penggunaan bahasa lisan yang harus
diperhatikan dalam mengupayakan pesan yang disampaikan
dapat diterima dan dimengerti seperti yang dimaksudkan oleh
seorang pembicara.
Dalam pembelajaran keterampilan berbicara mementingkan
isi dan makna dalam penyampaian pesan secara lisan, berbagai
bentuk dan cara dapat dipergunakan. Sesuai dengan tingkat
penguasaan kemampuan berbahasa yang telah dimiliki oleh
siswa bentuk pembelajaran berbicara dapat meliputi kegiatan
penggunaan bahasa lisan dengan tingkat kesulitan yang
beragam.
Dari beberapa saran dan tips untuk menguasai keterampilan
kalam dapat diambil kesimpulan Pertama, jangan takut salah
berbicara dalam bahasa Arab baik dalam tata bahasa maupun
pelafalan kata, karena takut salah inilah menjadi faktor
104
penghalang untuk mahir dalam berbicara bahasa Arab, kedua,
perbanyaklah menghafal kosa kata yang umumnya digunakan
dalam berbicara bahasa Arab serta ketiga, carilah teman yang
juga ingin mahir dalam berbicara bahasa Arab sehingga bisa
dijadikan partner dalam latihan berbicara.
Media musik juga dapat dijadikan media pembelajaran
bahasa Arab baik musik itu mempunyai video maupun tidak.
Semuanya itu dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan
berbahasa.
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru ketika
pembelajaran berlangsung adalah memutarkan musik dan lagu
terlebih dahulu di hadapan siswa kemudian menanyakan secara
lisan apa judul musik dan lagu, siapa penanyinya, bagaimana
terciptanya sebuah lagu tersebut, dan bagaimana akhir cerita
yang digambarkan dengan lirik lagu. Atau dengan langkah lain
siswa diminta untuk mengungkapkan ungkapan-ungkapan yang
menarik menurutnya, atau diminta untuk bercerita singkat sesuai
dengan musik dan lagu yang telah didengarnya.74
74
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran….. hal 67
105
C. Qira’ah
Membaca merupakan kegiatan penting, dan semakin mejadi
penting pada zaman modern ini, pada saat perkembangan dalam
berbagai segi kehidupan terjadi amat cepat. Untuk memahami
semua jenis informasi yang termuat dalam berbagai bentuk
tulisan, mutlak diperlukan kegiatan membaca, disertai
kemampuan isi bacaan. Tanpa kemampuan memahami isi bacaan,
banyak informasi yang tidak dapat diserap dengan tepat dan
cepat. Kemampuan memahami isi bacaan itulah yang menjadi
tujuan pokok dalam pembelajaran membaca dalam pembelajaran
bahasa.
Seperti halnya menyimak, membaca mengandalkan
kemampuan berbahasa yang pada dasarnya bersifat reseftif.
Dengan membaca, seorang pertma-tama berusaha untuk
memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk
wacana tulis. Meskipun pemahaman terhadap isi wacana tulis itu
bukan semata-mata dan sepenuhnya terjadi tanpa kegiatan pada
diri pembaca, namun kemampuan membaca pada dasarnya adalah
kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam hal ini
informasi dan pesan yang disampaikan, dan bagaimana informasi
serta pesan-pesan itu telah tersampaikan seorang pembaca pada
dasarnya hanyalah bertindak sebagai penerima.
Dalam hal ini, media musik dan lagu pun sebenarnya dapat
dijadikan media dalam pembelajaran qiraah dengan cara
106
menuliskan lirik lagu yang ingin dijadikan media ke dalam
beberapa kertas atau kartu dan macam-macamnya. Untuk bentuk
kartu diserahkan sepenuhnya kepada guru yang terpenting adalah
bahwa tulisan dalam kartu tersebut harus terlihat jelas oleh siswa.
Kartu biasanya digunakan guru untuk membelajrkan atau melatih
siswa membaca kata, kalimat atau ungkapan yang sempurna tanpa
melakukan analisa terhadap apa yang dibaca. Kartu juga
digunakan untuk mengembangkan pengetahuan siswa tentang
kosa kata, laihan pola-pola tatanan bahasa dan membaca secara
keras.
Penulisan lirik lagu dalam kartu usahakan maksimal Cuma 2
baris (bila liriknya pendek) dan 1 baris (bila liriknya panjang).
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam membaca,
karena bila terlalu banyak dikhawatirkan akan menyulitkan
siswa.75
D. Kitabah
76
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode & Startegi Pembelajaran Bahasa Arab.
(Malang: UIN-Maliki Press 2012) hal 104)
77
Lebih lanjut lagi mengenai pembahasan bertahap lihat Muhammad Ali Al Khuli, Asalib
Tadris al Lugah al Arabiyyah (Riyadh: 1986), hala 129-130.
108
Media musik dan lagu juga dapat dipergunakan dalam
pembelajaran kitabah, yakni dengan cara menuliskan lirik lagu
berbahasa Arab sambil diperdengarkan musik dan lagu tersebut di
papan tulis dan siswa diminta untuk menuliskan kembali di buku
tulisnya masing-masing.
109
Lampiran
111
جوهران هنا
Jauharna huna,
kecantikan dalaman (jauhari) ada di sini
يف القلب تالال
Fi qalbi talala,
di dalam hati ia bersinar.
,ال ال ال نرضي الناس مبا
La la, Nurdhin nasi bima-la,
kita tidak perlu memandang pandangan orang lain untuk apa yang tidak ada,
,حاال نرضاه لنا
Nardhohu la na ha-la,
yang tidak sesuai dengan kita,
,مجالنا ذاك
Za-ka jamaluna,
itulah kecantikan kita,
يسمو يتعاىل
Yasmu yataa‟la
semakin bertambah dan meninggi
ًكن أنت تزدد مجاال
Kun anta tazdada jamala
Jadilah diri kamu sendiri pasti akan menambahkan lagi kecantikan yang
sedia ada
112
Aku akan jadi mengikut kemampuan diriku aku tidak perlukan orang lain
menerimaku
مايل وما لرضاهم، ما أهوى أان،وأكون أان
Waakunu ana, ma ahwa ana, ma-li wama liridhohum,
aku akan jadi apa yang aku suka kenapa aku perlu peduli tentang penerimaan
mereka terhadapku
ال ال ال حنتاج املال
La la, La nahtajul ma-la,
Kita tidak memerlukan harta
كي نزداد مجاال
Kai nazdada jama-la,
untuk menambahkan kecantikan,
جوهران هنا
Jauharna huna,
kecantikan dalaman (jauhari) ada di sini
يف القلب تالال
Fi qalbi talala,
di dalam hati ia bersinar.
,ال ال نرضي الناس مبا ال
La la, Nurdhin nasi bima-la,
kita tidak perlu memandang pandangan orang lain untuk apa yang tidak ada,
,حاال نرضاه لنا
Nardhohu la na ha-la,
yang tidak sesuai dengan kita,
,مجالنا ذاك
Za-ka jamaluna,
itulah kecantikan kita,
يسمو يتعاىل
Yasmu yataa‟la
semakin bertambah hingga ke atas.
ًكن أنت تزدد مجاال
Kun anta tazdada jamala
Jadilah diri kamu sendiri pasti akan menambahkan lagi kecantikan yang
sedia ada
113
DAFTAR PUSTAKA
114
Hamid, M. Abdul dkk, Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan,
Metode, Strategi, Materi, dan Media. Malang: UIN Malang
Press, 2008.
115
Tentang Penulis
116
Tulisan penulis yang sudah dipublikasikan adalah
Optimalisasi Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Dalam
Jurnal AlQalam (ISSN 1907-4174) edisi Vol 8, Nomor 16, Juli-
Desember 2013, Penerjemahan Arab Indonesia; Antara Bahasa
dan Budaya dalam Jurnal Al-Maqa>yis (ISSN: 2338-133X) edisi
Vol. II No. II, Juli-Desember 2014,Optimalisasi Media Dua
Dimensi Tanpa Proyeksi Dalam Meningkatkan Pemerolehan
Bahasa Arab Siswa dalam Jurnal Al-Maqa>yis Terlampir (ISSN:
2338-133X) edisi Vol. III No. I, Januari-Juni 2015, Media Musik
(Lagu) Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Tingkat MI dalam
Jurnal AlQalam (ISSN 1907-4174) Volume 9, Nomor. 17,
Januari-Juni 2016.
Penulis juga pernah menjadi editor buku dengan judul
The Power of Alquran; Sintesis Linguistik dan Sains Modern
yang ditulis ustadz H. Nashrullah Atha, Lc, M.HI, juga menjadi
editor buku Belajar Intensif Bahasa Arab Sampai Bisa dan
Aqwa>lu al- ‘Ulama> fi> Jawa>z haula>i Li Ghair al-‘Uqala>i ditulis
Ust M. Haris Zubaidillah, S.Pd.I, SQ
Penulis dapat dihubungi melalui di 0852 4815 2304 dan
email hasanbanjary@gmail.com
117