Oleh:
Nur Fatimatuzzahro
NIM. 15311590
#Muhammad Ali
iv
الرِح ْيم
َّ الر ْح َم ِن ِ بِس ِم
َّ اهلل ْ
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pembelajaran Metode
Pakistani Dalam Meningkatkan Kualitas Tahfizul Qur`an di Pondok
Pesantren Al-Ihsan”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal
ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Atas segala
kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini, penulis sangat
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA., Rektor Institut
Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
2. Ibu Dr. Esi Hairani, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
3. Ibu Reksiana, MA. Pd., Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
v
4. Ibu Hasanah M.Pd., dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Segenap Civitas akademik Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
terkhusus staf akademik Fakultas Tarbiyah Ibu Wasmini dan Ibu
Yuyun Siti Zaenab, S. Pd. I., yang sudah sabar melayani semua
kebutuhan akademik dan administrasi.
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-
Qur`an (IIQ) Jakarta. Khususnya yang telah memberikan berbagai
ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menjalani
masa perkuliahan.
7. Kepala dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
yang telah banyak membantu penulis dalam mengakses berbagai
informasi dan referensi.
8. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan Ustadzah Zainab Luthfi,
beserta para santri dan ustazah yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.
9. Orang tua penulis, yaitu aby Drs. A. Lahuri dan umy Masfufah
tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam
menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. terimakasih karena tidak pernah
lelah dalam memberikan dukungan baik berupa moril maupun
materil, serta tidak pernah berhenti untuk terus mendoakan anak-
anaknya, dan terimakasih yang sebesar-besarnya karena telak
mendidik penulis dari kecil hingga sekarang, dengan sebaik-baiknya.
10. Mba Ana Khani Jannah, Mas A. Anang Syaiful Rijal yang penulis
sayangi terimakasih sudah membantu dan memberikan arahan kepada
vi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Baik itu dari tenaga, doa,
ataupun materil.
11. Sahabat terbaikku, Suci Nurmaya sari, Rifka Khumairah Shalihah,
Ka Nur Afnayanti, Ika Arifah, Aisyah Zuhdi, Yasirotul Umuri,
teman-teman tarbiyah C, yang telah memberikan semangat, motivasi,
do‟a dan dukungan yang luar biasa kepada penulis, sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman - teman seperjuangan angkatan 2015 yang telah memberikan
semangat, doa, masukan dan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Hanya harapan dan do`a yang bisa penulis panjatkan kepada Allah
Subhanahu wa ta`ala. Semoga Allah Subhanahu wa ta`ala, memberikan
balasan dengan balasan yang terbaik di dunia maupun di akhirat, kepada
semua pihak yang telah membantu untuk memudahkan penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
vii
DAFTAR ISI
MOTTO ...................................................................................................... iv
ABSTRACK .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
viii
1. Pengertian Pembelajaran............................................................ 19
2. Pengertian Tahfiz Al-Qur`an .................................................... 20
3. Syarat-Syarat Menghafal Al-Qur`an .......................................... 22
4. Hikmah Menghafal Al-Qur`an .................................................. 25
5. Hukum Menghafal Al-Qur`an .................................................. 27
6. Etika Para Penghafal Al-Qur`an ................................................ 28
7. Keutamaan Menghafal Al-Qur`an ............................................. 31
8. Hal Yang Dapat Merusak Hafalan ............................................ 38
9. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menghafal
Al-Qur`an .................................................................................... 40
C. Metode Menghafal Al-Qur`an
1. Pengertian Metode .................................................................... 43
2. Macam-Macam Metode Menghafal Al-Qur`an ........................ 44
D. Metode Pakistani
1. Pengertian Metode Pakistani .................................................... 46
2. Kelebihan Metode Pakistani ..................................................... 47
3. Kekurangan Metode Pakistani .................................................. 48
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nama Guru-Guru Pondok Pesantren Al-Ihsan
Tabel 4.2 Sarana Prasarana Pondok Pesantren Al-Ihsan
Tabel 4.3 Ruang Kelas Pondok Pesantren Al-Ihsan
Tabel 4.4 Ruang Kantor Pondok Pesantren Al-Ihsan
Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Al-Ihsan
Tabel 4.6 Jadwal Pembelajaran Tahfiz Pondok Pesantren Al-Ihsan
Tabel 4.7 Target Pencapaian Program Tahfizul Qur`an
Tabel 4.8 Hasil Hafalan Tahun 2018
Tabel 4.9 Hasil Hafalan Tahun 2019
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah menyalin dengan penggantian huruf dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ Jakarta karya
Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo dan kawan-kawan tahun 2017 sebagai
berikut:
1. Konsonan
ا :a ط : th
ة :b ظ : zh
ث :t ع :„
ث : ts غ : gh
ج :j ف :f
ح :h ق :q
خ : kh ك :k
د :d ل :l
ذ : dz و :m
ز :r ن :n
ش :z و :w
س :s ي :h
ش : sy ء :„
ص : sh ي :y
ض : dh
2. Vokal
Fathah : a أ:a ْ
ى...´ : ai
Kasrah : i ى:î ْو....´ : au
Dhammah :u و:û
xii
3. Kata Sandang
xiii
d. Ta Marbûthah ()ة
Ta Marbûthah ( )ةapabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
ْاألَفئِ َد ِة : al-Af’idah
ِ انجب َ ِم َعت
ْْاإلسآل ِميَّت : al-Jâmi‘ah al-Islâmiyyah
Sedangkan ta marbûthah ( )ةyang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
ِ عَب ِمهَتٌْو
َْبصبَت : ‘Âmilatun Nâshibah
xiv
ABSTRACT
Nur Fatimatuzzahro, (15311590) With the title "Application of the
Pakistani Method in Improving Memory Quality in Tahfizul Qur'an
Learning at Al-Ihsan Islamic Boarding School, Banjarmasin"
xv
ABSTRAK
Nur Fatimatuzzahro (15311590), Skripsi dengan judul “Pembelajaran
Metode Pakistani Dalam Meningkatkan Kualitas Tahfizul Qur`an di
Pondok Pesantren Al-Ihsan Banjarmasin”
Menghafal Qur`an dibutuhkan sebuah metode yang efektif dan efesien untuk
memudahkan dalam menghafal Al-Qur`an, dan memperkuat hafalan.
Permasalahan yang sering dihadapi penghafal Al-Qur`an dalam
menggunakan sebuah metode biasanya hafalan yang sudah di hafal tidak
melekat (mutqin), karena metode yang digunakan hanya untuk menambah
hafalan, tapi tidak membuat hafalan menjadi mutqin. Oleh karena itu sangat
penting sebuah metode yang efektik dalam menghafal Al-Qur`an, sehingga
hafalan yang sudah di hafal dapat melekat (mutqin). Metode yang diterapkan
di Pondok Pesantren Al-Ihsan adalah metode Pakistani metode ini terdiri
dari Sabaq, Sabqi, Manzil. Metode Pakistani ini sangat efektif digunakan
untuk menghafal Al-Qur`an. Metode Pakistani tidak hanya untuk menambah
hafalan, tapi juga untuk memperkuat hafalan. Adapun rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran metode Pakistani dalam
meningkatkan kualitas Tahfizul Qur`an?. Untuk menjawab rumusan masalah
tersebut di perlukan sebuah Metode penelitian dan teknik pengumpulan data.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat
analisis deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi,
wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Dari hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa penerapan metode ini sangat efektif dalam meningkatkan
kualitas tahfizul Qur`an pada pembelajaran Metode Pakistani, dilihat dari
hasil hafalan para santri. Metode ini juga tidak hanya untuk mempermudah
dalam menghafal Al-Qur`an, tapi juga dapat memperkuat hafalan para santri,
dilihat dari tahapan pembelajaran Metode Pakistani.
Kata Kunci: Pembelajaran Metode Pakistani, Meningkatkan Kualitas
Tahfizul Qur`an
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014)
Cet ke-3, h.5
2
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 1. UU20-2003Sisdiknas.pdf, diakses pada tanggal 20 Juli 2019.
3
Muh Sain Hanafy, “Konsep Belajar dan Pembelajaran” , Vol. 19 No. 1 Juni
2014, h.74
1
2
4
Umi Rochyati, Masduki Zakaria, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Teknik
Digital Melalui Pembelajaran Berbasis Lesson Study, JPTK Vol. 19, No.1, Mei 2010. h.27
3
5
Sa’dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Qur’an, (Jakarta : Gema Insani 2008), h.1
6
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), h.3
4
7
Imam Jalaluddin As-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain, terj. Baharun Abubakar
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), h.984
5
8
Aji Indianto s, Kiat–kiat Mempertajam Daya Ingat Hafalan Pelajaran,
(Yoyakarta: Diva Press,2013) , hal. 11 – 12
6
B. Identifikasi Masalah
1. Pelaksanaan hafalan kegiatan Al-Qur`an di Pondok Pesantren Al-
Ihsan
2. Tentang keseriusan santri dalam mengikuti hafalan Al-Qur`n di
Pondok Pesantren Al-Ihsan
3. Upaya guru dalam meningkatkan kualitas hafalan santri di Pondok
Pesantren Al-Ihsan
4. Terdapat hubungan kemampuan menghafal Al-Qur’an dengan
metode yang di terapkan di Pondok Pesantren Al-Ihsan
5. Tentang kualitas hafalan Al-Qur`an di Pondok Pesantren Al-Ihsan
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan yang akan dibahas, maka
peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut: Penerapan metode
Pakistani dalam meningkatkan kualitas hafalan pada pembelajaran
Tahfidzul Qur`an di Pondok Pesantren Al-Ihsan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana pembelajaran metode pakistani dalam meningkatkan kualitas
Tahfizul Qur`an di Pondok Pesantren Al-Ihsan?
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
Untuk mengetahui pembelajaran metode Pakistani dalam
meningkatkan kualitas hafalan pembelajaran pada Tahfizul Qur`an di
Pondok Pesantren Al-Ihsan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini sangat berguna untuk :
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat praktis
1. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya tentang
pengajaran menghafal Al-Qur`an, sebab pada dasarnya upaya
peningkatan kualitas menghafal Al-Qur`an terus tetap digalakkan
sampai kapan pun.
2. Untuk menambah wawasan para pendidik Al-Qur`an dan
masyarakat umumnya dalam rangka membumikan bacaan Al-
Qur`an di Indonesia.
G. Tinjauan Pustaka
1. Qorry Syamsiah, skripsi dengan judul, “ Efektifitas metode jarimatika
terhadap prestasi menghafal Al-Qur`an MI Bait Qur`ani Ciputat”.
Tahun 2016. Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama
Islam Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada efektifitas atau pengaruh yang sangat
signifikan antara metode jarimatika terhadap prestasi menghafal
9
A. Meningkatkan Kualitas
1
Umi Rochyati, Masduki Zakaria, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Teknik
Digital Melalui Pembelajaran Berbasis Lesson Study, JPTK Vol. 19, No.1, Mei 2010. h.27
2
Arief Agoestanto, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Mata Kuliah
Pengantar Probilitas Melalui Lesson Study Dengan Pengajaran Berbalik Secara Team. Jurnal
Kreano Vol. 3, No.1, Juni 2012. h. 39
16
17
3
Arief Agoestanto, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Mata Kuliah
Pengantar Probilitas Melalui Lesson Study Dengan Pengajaran Berbalik Secara Team. Jurnal
Kreano Vol. 3, No.1, Juni 2012. h. 40
18
4
Joko Suriyanto, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study. Jurnal
JPTK, Vol.16, No.1, 11 Mei 2007, h.111
5
Moh Suardi, belajar dan pembelajaran, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018) h.7
6
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana
Prima, 2009) h.1
7
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru,
(Depok: PT raja Grafindo Persada, 2014) Cet ke-4, h.1
19
8
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014)
Cet ke-3 h.4
9
Asis Saefudin, ika Berdiati, Pembelajaran efektif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014) Cet ke-1 h.9
10
Undang-undang Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah,
Nomor 20 Tahun 2016, UU20-2016 Kemendikbud.pdf, diakses tanggal 18 Agustus2019.
20
11
Asep Usman Ismail, Al-Qur`an dan Kesejahteraan Sosial, (Tangerang: Lentera
Hati, 2012), h.1
12
A. Muhaimin Zen, Tahfizh Al-Qur`an Metode Lauhun, (Jakarta :Transpustaka,
2013), cet ke-1 h.3
21
13
Juju Saepudin, et.al., Membumikan peradaban Tahfiz Al-Qur`an, (Jakarta : Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2015) cet ke-1 h.23
14
Munzir Hitami, Pengantar Studi Al-Qur`an, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta,
2012) cet ke-1 h. 19.
15
Juju Saepudin, et.al., Membumikan Peradaban Tahfiz Al-Qur`an, (Jakarta: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama, 2015), h.29-30
22
ص فِ ْي َها ِ
ُ اح َها ُو ُج ْو ُد س ِّرااإل ْخ ََل
ِ
ُ ص ْوٌر قَائ َمةٌ َوأ َْرَو ُ األَ ْع َم
ُ ال
“ Amal itu bagaikan jasad, sedangkan ruhnya adalah
adanya rahasia keikhlasan di dalamnya”.
2. Tekad yang kuat
Tekad yang kuat dan sungguh-sungguh akan
mengantarkan seseorang ketempat tujuan, dan akan membentengi
atau menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin
16
Juju Saepudin, Membumikan Peradaban Tahfiz Al-Qur`an, (Jakarta: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2015) Cet Ke-1 h.29
17
A. Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh al-Qur`an, (Jakarta:
percetakonline.com, 2012) h.26
23
Izin dari orang tua, wali atau suami juga ikut menentukan
keberhasilan dalam menghafal Al-Qur`an. Apabila seorang anak
telah memperoleh izin menghafal dari orang tua atau wali, apabila
seorang istri telah memperoleh izin menghafal dari suami, maka
dia telah memiliki keluasan untuk mengatur waktunya guna
menghafal Al-Qur`an. Memang menghafal Al-Qur`an
18
Ragib Al-Sirjani, Cara Cerdas Menghafal Al-Qur`an, (Solo: Aqwam, 2007), h.36
24
5. Kontinuitas (Istiqamah)
19
A. Muhaimin Zen, Metode Pengajaran Tahfizh al-Qur`an, h.31
20
Yusuf Al-Qardhawi, Berinteraksi Dengan Al-Qur`an, (Doha: Gema Insan Press,
1997) h. 191
25
21
Muhammad Shahab Thahir, Quran Hafalan dan Terjemahan, (Jakata: Almahira,
2015), h.454
26
22
Juju Saepudin, dkk, Membumikan peradaban Tahfiz Al-Qur`an, hlm 27
23
Al-Qur`an dan Terjemah, (Jakarta: CV Pustaka Jaya Ilmu, 2014) h. 529
27
24
A. Muhaimin Zen, Tahfizh Al-Qur`an Metode Lauhun, h.17-18.
28
ُاصتُو ِ ُاصتُو
َّ اهلل َو َخ َّ اهلل َو َخ ِ ُى أ َْىل الْ ُقر: ال
ِ أ َْىل,آن ِ ول
َ َ َم ْن ُى ْ ؟ ق,اهلل َ يَ َار ُس
ُ ْ ُ ْ
25
)(رواه أحمد و إبن ماجة
“Dari Anas bin Malik r.a berkata: Rasulullah Saw. Bersabda
Sesungguhnya Allah memiliki orang khusus (Ahliyyin) dari
kalangan manusia. Mereka (para sahabat) bertanya, “wahai
Rasulullah siapakah mereka?” Beliau menjawab “mereka
adalah ahlu Al-Qur`an, Ahlullah dan orang khususnya.“
(HR. Ahmad 11870 dan Ibnu Majah 215)
25
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Mesir: Darul Hadits, 1995)
26
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyan Adab Penghafal Al-
Qur`an, terj. Umniyyati Sayyidatul Hauro‟, et.al. (Solo: Al-Qowam, 2014) h.48
29
27
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Mesir: Darul Hadits, 1995) h.861
28
Yusuf Al-Qardhawi, Berinteraksi Dengan Al-Qur`an, (Doha: Gema Insan Press,
1997) h.200
30
29
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Mesir: Darul Hadits, 1995)
30
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyan Adab Penghafal Al-
Qur`an, terj, Umniyyati Sayyidatul Hauro‟. et.al. Solo: Al-Qowam, h.53
31
31
Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Musim, (Mesir: Darul Hadits, 1995), h.775
32
Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyan Adab Penghafal Al-
Qur`an, terj. Umniyyati Sayyidatul Hauro‟, et.al. (Sukaharjo: Maktabah Ibnu Abbas, 2005)
h.15
33
33
Muhammad Ahmad Abdullah, Metode Cepat dan Efektif Menghafal Al-Qur`an,
(Jogjakarta: Garilmu, 2009) h.171
34
Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, (Mesir: Darul Hadits, 1995)
34
َ إِ َّن َر ُس:ال
ول ِ َعن أَبِْي ِو ر: اذ الْج َهنِ ِّي
َ َض َي اهللُ َع ْنوُ ق ٍ َعن س ْه ِل ب ِن مع
َ ْ ُ َُ ْ َ ْ
35
Abu Daud Sulaiman ibn „Asyats Ibn Ishak Ibn Basyir, Sunan Abu Daud, Jilid 2
(Beirut: Maktabah Al-„ishriyyah ), BaB Fii Tsawab Qira`atul Qur`an, h.70
35
ِ َ ت رس ِ ِِ
ِ َ َضي اهلل َع ْنوُ ق
ُصلَّى اهلل
َ ول اهلل ُ َ ُ ال َسم ْع ُ َ َع ْن أَبِي أ َُم َامةَ الْبَاىلي َر
36
Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Musim, (Mesir: Darul Hadits, 1995), h.775
37
Ahsin Sakho Muhammad, “Menghafalakan Al-Qur`an”, (PT Qaf Media
Karya:2017) h.27-30
36
ُال لَ و
ُ ض ى َع ْن وُ فَيُ َق
َ َ َع ْن وُ فَيَ ْر
َ ب ْار ُ س ُحلَّ ةَ الْ َك َر َام ِة َُّ َّ يَ ُق
ِّ ول يَ ا َر ُ َفَيُ ْل ب
39
)٤١٩٢ سنَة (رواه الترمذي ٍ ِ ُ اقْرأْ و ْار َق وتُ َز
َ اد ب ُك ِّل آيَة َح َ َ َ
38
Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Jakarta: Darul Hadits, t.t)
39
Muhammad bin Isa at-Tirmidzi, Shahih Sunan Attirmidzi, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2011)
37
2. Kurang Muraja‟ah
Hal selanjutnya yang dapat merusak atau bahkan
menghilangkan hafalan ialah kurangnya muraja`ah, waktu khusus
untuk mengulang hafalan. Ini dapat terjadi pada penghafal kala
sibuk beraktifitas hingga tidak disiplin dalam mengulang
hafalan.40 Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits.
40
Adi Hidayat, 30 Hari Hafal AL-Qur`an Metode At-Taisir, (Bekasi Selatan:
Institut Quantum Akhyar, 2018) Cet ke-7, h.39
41
Abu ‘Abdillah Muhammad Ibn Isma’il
39
42
Adi Hidayat, 30 Hari Hafal AL-Qur`an Metode At-Taisir, h.40
43
Sa‟dullah, 9 Cara Menghafal Al-Qur`an, ( Jakarta: Gema Insani, 2008), h.38
40
44
M. Ziyad Abbas, Metode Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta: Firdaus, 1993)
h.32
41
45
Ragib As-Sirjani, Cara Cerdas Hafal Al-Qur`an, (Solo: Aqwam, 2013) h. 55
46
Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, h.56-57
42
47
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur`an, (Jogjakarta:
Diva Press, 2012), h. 113-114
48
Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, “Metode tahfidz Al-Qur`an di Pondok
Pesantren Kabupaten Kampar”, dalam jurnal Ushuluddin, Vol.24 No.1, Januari-Juni 2016. h.
100
50
Samiudin,” Peran Metode Untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran”, dalam
jurnal Studi Islam, Vol. 11 No. 2, Desember 2016, h. 114
43
a. Metode Wahdah
Menghafal satu persatu ayat yang akan dihafal, setiap
ayat hendaknya dibaca sebanyak sepuluh kali atau lebih
hingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangan,
untuk kemudian membentuk gerak refleks dari lisan. Setelah
benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat seterusnya
hingga mencapai satu halaman. Setelah ayat dalam satu
halaman dihafal, tahap berikutnya menghafal urutan ayat
51
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h.21
52
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h.21
53
Cucu Susianti, “Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Al-Qur`An Anak Usia Dini” dalam jurnal Tunas Siliwangi, Vol.2 No.1 April
2016, h.10
44
54
Yusron Masduki, “Implikasi Psikologis Bagi Penghafal Al-Qur`an”, Medin-Te,
Vol. 18 No 1, Juni 2018, h.23
45
D. Metode Pakistani
1. Pengertian Metode Pakistani
55
Juju Saepudin, et.el., Membumikan peradaban Tahfiz Al-Qur`an, h.35-36.
56
Cucu Susianti, “Efektivitas Metode Talaqqi Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menghafal Al-Qur`An Anak Usia Dini” dalam jurnal Tunas Siliwangi, Vol.2 No.1 April
2016, h.14
57
Muhammad Sobur dan Bunyamin Yusuf Sanur, Memelihara Kemurnian Al-
Qur`an Profil Lembaga Tahfiz Al-Qur`an Di Nusantara, (Jakarta: Lajnah Pentashihan
Mushaf Al-Qur`an di Nusantara, 2011) h. 13
46
58
Wawancara dengan Pengasuh Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi, Banjarmasin,
13 Januari 2019
59
Jumal Ahmad, “Efektivitas Metode Pakistani di Pesantren Tahfidh Bina Qalbu”,
Skripsi, (Jakarta:2013), h.20.
60
Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi,
Banjarmasin, 19 Januari 2019.
47
61
https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/01/17/praktek-metode-tahfidh-
pakistani-di-pesantren-tahfidh-bina-qolbu/ diakses tanggal 25 April 2019
48
62
https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/01/17/praktek-metode-tahfidh-
pakistani-di-pesantren-tahfidh-bina-qolbu/ diakses tanggal 25 April 2019
BAB III
METODE PENELITIAN
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016) Cet.23 h.15
48
49
2
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian kulaitatif ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2004) h.4
3
Saifudin Azwar, Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1998),
h.38
50
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6
b. Sampel
4
Prasetyo Irawan, et.al, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka ) h.200
5
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian kulaitatif, h.157
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.80
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.81
8
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017) Cet ke-36, h.224
51
9
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1998), hal. 27.
10
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.157.
52
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang.12
Menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam buku Sugiyono
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa
belajar. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun
nonpartisipatif.
a. Observasi Partisipatif
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2017) Cet.25 h.137
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.145
53
b. Observasi Nonpartisipatif
13
Nana Syaodih Sukmadinata, metode penelitian pendekatan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010) Cet ke-6 h.220
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: Rinek Cipta, 1998) h.
147
15
Lukman Nur Hakim, “Ulasan Metodologi Kualitatif: Wawancara Terhadap Elit,
Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi”, Aspirasi Vol. 4, No 2, Desember
2013, h.167
54
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap
responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpulan data
mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula,
pengumpulan data. Supaya setiap pewawancara mempunyai
keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon
pewawancara.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa
instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul
data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering
55
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...h.203
56
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti tertulis,
metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menlusuri data historis. Dokumen tentang orang
atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial
yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif.18
Dokumentasi berupa file dokumen, foto-foto pondok
pesantren Al-Ihsan sekolah, asrama, dan rekaman dalam bentuk
audio.
4. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab19.
Uma Sekaran dalam buku sugiyono mengemukakan beberapa
prinsip penulisan kuesioner yaitu tipe dan bentuk pertanyaan. Tipe
pertanyaan dalam kuesioner dapat terbuka atau tertutup. Pertanyaan
terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk
17
Sutrisno Hadi, Metodologi Research jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h.
233
18
“Academia Edu”
https://www.academia.edu/38325973/Teknik_Pengumpulan_Data_Kaualitatif.pdf diakses
tanggal 2 Mei 2019.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.142
57
a. Reduksi Data
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.143
21
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian kulaitatif , h.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.335
58
akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.23
b. Penyajian Data
c. Tahap Kesimpulan
Langkah selanjutnya menurut Miles dan Huberman dalam
buku Sugiyono adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.25
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.247
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.249
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.252
59
G. Instrumen Penelitian
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.245
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.241
28
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi, (Bandung:
Rosdakarya Offest, 2005), h.161
60
NO KISI-KISI INDIKATOR
1. Sistem pendidikan a. Menyelidiki sistem perekrutan santri
tahfizul Qur`an b. Mengetahui pelaksanaan pendidikan di Pondok
Pesantren Al-Ihsan
c. Mendapatkan informasi tentang standarisasi lulusan
di Pondok Pesantren Al-Ihsan
2. Program Pondok a. Memiliki program-program pendidikan tahfizul
Pesantren Al-Ihsan Qur`an
b. Memilki program-program pendidikan diniyah
kitab kuning
c. Hasil pencapaian program tahfizul Qur`an di
Pondok Pesantren Al-Ihsan
3 Penerapan metode a. Memilki beberapa tahapan dalam menghafal Al-
Pakistani di Qur`an, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
Pondok Pesantren tahap akhir.
Al-Ihsan
29
Sugiyono, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.222
61
62
63
2
Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi,
Banjarmasin, 24 Mei 2019
64
b. Misi
a) Menyiapkan santriwati yang mampu membaca Al-Qur`an
dengan benar dan mampu menghafalkannya
b) Mendidik santriwati agar berakhlaqul karimah berdasarkan
Al-Qur`an dan sunah
c) Mendidik santriwati agar mampu menguasai ilmu agama
Islam
d) Menyiapkan santriwati yang mampu menjadi Daiyah dan
Madrasah Al-Ula bagi umat agar berguna untuk agama dan
bangsa3
4. Struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Ihsan
3
Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi,
Banjarmasin, 24 Mei 2019
65
Bagan 4.1
Pimpinan Pondok Pesantren
KH. Luthfi Yusuf, LC. MA
Santri
Ketua : Rahmania
Wakil Ketua: Hadzifah Ramadhani
a. Bagian Keamanan
Ketua: syarifah Millah
Wakil Ketua:
b. Bagian keibadahan
Ketua : Hidayatul Aulia
Wakil Ketua : Jauharoh Rif’ah
c. Bagian Istiqbal
a) Ketua : Hidayatus Sholeh
b) Wakil Ketua : Diana Bulqis Ustman
d. Bagian Dapur
a) Ketua : Halimah Nur Hasanah
b) Wakil Ketua: Rifka Nur Hikmah
e. Bagian Listrik
a) Ketua : Nur Asiah Mahmudah
b) Wakil Ketua: Rahma Muslikhah
f. Bagian Bahasa
a) Ketua : Nur Azkia
b) Wakil Ketua: Dewi Sabina Lukman
g. Bagian Kebersihan
a) Ketua : Aulia Kansa
b) Wakil Ketua : Wahyu Hidayat
h. Bagian Kesehatan
a) Ketua : Luthfiah Az-Zahro
b) Wakil Ketua : Luthfiah Rosyidah
i. Bagian Koperasi
a) Ketua : Siti Nur Lathifah
67
Tabel 4.1
a. Fasilitas
Tabel 4.2
NO Fasilitas Jumlah
1. Ruang Kelas 6
2. Masjid 1
3. Ruang Kantor 1
69
4. Kamar Mandi 6
5. Dapur 1
6. Tempat Wudhu 1
7. Aula 1
8. Gedung Asrama 2
9. Rak Sepatu 2
Tabel 4.3
b) Kantor
Tabel 4.4
3. Komputer 1
4. Lemari Buku 1
Tabel 4.5
4
Wawancara dengan Pembimbing Tahfiz Pondok Pesantren Al-Ihsan, Syifa,
Banjarmasin, 19 Januari 2019
72
Tabel 4.6
5
Wawancara dengan Pembimbing Tahfiz Pondok Pesantren Al-Ihsan, Syifa,
Banjarmasin, 19 Januari 2019
73
1. Tahap Observasi
C. Analisis Data
1. Sistem Rekrutmen dan Lulusan di Pondok Pesantren Al-Ihsan
b. Pelaksanaan pendidikan
a) Tahfiz
6
Wawancara dengan Pengasuh Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi, Banjarmasin, 23
Mei 2019
77
7
Wawancara dengan Pengasuh Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi, Banjarmasin, 23
Mei 2019
9
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisura,
(Jakarta: Transhop Printing, 2015) h.1
78
b) Diniyah
Berdasarkan pengamatan penulis, Pondok Pesantren
Al-Ihsan memiliki program pendidikan Madrasah Diniyah
Untuk program Madrasah Diniyah meliputi pembelajran,
Fikih, Akhlak, Hadis.
79
c) Standar Lulus
Standar lulus adalah suatu kriteria yang harus di
selesaikan bagi santri yang sudah menyelesaikan hafalannya.
Adapun standar lulus di Pondok Pesantren Al-Ihsan, sebagai
berikut:
(1) Memahami ilmu-ilmu tajwid
(2) Dapat menerapkan ilmu tajwid
(3) Menyelesaikan hafalan Al-Qur`an (30 Juz)
(4) Mengikuti khataman qubra. Yaitu para santri membaca 30
Juz Al-Qur`an bilghaib (dengan tidak melihat) Al-Qur`an
dalam waktu 2 hari, sistemnya yaitu hari pertama membaca
15 Juz, selanjutnya 15 juz dilanjutkan di hari kedua.10
10
Wawancara dengan Pengasuh Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi, Banjarmasin,
23 Mei 2019
11
Wawancara dengan Pembimbing Tahfiz Pondok Pesantren Al-Ihsan, Syifa,
Banjarmasin, 19 Januari 2019
80
Tabel 4. 7
2. Kelas Tahfiz
12
Wawancara dengan Pembimbing Tahfiz Pondok Pesantren Al-Ihsan, Syifa,
Banjarmasin, 23 Mei 2019
13
Wawancara dengan Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan, Thayibah, Banjarmasin,
23 Mei 2019
83
a) Tahap persiapan
Untuk tahap persiapan di wajibkan seluruh santri
untuk mengikuti pembelajaran tahsin, agar ketika mulai
menghafal Al-Qur`an, bacaan mereka sudah lancar. Bagi
santri yang belum bisa membaca Al-Qur`an, di bimbing dari
awal, di perkenalkan huruf-huruf hijaiyah dan makharijul
huruf nya, jika santri sudah menguasai huruf-huruf hijaiyah
beserta makhrajnya, dan baik dalam bacaannya, santri di
perbolehkan untuk ke tahap selanjutnya.
b) Tahap pelaksanaan (sabaq, sabqi, manzil)
c) Tahap akhir
Tabel 4.8
14
Wawancara dengan Pengasuh Pesantren Al-Ihsan, Zainab Luthfi, Banjarmasin,
23 Mei 2019
85
Tabel 4.9
Tahun 2019
1. Binti Salahuddin
2. Binti Bahrun
3. Binti Syamsuri
4. Binti Abu Dzar
5. Binti Muslihul Khuluq
6. Binti Adam
7. Binti Abdurrahman
15
Wawancara dengan Ustazah Pondok Pesantren Al-Ihsan, Syifa, Banjarmasin, 19
Januari 2019
88
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung disini adalah faktor-faktor yang mendukung
dalam pembelajaran Tahfizul Qur`an. Adapun faktor pendukung
dalam penerapan metode Pakistani adalah sebagai berikut:
1. Faktor pembimbing tahfiz yang sabar
Dalam sebuah pembelajaran sanagat penting peran
seorang guru atau pembimbing, pembimbing tahfiz di Pondok
Pesantren Al-Ihsan ini sangat sabar dalam memibimbing para
santri, sehingga para santri tidak merasa bosan ketika sedang
pembelajaran Tahfizul Qur`an.
2. Pemberian Motivasi
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada
Thayibah salah satu santri yang berprestasi, beliau
mengatakan bahwa:
89
16
Wawancara dengan Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan, Thayibah, Banjarmasin,
23 Mei 2019
90
17
Wawancara dengan Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan, Thayibah, Banjarmasin,
23 Mei 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan pengelolaan data yang diperoleh dari
observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket, mengenai penerapan
metode Pakistani dalam meningkatkan kualitas hafalan pada
pembelajaran tahfizul Qur`an di Pondok Pesantren Al-Ihsan.
1. Pondok Pesantren Al-Ihsan menerapkan metode Pakistani dengan
menggunakan sistem sabaq, sabqi, manzil dalam menghafal Al-
Qur`an. Adapun pengertian metode tersebut. Tujuan menggunakan
metode ini adalah untuk meningkatkan kualitas hafalan, dengan
metode ini para santri tidak hanya sekedar hafal, tapi hafalan yang
dimiliki menjadi mutqin. Kelebihan dari metode ini adalah membuat
para santri lebih rajin dalam menghafal, karena setiap harinya para
santri harus menyetorkan sabaq, sabqi dan manzil. Pelaksanaan
pembelajaran tahfiz berjalan dengan baik, sesuai dengan jadwal
yang ada. Adapun jadwal tahfiz di Pondok Pesantren Al-Ihsan
sebagai berikut: di mulai dari jam 08.00-10.00 untuk menyetorkan
Sabqi dan Manzil, pada jam 10.30-11.00 persiapan sabaq, pada jam
14.00-15.15 menyetorkan sabaq, kemudian pada jam 21.00-22.30
khalaqah Qur`an. Adapun peranan guru tahfiz yaitu membimbing
santri dalam menghafal Al-Qur`an sesuai tahapan. Para pembimbing
tahfiz akan menilai hafalan para santri yang sudah di setorkan.
Untuk penilaian sesuai kelancaran dan ketepatan tajwid dalam
menghafal. Jika hafalan nya lancar dan tajwidnya tepat, maka akan
mendapatkan nilai mumtaz.
2. Hasil hafalan dalam sebulan mereka dapat menyelesaikan 1 juz,
sehingga dalam 6 bulan dapat menyelesaikan 6 juz, dalam waktu 2
91
92
95
96
Pendidikan Formal
Jenjang Pendidikan Lembaga Tahun
SD MI Innayatushibyan II 2003-2009