Fitriyani1, Ilma Amalia2, Muhamad Lutfi Assidiq3, Muhammad Faris Rasyadan4, Dr. Opik
Taufik Kurahman, M.Ag5
Mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Gunung Djati Bandung1,2,3,4, Dosen Tetap Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung
Abstract
Islamic religious education is a subject that is practically present at every level of school, be it
public schools or schools that are specifically studying Islam such as madrasah Ibtidaiyah,
Tsanawiyah and 'aliyah. At this stage, in addition to the curriculum and other preparations, of
course the teaching materials are important and must be in the teaching-learning process which
will lead students to learning objectives according to the learning plan. Specifically, PAI
teaching materials will certainly not be separated from the basics of the Al-Qur'an and Sunnah as
the initial basis of learning PAI. However, in more detail the concept of developing PAI teaching
materials will discuss the meaning, principles and characteristics of teaching materials, the scope
of teaching materials, and the steps for making PAI teaching materials.
Abstrak
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang hamper ada di setiap jenjang sekolah
baik itu sekolah umum maupun sekolah yang memang secara khusus mendalami agama islam
seperti madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan ‘aliyah. Sampai pada tahap ini, selain kurikulum
dan persiapan lainnya, tentu saja bahan ajar menjadi sesuatu yang penting dan harus ada di dalam
proses belajat-mengajar yang nantinya akan mengantarkan peserta didik menuju tujuan-tujuan
pembelajaran sesuati dengan rencana pembelajaran. Secara spesifik, bahan ajar PAI tentu tidak
akan terkepas dari dasar Al-Qur’an dan Sunnah sebagai landasan awal dari pembelajaran PAI.
Namun, lebih rinci lagi konsep pengembangan bahan ajar PAI akan membahan mengenai
pengertian, prinsip dan karakteristik bahan ajar, cakupan bahan ajar, serta langkah-langkah
pembuatan bahan ajar PAI.
Pengaruh pengambangan bahan ajar ini sangat dominan terhadap perkembangan peserta
didik. Sebagai contoh, dalam penelitian menganai bahan ajar berbasis multimedia membuat
peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dan lebih lama berkonsetrasi dalam menyimak
pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Selain itu, pengembangan bahan ajar seperti ini
lebih membuat kesan terhadap peserta didik sehingga peserta didik memiliki memori yang lama
untuk mengingat pembelajaran yang diberikan.
Seringkali pendidik menganggap bahwa bahan ajar adalah sesuatu yang sulit untuk
disiapkan dna dipraktekkan. Hal ini membuat adanya kejenuhan dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran agama yang memiliki basis materi yang bersifat mutlak dan tidak bisa
diperdebatkan. Karenanya, penting untuk kita mengetahui lebih lanjut mengenai cakupan bahan
ajar dan pengembangannya yang lebih kreatif dan inovatif sesuai dengan tuntutan zaman ini.
Menurut National Center for Commpetency Based Training (2007), bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertlis maupun tidak
tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalha seperangkat materi
yang disusun secara sistematis, abik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. 1
Selain itu. Ada pula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks
yang diperlukan guru atau instrktur untuk perencanaan perencanaan dan penelasahn
implementasi pembelajaran. Pandangan-pandangan tersebut dilengkapi oleh Pannen (2001) yang
mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun
secara sistematis, yang diguanakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dalam cakupan yang lebih spesifik, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan agama
islam, bahan ajar berarti informasi,alat, dan teks yang dapat digunakan dalma proses
pembelajaran PAI yang bias menunjang jalannya pembelajaran dan menciptakan suasana belajar
yang lebih efesien.
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi peserta didik. Fungsi
bahan ajar bagi pendidik, antara lain:2
a) peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain
b) peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki
c) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing
1
Andi Prastowo, Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: DIVA Press, 2013. H.16
2
Diknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, Jakarta: Ditjen Diksdasmenum, 2004.
d) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihaya sendiri,
e) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri
f) sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari
atau dikuasainya
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam pembelajaran
individual, dan fungsi dalam pembelajaran kelompok
1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal: sebagai satu-satunya sumber informasi
serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran dalam hal ini peserta didik bersifat
pasif dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar), dan sebagai bahan
pendukung proses pembelaja yang diselenggarakan
2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual antara lain sebagai media utama dalam
proses pembelajar, sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses
peserta didik dalam memperoleh informasi serta sebagai penunjang media pembelajaran
individual lainnya.
3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok antara lain sebagai bahan yang
terintegrasi dengan proses belajar kelompok dengan cara memberikan informasi tentang
latar belakang maten, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar
kelompok, serta petunjuk rentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri, sebagai
bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik
Kegunaan bagi pendidik di antaranya sebagai berikut: pendidik akan memiliki bahan ajar
yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, bahan ajar dapat diajukan
sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan
pangkat, dan menambah penghasilan bagi pendidik iku hasil karyanya diterbitkan
ada enam komponen yang perlu kits ketahui berkaitan dengan unsur-unsur tersebut, sebe
gaimana diuraikan dalam penjelasan berikut
1. Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik. Di
dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada
peserta didik dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada
dalam bahan ajar tersebut.
2. Kompetensi yang akan dicapai
Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa
Sebagai pendidik, kita harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahan ajar yang kita
susun tersebut dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator
pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik Dengan demikian, jelaslah
tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik
3. Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat
melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah untuk menguasai
pengetahuan yang akan mereka peroleh. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh peserta
didik pun akan semakin komprehensif
4. Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan war. Dengan
demikian, kemampuan yang mereka pelajar akan semakin terasah dan terkuasai secara
matang
5. Penunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa lembar kertas
yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu
yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya.
6. Evaluasi
Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagan dan proses penilaian. Sebab,
dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepala peserta
didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai
serel mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, kms dapat mengetahui
efektivitas bahan ajar yang kita buat ataupun proses pembelajaran yang kita
selenggarakan pada umumnya Jika kemudian dipandang masih banyak peserta didik yang
belum menguasai, maka diperlukas perbaikan dan penyempurnaan kegiatan
pembelajaran.
Tujuan pembuatan bahan ajar PAI haruslan sesuai dengan tujuan pendidikan agama itu
sendiri yang mana pendidikan agama bukan hanya sekedar memberi pengetahuan tentang
keagamaan, melainkan justrul yang lebih utama adalah membiasakan peserta didik patuh dan taat
menjalankan ibadah dan berbuat serta bertingkah laku di dalam kehidupannya sesuai dengan
norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam agamanya.3 Secara umum, berikut tujuan dari
pembuatan bahan ajar:
3
M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Parktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.
Prinsip Bahan Ajar PAI
Di dalam GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) Pendidikan Agama Islam (PAI) di
sekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan sisi
dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhaikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bahan
Ajar Pendidikan Agama Islam adalah segala bentuk bahan/materi Ajar Pendidikan Islam yang
digunakan untuk membantu guru Pendidikan Agama Islam (PAI) atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang Pendidikan Islam. Materi yang diajarkan antara
lain : keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh.
Sumber ajaran atau bahan ajar pendidikan agama Islam yang utama adalah Al-Quran dan Al-
Sunnah, sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al-Quran dan Al-
Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari
Allah SWT. yang penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. penjelasan mengenai
sumber ajaran Islam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara bertahap
melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad Saw.
Sebagai sumber ajaran Islam yang utama Al-Quran diyakini berasal dari Allah dan mutlak
benar. Keberadaan Al-Quran sangat dibutuhkan manusia. Al-Quran juga berfungsi sebagai
hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus, itulah
sebabnya, ketika umat Islam berselisih dalam segala urusannya hendaknya ia berhakim kepada
Al-Quran.
b. Al-Sunnah
Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan ayat-
ayat Al-Quran dan hadits juga didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Menurut
sebagian ulama yang disebut belakangan ini Al-Sunnah diartikan sebagai sesuatu yang
dibiasakan oleh Nabi Muhammad Saw., sehingga sesuatu itu lebih banyak dikerjakan oleh Nabi
Muhammad Saw. daripada ditinggalkan.
Karakteristik pendidikan agama Islam secara umum diakui oleh para ahli dan pelaku
pendidikan negara kita yang juga mengidap masalah yang sama. Masalah besar dalam
pendidikan semantara ini adalah kuatnya dominasi pusat dalam menyelenggarakan pendidikan
sehingga yang muncul uniform–sentralistik kurikulum, model hafalan dan monolog, materi ajar
yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan karakter bangsa.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhan ada dalam lingkup Al-
Qur’an dan Al-Hadits, keimanan, akhlak fiqih/Ibadah dan sejarah sekaligus menggambarkan
bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan
dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk
lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).
Ada beberapa kritik tentang pola pendidikan agama secara umum. Bahwa pendidikan
agama biasanya identik dengan teknik menghafal, lebih ditekankan pada hubungan formalitas
antara hamba dengan Tuhan dan kurangnya penekanan pada penghayatan nilai-nilai agama.
Ruang lingkup materi PAI di dalam kurikulum 1994 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin
pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an-Hadist, keimanan, syari’ah,
ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima
unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih dan bimbingan ibadah serta tarikh yang
lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
4
Tian Belawati, dkk, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003.
Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima macam, yaitu bahan ajar yang
tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, dan
bahan ajar komputer
Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat
proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya, sehing ga peserta didik bisa langsung
mempergunakan (membaca, melihat, dan mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto,
diagram, display, model, dan lain sebagainya
bBahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa
dimanfaatkan dan/atau dipelajari peserta didik. Contohnya, slide. filmstrips, orerboad
transparencies, dan proyeksi komputer
Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam dalam suatu
media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan alat pemain (player) media rekam
tersebut, seperti tape compo, CD player, VCD player, multimedia player, dan lain sebagainya.
Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan lain-lain
d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang biasanya
berbentuk video tape player, VCD Bahan ajar video adalah bahan ajar yang memerlukan alat
pemutar yang biasanya berbentuk player, DVD player, dan video tape player, sebagainya Karena
VCD player bahan ajar ini hampir DVD player, dan mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan
ajar sebagainya ini juga memerlukan media rekam. Hanya saja, bahan ajar ini dilengkapi dengan
gambar. Jadi, dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara bersamaan.
Contohnya, video, film, dan lain sebagainya.
Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan ajar noncetak yang
membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar Contohnya, computer
mediated instruction dan computer based multimedia atau bypermedia
P. Pengadopsian
Pengadopsian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara
mengambil gagasan atau bentuk dari suatu karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, guru
mengadopsi gagasan atau bentuk model buku pelajaran PKn yang telah dikembangkan oleh
Pusat Perbukuan Depdiknas menjadi materi pembelajaran PKn yang baru, baik ke dalam wujud
modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, dan sebagainya.
Q. Perevisian
Perevisian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara
memperbaiki atas karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, seorang guru Seni Budaya telah
menulis buku pelajaran Seni Budaya yang dikembangkan dari Kurikulum 1994. Oleh karena
sekarang kurikulum itu tidak berlaku lagi, buku pelajaran bahasa Seni Budaya tersebut tidak
relevan lagi. Guru tersebut kemudian memperbaikinya berdasarkan standar isi yang sekarang
digunakan.
R. Penerjemahan
Penerjemahan merupakan proses pengalihan bahasa suatu buku dari yang awalnya
berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya ada buku berjudul ”Science Interaction”
yang dipandang cocok untuk pembelajaran IPA. Buku tersebut berbahasa Inggris, kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
S. Pengemasan Materi Pembelajaran, Hak Cipta, dan Penjiplakan
Setelah berhasil mengidentifikasi materi pembelajaran dan memilih sumber materi
pembelajaran, langkah selanjutnya adalah memutuskan dalam bentuk apa materi pembelajaran
tersebut disajikan kepada siswa. Penyajian materi pembelajaran ini terentang mulai dari
penyajian langsung dari sumber belajar (misalnya buku terbitan tertentu, koran, majalah, dan
lain-lain) hingga penyajian dalam bentuk materi pembelajaran yang dikemas oleh guru (misalnya
berupa hand out, diktat, buku, LKS, atau petunjuk praktikum). Petunjuk tentang pengemasan
materi pembelajaran yang dikembangkan guru dapat dilihat pada seksi selanjutnya, sedangkan
uraian di bawah ini difokuskan pada beberapa pertimbangan apabila pengemasan materi
pembelajaran tersebut tidak sekedar dipakai siswa pada sekolah Anda, namun untuk dicetak dan
dikomersialkan, dalam hal ini kita akan berkaitan erat dengan hak cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Belawati, Tian dkk, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003.
Bintek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdiknas Materi Umum, Jakarta: Direktorat Jenderal, 2008.
Diknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, Jakarta: Ditjen
Diksdasmenum, 2004.
Prastowo, Andi, Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: DIVA
Press, 2013.
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Parktis, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1998.