Anda di halaman 1dari 19

KONSEP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI

Fitriyani1, Ilma Amalia2, Muhamad Lutfi Assidiq3, Muhammad Faris Rasyadan4, Dr. Opik
Taufik Kurahman, M.Ag5

Mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Gunung Djati Bandung1,2,3,4, Dosen Tetap Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Abstract

Islamic religious education is a subject that is practically present at every level of school, be it
public schools or schools that are specifically studying Islam such as madrasah Ibtidaiyah,
Tsanawiyah and 'aliyah. At this stage, in addition to the curriculum and other preparations, of
course the teaching materials are important and must be in the teaching-learning process which
will lead students to learning objectives according to the learning plan. Specifically, PAI
teaching materials will certainly not be separated from the basics of the Al-Qur'an and Sunnah as
the initial basis of learning PAI. However, in more detail the concept of developing PAI teaching
materials will discuss the meaning, principles and characteristics of teaching materials, the scope
of teaching materials, and the steps for making PAI teaching materials.

Keywords: Concept, Teaching Materials, PAI

Abstrak
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang hamper ada di setiap jenjang sekolah
baik itu sekolah umum maupun sekolah yang memang secara khusus mendalami agama islam
seperti madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan ‘aliyah. Sampai pada tahap ini, selain kurikulum
dan persiapan lainnya, tentu saja bahan ajar menjadi sesuatu yang penting dan harus ada di dalam
proses belajat-mengajar yang nantinya akan mengantarkan peserta didik menuju tujuan-tujuan
pembelajaran sesuati dengan rencana pembelajaran. Secara spesifik, bahan ajar PAI tentu tidak
akan terkepas dari dasar Al-Qur’an dan Sunnah sebagai landasan awal dari pembelajaran PAI.
Namun, lebih rinci lagi konsep pengembangan bahan ajar PAI akan membahan mengenai
pengertian, prinsip dan karakteristik bahan ajar, cakupan bahan ajar, serta langkah-langkah
pembuatan bahan ajar PAI.

Kata Kunci: Konsep, Bahan Ajar, PAI


Pendahuluan
Pendidikan Agama Islam (PAI) mencakupi setidaknya empat pembahasan pokok yang
sedianya terdapat dalam materi yang diajarkan terhadap peserta didik yakni akidah (keimanan),
fikih (praktik ibadah), tarikh (sejarah) dan akhlak (nilai-nilai moralitas). Dari materi-materi
pembelajaran ini, tentu saja berbeda-beda bahan yang dipakai dan konsep penyampaiannya. Dari
banyaknya tujuan pembelajaran yang dibuat oleh pendidik, atau secara umum dibuat oleh dinas
sebagai acuan dasar dalam kegiatan belajar mengajar, haruslah terdiri dari bahan-bahan ajar yang
berkualitas dan sesuai dengan tingkat capaian akhir pembelajaran.

Sementara itu, instrument-instrumen yang terkait dengan capaian pembelajaran bukan


hanya melibatkan sekolah secara umum tetapi secara khusus ditangani oleh guru inti yang
mengampu mata pelajaran tersebut. Sebagai patokan, pendidik dengan alatar belakang
pendidikan islam tentu harus memiliki konsep pengambangan bahan ajar pendidikan islam yang
lebih eksplisif daripada pendidik yang lulus dari cabang pendidikan lain.

Pengaruh pengambangan bahan ajar ini sangat dominan terhadap perkembangan peserta
didik. Sebagai contoh, dalam penelitian menganai bahan ajar berbasis multimedia membuat
peserta didik lebih termotivasi untuk belajar dan lebih lama berkonsetrasi dalam menyimak
pembelajaran yang diberikan oleh pendidik. Selain itu, pengembangan bahan ajar seperti ini
lebih membuat kesan terhadap peserta didik sehingga peserta didik memiliki memori yang lama
untuk mengingat pembelajaran yang diberikan.

Seringkali pendidik menganggap bahwa bahan ajar adalah sesuatu yang sulit untuk
disiapkan dna dipraktekkan. Hal ini membuat adanya kejenuhan dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran agama yang memiliki basis materi yang bersifat mutlak dan tidak bisa
diperdebatkan. Karenanya, penting untuk kita mengetahui lebih lanjut mengenai cakupan bahan
ajar dan pengembangannya yang lebih kreatif dan inovatif sesuai dengan tuntutan zaman ini.

Pengertian Bahan Ajar PAI

Menurut National Center for Commpetency Based Training (2007), bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertlis maupun tidak
tertulis. Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalha seperangkat materi
yang disusun secara sistematis, abik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. 1

Selain itu. Ada pula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks
yang diperlukan guru atau instrktur untuk perencanaan perencanaan dan penelasahn
implementasi pembelajaran. Pandangan-pandangan tersebut dilengkapi oleh Pannen (2001) yang
mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun
secara sistematis, yang diguanakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam cakupan yang lebih spesifik, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan agama
islam, bahan ajar berarti informasi,alat, dan teks yang dapat digunakan dalma proses
pembelajaran PAI yang bias menunjang jalannya pembelajaran dan menciptakan suasana belajar
yang lebih efesien.

Fungsi Pembuatan Bahan Ajar

Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungi bahan ajar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi peserta didik. Fungsi
bahan ajar bagi pendidik, antara lain:2

a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar


b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif,
d) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitaanya dalam
proses pembelajaran dan merupakan secara kompetensi yang semestinya diajarkan
kepada peserta didik
e) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran

Fungsi bahan ajar bagi peserta didik, antara lain:

a) peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain
b) peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki
c) peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing

1
Andi Prastowo, Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: DIVA Press, 2013. H.16
2
Diknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, Jakarta: Ditjen Diksdasmenum, 2004.
d) Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihaya sendiri,
e) Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri
f) sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari
atau dikuasainya

Fungsi bahan ajar menurur strategi pembelajaran yang digunakan

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam pembelajaran
individual, dan fungsi dalam pembelajaran kelompok

1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal: sebagai satu-satunya sumber informasi
serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran dalam hal ini peserta didik bersifat
pasif dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar), dan sebagai bahan
pendukung proses pembelaja yang diselenggarakan
2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual antara lain sebagai media utama dalam
proses pembelajar, sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses
peserta didik dalam memperoleh informasi serta sebagai penunjang media pembelajaran
individual lainnya.
3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok antara lain sebagai bahan yang
terintegrasi dengan proses belajar kelompok dengan cara memberikan informasi tentang
latar belakang maten, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar
kelompok, serta petunjuk rentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri, sebagai
bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

Manfaat Pembuatan Bahan Ajar

Adapun manfaat atau kegunaan pembuatan bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu kegunaan bagi pendidik dan kegunaan bagi peserta didik

Kegunaan bagi pendidik di antaranya sebagai berikut: pendidik akan memiliki bahan ajar
yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, bahan ajar dapat diajukan
sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka kredit pendidik guna keperluan kenaikan
pangkat, dan menambah penghasilan bagi pendidik iku hasil karyanya diterbitkan

Kegunaan bagi peserta didik di anataranya: kegiatan pembelajaran menjadi lebih


menarik,, peserta didik lebih banyak mendapatkan ke sempatan untuk belajar secara mandiri
dengan bimbingan pendidik, dan peserta didik mendapaсkan kemudahan dalam mempelajari
setiap kompetensi yang harus di kuasainya

Unsur-Unsur Bahan Ajar yang Perlu Dipahami

ada enam komponen yang perlu kits ketahui berkaitan dengan unsur-unsur tersebut, sebe
gaimana diuraikan dalam penjelasan berikut

1. Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta didik. Di
dalamnya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada
peserta didik dan bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang ada
dalam bahan ajar tersebut.
2. Kompetensi yang akan dicapai
Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa
Sebagai pendidik, kita harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahan ajar yang kita
susun tersebut dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator
pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik Dengan demikian, jelaslah
tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik
3. Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat
melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah untuk menguasai
pengetahuan yang akan mereka peroleh. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh peserta
didik pun akan semakin komprehensif
4. Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah mempelajari bahan war. Dengan
demikian, kemampuan yang mereka pelajar akan semakin terasah dan terkuasai secara
matang
5. Penunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa lembar kertas
yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas atau kegiatan tertentu
yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya.
6. Evaluasi
Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagan dan proses penilaian. Sebab,
dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepala peserta
didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai
serel mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, kms dapat mengetahui
efektivitas bahan ajar yang kita buat ataupun proses pembelajaran yang kita
selenggarakan pada umumnya Jika kemudian dipandang masih banyak peserta didik yang
belum menguasai, maka diperlukas perbaikan dan penyempurnaan kegiatan
pembelajaran.

Tujuan Pembuatan Bahan Ajar PAI

Tujuan pembuatan bahan ajar PAI haruslan sesuai dengan tujuan pendidikan agama itu
sendiri yang mana pendidikan agama bukan hanya sekedar memberi pengetahuan tentang
keagamaan, melainkan justrul yang lebih utama adalah membiasakan peserta didik patuh dan taat
menjalankan ibadah dan berbuat serta bertingkah laku di dalam kehidupannya sesuai dengan
norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam agamanya.3 Secara umum, berikut tujuan dari
pembuatan bahan ajar:

1. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu,


2. menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar
3. memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan
4. agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik.

3
M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Parktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.
Prinsip Bahan Ajar PAI

a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan


Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan
pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan standar isi. Sebagai contoh, jika
kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran
yang diajarkan harus berupa fakta. Sedangkan jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa
berupa menggunakan sifat/konsep, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa
prinsip. Misalkan pada mapel PAI untuk KD: Menjelaskan hukum bacaan nun mati/tanwin dan
mim mati, maka materi pembelajarannya mencakup konsep atau hukum nun mati/tanwin dan
mim mati.

b. Prinsip konsistensi artinya keajegan


Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran
yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam.

c. Prinsip adekuasi (kecukupan)


Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu
banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu
untuk mempelajarinya.

Karakteristik Bahan Ajar PAI

Di dalam GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) Pendidikan Agama Islam (PAI) di
sekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan sisi
dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhaikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bahan
Ajar Pendidikan Agama Islam adalah segala bentuk bahan/materi Ajar Pendidikan Islam yang
digunakan untuk membantu guru Pendidikan Agama Islam (PAI) atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang Pendidikan Islam. Materi yang diajarkan antara
lain : keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh.
Sumber ajaran atau bahan ajar pendidikan agama Islam yang utama adalah Al-Quran dan Al-
Sunnah, sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami Al-Quran dan Al-
Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari
Allah SWT. yang penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. penjelasan mengenai
sumber ajaran Islam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Al-Quran
Al-Quran adalah kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara bertahap
melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad Saw.
Sebagai sumber ajaran Islam yang utama Al-Quran diyakini berasal dari Allah dan mutlak
benar. Keberadaan Al-Quran sangat dibutuhkan manusia. Al-Quran juga berfungsi sebagai
hakim atau wasit yang mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus, itulah
sebabnya, ketika umat Islam berselisih dalam segala urusannya hendaknya ia berhakim kepada
Al-Quran.
b. Al-Sunnah
Kedudukan Al-Sunnah sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada keterangan ayat-
ayat Al-Quran dan hadits juga didasarkan kepada pendapat kesepakatan para sahabat. Menurut
sebagian ulama yang disebut belakangan ini Al-Sunnah diartikan sebagai sesuatu yang
dibiasakan oleh Nabi Muhammad Saw., sehingga sesuatu itu lebih banyak dikerjakan oleh Nabi
Muhammad Saw. daripada ditinggalkan.
Karakteristik pendidikan agama Islam secara umum diakui oleh para ahli dan pelaku
pendidikan negara kita yang juga mengidap masalah yang sama. Masalah besar dalam
pendidikan semantara ini adalah kuatnya dominasi pusat dalam menyelenggarakan pendidikan
sehingga yang muncul uniform–sentralistik kurikulum, model hafalan dan monolog, materi ajar
yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan karakter bangsa.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhan ada dalam lingkup Al-
Qur’an dan Al-Hadits, keimanan, akhlak fiqih/Ibadah dan sejarah sekaligus menggambarkan
bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan
dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk
lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).
Ada beberapa kritik tentang pola pendidikan agama secara umum. Bahwa pendidikan
agama biasanya identik dengan teknik menghafal, lebih ditekankan pada hubungan formalitas
antara hamba dengan Tuhan dan kurangnya penekanan pada penghayatan nilai-nilai agama.
Ruang lingkup materi PAI di dalam kurikulum 1994 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin
pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an-Hadist, keimanan, syari’ah,
ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima
unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih dan bimbingan ibadah serta tarikh yang
lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Macam-macam Bahan Ajar


Bahan Ajar Menurut Bentuknya
Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, yaitu bahan cetak,
bahan ajar dengan bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif4
Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan disiapkan dalam kertas, yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Kemp dan Dayton, 1985),
Contohnya, handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau
gambar, dan model atau maket
Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem yang menggunakan sinyal
radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok
orang. Contohnya, kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio Bahan ajar pandang
dengar Gaudiovisual), yakni segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya, tideo compact disk dan
film
Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari dua atau lebih
media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi
atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suatu
presentasi Contohnya, compact disk interactive.
Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya

4
Tian Belawati, dkk, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2003.
Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima macam, yaitu bahan ajar yang
tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, dan
bahan ajar komputer

Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat
proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya, sehing ga peserta didik bisa langsung
mempergunakan (membaca, melihat, dan mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto,
diagram, display, model, dan lain sebagainya

bBahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa
dimanfaatkan dan/atau dipelajari peserta didik. Contohnya, slide. filmstrips, orerboad
transparencies, dan proyeksi komputer

Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam dalam suatu
media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan alat pemain (player) media rekam
tersebut, seperti tape compo, CD player, VCD player, multimedia player, dan lain sebagainya.
Contoh bahan ajar seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan lain-lain

d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang biasanya
berbentuk video tape player, VCD Bahan ajar video adalah bahan ajar yang memerlukan alat
pemutar yang biasanya berbentuk player, DVD player, dan video tape player, sebagainya Karena
VCD player bahan ajar ini hampir DVD player, dan mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan
ajar sebagainya ini juga memerlukan media rekam. Hanya saja, bahan ajar ini dilengkapi dengan
gambar. Jadi, dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara bersamaan.
Contohnya, video, film, dan lain sebagainya.

Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai jenis bahan ajar noncetak yang
membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar Contohnya, computer
mediated instruction dan computer based multimedia atau bypermedia

Bahan Ajar Menurut Sifatnya


Rowntree dalam Belawati, dkk. mengatakan hwa berdasarkan sifatnya, bahan ajar dapat
dibagi Menjadi empat macam, sebagaimana disebutkan berikut
a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku, pamflet, panduan belajar siswa, bahan
tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan dari majalah serta koran, dan lain
sebagainya.
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya adn cate, siaran radio, alale, filmstrips,
film, rad atte, sran relevisi, video inrerakol pater and dan multimedia.
c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, mualnya kit san, lembar observas,
lembar wawancara, dan lain sebagainya
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia terutama untuk keperluan
pendidikan jarak jauh), misalnya telepon, dan conferencing, dan lain sebagainya

Isi Bahan Ajar


Sementara itu, bila kita tinjau dari pengertian bahan ajar testatal material) yang secara
garis besar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam
rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan maka bahan
ajar mengandung i yang substansinya meliputi tiga macam, yaitu pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan sikap (nilai).
1. Pengetahuan
Pengetahuan meliputi fakta, konsep,. prinsip, dan prosedur. Namun terkadang, kita sulit
memberikan pengertian pada keempat materi pembelajaran tersebut.
2. Keterampilan
Keterampilan adalah mareri atau bahan pembelajaran yang berhubungan dengan antara
lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan
peralatan, dan teknik kerja. Ditinjau dari level terampilnya seseorang, aspek keterampilan
dapat dibedakan menjadi gerak awal, semi rutin, dan rutin (terampil). Keterampilan itu sendiri
perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, dengan memperhatikan aspek bakat, minat,
dan harapan peserta didik tersebut. Tujuannya, agar mereka mampu mencapai penguasaan
keterampilan bekerja (prevocational skill) yang secara integral ditunjang oleh keterampilan
hidup (life skill).
3. Sikap atau Nilai
Bahan ajar jenis skap atau naas adalah buhan pembelajaran yang berkaitan dengan sikap
dan antara lain nilai kebersamaan, yakni mampu berkelompok dengan yang lain yang bet uku,
agama dan strata social. Nila kejujuran, yakni mampu jajar dal melaksanakan observasi atan
ckapermen, w tidak mengulangi data hasil pengamatannya Nilai kasih sayang, yakni tidak
membedabedakan orang lain yang mempunyai karakter dan kemampuan sosial ekonomi yang
berbeda, kamssea sama-sama makhluk Tahan d Nilai tolong-menolong, yakni mau memba
orang lain yang membutuhkan tanpa meminta danmengharapkan imbalan apapun Nilai
Semangat dan minat belajar yakni mempunyai semangat, minat, dan rasa ingin tahu semangat
bekerja, yakni mempunyai rasa untuk bekerja keras dan belajar dengan giat.
Bersedia menerima pendapat orang lain dengan bersikap tidak alergi terhadap krim, sera
menyadari kesalahannya sehingga saran dari orang lain dapat diterima dengan hari terbuka
dan tidakmerasa sakit hati
Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar PAI
Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran, terlebih dahulu
perlu diketahui kriteria pemilihan materi pembelajaran. Kriteria pokok pemilihan materi
pembelajaran adalah SKL, SK, dan KD. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih
untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya
berisikan materi pembelajaran yang benar-benar menunjang tercapainya SK- KD. Dengan kata
lain, pemilihan materi pembelajaran haruslah mengacu atau merujuk pada SK-KD.5
Setelah diketahui kriteria pemilihan materi pembelajaran, sampailah kita pada langkah-
langkah pengembangan materi pembelajaran. Secara garis besar langkah-langkah pengembangan
materi pembelajaran meliputi:
1. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam SK-KD yang menjadi acuan
atau rujukan pengembangan materi pembelajaran;
2. mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran;
3. memilih materi pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah
teridentifikasi tadi;
4. memilih sumber materi pembelajaran dan selanjutnya mengemas materi
pembelajaran tersebut.
5
Bintek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Materi Umum, Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2008.
Secara lengkap, langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Perlu ditentukan
apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari siswa termasuk aspek
atau ranah:
A. Kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, analisis, dan
penilaian.
B. Psikomotorik yang meliputi gerak awal, semi rutin, dan rutin.
C. Afektif yang meliputi pemberian respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
Setiap aspek standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran atau
materi pembelajaran yang berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran.
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat
dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran
aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip
dan prosedur, seperti telah diuraikan di depan.
Memilih jenis materi yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Pemilihan jenis materi harus disesuaikan dengan kompetensi dasar dan standar
kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu, perlu diperhatikan pula jumlah atau ruang lingkup
yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi.
Sebagaimana disebutkan di point 2 di atas, materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi
apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada
satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru
akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Identifikasi jenis materi
pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya, sebab setiap jenis materi
pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem
evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan
adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan
metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan
diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, guru akan mengetahui apakah materi
yang harus diajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, sikap, atau psikomotorik.
3. Memilih sumber materi pembelajaran dan selanjutnya mengemas materi
pembelajaran.
A. Sumber Materi Pembelajaran
Setelah jenis materi ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan sumber materi
pembelajaran. Materi pembelajaran dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti buku
pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
B. Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai
sumber materi pembelajaran. Buku teks yang digunakan sebagai sumber materi pembelajaran
untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu
pengarang atau penerbit. Dalam hal ini dapat digunakan sebanyak mungkin buku teks sesuai
dengan kebutuhan agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
C. Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti
sangat berguna untuk mendapatkan sumber materi pembelajaran yang aktual atau mutakhir.
D. Jurnal (Penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat
untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai
hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji
kebenarannya.
E. Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber materi pembelajaran.
Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau materi pembelajaran, ruang
lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya.
F. Profesional
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan
perbankan misalnya ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu materi
pembelajaran yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang
yang bekerja di perbankan.
G. Standar Isi
Standar ini penting untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran, karena
berdasar itulah SKL, SK, dan KD dapat ditemukan.
H. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan
materi pembelajaran suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran- koran atau mingguan
menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apabila penerbitan
tersebut digunakan sebagai sumber materi pembelajaran.
I. Internet
Materi pembelajaran dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet guru dan
siswa dapat memperoleh segala macam sumber materi pembelajaran. Bahkan satuan pelajaran
harian untuk berbagai matapelajaran dapat diperoleh melalui internet. Bahan tersebut dapat
dicetak atau dikopi.
J. Media audiovisual (TV, video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula materi pembelajaran untuk berbagai jenis
mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara
melalui siaran televisi.
K. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, dan ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya,
teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber materi pembelajaran.
Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita
dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber.
L. Bahan Pertimbangan Pemilihan Materi Pembelajaran
Cakupan materi pembelajaran yang ”disajikan” untuk dipelajari siswa merupakan
keputusan yang relatif sulit, walaupun guru telah berhasil mengidentifikasikan materi
pembelajaran secara global dengan mencermati SK dan KD seperti yang telah diuraikan di atas.
Sebagai contoh, untuk mata pelajaran PAI mari perhatikan KD 3.2 pada kelas VII semester 1:
Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna. Dengan mencermati KD ini, tampak bahwa
materi pembelajaran ini sudah jelas berisi 10 nama Allah dalam Asmaul Husna, padahal untuk
memastikan 10 nama itu berupa tiga (3) hukum Newton tentang gerak, dan termasuk kategori
prinsip. Namun, seberapa dalam materi pembelajaran harus disampaikan kepada siswa? Apakah
sampai pada tataran kuantitatif? Kehidupan sehari-hari seperti apakah yang relevan dengan
kehidupan siswa baik sebagai siswa maupun sebagai generasi muda, dan warga negara?
M. Jenis Pengembangan
Terdapat beberapa jenis pengembangan materi pembelajaran, yakni jenis penyusunan,
pengadaptasian, pengadopsian, penerjemahan, dan perevisian .Di dalam istilah hak kekayaan
intelektual (HAKI), pengembangan materi pembelajaran tergolong ke dalam hak cipta yang
kepemilikannya ada pada pencipta. Terdapat beragam jenis ciptaan yang hak ciptanya dapat
dimiliki oleh pencipta, yakni penciptaan baru, penerjemahan, pengadaptasian, pengaransemenan,
pengalihwujudan, pengadopsian. Penciptaan baru merupakan karya pertama, sedangkan
penerjemahan, pengadaptasian, pengaransemenan, pengalihwujudan, pengadopsian merupakan
karya turunan (derivasi) dari karya pertama.
N. Penyusunan
Penyusunan merupakan proses pembuatan materi pembelajaran yang dilihat dari segi hak
cipta milik asli si penyusun. Proses penyusunan itu dimulai dari identifikasi seluruh SK dan KD,
menurunkan KD ke dalam indikator, mengidentifikasi jenis isi materi pembelajaran, mencari
sumber-sumber materi pembelajaran, sampai kepada naskah jadi. Wujudnya dapat berupa modul,
lembar kerja, buku, e-book, diktat, hand-out, dan sebagainya.
O. Pengadaptasian
Pengadaptasian adalah proses pengembangan materi pembelajaran yang didasarkan atas
materi pembelajaran yang sudah ada, baik dari modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat,
handout, CD, film, dan sebagainya menjadi materi pembelajaran yang berbeda dengan karya
yang diadaptasi. Misalnya, materi pembelajaran IPS diadaptasi dari buku teks pelajaran IPS yang
telah beredar di pasar (toko buku) yang disesuaikan dengan kepentingan mengajar guru.
Penyesuaian itu dapat didasarkan atas SK danKD, tingkat kesulitan, atau tingkat keluasan.
Materi pembelajaran yang baru dibuat diwujudkan ke dalam bentuk modul.

P. Pengadopsian
Pengadopsian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara
mengambil gagasan atau bentuk dari suatu karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, guru
mengadopsi gagasan atau bentuk model buku pelajaran PKn yang telah dikembangkan oleh
Pusat Perbukuan Depdiknas menjadi materi pembelajaran PKn yang baru, baik ke dalam wujud
modul, lembar kerja, buku, e-book, diktat, handout, dan sebagainya.
Q. Perevisian
Perevisian adalah proses mengembangkan materi pembelajaran melalui cara
memperbaiki atas karya yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, seorang guru Seni Budaya telah
menulis buku pelajaran Seni Budaya yang dikembangkan dari Kurikulum 1994. Oleh karena
sekarang kurikulum itu tidak berlaku lagi, buku pelajaran bahasa Seni Budaya tersebut tidak
relevan lagi. Guru tersebut kemudian memperbaikinya berdasarkan standar isi yang sekarang
digunakan.
R. Penerjemahan
Penerjemahan merupakan proses pengalihan bahasa suatu buku dari yang awalnya
berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya ada buku berjudul ”Science Interaction”
yang dipandang cocok untuk pembelajaran IPA. Buku tersebut berbahasa Inggris, kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
S. Pengemasan Materi Pembelajaran, Hak Cipta, dan Penjiplakan
Setelah berhasil mengidentifikasi materi pembelajaran dan memilih sumber materi
pembelajaran, langkah selanjutnya adalah memutuskan dalam bentuk apa materi pembelajaran
tersebut disajikan kepada siswa. Penyajian materi pembelajaran ini terentang mulai dari
penyajian langsung dari sumber belajar (misalnya buku terbitan tertentu, koran, majalah, dan
lain-lain) hingga penyajian dalam bentuk materi pembelajaran yang dikemas oleh guru (misalnya
berupa hand out, diktat, buku, LKS, atau petunjuk praktikum). Petunjuk tentang pengemasan
materi pembelajaran yang dikembangkan guru dapat dilihat pada seksi selanjutnya, sedangkan
uraian di bawah ini difokuskan pada beberapa pertimbangan apabila pengemasan materi
pembelajaran tersebut tidak sekedar dipakai siswa pada sekolah Anda, namun untuk dicetak dan
dikomersialkan, dalam hal ini kita akan berkaitan erat dengan hak cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Belawati, Tian dkk, Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2003.
Bintek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdiknas Materi Umum, Jakarta: Direktorat Jenderal, 2008.
Diknas, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar, Jakarta: Ditjen
Diksdasmenum, 2004.
Prastowo, Andi, Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: DIVA
Press, 2013.
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Parktis, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1998.

Anda mungkin juga menyukai