Disusun oleh :
IV B PGSD
Kelompok 6
Nur Hanifah 19108241023
Dian Dhini P 19108241043
Ayu Permadani 19108241076
Umaymah Nurul Azizah 19108241104
Alsa Sukma Pradani 19108241174
Alwi Hamed 19108244074
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Bahan Ajar
Inovatif ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Evy Nur Rochmah, S.Pd., M.Pd. pada mata kuliah
Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bahan ajar inovatif dan bagaimana mengembangkan
bahan ajar inovatif bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Evy Nur Rochmah, S.Pd.,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Media Pembelajaran Sekolah Dasar yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan2
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses penyusunan informasi dan
penataan lingkungan dalam proses penemuan ilmu pengetahuan. Tahapan-
tahapan dalam proses pembelajaran meliputi pemilihan, penataan, dan
penyampaian informasi dalam suasana lingkungan belajar, serta cara siswa
berinteraksi dengan sumber informasi yang sesuai. Pada kegiatan
pembelajaran, selalu ada pesan yang dikomunikasikan. Pesan ini dapat
berupa uraian tentang topik-topik tertentu, arahan guru kepada siswa tentang
langkah-langkah mempelajari topik-topik tertentu, daftar pertanyaan tentang
topik yang sudah dipelajari siswa atau umpan balik dan informasi-informasi
lainnya yang diperlukan (Heinich dan Molenda, 1996). Dalam proses
pembelajaran diperlukan bahan ajar bagi guru maupun siswa agar
pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Bahan ajar yaitu segala
sesuatu bahan atau alat yang dapat membantu guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak
tertulis yang dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan Bahan ajar mempunyai struktur dan sistematis, menjelaskan
struktur instruksional yang akan dicapai.
Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran bergeser dengan
adanya bahan ajar. Pada awalnya guru dianggap sebagai satu-satunya
sumber informasi di kelas, sementara siswa diposisikan sebagai penerima
informasi yang pasif dari gurunya. Bahan ajar yang ada membuat guru
bukan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar di dalam kelas
melainkan berperan sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan
siswa dalam belajar. Dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang
sesuai kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi pembelajar
yang aktif karena mereka dapat membaca atau mempelajari materi yang ada
dalam bahan ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas.
1
Bagi guru dan siswa bahan ajar sangat penting, karena sebagai pedoman
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dalam
pengembangan bahan ajar guru perlu memperhatikan hal-hal seperti
prosedur pengembangan bahan ajar dan faktor-faktor pertimbangan dalam
pengembangan bahan ajar. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
makalah ini akan membahas mengenai bahan ajar inovatif secara lebih jelas
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bahan ajar?
2. Bagaimana fungsi bahan ajar dalam proses pembelajaran?
3. Apa tujuan dari bahan ajar dalam pembelajaran?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar?
5. Apa saja jenis-jenis bahan ajar dalam proses pembelajaran?
6. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar?
7. Apa saja faktor yang dipertimbangkan dalam pengembangan bahan
ajar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar
2. Untuk mengetahui fungsi bahan ajar dalam proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui tujuan dari bahan ajar dalam pembelajaran
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
5. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan ajar dalam proses pembelajaran
6. Untuk mengetahui prosedur pengembangan bahan ajar
7. Untuk mengetahui faktor yang dipertimbangkan dalam pengembangan
bahan ajar
2
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh penulis dan pembaca setelah
membaca makalah ini yaitu mengetahui pengertian bahan ajar, fungsi bahan
ajar, tujuan bahan ajar dalam proses pembelajaran, prinsip-prinsip dalam
memilih bahan ajar, jenis-jenis bahan ajar, prosedur pengembangan bahan
ajar, dan faktor yang dipertimbangkan dalam pengembangan bahan ajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sistematika cara penyampaiannya disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya. Bahan ajar
biasanya dilengkapi dengan pedoman siswa dan pedoman untuk guru.
Pedoman-pedoman tersebut berguna agar mempermudah siswa dan juga
guru menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan. Bahan
pembelajaran dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan dapat
berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap, dan metode pembelajaran.
5
Bahan ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran.
Posisinya adalah sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan
kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan
guru, dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di dalam bahan
ajar. Dengan demikian, guru akan dapat mengurangi kegiatannya
menjelaskan pelajaran. Di kelas, guru akan memiliki lebih banyak waktu
untuk membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan siswa dan
dapat mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar
mandiri.
Fungsi dan Kegunaan Modul Sebagai salah satu bentuk bahan ajar,
modul memiliki fungsi sebagai berikut:
6
tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai
dengan Kurikulum yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan baik
standar isi, standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kemudian
karakteristik sasaran disesuaikan dengan lingkungan, kemampuan, minat,
dan latar belakang siswa. Dalam hal ini dipastikan bahan ajar akan memacu
proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ada. Berikut adalah tujuan dan manfaat bahan ajar :
7
Manfaat bagi siswa:
8
3. Bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc;
4. Bahan ajar video, seperti video dan film;
5. Bahan ajar (media) komputer, misalnya Computer Mediated Instruction
(CMI), Computer based Multimedia atau Hypermedia.
Ellington dan Race (1997) mengelompokkan jenis bahan ajar
berdasarkan bentuknya. Mereka mengelompokkan jenis bahan ajar tersebut
ke dalam 7 jenis.
1. Bahan Ajar Cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja
siswa, bahan belajar mandiri, bahan untuk belajar kelompok.
2. Bahan Ajar Display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart,
poster, model, dan foto.
3. Bahan Ajar Display Diam yang diproyeksikan, misalnya slide,
filmstrips, dan lain-lain.
4. Bahan Ajar Audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran radio.
5. Bahan Ajar Audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam,
misalnya program slide suara, program filmstrip bersuara, tape model,
dan tape realia.
6. Bahan Ajar Video, misalnya siaran televisi, dan rekaman videotape.
7. Bahan Ajar Komputer, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI)
dan Computer Based Tutorial (CBT).
Rowntree (1994) di sisi lain, memiliki sudut pandang yang sedikit
berbeda dengan kedua ahli di atas dalam mengelompokkan jenis bahan ajar
ini. Menurut Rowntree, jenis bahan ajar dapat dikelompokkan ke dalam 4
(empat) kelompok berdasarkan sifatnya, yaitu:
1. Bahan ajar berbasiskan cetak, termasuk di dalamnya buku, pamflet,
panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts,
foto, bahan dari majalah dan koran, dan lain-lain;
2. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti audiocassette, siaran
radio, slide, filmstrips, film, video cassette, siaran televisi, video
interaktif, Computer Based Tutorial (CBT) dan multimedia;
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, seperti kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain-lain;
9
4. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia
(terutama dalam pendidikan jarak jauh), misalnya telepon dan video
conferencing.
Mengacu pada pendapat ketiga ahli tersebut di atas maka bahan
ajar dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu jenis bahan ajar
cetak dan bahan ajar noncetak. Jenis bahan ajar cetak yang dimaksud dalam
adalah modul, handout, dan lembar kerja. Sementara yang termasuk
kategori jenis bahan ajar noncetak adalah realia, bahan ajar yang
dikembangkan dari barang sederhana, bahan ajar diam dan display, video,
audio, dan overhead transparencies (OHT).dalam modul.
1. Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau
penyampaian informasi (Kemp dan Dayton, 1985). Saat ini bahan ajar
cetak masih menjadi bahan ajar yang sangat baku untuk dipergunakan
secara luas di sekolah- sekolah. Bahan ajar cetak pada umumnya
digunakan baik oleh guru maupun siswa, dan saat ini produksi dan
penggandaannya dapat dilakukan langsung oleh sekolah-sekolah
dengan menggunakan mesin cetak, mesin fotokopiataupun mesin
duplikator.Fasilitas dan sarana untuk mengembangkan bahan ajar
cetak saat ini secara praktis tersedia di sekolah-sekolah.
Dari sudut pembelajaran, bahan ajar cetak lebih unggul
dibanding bahan ajar jenis lain. Hal ini karena bahan ajar cetak
merupakan media yang sangat canggih dalam hal mengembangkan
kemampuan siswa untuk mampu belajar tentang fakta dan mampu
mengerti prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan
argumentasi yang logis. Dalam hal kualitas penyampaian, bahan ajar
cetak dapat menyajikan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar
dua dimensi serta diagram. Selain itu, apabila biaya tidak menjadi
masalah, media cetak juga dapat dipresentasikan dengan dilengkapi
ilustrasi yang berwarna. Dari segi penggunanya, bahan ajar cetak ini
bersifat self-sufficient. Artinya, dapat digunakan langsung atau untuk
10
menggunakannya tidak diperlukan alat lain, mudah dibawa ke mana-
mana (portable) karena bentuknya relatif kecil dan ringan, informasi
yang ingin disampaikan dapat cepat diakses dan mudah dibaca secara
sekilas (browsing) oleh penggunanya.
Di samping memiliki beberapa kelebihan seperti di atas,
bahan ajar cetak pun tak luput dari kelemahan atau kekurangan.
Kekurangannya antara lain adalah tidak mampu mempresentasikan
gerakan, penyajian materi dalam bahan ajar cetak bersifat linear, tidak
mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan, diperlukan
biaya yang tidak sedikit untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus
dan dibutuhkan kemampuan membaca yang kuat dari pembacanya.
Terakhir, kelemahan utama dari bahan ajar cetak adalah sulit
memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami
kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar cetak tersebut dan
sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan-pertanyaan yang
diajukannyaterutama pertanyaan yang memiliki banyak jawaban atau
yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam, yang
termasuk kategori bahan ajar cetak adalah sebagai berikut :
11
lainnya.
Termasuk di dalamnya adalah
lembar kasus, daftar bacaan,
lembar praktikum, lembar
pengarahan tentang proyek dan
Lembar Kerja Siswa seminar, lembar kerja, dan lain-
lain. Lembar Kerja Siswa (LKS)
ini dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam situasi
pembelajaran.
12
a. Bahan Ajar Display
Jenis bahan ajar display agak berbeda sifat dan
karakteristiknya dengan jenis bahan ajar cetak maupun noncetak
karena isinya meliputi semua materi tulisan ataupun gambar yang
dapat ditampilkan di dalam kelas, kelompok kecil ataupun siswa
secara perorangan tanpa menggunakan alat proyeksi. Pada
umumnya, bahan ajar jenis display ini digunakan oleh guru pada
saat ia menyampaikan informasi kepada siswanya di depan kelas.
Contoh-contoh jenis bahan ajar display dalam modul ini di
antaranya adalah flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto, dan
realia.
b. Overhead Transparencies (OHT)
Overhead Transparencies (OHT) merupakan salah satu
jenis bahan ajar noncetak yang tidak memasukkan unsur-unsur
gerakan dan biasanya berupa imej tekstual dan grafik dalam
lembar transparan yang dapat dipresentasikan di depan kelas atau
kelompok dengan menggunakan Overhead Projector (OHP).
OHT sangat populer dan banyak digunakan guru dalam program
pembelajaran, terutama bermanfaat untuk bermacam-macam
pembe
c. Audio
Program audio adalah semua sistem yang menggunakan
sinyal radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar
oleh seseorang atau sekelompok orang. Namun, guru kadang
memandang remeh kontribusi suara, musik, dan kata-kata yang
diucapkan dalam proses pembelajaran. Suara, musik, dan kata-
kata dapat digunakan untuk pengajaran langsung, terutama untuk
pengajaran bahasa. Salah satu contoh program audio, misalnya
siaran radio.
Siaran radio dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran dan mampu menjangkau jumlah siswa yang banyak
13
dan tersebar. Di samping siaran radio, contoh lain program audio
adalah kaset audio. Kaset audio ini lebih menguntungkan
dibanding siaran radio karena dapat direkam dan digunakan siswa
kapan dan di mana pun mereka berada. Siswa juga dapat
mengontrol pemanfaatan kaset audio ini secara mandiri.
d. Video
Video dan televisi merupakan bahan ajar noncetak yang
kaya informasi dan lugas untuk dimanfaatkan dalam program
pembelajaran karena dapat sampai ke hadapan siswa secara
langsung. Di samping itu, video menambahsuatu dimensi baru
terhadap pembelajaran. Siswa dapat menemukan gambar di bahan
ajar cetak dan suara dari program audio, tetapi video dapat
memberikan gambar bergerak kepada siswa, di samping suara
yang menyertainya sehingga siswa merasa, seperti berada di suatu
tempat yang sama dengan program yang ditayangkan video.
Sedangkan yang termasuk kategori video adalah segala
sesuatu yangmemungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan
dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh program
video ini, antara lain adalah kaset video dan siaran televisi.
Program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran,
di antaranya dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga
kepada siswa dengan cara memperagakan proses sirkulasi darah
yang sangat kompleks, misalnya atau dapat melihat dengan nyata
sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin dapat dilihat. Program
video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan
kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke
waktu atau mempresentasikan studi kasus tentang kehidupan
sebenarnya yang dapat memicu diskusi siswa.
e. Bahan Ajar Berbasis Komputer
Penggunaan komputer untuk program pembelajaran terus
meningkat akhir-akhir ini. Pemanfaatan komputer untuk program
pembelajaran dapat langsung dioperasikan oleh siswa langsung
14
atau terkoneksi dengan komputer lain. Sedangkan yang termasuk
program komputer untuk pembelajaran adalah berbagai jenis
bahan ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk
menayangkan sesuatu untuk belajar.Komputer yang digunakan
siswa dalam proses pembelajaran biasanya berbentuk stand alone
atau komputer terminal yang terkait dengan komputer utama.
Jaringan kerja komputer (lokal, nasional atau pun internasional)
dapat memungkinkan siswa untuk akses ke database dari jarak
jauh. Selain itu, memungkinkan mereka juga untuk
berkomunikasi dengan pengguna komputer lainnya dengan
menggunakan e-mail atau computer conferencing. Informasi
dalam bentuk kata-kata, suara, gambar dan animasi, sekarang
tersedia untuk siswa dalam bentuk CD-ROM yang dihubungkan
dengan personal computer (PC).
15
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan
perilaku awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan
dengan penguasaan dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang
sudah dimiliki peserta. Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata tataran
itu? Sementara itu karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri
peserta.
Jika informasi tentang peserta sudah diketahui, maka implikasi
terhadap rancangan bahan ajar dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera
dikembangkan. Pengenalan yang baik terhadap perilaku awal dan
karakteristik awal peserta sangat diperlukan untuk menentukan kebutuhan
peserta dan kemudian merancang bahan ajar yang bermanfaat bagi peserta.
2. Perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan
atau diperhatikan yaitu:
a. Perumusan Tujuan Pembelajaran berdasarkan Analisis
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta
atau diagram tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik
kompetensi umum maupun kompetensi khusus. Kompetensi umum dan
kompetensi khusus, jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah
yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang berlaku, antara lain dengan
melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu Audience, Behavior,
Condition, Degree.
b. Pemilihan Topik Mata Tataran
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah
dilakukan, maka peserta sudah mempunyai gambaran tentang
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta melalui proses belajar.
Dengan demikian petatar juga dapat segera menetapkan topik mata
tataran dan isinya. Apa saja topik, tema isu yang tepat untuk disajikan
dalam bahan ajar, sehingga peserta dapat belajar dan mencapai
16
kompetensi yang telah ditetapkan? Apa saja teori, prinsip atau prosedur
yang perlu didiskusikan dalan bahan ajar?
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan
analisis instruksional yang telah penatar miliki. Selanjutnya penatar
juga dapat menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta
melakukan penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang
mata tataran termasuk encyclopedia, majalah, dan buku yang ada di
perpustakaan.
c. Pemilihan Media dan Sumber
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah
penatar memiliki analisis instruksional dan mengetahui tujuan
pembelajaran. Penatar diharapkan tidak memilih media hanya karena
media tersebut tersedia bagi penatar, disamping itu penetar diharapkan
juga tidak langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih
yang sudah semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang
perlu diingat, media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta
dalam proses belajar. Jadi pilihlah media yang dibutuhkan untuk
menyampaikan topik mata tataran, yang memudahkan peserta belajar,
serta yang menarik dan disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media
yang dapat membelajarkan peserta. Media itulah yang perlu
dipertimbangkan untuk dipilih
d. Pemilihan Strategi Pembelajaran
Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika
merancang aktivitas belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus
berhubungan dengan penentuan tema/ isu/ konsep/ teori/ prinsip/
prosedur utama yang harus disajikan dalam topik mata tataran. Hal ini
tidaklah terlalu sulit jika sudah memiliki peta konsep dari apa yang
ingin dibelajarkan. Jika sudah mengetahuinya maka bagaimana materi
itu disajikan, secara umum dapat dikatakan bagaimana struktuk bahan
ajarnya.
17
Berbagai urutan penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan
kejadian atau kronologis, berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab akibat
dan lain sebagainya.
3. Pengembangan
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk
mengembangkan bahan ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat
membantu untuk memulai pengenbangan bahan ajar yaitu:
a. Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari
penyususnan buku atau panduan praktik
b. Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan
c. Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal
d. Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan
pengalaman belajar kepada peserta
e. Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan
komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik,
bermanfaat dan efektif bagi peserta
f. Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar
juga berperan dalam membuat bahan ajar
g. Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif,
argumentatif dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami
maksud penatar.
18
Secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi bahan ajar yaitu :
a. Telaan oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta
ketepatan cakupan)
b. Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan,
bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
c. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan,
bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
d. Uji coba lapangan (Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar
dapat mencapai tujuan?) Apakah bahan ajar dianggap memadai dan
seterusnya.
19
mengenai kemungkinan dan ketersediaan bahan di lingkungan sekitar
serta budaya lokal yang dapat digunakan menjadi bahan ajar bagi suatu
topik dari bidang ilmu atau pelajaran. Dengan demikian dapat diperoleh
bahan ajar yang sahih isinya, akrab lingkungan dan berwawasan budaya
namun tidak mengandung miskonsepsi.
Keselarasan isi adalah kesesuaian isi bahan ajar dengan sistem
nilai dan falsafah hidup yang berlaku dalam masyarakat yang perlu
diakomodasikan dalam bahan ajar. Bahan ajar menjadi sarana untuk
penyampaian sistem nilai dan pembelajaran merupakan upaya
pelestarian sistem nilai. Dengan demikian, bahan ajar yang
mengabaikan sistem nilai merupakan materi belajar yang tidak tepat,
bahkan tidak dapat disajikan kepada masyarakat. Contohnya, untuk
menjaga kesehatan, minumlah air yang sudah dimasak. Prinsip tersebut
akhir-akhir ini menjadi salah satu prinsip kesehatan yang
dimasyarakatkan, mengingat bahwa air tanah di Indonesia saat ini sudah
tidak bebas polusi sehingga bukan merupakan air yang sehat untuk
diminum secara langsung. Di beberapa tempat prinsip tersebut tidak
dapat diterima karena sistem nilai masyarakatnya menyatakan bahwa
orang sehat tidak perlu meminum air yang dimasak, meminum air yang
dimasak hanya untuk orang sakit. Peran guru disini hendaknya
menyiasati kondisi seperti ini, bahan ajar yang dikembangan guru
sebaiknya dapat menjembatani perbedaan tersebut. Serta dapat
menjelaskan penerapan prinsip tersebut sedemikian rupa sehingga dapat
diterima oleh masyarakat dan menjadi selaras dengan nilai hidup
masyarakat tersebut.
2. Ketepatan Cangkupan
Ketepatan cangkupan berhubungan dengan isi bahan ajar dari
sisi keluasan dan kedalam materi, serta keutuhan konsep berdasarkan
keilmuan. Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar sangat berhubungan
dengan kebutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu. Keluasan,
kedalaman dan keutuhan topik yang akan disajikan kepada siswa
20
berlandaskan pada tujuan pembelajaran dari mata pelajaran. Setelah itu
baru mengembangkan bahan ajar materi pokok dan komponen
berdasarkan materi yang telah ditentukan. Guru dapat mengembangkan
bahan ajar dengan cara meminta siswa mencari gambar-gambar,
membuat kliping dan atau mencari ilustrasi berkaitan dengan materi
pembelajaran yang sesuai. Kedalaman dan keluasan isi bahan ajar
saling terkait satu sama lain dan keduanya sangat menentukan kadar
bahan ajar yang akan dikembangkan bagi siswa sesuai dengan jenjang
dimana siswa berada. Yang terpenting adalah acuan utama penentu
kedalaman dan keluasan isi bahan ajar adalah kurikulum, khususnya
tujuan pembelajaran umum maupun khusu, dan topik esensial dari suatu
mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum.
21
b. Penyajian materi yang sistematis
22
atau belajar). Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat
bantu bahan ajar adalah prinsip konsistensi, yaitu alat bantu yang
simbol atau bentuknya sama harus digunakan dengan arti yang
sama di semua isi bahan ajar untuk mata pelajaran tertentu. Alat
bantu yang simbol atau bentuknya sama hendaknya tidak
diguanakan untuk arti yang berbeda-beda dalam satu bahan ajar
yang sama. Misalnya gambar “tangan yang sedang menulis”
digunakan untuk arti “latihan” yang harus dikerjakann oleh siswa
secara tertulis. Hendaknya gambar yang sama jangan digunakan
untuk arti yang lain, seperti “pekerjaan rumah” atau ”perintah
mencatat”.
23
4. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa merupakan faktor penting dalam
mengembangkan bahan ajar. Penggunaan bahasa meliputi pemilihan
ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif dan
penyusunan paragraph yang bermakna, sangat berpengaruh terhadap
manfaat bahan ajar. Ragam bahasa mengacu pada ragam bahasa baku
atau formal dan ragam bahasa nonformal atau komunikatif. Ragam
bahasa baku jarang digunakan dalam pengembangan bahan ajar karena
terkesan kaku, formal dan cenderung membosankan. Ragam bahasa
yang digunakan dalam bahan ajar biasanya ragam bahasa nonformal
atau komunikatif yang lugas dan lues. Karena dalam bahasa
komunikatif, pembaca diajak untuk berdialog secara intelektual melalui
sapaan, pertanyaan, ajakan dan penjelasan, seolah-olah benar terjadi.
Penggunaan bahasa komunikatif akan membuat siswa merasa seolah-
olah berinteraksi dengan gurunya sendiri melalui tulisan yang
disampaikan dalam bahan ajar.
Ragam bahasa komunikatif dalam pengembangan bahan ajar
sangat dipengaruhi oleh pemilihan kata serta penggunaan kalimat yang
efektif, kaidah bahasa yang baik dan benar tidak ditinggalkan atau
dilanggar. Selain itu siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan sendiri
arti kata sukar melalui pertanyaan yang disiapkan dalam bahan ajar.
Penggunaan kalimat efektif menekankan perlunya penyampaian
informasi dilakukan melalui kalimat positif dan aktif, sedapat mungkin
menghindarkan penggunaan kalimat negatif dan pasif. Kalimat dalam
bahan ajar hendaknya kalimat sederhana, singkat, jelas dan hanya
memiliki makna tunggal untuk setiap kalimat. Keruntutan dan
kekompakan hubungan antar kalimat dalam sebuah paragraph
(koherensi) sangat penting untuk membuat suatu paragraph menjadi
bermakna. Kalimat yang runtut dan kompak akan memudahkan siswa
memahami ide/konsep yang disajikan dalam paragraph tersebut.
24
5. Pengemasan
Pengemasan pada bahan ajar hendaknya mempertimbangkan
beberapa hal berikut.
a) Teks yang terlalu padat dalam satu halaman membuat siswa lelah
membaca.
b) Bagian kosong (white space) dari satu halaman sangat diperlukan
untuk mendorong siswa mencoret-coret bagian kosong dengan
rangkuman atau catatan yang dibuat sendiri oleh siswa. Sediakan
bagian kosong secara konsisten dalam halaman bahan ajar.
c) Paduka grafik, poin dan kalimat pendek tetapi jangan terus-
menerus sehingga menjadi membosankan.
d) Gunakan sistem paragraph yang tidak rata pinggir kanan karena
paragraph tersebut lebih mudah dibaca.
e) Gunakan sistem penomoran yang benar dan konsisten untuk
seluruh bagian bahan ajar.
f) Gunakan dan variasikan jenis dan ukutan huruf untuk menarik
perhatian, tetapi jangan terlalu banyak sehingga membingungkan.
Pengemasan bahan ajar meliputi alat bantu belajar dalam bahan
ajar sehingga dapat dipelajari siswa secara mandiri. Dalam bahan ajar,
alat bantu belajar terdiri dari 3 kategori, yaitu akat bantu belajar
pendahuluan, alat bantu belajar pada uraian informasi pertopik dan alat
bantu belajar pada bagian bahan ajar cetak, sebagai berikut.
Pendahuluan :
1) Judul
2) Daftar isi
3) Peta konsep, diagram, pemandu awal
4) Tujuan pembelajaran
5) Tes awal
25
Uraian
1) Ringkasan awal
2) Pengacuan pada bagian bahan ajar lain
3) Judul bagian
4) Perintah/diskusi
5) Signposts (tanda verbal atau visual di bagian samping teks)
6) Rangkuman
Akhir
1) Senarai (dafttar kata sukar)
2) Tes akhir
3) Indeks
6. Ilustrasi
Penggunaan ilustrasi dalam bahan ajar memiliki beragam
manfaat antara lain membuat bahan ajar menjadi leboh menarik melalui
variasi penampilan sehingga bahan ajar menjadi menarik, komunikatif
dan membantu pemahaman siswa terhadap isi, memperjelas pesan atau
informasi yang disampaikan,. Ilustrasi bisa dibuat sendiri maupun
dibuatkan perancang grafis, atau diambil dari sumber lain tetapi harus
memberi sumber ilustrasi tersebut. Ilustrasi biasa digunakan dalam
bahan ajar antara lain tabel, diagram, grafik, kartun, foto, gambar,
sketsa, simbol dan skema.
26
7. Kelengkapan Komponen
Bahan ajar merupakan paket multikomponen dalam bentuk
multimedia. Paket tersebut mempunyai sistematika penyampaian dan
urutan materi yang baik meliputi penyampaian tujuan belajar, memberi
bimbingan tentang strategi belajar, menyediakan latihan yang cukup
banyak, memberi saran untuk belajat kepada siswa (pertanyaan kunci,
soal, tugas, kegiatan) serta memberikan soal untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa sebagai cara untuk mengukur kemampuan diri sendiri dan
umpan baliknya. Paket bahan ajar bersifat lengkap dalam satu paket
atau dapat dilengkapi dengan sumber informasi lain, panduan belajar
serta panduan guru.
3 komponen inti paket bahan ajar :
a. Komponen utama, berisi informasi atau topic utama yang ingin
disampaikan kepada siswa atau harus dikuasai siswa. Kebanyakan
berbentuk bahan ajar cetak misalnya, buku teks, modul dan buku
materi pokok.
b. Komponen pelengkap, terdiri dari bahan pendukung cetak (materi
pengayaan, bacaan, jadwal, silabus, peta materi), bahan pendukung
non cetak (peta materi dalam bentuk program computer, video,
kaset), panduan siswa (petunjuk belajar, latihan, tugas, kata-kata
sukar, tips), panduan guru (peta materi, petunjuk guru, konsep inti
topic atau bahasan, latihan, tugas, rangkuman materi) dan lainnya
yang diperlukan siswa untuk mempelajari suatu topic yang
disajikan melalui beragam media dengan kesatuan utuh.
c. Komponen evaluasi hasil belajar, terdiri dari soal/butir tes atau alat
evaluasi hasil belajar non tes yang dapat digunakan untuk tes
formatif siswa selama proses pembelajaran dan tes sumatif siswa
pada akhir semester. Komponen evaluasi hasil belajar ini terpisah
dengan komponen utama dan pelengkap.
27
Unsur-unsur dalam menyusun atau membuat bahan ajar yaitu:
a. Petunjuk Belajar
Petunjuk belajar merupakan salah satu komponen yang
sangat penting dalam bahan ajar, karena dengan petunjuk belajar
orang/instruktor yang akan menggunakan bahan ajar baik dari
pendidik maupun peserta didik bisa paham dan mengerti sesuai
dengan amanah dari pembuat bahan ajar.
28
ajar untuk mengeksplorasikan karya peserta didik sesuai dengan
petunjuk kerja yang ada.
f. Evaluasi
Keberadaan evaluasi dalam bahan ajar sangatlah penting,
karena dengan adanya evaluasi dapat menunjukkan indikator atas
berhasil atau tidaknya seorang peserta didik dalam mencapai
kompetensi yang dimaksudkan. Evaluasi yang diberikan harus
dapat mengcover dari indikator bahan ajar, serta sesuai dengan
materi yang ada dalam pembelajaran.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar dibagi menjadi dua jenis yaitu bahan ajar cetak dan non
cetak. Untuk menentukan penggunaan bahan ajar atau materi pembelajaran
perlu memperhatikan prinsip-prinsip diantaranya yaitu prinsip relevansi,
konsisten, dan kecukupan.
30
Bahan ajar yang baik yakni bahan ajar yang senatiasa terus
dikembangkan supaya sesuai dengan kebutuhan zaman. Apabila akan
melakukan pengembangan bahan ajar prosedur yang harus dilaksanakan
ialah analisis, perancangan, pengembangan, evaluasi dan revisi. Dan dalam
pengembangan ini juga perlu memperhatikan faktor-faktor sepert
Kecermatan isi, ketepatan cakupan, keterencanaan bahan ajar, penggunaan
bahasa, pengemasan, ilustrasi, dan kelengkapan komponen.
B. Saran
1. Pentingnya mengetahui dan memahami apa itu bahan ajar, apa saja
jenisnya, bagaimana penggunaannya, dsb supaya dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik.
2. Penggunaan bahan ajar tidak boleh sembarangan karena bahan ajar
ibarat pengganti guru, sehingga apabila pemilihannya tidak tepat maka
akan terjadi miskonsepsi pada peserta didik.
3. Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
31
DAFTAR PUSTAKA
32