Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANALISIS PENGEMBANGAN TEORI-TEORI PENDIDIKAN ISLAM

Tentang

Teori Bahan Ajar dan Analisis Pengembangannya

Disusun Oleh:

Verawati Ardilla
NIM. 2020010019

Dosen Pembimbing :

Dr. Rosniati Hakim, M.Ag

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

PASCA SARJANA (S2) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1442 H / 2020 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru perlu sangat perlu mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan
kurikulum, karakteristik sasaran, tuntutan pemecahan masalah belajar. Salah satu
masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat
dalam rangka membantu siswa mencampai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan
secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi tugas guru untuk
menjabarkan materi pokok. Dengan menerapkan bahan ajar yang telah
dikembangkan tersebut, dihadapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan
berjalan lebih optimal dan bervariasi pada akhirnya hasil belajar maupun aktivitas
peserta didik diharapkan juga meningkat.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah memperolehnya. Berbagai sumber atau
bahkan dari siswa itu sendiri. Pengembangan bahan ajar guru dapat
mengembangkan kecerdasan siswa dan dapat pula memberikan pengalaman
bermakna bagi siswa. Guru sebagai pengembangan bahan ajar hendaknya
mengetahui tentang apa dan bagaimana bahan ajar itu, sehingga guru dapat
mengembangkan bahan ajar supaya dapat menjadi panduan pengetahuan
mahasiswa calon guru untuk menghadapi tugasnya kelak sebagai guru dan
pengembangan bahan ajar. Supaya dapat menjadi panduan pengetahuan
mahasiswa dan calon guru untuk menghadapi tugasnya kelak sebagai guru dan
pengembangan bahan ajar.
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka kami akan
mengankat sebuah makalah yang berjudul “Teori Bahan Ajar dan Analisis
Pengembangannya”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan ajar?
2. Jenis-jenis bahan ajar?
3. Analisis pengembangan bahan ajar?
1
4. Tujuan dan fungsi bahan ajar?
5. Prinsip pengembangan bahan ajar?
6. Karakteristik bahan ajar?
7. Keunggulan dan keterbatasan bahan ajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian bahan ajar
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan ajar
3. Untuk mengetahui analisis pengembangan bahan ajar
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi bahan ajar
5. Untuk mengetahui prinsip pengembangan bahan ajar
6. Untuk mengetahui karakteristik bahan ajar
7. Untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan bahan ajar

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar
Secara umum bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang
disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar berisi materi
pembelajaran yang secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sikap
atau nilai.1
Bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat
diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang bersifat
khusus maupun yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran.2
Menurut para ahli pengertian bahan ajar adalah sebagai berikut:
1. Menurut Pails Ache bahan ajar adalah gabungan dari dua kata “teaching
material”. Maknanya terdiri atas teaching yang berarti mengajar dan material
yang berarti bahan. Jadi bahan ajar merupakan seperangkat materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
2. Menurut Suharsimi Arikunto memberikan pendapat tentang pentingnya bahan
ajar yakni bahan ajar merupakan inti yang ada dalam kegiatan
pembelajaran.karena memang bahan pembelajaran itulah yang diupayakan
untuk dikuasai pembelajar.3
3. Menurut Chomsin S, bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisikan
materi pembelajaran, metode-metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi
yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan sub kompetensi dengan
segala kompleksitasnya.4
4. Sedangkan menurut Opara dan Oguzor mengungkapkan bahwa bahan ajar

1
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 120
2
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2003), h. 96
3
Aida Rahmi dan hendra Harmi, Pengembangan Bahan Ajar MI, (Curup: LP2 STAIN Curup, 2013),
h.2
4
Ika Lestari, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Padang: Akademi, 2013), h.
1
3
adalah instructional materials are the audio visual materials
(software/hardware) which can be used as alternative channels of
communication in the teaching-learning process.5
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 Pasal 20,
diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang
kemudian dipertegas melalui peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain
mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi
pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan
demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu
sumber belajar.6
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran adalah suatu bahan/ materi pelajaran
yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
B. Jenis-jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beragam jenis, dari pengertian diatas bahwa
bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan
baik. Dengan demikian, bentuk bahan ajar paling tidak dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1. Bahan Ajar Cetak
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Guru dapat membuat handout dari
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang
akan dicapai oleh siswa.
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Buku
disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar,

5
Opara,and Oguzor, “Instructional Technologies and School Curriculum in Nigeria: Innovations
and Challenges. Perspectives of Innovations”, Economics & Business Volume 7, Issue 1, 2011. ISSN
1804-0519, h. 66
6
PP No. 19 Tahun 2005, Standar Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafik).
4
keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru
dan peserta didik dalam mendalami ilmu pengetauan sesuai dengan mata
pelajaran masing-masing.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh sebab
itu, modul harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan
dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk
kerja, evaluasi, dan balikan terhadap evaluasi. Dengan pemberian modul,
siswa dapat belajar mandiri tanpa harus dibantu oleh guru.
d. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara
mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas
yang berkaitan dengan materi. Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan
yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang
bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi
tersebut.
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa
halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan
singkat tetap lengkap tentang perusahaan atau organisas. Dengan demikian,
maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar selama sajian brosur
diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
f. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi
tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara
cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih
kompetensi dasar.
g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/ proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu.Wallchart biasanya masuk

5
dalam kategori alat bantu mengajar, namun dalam hal ini wallchart didesain
sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, wallchart harus
memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain memiliki kejelasan tentang
kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik,
diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya.
h. Foto/gambar
Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu
rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian
foto/gambar peserta didik dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya
menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
i. Model/ maket
Model/ maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang
hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa
dengan melihat benda aslinya yang berarti dapat dipegang, maka peserta
didik akan lebih mudah dalam mempelajarinya.7
2. Bahan Ajar Dengar (Audio)
Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan
perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar.
a. Kaset/piringan hitam/compact disk
Media kaset dapat menyimpan suara yang dapat secara berulang- ulang
diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan
ajar. Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau
pembelajaran musik.
b. Radio
Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar,
dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Program radio dapat dirancang
sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah
progam pembelajaran melalui radio. Seperti mendengarkan pengajian
langsung dicenel radio dais yang sedang berlangsung.8

7
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 174
8
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h.
216
6
3. Bahan Ajar Pandang Dengar (Audio Visual)
Audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua
jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat).
a. Video/Film
Umumnya progam video telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga
setiap akhir dari penayangan video, peserta didik dapat mengasai satu atau
lebih kompetensi dasar.
b. Orang/nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang
dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang maka seseorang
dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki ketrampilan khusus
tertentu.9
4. Bahan Ajar Interaktif
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media
(audio, teks, gambar, animasi, dan video)yang digunakan untuk mengendalikan
perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan ajar interaktif dalam
menyiapkan diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai
terutama dalam mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera, video dan
kamera foto.10
C. Analisis Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar tematik melibatkan sejumlah langkah yang
mesti ditempuh oleh seorang pengembang. Menurut Panduan pengembangan
Bahan Ajar yang diterbitkan Depdiknas “ada empat tahap pokok yang perlu
dilalui untuk mengembangkan bahan ajar, yaitu analisis kebutuhan bahan ajar,
menyusun peta bahan ajar, membuat bahan ajar berdasarkan struktur masing-
masing bentuk bahan ajar dan evaluasi bahan ajar”.
1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Analisis kebutuhan bahan ajar adalah proses awal yang harus ditempuh
dalam menyusun bahan ajar. Analisis ini bertujuan agar bahan ajar yang
dibuat sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
9
Syaiful Bahri Djaramah dan aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 124
10
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 181
7
Analisis ini meliputi tiga tahapan, yaitu analisis terhadap kurikulum, analisis
sumber belajar, dan penentuan sumber belajar serta judul bahan ajar.
Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses
pembuatan bahan ajar yang tidak bisa dipisah-pisahkan.
a. Menganalisis kurikulum
Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi
yang memerlukan bahan ajar yang kita buat benar-benar diharapkan dapat
menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang ditentukan.
Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai
berikut
1) Standar kompetensi
Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap dan
keterampilanyang diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan.
Standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar sebagai acuan
baku yang wajib dipenuhi dan berlaku secara nasional. Dalam konteks
pembuatan bahan ajar, maka tugas kita adalah menentukan standar
kompetensi yang ingin dipenuhi oleh peserta didik.
2) Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
untuk menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar,
maka dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan kompetensi dasar-
kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.11
3) Indikator ketercapaian hasil belajar
Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat
dijadikan sebagai acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten
atau tidaknya peserta didik. Setelah menganalisis kompetensi dasar,
maka indikator adalah hal berikutnya yang mesti kita analisis. Sehingga,
kita dapat mengetahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat.
4) Materi pokok
Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi
11
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), h. 16
8
pengetahuan, keterampilan atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh
pendidik agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang harus kita telaah.
Jadi, setelah menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis
materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam
menyusun isi bahan ajar.
5) Pengalaman belajar
Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh
pendidik supaya dilakukan oleh peserta didik agar mereka menguasai
kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas
dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Menganalisis sumber belajar
Analisis sumber belajar dilakukan apabila kita telah selesai melakukan
analisis kurikulum. Menurut Depdiknas dalam Prastowo “analisis sumber
belajar dilakukan terhadap tiga aspek, yaitu aspek ketersediaan, kesesuaian,
dan kemudahan dalam memanfaatkannya”.12
1) Aspek Ketersediaan
Kriteria ini berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar di
sekitar kita. Dalam hal ini, penting untuk diperhatikan bahwa dalam
mengupayakan sumber belajar diharapkan dipilih yang praktis dan
ekonomis, serta sudah ada di sekitar kita. Dengan begitu, kita tidak akan
kesulitan untuk menyediankannya.
2) Aspek Kesesuaian
Maksud dari kesesuaian di sini adalah bagaimanakah tingkat
kesesuaian sumber belajar tersebut dengan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Jadi, hal utama yang harus diperhatikan adalah kita
harus memahami benar kesesuaian sumber belajar yang dipilih dengan
tujuan pembelajaran yang ingin diraih. Apabila sumber belajar mampu
mendukung siswa dalam menguasai kompetensi belajar, maka sumber
belajar itu layak dipilih dan digunakan. Namun jika tidak, sebaiknya
jangan dipilih apalagi digunakan.
12
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, ( Yogyakarta: Diva Press, 2013), h. 335
9
3) Aspek kemudahan
Maksud kemudahan disini adalah mudah tidaknya sumber belajar
digunakan. Jika sumber belajar membutuhkan persiapan dan skill khusus,
perlu persiapan yang lama, serta membutuhkan perangkat pendukung lain
yang rumit, sekaligus kita sendiri juga belum mampu
mengoperasionalkannya, maka sebaiknya sumber belajar tersebut tidak
dipilih. Alangkah baiknya jika kita memilih sumber belajar yang
mudah dalam pengoperasiannya. Dengan demikian, sumber belajar
tersebut dapat secara efektif membantu peserta didik menguasai
kompetensi pembelajaran yang diharapkan.
Antara aspek ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan tersebut
harus terkandung dalam sumber belajar yang kita gunakan sehingga akan
mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.
c. Menentukan sumber belajar
Untuk memudahkan proses pemilihan sumber belajar tersebut, Sudjana
dalam Prastowo “menunjukkan dua kriteria yang biasa digunakan dalam
pemilihan sumber belajar, yaitu kriteria umum dan khusus.
1) Kriteria Umum
Secara umum, ketika memilih sumber belajar, hendaknya kita
memperhatikan empat kriteria yaitu:
a) Segi ekonomis maksudnya harga sumber belajar harus terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
b) Segi praktis dan sederhana maksudnya dalam penggunaannya tidak
diperlukan pelayanan atau pengadaan sampingan yang sulit dan
langka.
c) Segi kemudahan memperoleh maksudnya sumber belajar hendaknya
dipilih yang dekat dan mudah dicari.
d) Bersifat fleksibel maksudnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan pembelajaran atau dengan istilah kompatibel.13
2) Kriteria khusus
Ada sejumlah kriteria khusus untuk pemilihan sumber belajar.
Kriteria khusus tersebut anatara lain:

13
Aida Rahmi dan hendra Harmi, Pengembangan Bahan Ajar MI, (Curup: LP2 STAIN Curup, 2013),
h. 4
10
a) Sumber belajar dapat memotivasi siswa.
b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, maksudnya sumber belajar
yang dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang
diselenggrakan.
c) Sumber belajar untuk penelitian, maksudnya sumber belajar yang
digunakan hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara
teliti, dan sebagainya.
d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah, sumber belajar
hendaknya mampu mengatasi problem belajar siswa yang dihadapi
saat kegiatan belajar mengajar;
e) Sumber belajar dapat untuk presentasi, sumber belajar yang dipilih di
sini hendaknya bisa sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian
pesan.
d. Memilih dan menentukan bahan ajar
Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan
menentukan bahan ajar. langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik
untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-
langkah yang hendaknya dilakukan antara lain menentukan dan membuat
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan
kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik, serta menetapkan
jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analisis kurikulum dan analisis
sumber bahan.14
2. Menyusun Peta Bahan Ajar
Menurut Depdiknas penyusunan peta bahan ajar memiliki tiga kegunaan,
yaitu:
a. Untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis.
b. Untuk mengetahui bentuk sekuensi atau urutan bahan ajarnya
(sekuensi bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas
penulisan).
c. Untuk menentukan sifat dan bahan ajar apakah dependen atau independen.
14
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: Diva Press, 2014),
h.50-52

11
3. Membuat Bahan Ajar Berdasarkan Struktur Bentuk Bahan Ajar
Pada dasarnya, bahan ajar merupakan susunan bagian-bagian yang
kemudian dipadukan, sehingga menjadi sebuah satu kesatuan yang utuh dan
fungsional. Susunan atau bangunan bahan ajar inilah yang dimaksud
dengan struktur bahan ajar. Dalam mengembangkan bahan ajar, perlu
diperhatikan prosedur dan kaidah yang semestinya baik dalam arti kreatif,
inovatif, menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4. Evaluasi Bahan Ajar
Evaluasi bahan ajar dilakukan dengan tahap uji coba produk/uji lapangan
dilakukan sebelum bahan terpublikasikan. Hal itu dilakukan untuk melihat
keefektifan bahan ajar, apakah bahan ajar telah baik ataukah masih ada hal
yang perlu diperbaiki (direvisi). Teknik evaluasi dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain evaluasi dengan teman sejawat, evaluasi dari para
pakar, dan uji coba terbatas kepada siswa.15
D. Tujuan dan Fungsi Bahan Ajar
Adapun tujuan pengembangan bahan ajar adalah:16
1. Membantu siswa mempelajari sesuatu
Segala informasi yang didapat dari sumber belajar kemudian disusun
dalam bentuk bahan ajar. Hal ini kemudian membuka wacana dan wahana
baru bagi peserta didik karena materi ajar yang disampaikan adalah suatu yang
baru dan menarik.
2. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar
Pilihan bahan ajar yang dimaksud tidak terpaku oleh satu sumber saja
tetapi dari berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam
penyusunan bahan ajar.
3. Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran akan termudahkan
karena bahan ajar disusun sendiri dan disampaikan dengan cara yang
bervariatif.

4. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

15
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: Diva Press, 2014), h.
63-64
16
Noviarni, Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Aplikasinya Menuju Guru yang Kreatif dan
Inovatif, (Pekan Baru: Banteng Mulia, 2014), h. 51
12
Dengan berbagai jenis bahan ajar yang bervariasi, kegiatan pembelajaran
diharapkan tidak monoton dan hanya terpaku oleh satu sumber buku atau
didalam kelas saja
Secara garis besar, bahan ajar memiliki fungsi yang berbeda baik untuk
guru maupun siswa. Adapun fungsi bahan ajar untuk guru yaitu:17
1. Untuk mengarahkan semua aktivitas guru dalam proses pembelajaran
sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada
siswa.
2. Sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran. Dalam bahan ajar akan
selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan
kompetensi per tujuan pembelajaran.
Sedangkan fungsi bahan ajar bagi siswa yakni:
1 . Sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi
kompetensi yang harus dipelajari.
2 . Adanya bahan ajar siswa akan lebih tahu kompetensi apa saja yang harus
dikuasai selama progam pembelajaran berlangsung. Siswa jadi memiliki
gambaran skenario pembelajaran lewat bahan ajar.
Hal yang sama sependapat dengan Opara dan Oguzor bahwa fungsi
bahan ajar adalah:18
1. Sebagai intruksi yang tersusun secara sistematis untuk menfasilitasi proses
pembelajaran.
2. Membantu peserta didik untuk berinteraksi secara individual maupun
kelompok.
3. Memudahkan guru dalam mentranfer pelajaran.
4. Membantu peserta didik untuk belajar dengan kecepatannya mereka sendiri.
5. Memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa.
Prastowo dalam Ika Lestari mengungkapkan bahwa berdasarkan strategi
pembelajaran fungsi bahan ajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam
pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok.
1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

17
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, ( Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2012 ), h. 153-
154.
18
Opara,and Oguzor, 2011, “Instructional Technologies and School Curriculum in Nigeria:
Innovations and Challenges. Perspectives of Innovations”, Economics & Business Volume 7, Issue 1,
2011. ISSN 1804-0519, h. 70
13
a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali
proses pembelajaran.
b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:
a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.
b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa
dalam memperoleh informasi
c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.
3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan
cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi
tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta
petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri.
b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang
sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.19
E. Prinsip dalam Pengembangan Bahan Ajar
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi
pembelajaran meliputi:20
1. Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa
menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta
atau bahan hafalan.
2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat macam.
3. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang mampu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga

19
Ika Lestari, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Padang: Akademia
Permata), h. 8
20
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajar
Dalam Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 130
14
yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
F. Karakteristik Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beberapa karakteristik yaitu:
1. Self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat peserta didik mampu
membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Oleh
karena itu, di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan
jelas dan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit
atau kegiatan yang lebih spesifik.
2. Self contained yaitu bahan ajar yang tersaji untuk dipelajari peserta didik berisi
seluruh materi pelajaran dalam satu unit kopetensi dan sub kompetensi yang
dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.
3. Stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak
tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar lain.
4. Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
5. User friendly, setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.21
G. Keunggulan dan Keterbatasan Bahan Ajar
Menurut Mulyasa dalam Ika Lestari mengungkapkan bahwa ada beberapa
keunggulan dari bahan ajar. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakikatnya
peserta didik memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung
jawab atas tindakan-tindakannya.
2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar mengenai penggunaan standar
kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai oleh peserta didik.
3. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara
penyampaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara
pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
Selain keunggulan Mulyasa juga menambahkan bahwa ada beberapa
keterbatasan dari penggunaan bahan ajar. Adapun keterbatasan tersebut sebagai
21
Ika Lestari, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Padang: Akademia
Permata), h. 2

15
berikut:
1. Penyusunan bahan ajar yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Hal ini
dimaksudkan bahwa sukses atau gagalnya bahan ajar tergantung pada
penyusunannya.
2. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal,
karena setiap siswa harus mencarinya sendiri.
3. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan
manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional,
karena setiap siswa menyelesaikan bahan ajar dalam waktu yang berbeda-
beda,bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing.22

22
Ika Lestari, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Padang: Akademia
Permata), h. 8

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahan ajar dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bisa digunakan untuk
membentu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Bahan ajar
bukan sekedar buku pegangan guru atau siswa semata, tetapi bahan atau sumber
belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan memfasilitasi
siswa atau membentu siswa dalam memahami materi pokok atau konsep dari sumber
belajar tersebut dengan menyadarinya kebahasa yang mudah dipahami siswa.
Adapun langkah-langkah pokok dalam pembuatan bahan ajar yaitu
menganalisis kebutuhan bahan ajar, menyusun peta bahan ajar dan pembuatan
struktur bahan ajar bahan ajar. Dalam menganalisis kebutuhan bahan ajar meliputi
tahapan, yaitu analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan
sumber belajar serta judul bahan ajar.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis menyadari bahwa makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyarankan
pembaca tidak hanya cukup membaca materi ini akan tetapi mencoba mencari
referensi lain yang berkaitan demi hasil yang lebih baik lagi bagi pembaca, dan tidak
terkecuali bagi penulis. Terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Aan, 2012, Pengembangan Profesi Guru, Cet. I; Bandung: Pustaka Setia.
Majid, Abdul, 2011, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahmi, Aida, dan hendra Harmi, Pengembangan Bahan Ajar MI, Curup: LP2 STAIN Curup.
Mudlofir, Ali, 2013, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prastowo, Andi, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Yogyakarta: Diva Press.
____________, 2014, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Yogyakarta: Diva
Press.
Hamdani, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia.
Lestari, Ika, 2013, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, Padang: Akademi.
Mulyasa, 2003, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Mohammad Syarif Sumatri, 2016, Strategi Pembelajaran, Cet. II; Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Noviarni, 2014, Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Aplikasinya Menuju Guru yang
Kreatif dan Inovatif, Pekan Baru: Banteng Mulia.
Opara, and Oguzor, “Instructional Technologies and School Curriculum in Nigeria:
Innovations and Challenges. Perspectives of Innovations”, Economics &
Business Volume 7, Issue 1, 2011. ISSN 1804-0519.
PP No. 19 Tahun 2005, Standar Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafik.
Syaiful Bahri Djaramah dan aswan Zain, 2 0 1 0 , Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Wina Sanjaya, 2009, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana.

18

Anda mungkin juga menyukai