Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Disusun Oleh :

Klaudia karmenita deran (1986206009)

Indriani pertiwi (19862060 )

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MAHAKAM SAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karuni
anyalah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas
mengenai Administrasi Kurikulum Dalam Pendidikan. Adapun tujuan dari makalah ini untuk
memenuhi tugas dari bapak Andi Alif, M.Pd selaku dosen mata kuliah pengembangan bahan
ajar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dari bapak Andi Alif, M.Pd selaku dosen mata kulia
h pengembangan bahan ajar yang memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahu
an dan wawasan sesuai bidang studi kami.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan tulisan ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR.……………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………

A. Pengertian Bahan ajar…………………………………………………………………


B. Pengertian bahan ajar non cetak……………………………………………………….
C. Jenis jenis bahan ajar non cetak………………………………………………………..
D. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak ………………………………………………..
E. Validasi Bahan Ajar Non-cetak…………………………………………………………

BAB III PENUTU


P…………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk men
capai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran yang dilakukan. Gur
u dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan mema
nfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar al
at peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan informasi dan pesan-pesan pem
belajaran yang dibutuhkan peserta didik. Seiring kemajuan zaman, pendidikan dituntu
t untuk mampu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi
pemakainya. Penyampaian pembelajaran secara verbalistis dinilai kurang efektif dala
m menangani proses pembelajaran. Sehingga dengan memanfaatkan teknologi yang s
edang berkembang maka siswa dapat menikmati pembelajaran dengan lebih dinamis d
an menyenangkan. Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembe
lajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini diseb
abkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya d
ituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bahan ajar?
2. Apa pengertian bahan ajar non cetak?
3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar non cetak?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar.
2. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar
3. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar non cetak.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bahan ajar non cetak.
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca tentang non cetak.
2. Untuk meningkatkan kreativitas penulis dalam pembuatan makalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian bahan ajar


Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar me
miliki posisi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dar
i penjelasan guru di depan kelas. Keterangan-keterangan guru, uraian-uraian yang har
us disampaikan guru, dan informasi yang harus disajikan guru dihimpun di dalam bah
an ajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan
pelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau memb
elajarkan siswa. Bahan Ajar menurut Panne adalah bahan-bahan atau materi pelajaran
yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembalaj
aran.
Muhaimin dalam modul Wawasan Pengembangan Bahan Ajar mengungkapka
n bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu gur
u/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Abdul
Majid, Bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunaka
n untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. B
ahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar
atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang h
arus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Bahan Ajar atau
materi pembelajaran (instructional Material) secara garis besar terdiri dari pengetahua
n, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran t
erdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), ketrampilan dan sikap atau
nilai yang haurs dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang tela
h ditentukan. Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber dari berbagai disiplin ilm
u yang berumpun ilmu-ilmu sosial (social sciense) maupun ilmu-ilmu alam (natural sc
iense). Selanjutnya yang perlu diperhatikan ialah bagaimana cakupan dan keluasaan s
erta kedalaman materi atau isi dalam setiap bidang studi. Bahan ajar adalah seperangk
at sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis 4 dan menarik dalam r
angka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompete
nsi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1).
Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan dit
ulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu da
n menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya ad
alah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/
subtopik dan rinciannya (Ruhimat, 2011:152). Kemudian dari berbagai pendapat di at
as dapat disarikan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun seca
ra sistematis sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik ser
ta digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan i
mplementasi pembelajaran. Melihat penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa peran
seorang guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan k
eberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar da
pat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang m
emungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai kurikulum yang
berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi
kepadasiswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.

B. Pengertian Bahan Ajar Non Cetak


Bahan ajar diperlukan dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah baik gur
u maupun siswa. Proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar dapat mening
katkan nilai pengetahuan, nilai keterampilan, dan sikap siswa (Asrizal, A., Amran, A.,
Ananda, A., Festiyed, F., & Yana, W, A, 2017). Bahan ajar dapat diartikan bahan-bah
an atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prins
ip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
(Sungkono, 2013). Buku pegangan guru memiliki fungsi dalam memberi motivasi, me
ngembangkan kreasi, mengenali potensi dalam pembelajaran kepada siswa (Asrizal,
A., Amran, A., Ananda, A., & Festiyed, 2017).
Bahan ajar memiliki beberapa peran penting dalam proses pembelajaran dima
na peran pertama adalah pembelajaran yang lebih menarik, praktis, realistis dan berm
akna. Bahan ajar membuat pembelajaran sederhana, praktis, efektif dan dapat dipaha
mi oleh siswa. Peran kedua adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai-nilai siswa dalam proses pembelajaran. Peran ketiga adalah membuat belaja
r menjadi mudah, membantu menghafal hal-hal yang dibutuhkan. Peran keempat adal
ah membiarkan guru dan siswa berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam pembelaja
ran. Peran kelima adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa, menghemat waktu,
meningkatkan minat siswa, dan memfasilitasi retensi memori siswa. Peran lain dari ba
han ajar adalah untuk mengembangkan kepercayaan diri, aktualisasi diri, dan motivasi
siswa dalam belajar (Asrizal, A., Amran, A., Ananda, A., Festiyed, F., & Sumarmin,
R, 2018).
Menurut Gagne (1986), pembelajaran terdiri dari tiga komponen, yaitu kondisi
eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Komponen ini dapat dilihat pada Gambar
1 berikut dimana belajar merupakan: (a) interaksi antara ”keadaan internal dan proses
kognitif siswa” dengan ”stimulus dari lingkungan”, (b) proses kognitif tersebut mengh
asilkan suatu hasil belajar. 8 Menurut Prastowo (2014), bahan ajar non-cetak dapat dia
rtikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan teknologi dan berbasis in
formation comunicating teknology (ICT). Bahan ajar berbasis ICT adalah bahan ajar y
ang disusun secara sistematis untuk mencapai kompetensi serta dikembangkan dengan
menggunakan alat bantu komputer. LKS merupakan salah satu contoh dari bahan ajar
yang dapat dikembangkan menggunakan teknologi ICT (Oktantia, 2014).
Sedangkan menurut Sungkowo (2010), bahan ajar berbasis TIK adalah bahan
ajar yang disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat bantu TIK untuk men
golah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulas
i data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Dalam keg
iatan pembelajaran, penggunaan bahan ajar TIK memungkinkan siswa dapat mempela
jari suatu kompetensi dasar (KD) secara runtut, sistematis, interaktif dan inovatif sehi
ngga diharapkan semua kompetensi tercapai secara utuh dan terpadu. Berdasarkan pe
maparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar non-cetak ini merupakan bahan
ajar yang memanfaatkan komputer dalam mengolah informasinya yang disusun secara
sistematis sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai dan bertujuan untuk dapat mem
permudah proses pembelajaran.
C. jenia jenis bahan ajar non cetak
a. Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendenga
r sehingga menjadi proses pembelajaran). Penggunaan rekaman audio dalam pembelaj
aran merupakan sebuah strategi untuk membantu siswa (siswa) dalam membaca. Berd
asarkan pendapat para ahli pada makalah sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa baha
n ajar audio merupakan bahan ajar yang berkaitan dengan indra pendengaran dan yan
g mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran dan perasa
an pendengar sehingga menjadi proses pembelajaran. Bahan ajar audio ini memiliki k
arakteristik umum berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan yang be
rhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Karakteristik dari bahan
ajar audio dijelaskan oleh Prastowo (2014) dalam bukunya sebagai berikut.
a. Mengandung pesan auditif baik verbal maupun non verbal dan vokalisasi
b. Dapat mendorong pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian
c. Cocok untuk mengikuti pengarahan
d. Digunakan untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang didengar
e. Perolehan arti dari suatu konteks
f. Dapat untuk melatih memisahkan kata atau informasi yang relevan dan tidak rele
van
g. Meningkatkan kemampuan mengingat dan mengemukakan ide
h. Memberikan hasil belajar yang optimal dalam tugas-tugas memberi signal (lamban
g), rangkaian yang melibtakan keterampilan bahasa dan musik
i. Berguna untuk belajar keterampilan diagnosis yang melibatkan bunyi
b. Bahan Ajar Audio-visual
Bahan ajar Audio-visual merupakan sebuah alat bantu audio-visual yang berar
ti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan da
n kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Berdasarkan p
endapat beberapa ahli yang dibahas pada makalah sebelumnya, kesimpulan yang dida
pat adalah bahwa bahan ajar audio-visual ini merupakan bahan ajar yang berkaitan de
ngan indera penglihatan dan pendengaran yang dipergunakan dalam situasi belajar unt
uk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menyampaikan materi pelajaran.
Menurut Azhar (2003), bahan ajar audio-visual memiliki karakteristik atau ciri utama
sebagai berikut.
a. Bersifat linear.
b. Menyajikan visual yang dinamis.
c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan oleh pembuat sebelumnya.
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behavioristime dan kognitif.
f. Berorientasi pada guru dengan tingkat keterlibatan siswa rendah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan audio-visual untuk pem
belajaran yaitu:
a. Guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih
bahan ajar audio-visual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan

b. Guru juga harus mengetahui durasi bahan ajar audio-visual misalnya dalam
bentuk film ataupun video, dimana keduanya yang harus disesuaikan dengaN jam pela
jaran
c. Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan memberikan penjelas
an global tentang isi film, video atau televisi yang akan diputar dan
persiapan peralatan yang akan digunakan demi kelancaran pembelajaran. 1415
d. Aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru melak
ukan refleksi dan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Bahan ajar audio-visual memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan diuraikan
berikut ini. Adapun kelebihan bahan ajar audio-visual antara lain sebagai berikut.
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk k
ata-kata, tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti Objek yang terlalu be
sar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model, Obyek yang kec
il dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar. Gerak yang terlalu
lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi.
c. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal, Obyek yang
terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dll)
dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar,dll.
d. Baik untuk semua siswa karena dapat mendengar dan melihat.
e. Variatif karena jenisnya beragam, guru dapat menggunakan beragam film yang ada
kartun, tiga dimensi, empat dimensi, dan dokumenter.
f. Bisa diperlambat dan diulang, sehingga anak akan lebih jelas dan paham.
g. Dapat digunakan tidak hanya untuk satu orang.
Adapun kelemahan bahan ajar audio-visual sebagai berikut.
a. Terlalu menekankan pentingnya materi daripada proses pengembangannya dan teta
p memandang materi audio-visual sebagai alat bantu guru dalam
mengajar.
b. Bahan ajar audio-visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
c. Bahan ajar audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena b
ahan ajar audio-visual cenderung tetap di tempat dan dalam menggunakan video berar
ti memerlukan dua unit alat, yaitu VCD/DVD dan monitor TV, serta harganya relatif
mahal.
d. Sering dianggap sebagai hiburan TV.
e. Kegiatan melihat video adalah kegiatan pasif

c. Bahan Ajar Video

Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio-visual) yang dap


at digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak d
engar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan ser
entak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat di
lihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Dijelaskan pul
a bahwa untuk menghasilkan videopembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi
dan efektivitaspenggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperh
atikan karakteristik dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran tersebut ialah se
bagai berikut.
a. Clarity of Massage (kejelasan pesan).
b. Stand Alone (berdiri sendiri).
c. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya. 19
d. Representasi Isi.
e. Visualisasi dengan media, materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya t
eks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi.
f. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi.
g. Dapat digunakan secara klasikal atau individual. Seperti halnya dalam pembuatan p
royek video klip, film, iklan layanan masyarakat, website dan lain-lainnya,
pembuatan video pembelajaran pun membutuhkan tahapan dalam pembuatannya. Ad
apun tahapannya terbagi dalam 3 kategori besar yaitu: Pra Produksi, Proses Produksi
dan Pasca Produksi.
a. Pra produksi (sebelum pembuatan)
1) Telaah kurikulum.
2) Pemilihan materi/informasi yang akan disajikan.
3) Menganalisa target/ sasaran dari video tutorial yang dibuat.
4) Menganalisa dan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
5) Mencari dan mengumpulkan Referensi terkait.
6) Membuat Jadwal/Schedule Produksi.
b. Proses produksi, pembuatan video pembelajaran dilakukan secara urut karena
dalam prosesnya telah dibantu dengan adanya konsep serta jadwal yang telah tert
ata sebelumnya yaitu pada pra produksi.
c.Pasca Produksi, tahapan dimana video pembelajaran siap untuk dipublikasikan. Tah
apan ini meliputi, publikasi video dalam bentuk file.

d. Bahan Ajar Multimedia Interaktif

Pembelajaran berbasis multimedia adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaat


kan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar berger
ak (videodan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pe
makai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Multim
edia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang
dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehe
ndaki untuk proses selanjutnya. Elemen utama multimedia interaktif adalah teks, grafi
k, audio, video, dan animasi. Ada enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif y
aitu: kemudahan navigasi, kandungan kognisi, persentase informasi, integrasi media,
artistic dan estetika serta fungsi secara keseluruhan (Munir, 2008). Berdasarkan penjel
asan pada makalah sebelumnya, kesimpulan yang didapat adalah bahwa multimedia i
nteraktif merupakan multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat di
operasikan oleh pengguna, 22sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki
untuk proses selanjutnya
e. Bahan Ajar Display
Bahan ajar display merupakan bahan ajar non-cetak. Akan tetapi jenis
bahan ajar display agak berbeda sifat dan karakteristiknya jenis bahan ajar cetak maup
un non-cetak, karena di dalamnya termasuk semua materi tulisan ataupun
gambar. Pada umumnya, bahan ajar jenis display ini digunakan oleh guru pada
saat ia menyampaikan informasi kepada siswanya didepan kelas.Yang dimaksud deng
an bahan ajar display adalah flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto, dan realia. Di
splay memiliki tiga fungsi utama yaitu: display berfungsi sebagai media pendidikan, a
lat pengembang kreativitas, dan alat publikasi atau promosi. 24Jenis bahan ajar displa
y agak berbeda sifat dan karakteristiknya dengan jenis bahan ajar cetak maupun non-c
etak karena isinya meliputi semua materi tulisan ataupun gambar yang dapat ditampil
kan di dalam kelas, kelompok kecil ataupun siswa secara perorangan tanpa mengguna
kan alat proyeksi. Pada umumnya, bahan ajar jenis display ini digunakan oleh guru pa
da saat ia menyampaikan informasi kepada siswanya di depan kelas. Contoh-contoh je
nis bahan ajar display dalam modul ini diantaranya adalah flip-chart, chart, poster, pet
a, foto dan realia.

D. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak

Bahan ajar non-cetak atau sering disebut bahan ajar berbasis TIK memiliki per
an penting dalam proses pembelajaran yang didasari oleh karakteristik yang lebih ko
mpleks dibanding jenis bahan ajar lain. Menurut Sungkowo (2010), beberapa karakter
istik bahan ajar berbasis TIK sebagai berikut.
1. memanfaatkan keunggulan komputer (digital bahan ajar ataupun teknologi jaringan
/ computer network). 102. memanfaatkan teknologi multibahan ajar, sehingga suasana
pembelajaran menjadi menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi si
swa untuk belajar mandiri
3. memanfaatkan teknologi elektronik; di mana pendidik dan siswa, siswa dan sesama
siswa atau pendidik dan sesama pendidik dapat berkomunikasi dengan relatif mudah t
anpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
4. menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di kom
puter sehingga dapat diakses oleh pendidik dan siswa kapan saja dmeman di mana saj
a bila yang bersangkutan memerlukannya.
5. memanfaatkan Pertukaran Data (Information sharing) yang secara interaktif dapat d
ilihat setiap saat di komputer.
Menurut Sungkowo (2010) bahan ajar TIK memiliki keunggulan antara lain sebagai b
erikut.
1. Memberikan kemudahan begi pendidik dalam proses pembelajaran untuk menjelas
kan hal-hal yang abstrak.
2. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta mempunyai ke
tertarikan pada materi yang sedang dibahas.
3. Siswa dapat belajar atau menelaah bahan ajar sewaktu-waktu karena bahan ajar dap
at disimpan di komputer.
4. Pendidik dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstr
uktur dan terjadwal melalui jaringan internet, sehingga keduanya bisa saling menilai s
ampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
5. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan siswa dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkom
unikasi itu dilakukan dengan tampa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
6. Baik pendidik maupun siswa dapat melakukan diskusi dan berintekrasi melalui fasil
itas-fasilitas internet yang dapat dilakukan secara berkelompok.

E.Validasi Bahan Ajar Non-cetak


1. Pengertian Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang digunakan menunjukkan kevalid dan atau kes
ahihan suatu tes. Suatu tes akan dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hend
ak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria. Validitas b
erasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu al
at ukur (Djamas, D., 2015). Dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan suatu alat yang 25
digunakan untuk mengukur ketepatan atau kesahihan suatu instrument yang dibuat.

2. Komponen Validasi Bahan Ajar Non-cetak


Komponen validitas menurut Depdiknas (2008) mengenai pengembangan bahan ajar s
ecara umum dijelaskan bahwa kriteria yang dinilai oleh pakar mencakup komponen kelayaka
n isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian, dan komponen kegrafisan.
a. Validitas Kelayakan Isi
Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang harus diuk
ur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang henda
k diukur. Depdiknas (2008) yang menyatakan komponen kelayakan isi mencakup: kesesuaian
dengan KI, KD, kesesuaian dengan perkembangan anak, kesesuaian dengan kebutuhan bahan
ajar, kebenaran substansi materi pembelajaran, manfaat untuk penambahan wawasan, kesesua
ian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial.
b. Validitas Komponen Penyajian
Penyajian bahan ajar cetak merupakan suatu subjek yang menunjukan kualitas bahan
yang dikembangkan. Depdiknas (2008) yang menyatakan komponen penyajian mencakup: ke
jelasan tujuan (kriteria) yang ingin dicapai, urutan sajian, pemberian motivasi, daya tarik, inte
raksi (pemberian stimulus dan respond), kelengkapan informasi.
c. Validitas Komponen Kebahasaan
Validitas bahasa merupakan suatu subjek menunjukan penyusunan bahasa yang digun
akan dalam mengembangkan bahan ajar. Susunan bahasa sesuaidengan EYD serta meliputipe
milihan bahasa yang beragam, memiliki bahasa yang komunikatif, penggunaan kalimat efekti
f yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa serta dikemas dalam bentuk yang menarik.
Depdiknas (2008) yang menyatakan kebahasaan antara lain mencakup:keterbacaan, kejelasan
informasi, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, pemanfaatan bah
asa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)”. Apabila pembuatan bahan ajar memerhatik
an komponen dari kriteria 26kebahasaan ini dengan baik maka informasi yang disampaikan te
rsalurkan dengan baik.
d. Validitas Komponen Keagrafikan
Kriteria kegrafisan maksudnya adalah bagaimana tampilan dan desain dari sebuah bah
an ajar.Depdiknas (2008) selanjutnya menjelaskan bahwa komponen kegrafisan antara lain m
encakup: penggunaan font; jenis dan ukuran, layout atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto, des
ain tampilan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bahan ajar cetak adalah peran
gkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajara
n yang dituangkan. Sedangkan bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajar
an yang dituangkan dalam teknologi non-cetak. Kelebihan bahan ajar cetak mampu m
embelajarkan sendiri para siswa, bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-
hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, mampu membelajarkan pesert
a didik. Sedangkan bahan ajar non-cetak adalah dapat menampilkan kombinasi antara
gambar dan gerakan, dapat menggabungkan semua unsur media sperti teks,video, ani
masi, image, grafik, memanfaatkan keunggulan komputer. Sehingga suasana pembelaj
ran menjadi menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk
belajar mandiri disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kap
an saja dan dimana saja.
B. Saran
Untuk menanggulangi kekurangan dari bahan ajar cetak dan non-cetak yaitu guru har
us menyediakan fasilitas yang lengkap untuk menunjang bahan ajar. Guru harus mem
punyai skill yang sesuai dengan bahan ajar yang digunakan. Skill guru bisa di dapatka
n guru melalaui membaca buku, belajar dari guru senior serta kursus.

DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/ACER/Downloads/toaz.info-makalah-jenis-bahan-ajar-cetak-da
n-bahan-ajar-non-cetakdoc-pr_7a2b1b4759fda1b0e2463171c949ec9d.pdf
https://www.scribd.com/document/541759981/Pengertian-Dan-Jenis-Bahan-Aja
r-Non-Cetak

Anda mungkin juga menyukai