Disusun oleh:
1
2023 M/1444 H
BAB I
PENDAHULUAN
1 Mimin haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), hlm. 2007
2
kompetensi dan kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.2
Penyampaian bahan ajar tidak lepas dari peran seorang guru, sehingga
guru tidak akan dapat melaksanakan peranannya apabila guru tidak
menguasai bahan ajar.3 Yang harus dikuasai guru adalah bahan bidang studi
dan kurikulum sekolah serta bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. 4
Komponen-komponen utama kurikulum yaitu tujuan, alat atau media,
metode, bahan ajar dan penilaian. Kelima komponen tersebut saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Dengan berpedoman pada komponen kurikulum tersebut interaksi
pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung. Selain harus
menguasai bahan ajar, guru juga harus dapat menggunakan metode, buku
sumber dan media atau alat pembelajaran yang relevan dengan bahan ajar
yang akan disampaikan.5 Perlakuan ini diperlukan agar seorang guru tidak
salah dalam menyampaikan bahan ajar tersebut kepada siswa.
Bahan ajar yang disampaikan harus diidentifikasi terlebih dahulu, apakah
termasuk aspek kognitif, afektif, psikomorik atau gabungan beberapa jenis
materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan,
maka seorang guru akan mendapat kemudahan dalam tata cara
mengajarkan materi ajar kepada siswa, sebab setiap materi ajar memerlukan
strategi pembelajaran atau metode, media dan sistem penilaian yang
berbeda.
Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain: petunjuk belajar
(petunjuk siswa atau guru), kompetensi yang akan dicapai, informasi
3
pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja, dan
Evaluasi.6
Melihat fenomena di atas, guru harus mampu mengembangkan bahan
ajar, salah satunya pada mata pelajaran fiqh, misalnya dengan menggunakan
metode dan media pembelajaran mengajar yang bervariasi dan dapat
menarik perhatian siswa. Karena dalam sebuah pembelajaran tidak jarang
ditemukan banyak siswa yang kurang berminat mengikuti pembelajaran,
maka dari itu proses pembelajaran harus didesain agar bisa membuat siswa
lebih aktif, semangat dan tidak jenuh atau membosankan, karena hal ini bisa
memudahkan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Guru hendaknya mengembangkan bahan ajar fiqh tersebut dengan
menggunakan metode dan media pembelajaran yang bervariasi, yang relevan
dengan materi fiqh yang akan disampaikan. Sehingga, tujuan pembelajaran
yang sudah dirancang secara sistematis dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka di rumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Konsep Dasar Bahan Ajar?
2. Bagaimana Klasifikasi Bahan Ajar?
3. Bagaimana Analisis Kebutuhan Bahan Ajar?
4. Bagaimana Pembelajaran Fiqh secara Konsep dan Karakteristiknya?
5. Bagaimana Teknik penyusunan bahan ajar mata pelajaran fiqh di MTs?
6. Bagaimana Analisis Kolom Kebutuhan Bahan Ajar Mapel Fiqh di MTs?
6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset,
2009), hlm. 173
4
BAB II
PEMBAHASAN
7 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga, (Jakarta: PT. Balai
Pustaka, 2005), hlm. 87
8 Ibid.,hlm. 17
5
alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktor untuk perencanaan
dan penelaahan implementasi pembelajaran.9
Bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan ajar ini siswa
diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan
yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan ajar. Bahan
ajar pada hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi
yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang
digunakannya.10
6
(learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan untuk hidup
bersama (learning to live together) serta holistis dan authentic, dengan
tujuan sekaligus untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.13
2. Fungsi Bahan Ajar
Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi
bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi guru
dan siswa.14
a. Fungsi bahan ajar bagi guru
1) Menghemat waktu guru dalam mengajar
2) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang
fasilitator
3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
interaktif
4) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang semestinya diajarkan kepada siswa
5) Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran
b. Fungsi bahan ajar bagi siswa
1) Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa yang
lain
2) Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki
3) Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing
4) Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri
5) Membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri
6) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.
13 Ibid.., hlm. 139
14 Ibid..,hlm. 139-140
7
3. Tujuan dan Manfaat Pembuatan Bahan Ajar
Setidaknya ada empat macam, tujuan pembuatan bahan ajar, yaitu:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang
sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. 15
Manfaat pembuatan bahan ajar bagi guru, yaitu:
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai
kebutuhan siswa
b. Tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh
c. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi
d. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam
merancang bahan ajar
e. Bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya
diri kepada gurunya
f. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran
g. Dapat diajukan sebagai karya yang dinilai untuk menambah angka
kredit untuk keperluan kenaikan pangkat. 16
Ada tiga manfaat bahan ajar bagi siswa, yaitu:
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
b. Akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara
mandiri dengan bimbingan pendidik
15 Ibid, hlm. 141
16 Ibid.
8
c. Akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompotensi
yang harus dikuasainya.17
4. Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar
Dalam buku panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan
Depdiknas diungkapkan bahwa ada enam prinsip pembelajaran yang
perlu diperhatikan untuk penyusunan bahan ajar, yaitu:
a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret
untuk memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah memahami
suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah
atau sesuatu yang konkret, sesuatu yang nyata di lingkungan siswa.
b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman. Suatu informasi yang
diulang-ulang akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun,
pengulangan dalam penulisan bahan ajar harus disajikan secara tepat
dan bervariasi sehingga tidak membosankan.
c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa, misalkan guru mengucapkan “ya bagus”, “ya kamu
cerdas” terhadap hasil siswa agar mereka tetap semangat dalam
belajar.
d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar. Guru dapat memberikan pujian, harapan,
memberi contoh, menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang
belajar dan termotivasi.
e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya
akan mencapai ketinggian tertentu. Pembelajaran merupakan suatu
proses yang bertahap dan berkelanjutan.
f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk
terus mencapai tujuan. Guru sebagai pemandu pembelajaran yang
9
baik akan selalu memberitahukan hasil kompetensi yang dicapai oleh
siswa sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.18
10
Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima
macam, yaitu:20
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan
Bahan ajar ini adalah bahan ajar yang tidak memerlukan
perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi didalamnya.
Sehingga siswa dapat langsung menggunakannya. Contoh: foto,
diagram, model dan lain-lain.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah bahan ajar yang memerlukan
proyektor agar bisa dimanfaatkan atau dipelajari siswa. Contoh: slide,
OHP, film strips, dan lain-lain
c. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang
direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya
membutuhkan alat lain seperti tape compo, CD Player, multimedia
player dan sebagainya. Contoh bahan ajarnya seperti kaset, flasdisk,
CD, dsb.
d. Bahan ajar video
Bahan ajar ini cara kerjanya hampir sama dengan bahan ajar audio
cuma bahan ajar ini bisa menampilkan gambar. Contoh: video, film,
dsb.
e. Bahan ajar komputer adalah berbagai jenis bahan ajar non cetak
yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk
belajar. Contoh: computer mediated instruction, computer based
multimedia.
3. Menurut sifatnya
Hal ini dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu:21
a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, seperti buku, bahan tutorial,
peta, koran, dsb
20 Ibid, hlm. 28
21 Ibid, hlm. 29
11
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti video interaktif, TV,
multimedia, dsb
c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh:
lembar observasi, lembar wawancara, dsb
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia
(terutama untuk pendidikan jarak jauh) seperti telepon, video
conferencing, HP, dsb.
22 Ibid, hlm. 36
23 Ibid, hlm. 36
24 Andi Prastowo, Panduan….., hlm. 50
12
semester. Dalam konteks pembuatan bahan ajar maka tugas kita
adalah menentukan standar kompetensi yang ingin dicapai oleh
siswa.
b. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk
menyusun indikator kompetensi.25 Guru mengidentifikasi kompetensi
dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh siswa.
c. Menyusun indikator ketercapaian hasil belajar
Indikator sebagai kompetensi spesifik yang nantinya dijadikan
dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar apa yang tepat
untuk dibuat.
d. Menentukan materi pokok
Materi pokok yakni sejumlah informasi utama, pengetahuan,
keterampilan, atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh guru agar
siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok
digunakan oleh guru sebagai acuan utama dalam menyusun konten
bahan ajar.
e. Identifikasi pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh siswa
Hal ini adalah suatu aktivitas yang didesain oleh guru supaya
dilakukan oleh siswa, agar mereka menguasai kompetensi yang telah
ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan.
Pengalaman belajar harus disusun secara jelas dan operasional
sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Analisis sumber belajar
Analisis terhadap sumber belajar dilakukan pada beberapa aspek
meliputi ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan dalam
memanfaatkannya.
25 Ibid, hlm. 37
13
a. Ketersediaan maksudnya berkenaan dengan ada atau tidaknya
sumber belajar tersebut disekitar kita.
b. Kesesuaian maksudnya sumber belajar tersebut sesuai atau tidak
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Kemudahan maksudnya mudah tidaknya sumber belajar itu
disediakan maupun digunakan baik secara pengadaan maupun
pengoperasiannya.26
3. Langkah-langkah memilih dan menentukan bahan ajar
Beberapa langkah pemilihan bahan ajar:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek kompetensi yang menjadi acuan
pemilihan bahan ajar. Apakah aspek kognitif, psikomotorik atau
afektif.
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Apakah aspek kognitif,
psikomotorik atau afektif
c. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan tujuan
pembelajaran.27
Menurut Hasan sebagaimana dikutip oleh Mulyasa
mengemukakan ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru
dalam memilih dan menentukan materi yang akan diajarkan kepada
siswa, yaitu:28
a. Validitas atau Tingkat Ketepatan Materi
Sebelum memberikan materi pelajaran seorang guru harus
yakin bahwa materi yang diberikan telah teruji kebenarannya dan
guru harus menghindari dari memberikan materi yang masih
diragukan kebenarannya.
b. Keberartian atau tingkat kepentingan materi
14
Materi yang diberikan harus relevan dengan keadaan dan
kebutuhan siswa, sehingga bermanfaat bagi kehidupannya.
c. Relevansi dengan tingkat kemampuan siswa
Materi yang diberikan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah
bagi siswa serta disesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan
masyarakat saat ini dan masa yang akan datang.
d. Kemenarikan materi
Materi yang diberikan hendaknya mampu memotivasi siswa,
sehingga siswa mempunyai kemauan untuk memahami materi yang
diajarkan
e. Kepuasan
Hasil pembelajaran yang diperoleh siswa benar-benar
bermanfaat bagi kehidupannya. Untuk memudahkan
menghubungkan materi dengan tujuan yang akan dicapai, dapat
dilakukan dengan cara mengklasifikasikan materi ke dalam domain
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Upaya Pengembangan bahan Ajar
Ada tiga tipe materi pembelajaran yang menyangkut peranan guru
dalam mengembangkan dan menyampaikan materi yaitu:
a. Jika guru mendesain dan mengembangkan materi pembelajaran
secara individual. Peran guru bersifat pasif. Tugasnya adalah
memonitor dan membimbing siswa dalam menyelesaikan materi dan
membentuk kompetensi.
b. Guru memilih materi pembelajaran yang telah ada dan menyesuaikan
dengan strategi pembelajaran yang digunakan, peran guru menjadi
lebih aktif dalam penyampaian materi dan pembentukan
kompetensi.
15
c. Pembelajaran sangat bergantung kepada guru yaitu guru
menyampaikan semua materi pembelajaran menurut strategi yang
telah dikembangkan.29
16
a. Aspek Fiqh ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, salat fardu,
salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah,
berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban
dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.
b. Aspek Fiqh muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qiradh,
riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.
Materi pelajaran fiqh ada yang berupa fakta, konsep, prosedur dan
prinsip. Berikut karakteristik materi penjelasan contoh metode & model
pembelajaran:33
Materi berupa informasi tentang realitas, peristiwa, orang,
tahun, tempat, jumlah, ukuran, yang menekankan pada
ingatan/ hafalan. Jenis air untuk bersuci, benda-benda najis,
Fakta
waktu salat, miqat haji-umrah, do’a, dzikir. Contoh metode &
model pembelajarannya adalah membaca, menghafal,
information search, index card match, cardsort, talking stick
33 Ibid.
17
janazah, proses akad nikah, thawaf, sa’i, melontar jamarat.
Contoh metode & model pembelajarannya adalah
demonstrasi, drill, praktik, resitasi, every one is a teacher here,
poster session, modelling, billboard ranking (modifikasi), role
playing
18
3. Struktural artinya materi disusun berdasarkan bagian-bagian tertentu, di
mana bagian-bagian itu saling berhubungan dan membentuk sebuah
struktur pengetahuan.
4. Logis dan Psikologis, logis artinya dapat diterima oleh logika siswa. Di
awali dari materi yang sederhana menuju materi yang kompleks, dari
bagian-bagian menuju keseluruhan, dari yang nyata menuju yang abstrak,
dari benda-benda menuju teori dari materi bagaimana menuju materi
mengapa. Sebaliknya, psikologis dimulai dari yang kompleks menuju yang
sederhana, dari keseluruhan menuju ke bagian. Dalam menyusun materi
salat, dapat dimulai dari syarat wajib salat, syarat sah salat serta rukun-
rukunnya (logis), dapat pula dimulai mengapa orang itu harus salat, baru
dilanjutkan bagaimana tata caranya (psikologis).
5. Spiral, artinya materi dipusatkan pada topik atau pokok bahasan tertentu.
Dari topik tersebut kemudian diperluas dan diperdalam. Dari topik yang
sederhana kemudian diperluas dan diperdalam dengan bahan yang lebih
kompleks. Misalnya tentang salat, disusun mulai dari pengertian secara
Bahasa dan istilah dikembangkan menjadi makna salat dalam kehidupan
atau implikasi dari salat itu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian siswa akan lebih mendalami salat tidak sekedar lima waktu, tapi
setiap saat jiwa salat itu tercermin dalam kehidupannya sehari-hari.
6. Hirarki belajar artinya materi disusun berdasarkan urutan atau tahapan
yang seharusnya dikuasai oleh siswa. Utuk menguasai materi salat, tentu
siswa diberi materi tentang pengertian salat, bagaimana gerakan salat itu,
kemudian bacaan tiap gerakannya samapi kepada materi tentang
memahami makna dari gerakan dan bacaan-bacaan itu.
19
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
20
telah dilakukan
2) Siswa lain memberikan tanggapan
terhadap presentasi hasil diskusi
21
Menjelaskan Menghafal Mempraktikka Terbiasa
cara doa-doa n tata cara melaksanakan
menentukan shalat shalat lima shalat tepat waktu
waktu shalat waktu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan tertulis maupun tidak tertulis
yang dapat digunakan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang ada bisa berupa buku paket, modul, koran, majalah, televisi,
internet, lingkungan alam sekitar dan lain sebagainya yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar.
22
Bahan ajar ada beberapa macam yaitu bahan ajar pandang (visual), bahan
ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dan dengar (audiovisual), dan bahan
ajar multimedia interaktif.
Kriteria pemilihan materi pelajaran hendaknya disesuaikan dengan
tingkat kemampuan pemahaman siswa, keterkaitan dengan SK-KD, relevan
dengan kebutuhan siswa dan tuntutan lingkungan.
Teknik penyusunan bahan ajar meliputi analisis SK-KD-Indikator, analisis
sumber belajar, pemilihan dan penentuan bahan ajar, dan mengembangkan
bahan ajar. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup petunjuk belajar
(petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, konten atau isi materi
pembelajaran, informasi pendukung, dan latihan-latihan.
Pembelajaran fiqh di sekolah adalah salah satu bagian pelajaran pokok
yang termasuk dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diberikan
pada siswa-siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau
Madrasah Aliyah (MA). Materi pelajaran fiqh dapat berupa fakta, konsep,
prosedur dan prinsip.
Teknik penyusunan bahan ajar mata pelajaran Fiqh di MTs meliputi
kriteria penyusunan menurut kronologis atau berurutan, kausal atau sebab
akibat, struktural, logis dan psikologis, spiral, hirarki belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:
Usaha Nasional
23
Haryati, Mimin, 2007, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press
Mulyasa, 2007, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sumber dalam
“http://ki-stainsamarinda.blogspot.com/2012/08/pengembangan-bahan-
ajar.html” didownload tanggal 15 Desember 2014
Tim Penyusun Kamus, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga, Jakarta:
PT. Balai Pustaka
24