Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP-PRINSIP PENGENMBANGAN BAHAN AJAR

MATERI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA SD

Dosen Pengampu :
Hanum Hanifa Sukma, M.Pd
Di susun oleh :
Nadia Salma Devani (2100005287)
Faaza Pitaloka Zein (2100005289)
Giraldi Eka Saputra (2100005308)
Hikmah Nnanda Mulyani (2100005312)

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN GASAL 2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia_Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok dengan mata kuliah Materi
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SD, dengan judul “Prinsip-Prinsip
Pengembangan Bahan Ajar”.
Kami menyadari bahawasannya dalam penulisan makalh ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak dengan tulus memberikan doa, saran dan juga kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bhawa makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3

A. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar..............................................................3

B. Lingkup dan Proses Pembelajaran Berbahasa dan Bersastra di SD.........6

C. Pengembangan Materi Ajar Dengan Mengacu Pada Kurikulum 2013.....8

BAB III PENUTUP..................................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan untuk membantu
dosen/guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan yang tidak
tertulis. Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu
teaching atau mengajar dan material atau bahan.
Dalam perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia, prinsip-prinsip
pembelajaran dapat menunjukkan batas-batas dari apa yang mungkin
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Padahal, mengetahui prinsip-
prinsip pembelajaran membantu pendidik memilih pendekatan yang tepat.
Pendidik dapat menghindari perilaku yang terlihat baik tetapi tidak benar-
benar meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, prinsip-prinsip
pembelajaran mengembangkan dan mengembangkan sikap yang
diperlukan untuk mendukung peningkatan belajar siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar ?
2. Apa yang dimaksud dengan Lingkup dan Proses Pembelajaran
Berbahasa dan Bersastra di SD ?
3. Apa itu Pengembangan materi ajar dengan mengacu pada kurikulum ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Prinsip-prinsip dalam pengembangan Bahan ajar.
2. Mengetahui Lingkup dan Proses Pembelajaran Berbahasa dan
Bersastra di SD.
3. Mengetahui Pengembangan materi ajar dengan mengacu pada
kurikulum.

1
4.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar


1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
mendukung guru/pelatih dalam melakukan kegiatan belajar mengajar
di kelas. Materi yang dimaksud bisa tertulis atau tidak tertulis. Bahan
merupakan informasi, alat, dan teks yang dibutuhkan guru untuk
merencanakan dan mempertimbangkan pelaksanaan pembelajaran
mereka. Bahan ajar juga merupakan seperangkat bahan tertulis dan
tidak tertulis yang disusun secara sistematis untuk menciptakan
lingkungan atau suasana yang kondusif bagi belajar siswa. Materi
meliputi bahan pembelajaran (materi) yang secara garis besar terdiri
dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai.
Menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah informasi, alat dan teks
yang diperlukan guru atau pengawas untuk merencanakan dan
menyelidiki pelaksanaan pembelajaran. Dengan bantuan bahan ajar,
siswa dapat secara konsisten dan sistematis memperoleh kompetensi
atau pengetahuan dasar untuk secara kumulatif menguasai semua
kompetensi secara komprehensif dan terintegrasi.
Menurut Ibrahim, bahan ajar adalah segala sesuatu yang ingin
dipelajari dan diperoleh siswa berupa pengetahuan, keterampilan, dan
sikap melalui kegiatan belajar. Materi pembelajaran adalah sesuatu
yang disajikan guru kepada siswa untuk diolah dan dipahami guna
memperoleh kompetensi yang diberikan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar adalah kumpulan bahan ajar yang baik tertulis dan terorganisir
secara praktis atau tidak berguna untuk kelancaran pembelajaran.

3
2. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar adalah penyiapan bahan ajar baik
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis oleh guru untuk menunjang
proses belajar mengajar di kelas. Pengembangan bahan ajar bagi guru
yaitu memilih bahan pembelajaran dan mempertimbangkan kriteria-
kriteria sebagai berikut: relevensi (secara psikologis dan sosiologis,
kompleksitas, rasional/ilmiah, fungsional, keterbearuannya dan
komprenship) serta keseimbangan.
Jadi bahwa pengembangan bahan ajar merupakan suatu usaha
ataupun upya seorang guru untuk memperluas atau mengembangkan
bahan ajar yang ada menjadi bahan ajar yang lebih baik.
3. Prinsip-Prinsip Pengembanan Bahan Ajar
Menurut Noviarni prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar adalah:
a. Prinsip relevansi (keterkaitan). Materi pembelajaran hendaknya
relevan atau ada kaitannya dengan kompetensi dasar dan indikator
yang diinginkan.
b. Prinsip konsistensi. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik empat macam, maka bahan ajar yang harus
diajarkan juga harus meliputi empat macam.
c. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya
cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit dan tidak boleh terlalu banyak
Menurut Hasan, prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar yaitu:
a. Validalitas (validility) atau tingkat ketepatan materi. Maksudnya,
sebelum memberikan bahan ajar, guru harus yakin bahwa
kebenaran materi yang diberikan diverifikasi. Artinya, guru
sebaiknya menghindari penyajian materi (informasi, argumentasi,
teori, konsep, dll) yang masih terbuka untuk pertanyaan atau

4
diskusi. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman, salah tafsir
atau penyalahgunaan.
b. Keberartian atau tingkat kepentingan materi berkaitan dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa. Standar materi yang diberikan
harus sesuai dengan keadaan dan kebutuhan siswa agar berguna
dalam kehidupannya. Manfaatnya dapat diukur dari kegunaannya
dalam mengembangkan keterampilan akademik ke tingkat
selanjutnya dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga ketika siswa mempelajari materi tersebut, mereka
memiliki keyakinan bahwa mereka akan mendapatkan imbalan
nantinya.
c. Relevansi (relevance) dengan tingkat kemampuan peserta didik.
Yaitu, tidak terlalu sulit, tidak terlalu mudah, dan disesuaikan
dengan variasi lingkungan lokal dan kebutuhan masyarakat
pekerja dan pengguna saat ini dan masa depan.
d. Kemenarikan (interes). Konsep menarik tidak hanya berarti
menarik perhatian siswa saat mempelajari suatu mata pelajaran.
Selain itu, materi yang ditawarkan harus mampu memotivasi
siswa agar tertarik untuk mengidentifikasi dan mengembangkan
keterampilan yang lebih dalam dari yang ditentukan dalam proses
belajar mengajar di sekolah.
e. Kepuasan (satisfocation). Hasil belajar yang dicapai siswa
memuaskan, yang membawa manfaat nyata bagi kehidupan
mereka, dan siswa sendiri dapat bekerja menggunakan
pengetahuan dan praktik. Memperoleh nilai atau intensitas yang
sangat penting bagi kehidupannya di masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pengembangan bahan
ajar harus memiliki prinsip seperti relevansi, konsistensi, kecukupan,

5
B. Lingkup dan Proses Pembelajaran Berbahasa dan Bersastra di SD
1. Lingkup Pembelajaran Bahasa di SD
Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem
suatu bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia. Sebagai makhluk
sosial, manusia membutuhkan kesempatan untuk berkomunikasi
dengan orang lain yang hidup dalam masyarakat. Komunikasi sosial
membutuhkan media yang disebut Bahasa. Dan setiap masyarakat
memiliki Bahasany sendiri.
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dengan orang lain dan
alat untuk berpikir. Bahasa erat kaitannya dengan budaya karena
bahasa erat kaitannya dengan cara berpikir masyarakat. Dengan kata
lain, bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam proses
berpikir dan kreativitas setiap orang. Bahasa adalah simbolik yang
berarti bahwa sebuah kata dapat melambangkan makna apa pun.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bersifat terpadu.
Pembelajaran terpadu harus dilaksanakan sesuai dengan cara anak
melihat dan mengalami dunianya. Oleh karena itu, pembelajaran
bahasa Indonesia memerlukan pemahaman yang wajar tentang
konsep-konsep yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia.
Kelas bahasa Indonesia diperkenalkan di tingkat sekolah dasar
mulai dari kelas 1 sekolah dasar. Mata pelajaran bahasa Indonesia
diajarkan di semua jenjang pendidikan formal. Standar kemahiran
mata pelajaran bahasa Indonesia didasarkan pada hakikat
pembelajaran bahasa, yaitu pembelajaran bahasa (belajar
berkomunikasi) dan pembelajaran sastra (belajar menghormati orang
dan nilai kemanusiaannya. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
secara lisan melalui tulisan, dan kami menghargai kreativitas orang
Indonesia).

6
2. Proses Pembelajaran Bahasa di SD
Dalam bidang pengetahuan, siswa memiliki pemahaman tentang
bahasa induk, khususnya bahasa induk. Di bidang afektif, siswa harus
dibimbing untuk memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Metode itu netral, tidak ada metode yang baik atau buruk (Macky,
1972, Djago Tarigan, 1995: 21). Guru yang menggunakan metode
menentukan apakah metode itu baik atau buruk. Jika guru tahu cara
menggunakan metode, metode itu baik. Sebaliknya, jika guru
menggunakan metode yang salah, metode tersebut menjadi buruk.
Cara yang tepat atau cara yang baik dapat berdampak antara lain:
a. Memikat, menantang atau merangsang siswa untuk belajar.
b. Memberikan kesempatan yang luas serta mengaktifkan siswa
secara mental dan fisik dalam belajar. Keaktifan itu dapat
berwujud latihan, praktek atau mencoba melaksanakan sesuatu.
c. Tidak terlalu menyulitkan fungsi guru dalam penyusunan,
pelaksanaan, dan penilaian program pengajaran.
d. Dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pengajaran.
e. Tidak menuntut peralatan yang rumit, mahal, dan sukar
mengoperasikannya.
f. Mengembangkan kreativitas siswa.
g. Menggali dan mengembangkan potensi siswa secara individu
maupun secara kelompok.
h. Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
i. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Guru diharapkan dapat memilih dan menerapkan metode
pengajaran yang tepat dalam semua proses belajar mengajar di kelas.
Metode yang dipilih dan diterapkan harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, keadaan siswa, seperti

7
kemampuan, minat dan lingkungan. Selain itu, metode pengajaran
harus fleksibel dan memberikan siswa berbagai pengalaman bahasa,
mendorong siswa untuk belajar, dan memfasilitasi pemahaman siswa
tentang materi pembelajaran.
Metode yang dipilih juga harus mudah digunakan dan tidak
memerlukan peralatan yang rumit. Dengan demikian, pendekatan
pembelajaran bahasa Indonesia yang berbeda: seperti mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, sastra dan apresiasi bahasa
memerlukan metode khusus yang mendukung terwujudnya tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.
C. Pengembangan Materi Ajar Dengan Mengacu Pada Kurikulum 2013
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang disajikan kepada siswa
adalah untuk melatih siswa dalam keterampilan berbahasa dengan
mengungkapkan ide dan gagasannya secara kreatif dan kritis. Namun
pada kenyataannya banyak guru yang terjebak pada urutan konsep,
sehingga pembelajaran cenderung membahas teori-teori bahasa. Seperti
yang dikatakan Slamet, mengajar bahasa Indonesia adalah mengajarkan
keterampilan berbahasa, bukan mengajar bahasa. Teori bahasa hanya
bersifat mendukung atau menjelaskan secara kontekstual, yaitu yang
berkaitan dengan keterampilan khusus yang diajarkan.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia melalui pembelajaran
berbasis teks dalam kurikulum 2013 adalah untuk melibatkan siswa
dalam pengembangan intelektual mereka dan memecahkan masalah dunia
nyata melalui berpikir kritis. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki
prinsip-prinsip berikut dalam penerapannya:
1. Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata
kumpulan kata atau kaidah kebahasaan.
2. Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk
kebahasan untuk mengungkapkan makna.
3. Bahasa bersifat fungsional, artinya penggunaan bahasa yang tidak
pernah dapat dipisahkan dari konteks, karena bentuk bahasa yang

8
digunakan mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi
pemakai/penggunanya.
4. Bahasa merupakan sarana pembentukan berpikir manusia.
Guru harus benar-benar benar-benar meyakini bahwa pada akhirnya
peserta didik mampu menyajikan teks secara mandiri. Secara rinci
tahapan tersebut sebagai berikut:
1. Membangun Konteks
Membuat konteks, yaitu melihat teks dalam konteksnya dan
mengajukan pertanyaan tentang berbagai masalah yang berkaitan
dengan teks yang dilihat. Selama fase penciptaan konteks, siswa
dapat didorong untuk memahami nilai-nilai spiritual, nilai-nilai
budaya dan tujuan di balik struktur teks. Dalam prosesnya, siswa
mengeksplorasi isi teks dan nilai-nilai yang dikandungnya.
2. Membentuk Model (Pemodelan)
Pemodelan, yaitu melalui kegiatan mencoba dan menalar
merumuskan model strukur fonologi, gramatikal, leksikal, dan
makna teks dibacanya. Dalam langkah ini peserta didik didorong
untuk meningkatkan rasa ingin tahu dengan memperhatikan (1)
simbol, (2) bunyi (3) tata bahasa dan (4) makna. Melalui analisis
fakta dan data pada teks yang dipelajarinya peserta didik
memperoleh model imbuhan, struktur imkata, frase, klausa,
kalimat, maupun paragraf. Semua kegiatan tersebut peserta didik
pelajari pada konteks pemakaiannya.
3. Membangun Teks Bersama-sama
Menyusun teks secara bersama-sama/berkelompok, mis.
Menyatukan teks masih mencoba, berpikir dan berkreasi,
dilanjutkan dengan presentasi. Peserta menggunakan hasil belajar
model teks untuk menulis teks secara berkelompok. Melalui
kegiatan ini diharapkan seluruh siswa memperoleh pengalaman
dalam menciptakan teks yang menjadi dasar pengembangan
kompetensi individu.

9
4. Megembangkan Teks Secara Mandiri
5. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
adalah tingkat kemampuan untuk memenuhi Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang harus dimiliki siswa SD/MI pada setiap
jenjang kelas. Kompetensi inti dikembangkan untuk setiap
kelas/kelompok usia tertentu. Kompetensi inti dapat digunakan
untuk menjaga sinkronisasi horizontal dari kompetensi inti yang
berbeda di seluruh mata pelajaran di kelas yang sama. Selain itu,
sinkronisasi vertikal kompetensi inti yang berbeda dari mata
pelajaran yang sama dapat dipertahankan dalam pelajaran yang
berbeda.
6. Kompetensi Dasar

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran merupakan salah satu usahapendidik dalam
menciptakan dan mengkondisikan situasi pembelajaran agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar secara optimal. Jadi pada dasarnya,
implementasi prinsip pembelajaranbahasa Indonesia merupakan kiat-kiat
pendidik dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan bergairah belajar, simpati dan
menyenangkan. Kondisi yang demikian peserta didik dapat terpusat
perhatiannya dan lebih termotivasi mengikuti pembelajaran. Terdapat
beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan
sebagai prinsip dasar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, baik
pendidikmaupun peserta didik dalam upaya meningkatkan pelaksanaan
pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: prinsip kontekstual,
prinsip integratif, prinsip fungsional, prinsip apresiatif. Untuk lebih
efektifnya pembelajaran maka dalam berinteraksi antara pendidik dan
peserta didik, perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut.
Di sekolah dasar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia lebih
diarahkan pada kompetensi siswa untuk berbahasa dan berapresiasi
sastra. Pelaksanaannya, pembelajaran sastra dan bahasa dilaksanakan
secara terintegrasi. Sedangkan pengajaran sastra, ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan
memahami karya sastra. Pengetahuan tentang sastra hanyalah sebagai
penunjang dalam mengapresiasi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Sadjati, I. M. (2012). Pengembangan bahan ajar.
Khair, U. (2018). Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra (BASASTRA) di SD
dan MI. AR-RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 81.
Cahyadi, R. A. H. (2019). Pengembangan bahan ajar berbasis ADDIE
model. Halaqa: Islamic Education Journal, 3(1), 35-42.
Mulyana, A. T. (2018). Model Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
sebagai Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) Berbasis Paradigma Pembelajaran
Abad Ke-21 pada Aspek Career and Life Skills (CLS). Jurnal Inovasi Pendidikan
MH Thamrin, 2(2), 43-54.

Anda mungkin juga menyukai