Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROSEDUR DAN PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu : Annisa Nida’ur Rohmah, M.Pd.

Oleh :

Ayu Nur Sholehah (2020.26.00321)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH

SIMAN SEKARAN LAMONGAN

Desember, 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan pencipta
alam yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan menjadikan
setiap apa yang ada di bumi sebagai penjelajahan bagi kaum yan berfikir. Dan
berkat limpahan rahmat dan karunia-nya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar. Adapun makalah
yang sederhana ini membahas tentang “PROSEDUR DAN PRINSIP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR”.

Makalah ini saya susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
konsep umum dan ruang lingkup terkait pengembangan bahan ajar. Mungkin dalam
pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, baik dari segi
penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka saya sangat mengharapkan kritikkan dan
saran, guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Saya berharap, walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Tapi
mudah-mudahan isinya bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya,
khususnya pada diri saya sendiri, dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi yang
membacanya.

Siman, 02 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Memahami Bahan Ajar .................................................................... 3


B. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ............................................... 5
C. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar .................................................. 8

BAB III PENUTUP .................................................................................. 11

A. Kesimpulan ................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menggunakan dan memanfaatkan bahan ajar dalam proses
pembelajaran yang dikembangkan sesuai kebutuhan guru dan peserta didik
merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan mutu
pembelajaran.
Bahan ajar yang telah dirancang sesuai kebutuhan pembelajaran,
guna untuk membimbing peserta didik menjadi aktif, karena sebelum
memulai kegiatan dikelas siswa bisa mempelajari terlebih dahulu materi
sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar. Supaya pada saat
pembahasan dikelas peseerta didik sudah siap dengan bahan yang sudah
dipelajari dari rumah atau sebelum kegiatanbelajar mengajar berlangsung.
Dengan adanya bahan ajar maka guru bukan lagi merupakan satu-
satunya sumber belajar di dalam kelas. Dalam hal ini, guru lebih diarahkan
untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan siswa
dalam belajar. Sementara dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah
dirancang sesuai kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi
pembelajar yang aktif karena mereka dapat membaca atau mempelajari
materi yang ada dalam bahan ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, pada saat pembahasan materi di
kelas, siswa sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan yang
cukup sehingga waktu belajar yang tersedia tidak lagi digunakan guru untuk
menjelaskan materi secara panjang lebar, tetapi lebih banyak digunakan
untuk diskusi dan membahas materi-materi tertentu yang belum dipahami
siswa.
Jadi, pada makalah kali ini akan membahas mengenai bagaimana
prosedur pengembangan bahan aja, dan bagaimana prinsip-prinsip
pengembangan bahan ajar.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu bahan ajar?
2. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar?
3. Bagaimana prinsip pengembangan bahan ajar?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami bahan ajar.
2. Memahami prosedur pengembangan bahan ajar.
3. Memahami prinsip pengembangan bahan ajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami Bahan Ajar


1. Pengertian Bahan Ajar
Menurut National Centre for Competency Based Training, bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. (Prastowo,
2015 : 16). Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam
proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, handout,
LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan
sebagainya (Prastowo, 2015: 17). Jadi bisa dikatakan bahan ajar merupakan
seperangkat substansi pembelajaran yang disusun secara sistematis,
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
2. Unsur-unsur Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2015: 28), setidaknya ada beberapa komponen
yang berkaitan dengan unsur-unsur tersebut, sebagaimana diuraikan
dalam penjelasan berikut :
a. Petunjuk belajar
Komponen ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun
peserta didik. Komponen ini menjelaskan tentang bagaimana
pendidik sebaiknya mengajarkan materi kepada peserta didik dan
bagaimana pula peserta didik sebaiknya mempelajari materi yang
ada dalam bahan ajar tersebut.
b. Kompetensi yang akan dicapai
Komponen kedua yang dimaksud ini adalah kompetensi
yang akan dicapai siswa. Bagian ini harus menjelaskan dan

3
mencantumkan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun
indikator pencapaian hasil belajar yang harus dikuasai peserta didik,
sehingga jelaslah tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik.
c. Isi materi pembelajaran
Isi materi pembelajaran harus memuat materi yang dapat
dipertanggungjawabkan, artinya harus berasal dari sumber yang
relevan agar tidak terdapat kesalahan konsep. Isi materi merupakan
bagian inti dalam suatu bahan ajar. Oleh karena itu, materi harus
sesuai dengan kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan.
d. Informasi pendukung
Informasi tambahan merupakan berbagai informasi
tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik
akan semakin mudah untuk menguasai pengetahuan yang akan
mereka peroleh. Selain itu, pengetahuan yang diperoleh peserta
didik pun akan semakin komprehensif.
e. Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang
diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka
setelah mempelajari bahan ajar. Kemampuan yang mereka pelajari
akan semakin terasah dan terkuasai secara matang.
f. Petunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah suatu lembar atau
beberapa kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara
pelaksaan aktivitas atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh
peserta didik berkaitan dengan praktik dan lain sebagainya.
g. Evaluasi
Komponen evaluasi memiliki sejumlah pertanyaan yang
ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh
penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah
mengikuti proses pembelajaran.

4
B. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar, tidak dapat dilakukan kecuali dengan
langkah/prosedur yang benar. Langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menentukan tujuan pengembangan itu sendiri. Apakah untuk
pembelajaran atau keperluan lain? Jika untuk pembelajaran, maka ada
kaidah-kaidah yang harus diikuti, misalnya, kurikulum dan tujuan
pembelajaran dari masing-masing mata pelajaran.
Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan berdasarkan suatu proses
yang sistematik, untuk menjamin tingkat kesahihan dan keterpercayaannya.
Menurut Pannen, minimal ada lima langkah prosedural dalam
pengembangan bahan ajar yang baik, yaitu: analisis, perencanaan,
pengembangan, evaluasi, dan revisi. (Pannen, 2013 : 17)
Prosedur pengembangan bahan ajar – sebagaimana dikemukakan
Pannen di atas – dapat digambarkan sebagai berikut :

Analisis

Perancangan

Pengembangan

Evaluasi

Revisi
Umpan Balik

Gambar. 1 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

5
Substansi kelima langkah tersebut, secara ringkas dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. Tahap analisis, merupakan tahap mencari informasi mengenai perilaku


dan karakteristik awal yang dimiliki siswa.
2. Tahap perancangan, yaitu tahap perumusan tujuan pembelajaran
berdasarkan hasil analisis, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan
media dan sumber, serta pemilihan strategi pembelajaran.
3. Tahap pengembangan, adalah tahap penulisan bahan ajar secara utuh
sesuai kebutuhan.
4. Tahap evaluasi, adalah tahap pengumpulan informasi mengenai kinerja
bahan ajar yang telah dikembangkan, sebagai masukan
penyempurnaannya. Tahap ini dilakukan melalui empat cara, yaitu: 1).
telaah ahli materi, 2) uji coba satu persatu, 3). uji coba kelompok kecil,
dan 3) uji coba lapangan.
5. Tahap revisi, adalah tahap perbaikan dan penyempurnaan bahan ajar
berdasarkan masukan yang diperoleh pada tahap evaluasi.
Penting ditekankan, dari kelima tahap di atas, tahap yang paling krusial
adalah tahap kedua dan ketiga; tahap perancangan dan pengembangan. Pada
tahap perancangan, bahan ajar didesain sedemikian rupa agar menghasilkan
bahan ajar yang berkualitas. Selanjutnya, berdasarkan rancangan yang telah
didesain, dikembangkan lebih lanjut pada tahap ketiga (tahap
pengembangan).
1. Tahap Analisis
Pada tahap ini karakteristik dan kebutuhan siswa merupakan fokus
utama yang perlu mendapat perhatian. Karakteristik dan kebutuhan
siswa perlu diidentifikasi untuk menentukan jenis dan substansi bahan
ajar yang dikembangkan. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang
sesuai karakteristik siswa dan kebutuhan mereka terhadap bahan ajar itu.
2. Tahap Perancangan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan
diperhatikan, yaitu: perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan topik

6
mata pelajaran, pemilihan media dan sumber, serta pemilihan strategi
pembelajaran.
3. Tahap Pengembangan
Setelah tahap perancangan tersebut di atas, tahap paling penting
lainnya adalah melakukan pengembangan bahan ajar itu sendiri. Tahap
pengembangan ini merupakan inti ( core ) dari tahap-tahap lainnya.
Tahap sebelumnya merupakan prasyarat, sementara tahap berikutnya
adalah tahap finalisasi. Jadi semua tahap itu memiliki signifikansi dan
urgensinya masing-masing.
Karena merupakan kegiatan inti, pada tahap pengembangan
diperlukan kerja keras dan perhatian lebih. Kerja keras dan perhatian
lebih itu diharapkan dapat menghasilkan produk pengembangan yang
optimal, menarik, efisien dan efektif.
4. Tahap Evaluasi dan Revisi
Evaluasi dan revisi dimaksudkan untuk memperoleh beragam reaksi
dari berbagai pihak. Reaksi yang diberikan pihak lain merupakan
masukan berharga untuk memperbaiki bahan ajar.
Masukan pada setiap tahap evaluasi diakomodasi sedemikian rupa,
untuk kemudian diintegrasikan dalam proses perbaikan bahan ajar.
Dalam hal ini, perbaikan boleh jadi berbentuk 1) menghilangkan bagian
tertentu, 2) memperluas penjelasan atas suatu topik, 3) memilih yang
lebih mudah, 4) merubah gaya bahasa, 5) memperbaiki kalimat, 6)
menambah latihan, contoh, analogi, ilustrasi, contoh kasus, atau 7)
menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas
dan membantu siswa dalam proses belajarnya.
Dalam konteks perbaikan itu, ada satu hal penting yang tidak boleh
dilupakan, yaitu ketika satu komponen mendapat perbaikan, maka
komponen lainnya perlu segera disesuaikan. Dengan demikian, semua
bagian diharapkan tetap utuh dan padu (integral). Lebih dari itu, bahan
ajar yang telah dibuat diharapkan pula memperoleh sambutan yang baik
dan bermanfaat secara optimal.

7
C. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Menurut Noviana, prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar
adalah :
1. Prinsip Relevansi (keterkaitan)
Materi yang dibuat oleh guru hendaknya ada hubungan atau
keterkaitannya dengan kompetensi dasar serta indikator yang
diinginkan.
2. Prinsip Konsistensi
Jika kompetensi dasar yang harus diapai peserta didik ada tiga
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliput tiga
macam.
3. Prinsip Kecukupan
Materi yang diajarkan hendaknya cukup membantu dan memadai
kebutuhan peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan. Hendaknya materi tidak boleh terlalu banyak dan tidak juga
terlalu sedikit. (Noviarni, 201 : 154).
Menurut Mardia Hayati prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar,
yaitu :
1. Relevansi Artinya Kesesuaian
Materi pembelajaran yang diberikan hendaknya sesuai dengan
pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensid dasar. Jika
kemampuan yang diharapkan guru untuk dikuasai peserta didik berupa
menulis fakta, maka materi pembelajaran yang diberikan juga harus
berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.
2. Konsistensi Artinya Keajegan
Jika kompetensi dasar yang harus didalami dan dikuasai peserta
didik terdapat beberapa macam, maka materi yang diajarkan harus pula
meliputi macam kompetensi tersebut.
3. Adequency Artinya Kecukupan
Materi yang diajarkan hendaknya cukup menjangkau dan memadai
dalam membantu peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar yang

8
ditentukan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, jka terlalu sedikit maka
akan kurang membantu ketercapaian standar yang ditentukan.
Sebaliknya, jika materi terlalu banyak makan akan mengakibatkan
keterlambatan dalam pencapaian taerget kurikulum.
4. Aktifitas
Hasil pembelajaran bisa terbentuk pasti karena melalui banyak
macam aktivitas, baik akivitas fisik ataupun aktivitas psikis. Aktivitas
fisik yakni saat peserta didik aktif membuat sesuatu, aktif bergerak,
bermain, ataupun bekerja, ia bukan hanya duduk mendengarkan materi
yang dijelaskan guru. Sedangkan aktivitas psikis yakni jika jiwanya
banyak difungsikan dalam pembelajaran.
Keaktifan psikis akan terlihat saat peserta didik sedang melakukan
kegiatan mengamati, bertanya, meneliti, mengambil keputusan, dan
kegiatan psikis lainnya.
Kedua keaktifan tersebut dipandang sebagai hubungan yang erat.
Seorang guru menyajikan materi pelajaran, maka peserta didik yang
akan menerima dan mencerna sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
Pengaplikasian prinsip ini dalam kegiatan belajar mengajar, guru
harus aktif dalam melakukan kegiatan mengisi kelas, seperti
mengajukan pertanyaan, memberi tugas pemecahan masalah, dan
menyelenggarakan berbagai bentuk kegiatan ketrampilan.
5. Motivasi
Motivasi dalam pembelajaran yakni suatu usaha yang dilakukan
oleh pihak guru guna menimbulkan semangat peserta didik yang dapat
menunjang kegiatan pembelajaran. Pengaplikasian dari prinsip ini pada
pembelajaran bisa diterapkan oleh guru dengan memberi nasehat,
memberi pujian ataupun memberi hadiah, sehingga dengan pemberian
motivasi kegiatan pembelajaran dapat cepat mencapai tujuannya.

9
6. Individualitas
Memperhatikan individual peserta didik dalam proses pembelajaran
atau penyajian materi juga sangat perlu, dengan memperhatikan
individual peserta didik yang akhirnya dapat memberikan kemudahan
pencapaian dar itujuan pembelajaran. Seorang guru harusnya perlu
mengetahui latar belakang, emosi, serta kemampuan individualitas
peserta didik, dan mampu menyesuaikan materi pembelajaran dan
tugas-tugas sesuai dengan aspek-aspek tersebut. Karena pembelajaran
yang hanya memperhatikan satu tingkat aspek saja akan kurang tercapai
memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik.
7. Lingkungan
Pembelajaran hendaknya sebisa mungkin bukan hanya dilaksanakan
didalam kelas saja, karena jika pembelajaran yang hanya monoton
dilaksanakan didalam ruangan membuat peserta didik merasa bosan
dan lelah. Dengan cara demikian peserta didik bukan hanya
memperoleh apa yang disampaikan guru saja, melainkn juga belajar
dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada suatu objek yang
ada dilingkungan sekitar.
8. Konsentrasi
Konsentrasi menjadi keharusan untuk peserta didik, supaya
berkonsentrasi terhadap pembelajaran yang diberikanoleh guru,
sebaiknya menjadi tanggung jawab guru untuk berusaha dan berupaya
supaya peserta didik dapat memusatkan perhatian atau berkonsentrasi
saat melakukan pembelajaran, suatu penyelidikan, serta dalam kegiatan
menemukan suatu yang dapat dimanfaatkan kelak untuk hidup di
masyarakat. (Hayati, 2014 : 65)

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan
dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran.
2. Prosedur pengembangan bahan ajar, terdapat 5 urutan didalamnya
yang kemudian akan terjadi timbal balik diantaranya yakni, analisis,
perancangan, pengembangan, evaluasi, dan revisi.
3. Menurut Mardia Hayati prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar,
yaitu: 1) Relevansi Artinya Kesesuaian, 2) Konsistensi Artinya
Keajegan, 3) Adequency artinya kecukupan, 4) Aktivitas, 5)
Motivasi, 6) Individualitas, 7) Lingkungan, 8) Konsentrasi.
B. Saran
Semoga kurang lebihnya isi dalam makalah ini bisa berguna dan
bermanfaat suatu saat kelak, untuk memahami lebih lanjut mengenai
pembahasan makalah ini dapat dilihat lebih lanjut dan jelas pada jurnal-
jurnal nasional dan dari sumber-sumber buku.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hayati Mardia. 2014. Desain Pembelajaran. Pekanbaru : Mutiara Pesisir Sumatra.


Noviarni. 2014. Perencanaan Pembelajaran Matematika. Pekanbaru: Benteng
Media.
Pannen dan Susy. 2003. Faktor dan Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Prastowo, Andi. 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.

12

Anda mungkin juga menyukai