Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BAHAN AJAR
Dosen Pengampu : Rahayu Pratiwi, M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Lita Handayani ( 12018021 )
2. Nafisatul Wardiyah ( 12018004 )
3. Putri Kusuma Wardani ( 12018016 )

TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada bantuan semua pihak, dan juga teman-teman yang
telah ikut berkontribusi dalam memberikan sumbangan pikiran dan tenaganya demi
terselesaikannya tugas yang berjudul “Bahan Ajar”.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami sangat berharap sekali agar dapat membantu memahami tentang
Bahan Ajar.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih terdapat kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan dan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Terima kasih.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar ...................................................................................................... 3


B. Bahan Ajar Cetak ............................................................................................................. 3
C. Bahan Ajar Non-Cetak ...................................................................................................... 8
D. Contoh Bahan Ajar ........................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah
memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka
membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam
kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk
“materi pokok”. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga
menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar
juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara
mengajarkannya yang ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya dari pihak siswa.
Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud
meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran. Masalah lainnya yang berkenaan
dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar tersebut didapatkan.
Biasanya baik siswa, orang tua maupun guru cenderung menganggap sumber bahan
ajar hanya dititikberatkan pada buku. Keberadaan buku memang sangat membantu dalam
proses pembelajaran, namun jangan sampai hanya berpedoman pada buku. Karena masih
banyak sumber bahan ajar yang lain selain buku yang dapat digunakan. Buku pun tidak
harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku
dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Namun selain buku, sumber bahan ajar lainnya
dapat didapatkan dari internet, jurnal, majalah, koran, CD interaktif, lingkungan dan masih
banyak lagi yang digunakan sebagai sumber belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian bahan ajar ?
2. Bagaimana bahan ajar cetak ?
3. Bagaimana bahan ajar non-cetak?
4. Contoh bahan ajar sekolah menengah materi pythagoras ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar.
2. Untuk mengetahui bahan ajar cetak
3. Untuk mengetahui bahan ajar non- cetak
4. Untuk mengetahui contoh bahan ajar sekolah menengah materi pythagoras

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci
dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pannen, 1995). Bahan ajar adalah seperangkat sarana
atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya
(Widodo dan Jasma di dalam Lestari, 2013:1). Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar
haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk
membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya
adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik
dan rinciannya (Ruhimat, 2011:152).
Melihat penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa peran seorang guru dalam merancang
ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran
melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang
disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang
sesuai kurikulum yang berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam
mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan
sebelumnya.

B. Pengertian Bahan Pembelajaran Cetak


Bahan ajar merupakan sumber belajar esensial dan penting yang diperlukan
pembelajaran dari mata pelajaran di sekolah untuk mendo-rong efisien guru dan
meningkatkan kinerja siswa. Dengan bahan ajar membuat pembelajaran lebih menarik,
praktis, dan realistik. Disamping itu penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran
memungkingkan baik guru dan siswa dapat ber-patisipasi secara aktif dan membuat
pembelajaran lebih efektif. (Festiyed 2017) Pembelajaran cetak dapat diartikan sebagai

3
perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan
pembelajaran cetak memuat materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau
teori yang tercangkup dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi
lainnya dalam pembelajaran. Beradasarkan (Festiyed 2013) Bahan ajar merupakan bagian
penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih
mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam
belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik materi ajar
1. Karakteristik Bahan Pembelajaran Cetak
Selain mutlak menggunakan teknologi cetak, bahan ajar cetak memiliki
karakteristik yaitu sebagai berikut:
 Mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instruction), artinya bahan ajar
cetak harus mempunyai kemsampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk
membantu para siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru
maupun secara mandiri.
 Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained), artinya memuat hal-hal yang
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
2. Pengembangan Bahan Ajar Cetak
Pengembangan bahan ajar cetak dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu;
 Cara kompilasi terhadap bahan yang telah tersedia dan dilengkapi dengan
panduan belajar
 Menggunakan buku teks yang telah tersedia di pasaran dengan disertai
panduan belajar,
 Menyadur buku teks yang sudah tersedia,
 Menulis bari bahan ajar cetak yang diperlukan yang dirancang sesuai dengan
karakteristik yang dibutuhkan.
Untuk mengembangkan bahan ajar cetak harus ditempuh tahap-tahap berikut
ini:
 Menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) bahan ajar tercetak
yang akan dikembangkan.GBPP bahan pembelajaran cetak adalah rumusan
tujuan pembelajaran/kompetensi dan pokok-pokok materi yang akan
dikembangkan ke dalam bahan ajar cetak. Di dalam GBPP bahan ajar cetak harus

4
memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, topik/pokok bahasan,
sub pokok bahasan, esstimasi waktu dan daftar pustaka yang akan digunakan.
 Menulis bahan ajar dengan mengikuti strategi instruksional tertentu. Bahan ajar
ditulis dengan menggunakan strategi instruksional yang sama seperti yang
digunakan pengajaran di dalam kelas biasa. Menulis bahan ajar berarti mengajar
mengajarkan mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang
digunakan dalam menulis bahan ajar sama halnya dengan prinsip-prinsip
pengajaran biasa. Perbedaannya adalah bahasa yang digunakan bersifat setengah
formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal.
 Mereview, melakukan uji coba lapangan dan merivisi bahan ajar sebelum
digunakan di lapangan.
3. Struktur Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar cetak terdiri atas susunan bagian-bagian yang kemudian dipadukan,
sehingga menjadi sebuah bangunan yang utuh yang layak disebut bahan ajar.
Susunan atau bangunan inilah yang dimaksud dengan struktur bahan ajar. Secara
umum, terdapat tujuh komponen dalam setiap bahan ajara, yaitu judul, petunjuk
belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas
atau langkah kerja dan penilaian. Sebagaimana telah disebutkan bahwa masing
masing bentuk bahan ajar memiliki struktur yang berbeda.
4. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar atau materi
pokok yang harus dicapai siswa. Untuk menyusun bahan ajar cetak, ada enam hal
yang perlu dimengeri yaitu:
 Susunan tampilannya jelas dan menarik.
 Bahasa yang mudah dimengerti
 Mampu menguji pemahama.
 Adanya stimulan.
 Kemudahan dibaca.
 Materi Instruksional.
Bahan ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi
(Kemp dan Dayton, 1985). Contohnya, handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leafet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

5
5. Jenis Bahan Ajar Cetak
Berbagai macam bahan ajar yang dapat dikembangkan untuk kepentingan
pembelajaran siswa saat ini, yaitu bahan pembelajaran yang dikembangkan
cenderung pada bahan pembelajaran yang berbentuk tercetak sebagai berikut:
a. Handout
Sebagai dasar untuk memahami apa itu handout, maka pandangan dari
beberapa ahli berikut dapat kita jadikan rujukan. Echols dan Shadily (1996:288)
mengartikan bahwa handout adalah sesuatu yang diberikan secara gratis.
Sementara itu, (Mohammad, 2010:55) memaknai handout sebagai selembar (atau
beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik
kepada peserta didik. Dengan kata lain apabila pendidik membuat ringkasan suatu
topik, makalah suatu topic, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas, atau
tes, dan diberikan kepada peserta didik secara terpisah-pisah (tidak menjadi suatu
kumpulan lembar kerja siswa, misalnya), maka pengemasan materi pembelajaran
tersebut termasuk dalam kategori handout. Dalam arti lain (Festiyed 2013)
memaknai Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik”. Handout termasuk media cetakan yang
meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan
informasi belajar. Biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki
relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh siswa.
b. Modul
Modul dimaknai sebagai seperangkat bahan ajar yang disajikan secara
sistematis, sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang
fasilitator atau guru. Sebuah modul harus dapat dijadikan bahan ajar sebagai
pengganti fungsi pendidik. Jika pendidik mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu,
maka modul harus mampu menjelaskan Sesuatu dengan bahasa yang mudah
diterima peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga ditemukan pengertian yang
hampir serupa bahwa modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang
dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru atau
dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas,
penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilai, serta
pengukuran keberhasilan peserta didik dalam penyelesaian pelajaran.

6
c. Buku Teks
Dalam kamus Oxford, buku diartikan sebagai number of sheet of paper,
either printed or blank, fastened together in a cover, yaitu sejumlah lembaran
kertas, baik cetakan maupun kosong, yang dijilid dan diberi kulit. Hal serupa juga
dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan
buku sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong (Setiawan,
2010).
Menurut pandangan lainnya, buku adalah bahan tertulis yang menyajikan
ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya. Sementara itu, buku
sebagai bahan ajar didefinisikan sebagai buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan
hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku teks pelajaran pada
umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang
yang disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku. Pendidik diberi kesempatan
untuk memilih buku teks mana yang mereka anggap paling sesuai dengan peserta
didiknya (Nasution, 1987).
d. Work Book / Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut pedoman umum pengembangan bahan ajar (Diknas, 2004), lembar
kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk
atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas tersebut haruslah
jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.
Sementara menurut pandangan lain, LKS bukan merpakan singkatan dari
lembar kegiatan siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa,
sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara
mandiri. Dari penjelasan ini dapat kita pahami bhawa LKS merupakan suatu
bahan ajar cetak berupa lemmbar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,
dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
e. Diktat
Diktat salah satu jenis cara pengemasan materi pembelajaran seperti buku
namun tidak selengkap buku dan digunakan untuk kalangan sendiri (secara
formal diktat tidak memiliki ISBN). penyusunan diktat mengacu juga pada
pedoman pengembangan materi pembelajaran. Biasanya diktat digunakan untuk
kalangan sendiri sebagai pendukung buku teks pelajaran, dan dikarang oleh guru

7
yang bersangkutan. Oleh karena itu, isi diktat lebih bersifat konstekstual. Sebelum
menyusun diktat hendaknya dicermati keadaan potensi sekolah, dan lingkungan
materi yang disampaikan menjadi konstekstual. (Bambang, 2012).
Menurut Huda (2017) diktat adalah salah satu produk yang dapat dihasilkan
dalam penelitian pengembangan. Diktat yang tersusun secara sistematis akan
mempermudah peserta didik dalam materi sehingga mendukung ketercapaian
tujuan pembelajaran pada matakuliah yang ada.

C. Pengertian Bahan Ajar Non Cetak


Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis
yang digunakan pendidik dan peserta didik dalam PBM (Depdiknas, 2008). Buku teks
merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang
ilmu tertentu. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
pendidik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (Herayanti,
Fuaddunnazmi, & Habibi, 2017). Berdasarkan dua pernyataan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan salah satu perangkat mengajar yang membantu
pendidik dalam mengajar peserta didik berupa materi pembelajaran yang telah tersusun
secara runtun.
Bahan ajar memiliki beberapa jenis bahan ajar, salah satunya adalah bahan ajar non
cetak. Bahan ajar non cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi non cetak (Praswoto, 2013). ICT dapat mengubah suatu bahan
ajar cetak menjadi bahan ajar multimedia. Bahan ajar berbasis ICT adalah bahan ajar yang
disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat bantu. ICT dapat digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
Dalam kegiatan pembelajaran, bahan ajar ICT memungkinkan peserta didik mempelajari
materi secara runtut, sistematis, interaktif dan inovatif. Sehingga diharapkan semua
kompetensi tercapai secara utuh dan terpadu. Beberapa karakteristik bahan ajar berbasis
ICT antara lain:
 Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi
jaringan/computer network).
 Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga pembelajaran menjadi menarik, dan
tidak membosankan sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri.
8
 Memanfaatkan teknologi elektronik; dimana pendidik dan peserta didik, peserta didik
dan sesama peserta didik atau pendidik dan sesama pendidik dapat berkomunikasi
dengan mudah.
 Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) yang disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan
dimana saja.
 Memanfaatkan pertukaran data (Information sharing) yang secara interaktif dapat
dilihat setiap saat di komputer.
Bahan ajar berbasis ICT memiliki keunggulan antara lain :
 Memberikan kemudahan bagi pendidik dalam proses pembelajaran untuk menjelaskan
hal-hal yang abstrak.
 Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta
mempunyai ketertarikan pada materi yang sedang dibahas.
 Peserta didik dapat belajar atau menelaah bahan ajar sewaktu-waktu karena bahan ajar
dapat tersimpan di komputer.
 Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui jaringan internet, sehingga keduanya bisa saling
menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
 Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.
 Pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi dan berinteraksi
 melalui fasilitas-fasilitas internet yang dapat dilakukan secara kelompok.
1. Information Communication Technology (ICT)
ICT atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah semua teknologi
yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi (Rusman, 2013). ICT mencangkup semua
perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer
maupun komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa ICT adalah sistem atau teknologi
yang memanfaatkan komputer dan telekomunikasi untuk menyajikan informasi
pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran data. Tujuan menggunakan
media pembelajaran berbasis ICT yaitu mampu mengasah kemampuan berpikir peserta
didik serta membantu peserta didik agar mampu bekerja secara kelompok.

9
Beberapa bentuk pemanfaatan ICT yang perlu dilaksanakan dalam dunia
pendidikan yaitu pembelajaran berbasis komputer (CBI), pembelajaran berbasis web
(e-learning), pembelajaran berbantukan computer (CAI), pembelajaran berbasis audio-
visual (AVA), dan pembelajaran berbasis multimedia. Contoh konkret penggunaan
ICT yaitu proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan internet sebagai media
pembelajaran (Daryanto: 2013). Internet diharapkan mampu memberikan dukungan
bagi terselenggaranya proses komunikatif antara peserta didik dan guru. Guru
diharapkan mampu mengajak peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas dan
membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas.
a. Aspek TIK atau ICT adalah (Rusman: 2013):
 Teknologi Informasi (TI) atau Information Technology (IT) meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi.
 Teknologi Komunikasi (TK) atau Communication Technology (CT) meliputi
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lainnya.
Berdasarkan kedua aspek tersebut, dapat dikatakan bahwa teknologi informasi
dan komunikasi merupakan peralatan elektronik yang terdiri dari perangkat keras
dan perangkat lunak serta segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi antar media.
b. Karakteristik pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis ICT yaitu:
 Menggunakan teknologi elektronik.
 Menggunakan komputer (media digital ataupun teknologi jaringan/computer
network).
 Menggunakan teknologi multimedia, sehingga pembelajaran menjadi menarik
bagi peserta didik dan peserta didik lebih berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
 Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials). Peserta
didik maupun pendidik dapat mengakses data yang sudah disimpan dalam
komputer secara mandiri.
 Memanfaatkan pertukaran data (Information sharing) yang secara interaktif
dapat dilihat setiap saat di komputer.

10
c. Fungsi ICT didalam pembelajaran
 Sebagai alat (tools)
Dalam hal ini ICT digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau
peserta didik untuk membantu pembelajaran. Contohnya dalam mengolah kata,
mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program
administratif untuk peserta didik, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan
sebagainya.
 Sebagai ilmu pengetahuan (science)
ICT sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan
tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. Dalam
pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK
sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi peserta didik semua
kompetensinya.
 Sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy)
ICT dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk
menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer.
d. Peran ICT didalam pembelajaran yaitu:
 Sebagai Suplemen (Tambahan)
Peserta didik diberi kebebasan untuk menggunakan ICT dalam belajar atau
tidak. Namun peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.
 Sebagai Komplemen (Pelengkap)
ICT sebagai komplemen (pelengkap), adalah untuk melengkapi materi
pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran melalui ICT diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment (remedial) bagi peserta
didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
 Sebagai Substitusi (Pengganti)
ICT menyajikan materi pembelajaran yang dapat diakses peserta didik melalui
internet, maka peserta didik dapat mempelajari materi perkuliahan yang
terlewatkan tersebut melalui internet (Riyana, 2017).

11
e. Manfaat ICT dalam pembelajaran (Rahmawati, 2011):
 Peserta didik akan bersemangat dalam mengikuti video yang dibuat dengan
situasi seperti benar-benar nyata.
 Peserta didik dapat meningkatkan keterampilan hasil belajar dan meningkatkan
manajerial skill mahapeserta didik melalui praktik nyata yang lebih interaktif di
dalam laboratorium.
 Akan terjadi pergeseran dari teacher centered menuju student centered dan
selain peserta didik bisa melihat penerapan ilmu yang didapatkan secara
langsung, mereka juga bisa mempraktikkannya dalam situasi nyata.
 Peran pendidik menjadi fasilitator dan mediator pembelajaran.
 Pola evaluasi hasil belajar akan menjadi lebih komprehensif karena evaluasinya
tidak hanya melalui ujian tertulis akan tetapi juga evaluasi praktik.
Penggunaan ICT dalam pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi siswa. Hal
ini telah dilakukan penelitian oleh Asrizal (2014) tentang integrasi matematika .
sains teknologi bencana alam dan pendidikan karakter berbasis ICT. Didapatkan
hasil bahwa pembelajaran ICT dapat meningkatkan proses pencapaian kompetensi
siswa kelas IX serta praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran pada SMA
kelas IX.
2. Jenis-jenis Bahan Ajar Non Cetak
Bahan ajar non cetak terbagi atas empat bagian yaitu audio, audio visual, multimedia
dan display. Berikut akan dijelaskan masing-masing dari bahan ajar non cetak.
a. Bahan Ajar Audio
Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan persaan
sehingga terjadinya proses belajar (Legendari & Raharjo, 2016). Bahan ajar audio
terdiri dari beberapa macam yaitu:
1) Kaset/piringan hitam/compact disk (CD)
2) Radio
b. Bahan Ajar Audio Visual
Bahan ajar audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara (Haryoko, 2009). Alat-alat audio visual adalah alat-
alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat

12
dilihat. Alat-alat audio visual gunanya untuk membuat komunikasi menjadi lebih
efektif. udio visual ada tiga macam yaitu:
1) Audio visual diam:
Gabungan dari suara dan gambar yang tidak bergerak. Contoh audio visual
diam yaitu:
 Sound slide
 Film Strip
 Komik dengan suara
2) Audio Visual Semi Diam
 Telewrier
 Media Board (Smart Board)
3) Audio visual gerak
Contoh audio visual gerak yaitu video.
c. Bahan Ajar Multimedia
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi.
“Media” refers to a form of human interaction that is amenable to computer
capture and processing, such as video, audio, text, graphics, images, ..., whereas
“multi” signifies that several of those “media” are present in the same
application” (Georganas, 1997). Pembelajaran multimedia melibatkan indera
penglihatan dan pendengaran, mendefinisikan multimedia sebagai media yang
menghasilkan bunyi dan teks. TV, presentasi powerpoint berupa teks, gambar
bersuara sudah dapat dikatakan multimedia (Muntu, 2017). Multimedia terbagi
menjadi dua kategori, yaitu:
1) Multimedia Linear
Multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan
alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini
sekuensial (berurutan). Contohnya TV dan film.
2) Multimedia Interaktif.
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio,
teks, grafik, gambar, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk
mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari sebuah presentasi.
Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang

13
digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan
pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses
belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
d. Display (Berbasis ICT)
Display adalah sarana yang dimanfaatkan untuk menampilkan gambar,
kartun, poster, dan objek-objek 3 dimensi yang kecil atau material belajar lainnya.
Bahan ajar display adalah jenis bahan ajar yang berisi materi tulisan atau gambar
yang dapat ditampilkan di dalam kelas, di kelompok kecil atau peserta didik secara
perseorangan tanpa menggunakan alat proyeksi.
Bahan ajar display merupakan bahan ajar non cetak, akan tetapi jenis bahan
ajar display agak berbeda sifat dan karakteristiknya dengan jenis bahan ajar cetak
maupun non cetak. Karena di dalamnya termasuk semua materi tulisan ataupun
gambar. Pada umumnya, bahan ajar jenis display ini digunakan oleh pendidik pada
saat ia menyampaikan informasi kepada peserta didiknya didepan kelas.

D. Contoh Bahan Ajar Sekolah Menengah Materi Pythagoras

TEOREMA PYTHAGORAS
Pendahuluan

Teorema Pythagoras meruapakan salah satu teorema yang telah dikenal manusia sejak
peradapan kuno. Nama teorema ini diambil dari nama seorang matematikawan Yunani yang
bernama Pythagoras.

Pada bab ini kita akan membahas mengenai menentukan, menghitung dan memecahkan
masalah yang berkaita dengan Teorema Pythagoras.

Tujuan Pembelajaran

 Siswa mampu memahami dan menemukan teorema Pythagoras.


 Siswa mampu menemukan hubungan antar sisi pada segitiga siku-siku khusus.
 Siswa mampu menyelesaikan permasalahan nyata dengan teorema pythagoras.

14
A. Memahami dan Menemukan Teorema Pythagoras

Apakah kalian tahu apakah kegunaan dari kita mempelajari teorema pythagoras? Teorema
Pythagoras atau Dalil Pythagoras adalah sebuah teorema yang menunjukkan hubungan
antarsisi pada segitiga siku-siku. Kuadrat sisi miring segitiga siku-siku merupakan jumlah
kuadrat kedua sisi lainnya.Suatu ilmu akan lebih terasa menarik bila ada keterkaitan dengan
kegiatan dan kebermanfaatan dalam kehidupan sehari-hari . Misal, seorang pekerja bangunan
sedang memeriksa kesikuan sebelum membuat desain pondasi suatu bangunan. Dalam
memeriksa kesikuan ini mereka menggunakan Tripel Pythagoras, meski secara ilmiah Pak
Tukang tidak mengerti alasan mengapa menggunakan itu. Nah, inilah salah satu penerapan
Teorema Pythagoras dalam kehiduapan sehari-hari.
Terdapat beberapa cara dalam membuktikan teorema, yaitu dengan pendekatan luas persegi,
luas segitiga sama sisi, luas trapesium, dan luas bentuk bangun datar lainnya. Salah satu
pembuktikan teorema adalah pembuktian yang diemukan oleh James A. Garfield, Presiden
ke-20 Amerika Serikat. Beliau membuktikan teorema ini dengan menggunakan luas teorema
pytagoras.
Diberikan : Segitiga ABC

D a E
b
c
B
a c
C b A
Buktikan : 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑐 2

Kontruksi : Perpanjangan sisi AB sampai titik D sedemikian sehingga BD  CA. Kontruksi


ruas garis DE sehingga DE  CD dan DE  BC. Lukislah ruas garis BE dan AB.

Bukti : Segiempat ABCD adalah trapesium.

Mengapa? Luas trapesium ABCD adalah,

1 1 1
L = h(p + p’) = (a + b)(a + b) = (a2 + 2ab + b2) ..........(i)
2 2 2

15
Luas trapesium dapat dicari dengan menjumlahkan luas segitiga ACB, BDE, dan EBA.
Setelah membuktikan ABC  BDE dan 1  2, dapat ditunjukkan bahwa ABE adalah
siku-siku. Mengapa? Karena ketiga segitiga tersebut memiliki sudut siku-siku, maka luasnya
adalah

1
L(ACB) = ab
2

1
L(BDE) = ab
2

1 2
L(BEA) = c
2

Sehingga, diperoleh luas dari trapesium adalah

1 1 1 2 1 2
L = 2 ab + ab + c = ab + c ..........(ii)
2 2 2

Dengan mensubstitusikan persamaan (i) dan (ii), maka diperoleh

1 1 2
(a2 + 2ab + b2) = ab + c
2 2

a2 + 2ab + b2 = 2ab + c2

a2 + b2 = c2 (Terbukti)

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan panjang sisi-sisi segitiga yang
panjang sisi-sisinya a, b dan c tersebut dianamakan Teorema Pythagoras.

Apotema Teorema Pythagoras :


“Pada segitiga siku-siku, jumlah kuadrat sisi siku-sikunya sama dengan kuadrat sisi
miringnya”.

Segitiga siku-siku yang ketiga sisinya adalah bilangan asli disebut Tripel Pythagoras.
Lakukan pembuktian Teorema Pythagoras menggunakan pendekatan luas persegi pada
LKPD(Lembar Kerja Peserta Didik) yang telah guru anda berikan.

B. Menentukan Hubungan Antar Sisi Pada Segitiga Siku-Siku Khusus

Teorema pythagoras dapat digunakan untuk meakukan penyelidikan terhadap sifat menarik
dari segitiga khusus atau istimewa seperti segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku

16
yang besar sudutnya 30o – 60o – 90o. Dalam sub bab ini kita akan menemukan hubungan
antar panjang sisi pada segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku yang besar
sudutnya 30o – 60o – 90o.

Pada pembelajaran kelas VII Semester 1 yang lalu, anda telah mempelajari bagaimana
melukis sudut-sudut istimewa dengan menggunakan jangka dan penggaris bukan? Berapakah
besar sudut-sudut istimewa itu?

Pada segitiga siku-siku khusus dengan salah satu sudutnya istimewa terdapat perbandingan
perbandingan diantara sisi-sisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal berikut!

Contoh 1 :

Perhatikan gambar di samping ini! E


Segitiga DEF siku-siku di E dan 5 cm
D = 45o. Jika panjang EF = 5 cm
dan FD = 5 √2 cm ,maka: F 5 √2 cm D
a. Tentukan besar F !
b. Tentukan panjang ED dengan menggunakan teorema Pythagoras !
c. Bandingkan panjang kedua sisi siku-sikunya, kesimpulan apa yang kamu peroleh?
d. Berdasarkan panjang sisi-sisinya dan besar sudut-sudutnya, disebut segitiga apakah
segitiga DEF?
Penyelesaian :
a. Besar F = 180o - D - E
= 180o - 90o - 45o
= 45o
b. panjang ED
𝐸𝐷 2 = 𝐷𝐹 2 - 𝐸𝐹 2
= (5 √2)2 - 52
= 50 – 25
𝐸𝐷 2 = 25
𝐸𝐷 = 5 cm

17
c. perbandingan kedua sisi siku-siku adalah 1 : 1
Kesimpulanya :
Berdasarkan poin a) dan b) maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan panjang sisi
siku-sikunya yaitu 1 : 1 dan besar sudut DEF adalah 45o – 90o – 45o .
d. Berdasarkan panjang siku-siku dan besar sudut pada segitiga EFD maka segitiga DEF
disebut segitiga siku-siku khusus sama kaki.

Contoh 2 :
Perhatikan gambar di samping ini! P
Segitiga PQR siku-siku di Q dan R = 30o 10 cm
Panjang sisi-sisi QR = 5 √3 cm, RP = 10 cm maka Q R
a. Tentukan besar P! 5 √3 cm
b. Tentukan panjang sisi PQ !
c. Bandingkan panjang sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa PQR
d. Kesimpulan apa yang dapat Anda peroleh ?

Penyelesaian:
a. Besar P = 180o - Q - R
= 180o - 90o - 30o
= 60o
b. Panjang PQ
𝑃𝑄 2 = 𝑃𝑅2 - 𝑄𝑅2
= 102 - (5 √3)2
= 100 – 75
𝑃𝑄 2 = 25
𝑃𝑄 = 5 cm
c. Perbandingan panjang sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa PQR adalah 1 : 2
d. Kesimpulannya :
Berdasarkan perbandingan panjang sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa PQR nya
1 : 2 maka segitiga PQR disebut segitiga siku-siku khusus yang besar sudutnya 30o –
60o – 90o.

18
C. Menyelesaikan Permasalahan Nyata dengan Teorema Pythagoras
Dalam kehidupan sehari-hari banyak permasalahan-permasalahan yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan teorema Pythagoras. Contoh permasalahan-permasalahan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut :

Contoh 1 :
Rumah pak Widodo berlantai dua seperti gambar di bawah ini.

Jika alas tangga terletak 2 m dari tembok dan tinggi tembok 4,5 m, maka berapakah panjang
tangga yang 4,5 m yang harus dibuat?
Penyelesaian :

Panjang tangga = √4,52 + 22


= √24,25
≈ 4, 92 m

Jadi, panjang tangga rumah pak Widodo yang 4,5 m yang harus dibuat adalah √24,25 m ≈ 4,
92 m

Contoh 2:
Pak Budi mempunyai kebun berbentuk segitiga dengan panjang sisi–sisinya adalah 8 m,
15 m, dan 17 m, maka
a) berbentuk segitiga apakah kebun pak Budi ?
b) dapatkah kamu menentukan luas kebun pak Budi ?
Penyelesaian :
a) 172 = 289 152 = 225 82 = 64
Karena 172 = 152 + 82 ,
maka ketiga bilangan tersebut memenuhi tripel pythagoras.
Segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.
b. Dapat, yaitu
1
luas kebun pak Budi = 2 ( 8 x 15 )

19
= 60 m2
Jadi, segitiga tersebut luasnya adalah 60 cm 2.

Contoh 3 :
Seorang anak mempunyai tinggi badan 150 cm. Ia berdiri 12 m dari tiang bendera. Jika jarak
antara kepala anak tersebut dengan puncak tiang bendera adalah 13 m, maka hitunglah tinggi
tiang bendera tersebut!
Penyelesaian :
Pada contoh soal di atas jika kita gambarkan adalah sebagai berikut

12 m

Gambar 1 Gambar 2

Untuk menghitung tinggi tiang bendera, langkah yang pertama harus dihitung dulu nilai x.
Nilai x dapat dicari dengan memperhatikan Gambar 2, maka
x = √132 − 122
= √169 − 144
= √25
=5m
Jadi, tinggi tiang bendera dapat diperoleh
5 m + 1,5 m = 6,5 m

20
LATIHAN:
1. Diketahui KLM siku-siku di L, jika panjang hipotenusa KLM adalah 20 cm dan
MKL = 300 , tentukan luas segitiga KLM !

2. Perhatikan segitiga siku-siku di samping. Q


Jika panjang PQ = 7cm dan panjang 7 cm 7√3 cm
QR = 7√3 cm, maka: P R
a. Tentukan panjang PR!
b. Tentukan besar P dan R !

3. Pada segitiga ABC, diketahui panjang AB = 6 cm, AC = 8 cm dan BC = 10 cm. Berbentuk


apakah segitiga ABC tersebut? Mengapa?

4. Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya 250 meter.
Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah layang-layang adalah 70
meter. Hitunglah ketinggian layang-layang tersebut!

5. Sebuah kuda-kuda atap rumah berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang kaki –
kakinya 10 meter dan panjang alasnya 16 meter seperti tampak pada gambar di bawah ini !

10 m 10 m

16 m
Bila seluruh rangka kuda-kuda tersebut terbuat dari kayu dan harga kayu Rp. 45.000,00
untuk tiap 4 meter, berapakah biaya untuk membuat kuda-kuda atap tersebut?

21
RANGKUMAN
 Pada segitiga siku-siku, sisi dihadapan sudut siku-siku disebut sisi miring atau juga
disebut hipotenusa.
 Teorema Pythagoras: “Pada segitiga siku-siku, jumlah kuadrat sisi siku-sikunya sama
dengan kuadrat sisi miringnya”.
 Jika a, b dan c panjang sisi-sisi suatu segitiga siku-siku dengan a, b dan c bilangan asli,
maka a, b, c disebut bilangan Tripel Pythagoras.
 Jika a, b dan c panjang sisi-sisi suatu segitiga yang memenuhi persamaan a2 + b2 = c2
dengan c adalah sisi terpanjang, maka segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.
 Jika a, b dan c panjang sisi-sisi suatu segitiga dengan c sisi terpanjang tetapi a, b dan c
tidak memenuhi bilangan Tripel Pythagoras, terdapat dua kemungkinan bentuk segitiga :
− Jika a2 + b2 < c2, maka ΔABC segitiga tumpul
− Jika a2 + b2 > c2, maka ΔABC segitiga lancip.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis
yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri dan dirancang sesuai kurikulum yang
berlaku. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada
siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.
Bahan pembelajaran cetak diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat materi yang
berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran
sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran. Karakteristik
bahan pembelajaran cetak adalah sebagai berikut.
 Mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional).

 Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained).

 Mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional material).


Berbagai macam bahan pembelajaran cetak yang dapat dikembangkan untuk SD,
yaitu Handout, Modul, Work book/Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku teks, dan Jurnal.
Bahan ajar non cetak adalah perangkat bahan yang memuat materi atau isi pelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan teknologi non
cetak (ICT) Jenis bahan ajar non cetak yaitu: Audio, audio visual, multimedia dan display.
Karakteristik dari masing-masing bahan ajar non cetak yaitu:
 Audio berupa suara
 Audio visual berupa suara dan gambar
 Multimedia merupakan gabungan lebih dari dua media
 Display merupakan saran untuk menampilkan gambar baik dua atau tiga dimensi

23
DAFTAR PUSTAKA

Asrizal, Festiyed, Sumarmin R. (2017). Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu Bermuatan Literasi Era Digital Untuk Pembelajaran Siswa SMP Kelas
VIII. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP): Volume 1 Nomor 1
Asrizal, Suharmin R, Iswendi, Gustiya T. (2013). Desain Bahan Ajar Sains Terpadu
Mengintegrasikan Nilai Karakter Cerdas Berbasis ICT Untuk Pembelajaran Siswa
SMP Kelas VIII. Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Fisika.
Depdiknas. 2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajeman
Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdinas. (2008). Panduan Pengembangan
Bahan Ajar. Jakarta : Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah
Aminuddin, M. N., Bahrudin, N., & Yosep, S. P. (2015). Penciptaan Buku Esai Fotografi
Pantai Jatimalang untuk Mengoptimalkan Potensi Wisata Purworejo. Jurnal Desain
Komunikasi Visual, 4(1).
Andriani, T., Masykuri, M., & Sudarisman, S. (2012). Pembelajaran Biologi Menggunakan
CTL (Contextual Teaching ang Learning) Melalui Media Flipchart dan Video
Ditinjau dari Kemampuan Verbal dan Gaya Belajar. Jurnal Inkuiri, 1(2).
Ardianto, F., Achmad, A., & Marpaung, R. R. (2013). Pengaruh Brosur melalui Model
Pembelajaran STAD Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi. Jurnal Bioterdidik:
Wahana Ekspresi Ilmiah, 1(6).

24

Anda mungkin juga menyukai