Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FIQH

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Fiqh

Dosen Pengampu: Muhammad Syauqi, MA.Pd

Disusun Oleh :

Abdul Haris

Asri Ainurrahmah Y.

Fiki Amali

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw. yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pembelajaran Fiqh.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Bapak
Muhammad Syauqi, MA.Pd. yang telah memberikan bimbingan dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cirebon, Januari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
A. Pengertian Bahan Ajar Pembelajaran Fiqh........................................................ 4
B. Klasifikasi Bahan Ajar Pembelajaran Fiqh........................................................ 5
C. Pengembangan bahan Ajar Pembelajaran Fiqh yang Efektif dan Efisien......... 7

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 15

A. Kesimpulan........................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran
yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan
oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan
secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Maka, hal ini menjadi tugas guru untuk
menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.
Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Secara terperinci, bahan ajar atau jenis
materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur),
keterampilan, dan sikap atau nilai.
Melihat fenomena di atas, guru harus mampu mengembangkan bahan ajar, salah
satunya pada mata pelajaran fiqh, misalnya dengan menggunakan metode dan media
pembelajaran mengajar yang bervariasi dan dapat menarik perhatian siswa. Karena
dalam sebuah pembelajaran tidak jarang ditemukan banyak siswa yang kurang berminat
mengikuti pembelajaran, maka dari itu proses pembelajaran harus didesain agar bisa
membuat siswa lebih aktif, semangat dan tidak jenuh atau membosankan, karena hal ini
bisa memudahkan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Guru
hendaknya mengembangkan bahan ajar fiqh tersebut dengan menggunakan metode dan
media pembelajaran yang bervariasi, yang relevan dengan materi fiqh yang akan
disampaikan. Sehingga, tujuan pembelajaran yang sudah dirancang secara sistematis
dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan ajar pembelajaran Fiqh?
2. Bagaimana klasifikasi bahan ajar pembelajaran Fiqh?
3. Bagaimana pengembangan bahan ajar pembelajaran Fiqh yang efektif dan efisien?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar Fiqh.
2. Untuk mengetahui klasifikasi bahan ajar Fiqh.
3. Untuk mengetahui pengembangan bahan ajar Fiqh yang efektif dan efisien

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar Pembelajaran Fiqh


Bahan ajar terdiri dari dua kata yaitu kata “bahan” dan “ajar”. Bahan adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk
pedoman atau pegangan untuk mengajar. Sedangkan ajar adalah petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui dan ditiru. Adapun Fiqh dalam konteks
Pembelajaran adalah salah satu bagian dari pelajaran pokok yang termasuk dalam
kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diberikan kepada siswa-siswa
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tanawiyah (MTs) atau Madarasah Aliyah (MA).
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan
sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh
dan terpadu. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau
instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses
belajar mengajar. Melalui bahan ajar ini siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran.
Dengan perkataan lain tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh
bahan ajar. Bahan ajar pada hakikatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi
yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya.
Pandangan lain diungkapkan oleh Pannen sebagaimana dikutip oleh Andi Prastowo
mengemukakan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang
disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Ahmad Sudrajat, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
sistematis baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi,
alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi

4
atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa dalam upaya mencapai tujuan
kurikulum.
Bahan ajar secara umum pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi,
alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Contohnya: buku
pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio dan bahan ajar
interaktif.
Secara terperinci, bahan ajar atau jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting
dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar atau tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara
lain: petunjuk belajar (petunjuk siswa atau guru), kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja, dan
Evaluasi.
Melalui bahan ajar akan mendorong keterlibatan siswa secara aktif dan
menyenangkan, yakni tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning
to know), tetapi juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be),
dan untuk hidup bersama (learning to live together) serta holistis dan authentic, dengan
tujuan sekaligus untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

B. Klasifikasi Bahan Ajar Pembelajaran Fiqh


Secara umum kriteria yang biasa dijadikan acuan dalam pengklasifikasian bahan ajar
ada tiga macam, yaitu berdasarkan bentuk, cara kerja dan sifatnya.

1. Menurut Bentuk Bahan Ajar


Dari segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Bahan cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contoh:
buku, modul, LKS, foto/gambar dll.
b. Bahan ajar dengar atau program audio adalah semua sistem yang menggunakan
sinyal radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang
atau sekelompok orang. Contoh: kaset, radio, piringan hitam, CD audio.

5
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) adalah segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensial. Contoh: Film dan Video.
d. Bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks,
grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau
diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Contoh: CD Interaktif.

2. Menurut Cara Kerja Bahan Ajar


Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan
Bahan ajar ini adalah bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor
untuk memproyeksikan isi didalamnya. Sehingga siswa dapat langsung
menggunakannya. Contoh: foto, diagram, model dan lain-lain.
b. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah bahan ajar yang memerlukan proyektor
agar bisa dimanfaatkan atau dipelajari siswa. Contoh: slide, OHP, film strips, dan
lain-lain
c. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam dalam
suatu media rekam. Untuk menggunakannya membutuhkan alat lain seperti tape
compo, CD Player, multimedia player dan sebagainya. Contoh bahan ajarnya
seperti kaset, flasdisk, CD, dsb.
d. Bahan ajar video
Bahan ajar ini cara kerjanya hampir sama dengan bahan ajar audio Cuma bahan
ajar ini bisa menampilkan gambar. Contoh: video, film, dsb.
e. Bahan ajar komputer adalah berbagai jenis bahan ajar non cetak yang
membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Contoh:
computer mediated instruction, computer based multimedia.

3. Menurut Sifat
Hal ini dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, seperti buku, bahan tutorial, peta, koran, dsb.
b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti video interaktif, TV, multimedia,
dsb.
c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh: lembar observasi,
lembar wawancara, dsb.
6
d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama untuk
pendidikan jarak jauh) seperti telepon, video conferencing, HP, dsb.

C. Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Fiqh yang Efektif dan Efisien


1. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Analisis kebutuhan bahan ajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk
menyusun bahan ajar. Didalamnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu analisis terhadap
kurikulum, analisis sumber belajar, dan pemilihan serta penentuan jenis bahan ajar.
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum adalah suatu langkah awal dalam proses analisis kebutuhan
bahan ajar yang ditujukan guna menentukan kompetensi-kompetensi mana saja
yang membutuhkan bahan ajar. Hal ini akan membantu guru dalam merencanakan
dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran yang lebih matang dengan persiapan
bahan-bahan ajar yang lengkap dan tepat. Langkah-langkah pokok untuk analisis
kurikulum meliputi lima langkah:
a. Mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK)
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal siswa yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan semester. Dalam konteks
pembuatan bahan ajar maka tugas kita adalah menentukan standar kompetensi
yang ingin dicapai oleh siswa.
b. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki siswa
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Guru mengidentifikasi kompetensi dasar yang diharapkan bisa
dikuasai oleh siswa.
c. Menyusun indikator ketercapaian hasil belajar
Indikator sebagai kompetensi spesifik yang nantinya dijadikan dasar
pertimbangan dalam menentukan bahan ajar apa yang tepat untuk dibuat.
d. Menentukan materi pokok
Materi pokok yakni sejumlah informasi utama, pengetahuan, keterampilan,
atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh guru agar siswa menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok digunakan oleh guru sebagai
acuan utama dalam menyusun konten bahan ajar.
e. Identifikasi pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh siswa
7
Hal ini adalah suatu aktivitas yang didesain oleh guru supaya dilakukan oleh
siswa, agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui
kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Pengalaman belajar harus
disusun secara jelas dan operasional sehingga langsung bisa dipraktikkan
dalam kegiatan pembelajaran.

2) Analisis Sumber Belajar


Analisis terhadap sumber belajar dilakukan pada beberapa aspek meliputi
ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan dalam memanfaatkannya.
a. Ketersediaan maksudnya berkenaan dengan ada atau tidaknya sumber belajar
tersebut disekitar kita.
b. Kesesuaian maksudnya sumber belajar tersebut sesuai atau tidak dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Kemudahan maksudnya mudah tidaknya sumber belajar itu disediakan maupun
digunakan baik secara pengadaan maupun pengoperasiannya.

3) Langkah-Langkah Memilih dan Menentukan Bahan Ajar


Beberapa langkah pemilihan bahan ajar:
a. Mengidentifikasi aspek-aspek kompetensi yang menjadi acuan pemilihan
bahan ajar. Apakah aspek kognitif, psikomotorik atau afektif.
b. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Apakah aspek kognitif,
psikomotorik atau afektif
c. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Hasan sebagaimana dikutip oleh Mulyasa mengemukakan ada


beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan
materi yang akan diajarkan kepada siswa, yaitu:
a. Validitas atau Tingkat Ketepatan Materi
Sebelum memberikan materi pelajaran seorang guru harus yakin bahwa materi
yang diberikan telah teruji kebenarannya dan guru harus menghindari dari
memberikan materi yang masih diragukan kebenarannya.
b. Keberartian atau tingkat kepentingan materi
Materi yang diberikan harus relevan dengan keadaan dan kebutuhan siswa,
sehingga bermanfaat bagi kehidupannya.
c. Relevansi dengan tingkat kemampuan siswa
8
Materi yang diberikan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah bagi siswa
serta disesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan masyarakat saat ini
dan masa yang akan datang.
d. Kemenarikan materi
Materi yang diberikan hendaknya mampu memotivasi siswa, sehingga siswa
mempunyai kemauan untuk memahami materi yang diajarkan.
e. Kepuasan
Hasil pembelajaran yang diperoleh siswa benar-benar bermanfaat bagi
kehidupannya. Untuk memudahkan menghubungkan materi dengan tujuan
yang akan dicapai, dapat dilakukan dengan cara mengklasifikasikan materi ke
dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Upaya Pengembangan Bahan Ajar


Ada tiga tipe materi pembelajaran yang menyangkut peranan guru dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi yaitu:
a) Jika guru mendesain dan mengembangkan materi pembelajaran secara individual.
Peran guru bersifat pasif. Tugasnya adalah memonitor dan membimbing siswa
dalam menyelesaikan materi dan membentuk kompetensi.
b) Guru memilih materi pembelajaran yang telah ada dan menyesuaikan dengan
strategi pembelajaran yang digunakan, peran guru menjadi lebih aktif dalam
penyampaian materi dan pembentukan kompetensi.
c) Pembelajaran sangat bergantung kepada guru yaitu guru menyampaikan semua
materi pembelajaran menurut strategi yang telah dikembangkan.

3. Pembelajaran Fiqh : Konsep dan Karakteristiknya


Dalam konteks pembelajaran, fiqh di sekolah adalah salah satu bagian pelajaran
pokok yang termasuk dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
diberikan pada siswa-siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs)
atau Madrasah Aliyah (MA).
Sebagai contoh, pembelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali siswa agar dapat:
a) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur
ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur
dalam Fiqh Ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fiqh
Muamalah.
9
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut
diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan
tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

Adapun ruang lingkup Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan


pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama
manusia yaitu:

a) Aspek Fiqh Ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, salat fardu, salat
sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan
berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan,
perawatan jenazah, dan ziarah kubur.
b) Aspek Fiqh Muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qiradh, riba,
pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.

Materi pelajaran fiqh ada yang berupa fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Berikut
karakteristik materi penjelasan contoh metode & model pembelajaran:

Fakta Materi berupa informasi tentang realitas, peristiwa, orang, tahun,


tempat, jumlah, ukuran, yang menekankan pada ingatan/ hafalan. Jenis
air untuk bersuci, benda-benda najis, waktu salat, miqat haji-umrah,
do’a, dzikir. Contoh metode & model pembelajarannya adalah
membaca, menghafal, information search, index card match, cardsort,
talking stick.
Konsep Materi berupa pengertian, definisi yang membutuhkan tingkat kognisi
pemahaman. Pengertian Puasa, salat, thaharah, jual-beli, perbedaan
zakat, sadaqah, hadiah, dan infak. Contoh metode & model
pembelajarannya adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, resitasi,
information search, talking stick, every one is s teacher here, poster
comment, team quiz, the power of two.
Prosedur
Materi berupa urutan melakukan, mengerjakan, atau membuat sesuatu
yang membutuhkan kognisi tingkat penerapan, dan keterampilan serta
kemahiran psikomotor. Rukun salat dan wudlu, memandikan,
mengkafani, mensalati, memakamkan janazah, proses akad nikah,
thawaf, sa’i, melontar jamarat. Contoh metode & model

10
pembelajarannya adalah demonstrasi, drill, praktik, resitasi, every one is
a teacher here, poster session, modelling, billboard ranking
(modifikasi), role playing.
Prinsip Materi berupa hubungan antar konsep yang meng-gambarkan sebab-
akibat, generalisasi, hukum yang membutuhkan tingkat kognisi tinggi,
seperti analisa, sintesa, dan penilaian. Penggunaan kongnisi tinggi dapat
menjadi alat pembentukan kesadaran mental siswa. Ketentuan awal
Ramadhan/ Syawal, pembagian waris, hukum poligami, ketentuan
hukum kasus perceraian, ketentuan produk makanan halal/ haram,
hikmah puasa dan zakat. Contoh metode & model pembelajarannya
adalah diskusi, project, kerja kelompok, problem solving, poster
comment, the power of two, jigsaw, snowballing, billboard ranking,
concept map.

4. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Mata Pelajaran Fiqh


Ada beberapa cara dalam menyusun bahan ajar mata pelajaran Fiqh, diantaranya:
a) Kronologis atau berurutan yaitu penyusunan materi berdasarkan urutan waktu
atau tahapan-tahapan tertentu. Kronologis dipakai untuk menyusun materi yang
mengandung urutan waktu seperti peristiwa sejarah, perkembangan penetapan
suatu hukum dan sebagainya.
b) Kausal atau sebab akibat, yaitu penyusunan materi berdasarkan adanya hubungan
sebab dan akibatnya. Dengan mengetahui sebab dan akibat dari sesuatu hal siswa
dapat mempertimbangkan yang akan dilakukannya.
c) Struktural artinya materi disusun berdasarkan bagian-bagian tertentu, di mana
bagian-bagian itu saling berhubungan dan membentuk sebuah struktur
pengetahuan.
d) Logis dan Psikologis, logis artinya dapat diterima oleh logika siswa. Di awali dari
materi yang sederhana menuju materi yang kompleks, dari bagian-bagian menuju
keseluruhan, dari yang nyata menuju yang abstrak, dari benda-benda menuju teori
dari materi bagaimana menuju materi mengapa. Sebaliknya, psikologis dimulai
dari yang kompleks menuju yang sederhana, dari keseluruhan menuju ke bagian.
Dalam menyusun materi salat, dapat dimulai dari syarat wajib salat, syarat sah
salat serta rukun-rukunnya (logis), dapat pula dimulai mengapa orang itu harus
salat, baru dilanjutkan bagaimana tata caranya (psikologis).

11
e) Spiral, artinya materi dipusatkan pada topik atau pokok bahasan tertentu. Dari
topik tersebut kemudian diperluas dan diperdalam. Dari topik yang sederhana
kemudian diperluas dan diperdalam dengan bahan yang lebih kompleks. Misalnya
tentang salat, disusun mulai dari pengertian secara Bahasa dan istilah
dikembangkan menjadi makna salat dalam kehidupan atau implikasi dari salat itu
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa akan lebih mendalami salat
tidak sekedar lima waktu, tapi setiap saat jiwa salat itu tercermin dalam
kehidupannya sehari-hari.
f) Hirarki belajar artinya materi disusun berdasarkan urutan atau tahapan yang
seharusnya dikuasai oleh siswa. Utuk menguasai materi salat, tentu siswa diberi
materi tentang pengertian salat, bagaimana gerakan salat itu, kemudian bacaan
tiap gerakannya sampai kepada materi tentang memahami makna dari gerakan dan
bacaan-bacaan itu.

5. Contoh Analisis Kolom Kebutuhan Bahan Ajar Mata Pelajaran Fiqh di MTs
1) Analisis Kurikulum

Mengidentifikasi 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan


Kompetensi Inti (KI) prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
Mengidentifikasi Memahami waktu-waktu shalat lima waktu
Kompetensi Dasar
(KD)
Menyusun indikator 1. Menjelaskan cara menentukan waktu shalat subuh
ketercapaian hasil 2. Menjelaskan cara menentukan waktu shalat dzuhur
belajar 3. Menjelaskan cara menentukan waktu shalat ashar
4. Menjelaskan cara menentukan waktu shalat maghrib
5. Menjelaskan cara menentukan waktu shalat isya
Menentukan materi Waktu-waktu shalat lima waktu
pokok
Identifikasi a. Mengamati
pengalaman belajar Guru meminta siswa untuk mengamati video tentang
yang akan dilakukan seseorang yang sedang melaksanakan shalat fardhu.
oleh siswa b. Menanyakan
(menentukan Guru meminta siswa untuk membuat pertanyaan
metode/strategi dalam tentang tayangan telah dilihatnya
12
pembelajaran c. Mengumpulkan informasi
misalnya scientific Siswa mencari literatur yang berkaitan dengan shalat
approach, CTL, fardhu
diskusi, demonstrasi, d. Menalar
Tanya jawab, Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
ceramah, dsb) untuk mendiskusikan materi shalat subuh, shalat
dzuhur, shalat ashar
e. Mengkomunikasikan
1) Siswa menyampaikan hasil diskusi yang telah
dilakukan.
2) Siswa lain memberikan tanggapan terhadap
presentasi hasil diskusi

2) Analisis Sumber Belajar

Ketersediaan (Praktis Internet (tersedia atau tidak di sekitar kita, jika tidak
dan Ekonomis) tersedia maka kurang tepat, jika tersedia berarti tepat dan
dapat digunakan)
Kesesuaian dengan Siswa dapat menjelaskan cara menentukan waktu shalat.
tujuan pembelajaran Maka sumber belajar yang dapat digunakan misalnya
buku tuntunan shalat, tempat shalat, gambar shalat, video
shalat, dan lain-lain.
Kemudahan dalam Sumber belajar berupa buku dan gambar shalat dirasa
pengadaan dan mudah dalam pengadaan dan penggunaannya maka
penggunaan sumber belajar ini tepat untuk digunakan. Namun jika
video shalat dirasa sulit secara pengadaan dan
penggunaan seperti membutuhkan VCD Player, TV,
LCD dsb dan guru tidak bisa pengoperasiannya, maka
sumber belajar ini tidak tepat digunakan.

3) Analisis Kolom Materi Bahan Ajar

Apa yang harus Apa yang bisa Apa yang bisa Apa yang bisa
diketahui dibuat dikerjakan diterapkan
Kognitif Psikomotorik Afektif
Menjelaskan cara Menghafal doa- Mempraktikkan Terbiasa
menentukan waktu doa shalat tata cara shalat melaksanakan shalat
shalat lima waktu tepat waktu
13
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan tertulis maupun tidak tertulis yang dapat
digunakan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang ada bisa
berupa buku paket, modul, koran, majalah, televisi, internet, lingkungan alam sekitar
dan lain sebagainya yang dapat digunakan sebagai sumber belajar.
Bahan ajar ada beberapa macam yaitu bahan ajar pandang (visual), bahan ajar dengar
(audio), bahan ajar pandang dan dengar (audiovisual), dan bahan ajar multimedia
interaktif.
Kriteria pemilihan materi pelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat
kemampuan pemahaman siswa, keterkaitan dengan SK-KD, relevan dengan kebutuhan
siswa dan tuntutan lingkungan.
Teknik penyusunan bahan ajar meliputi analisis SK-KD-Indikator, analisis sumber
belajar, pemilihan dan penentuan bahan ajar, dan mengembangkan bahan ajar. Sebuah
bahan ajar paling tidak mencakup petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi
yang akan dicapai, konten atau isi materi pembelajaran, informasi pendukung, dan
latihan-latihan.
Pembelajaran fiqh di sekolah adalah salah satu bagian pelajaran pokok yang
termasuk dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diberikan pada siswa-
siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau Madrasah Aliyah
(MA). Materi pelajaran fiqh dapat berupa fakta, konsep, prosedur dan prinsip.
Teknik penyusunan bahan ajar mata pelajaran Fiqh di MTs meliputi kriteria
penyusunan menurut kronologis atau berurutan, kausal atau sebab akibat, struktural,
logis dan psikologis, spiral, hirarki belajar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya Offset

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo

Syaodih, Nana Sukmadinata. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya

16

Anda mungkin juga menyukai