Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN ISLAM HOLISTIK DAN KOMPREHENSIF

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta
Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Endah Kurniawati, M.Pd. I.

Disusun oleh:

Fitria Titik Isnaini (23010180156)


Latifa Nur Iswati (23010190013)
M. Faizal Khamid (23010190062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt.
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas dalam menyusun makalah ini. Sholawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya juga para sahabatnya serta
para pengikutnya yang serta sampai akhir zaman.
Alhamdulillah atas rahmat Allah Swt. kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pendidikan Islam Holistik dan Komprehensif” ini dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Endah Kurniawati,
M.Pd. I. selaku dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena
itu, penulis mengaharap dan menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Pendidikan Islam
Holistik dan Komprehensif” ini bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca umumnya, Aamiin.
Wassalamu’alaikum warraahmatullahi wabarakatuh

Salatiga, 14 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Konsep Pendidikan Holistik Komprehensif ................................................. 3

B. Tujuan Pendidikan Holistik ......................................................................... 5

C. Implementasi Pendidikan Holistik Komprehensif ....................................... 6

BAB III

PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. Simpulan .................................................................................................... 10

B. Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruh komponen atau
aspeknyadidasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, proses belajar
mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik,
kurikulum, bahan ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan aspek
atau komponen pendidikan lainnyadidasarkan pada ajaran Islam.
Ajaran atau nilai-nilai Islam dalam hal ini tentu memiliki peran
sebagai dasaryang sangat penting demi terwudnya pendidikan yang ideal.
Tentu pendidikan yangdapat memberikan kemajuan dalam peradaban
Islam. Namun dalam realitanya tidak dapat dipungkiri banyak sekali
probematikayang ada tentu berkaitan dengan pendidikan yang mendasari
perkembangan pendidikan Islam. Seperti contohnya adalah sudut pandang
yang menyatakan bahwaada pembagian yaitu pendidikan agama dan
pendidikan umum. Dalam isitilah lainnya juga ada yang mengatakan ilmu
agama dan ilmu umum. Hal tersebut tentu menjadi masalah bagi kemajuan
peradaban Islam yang menyangkut penguatan atau pembentukan karakter
dan kemjuan dalam bidang sains dan teknologi. Fenomenademikian juga
sering disebut dengan istilah dikotomi pendidikan yaitu pemisahanantara
pendidikan atau ilmu umum dengan pendidikan atau ilmu agama.
Problematika terkait dikotomi pendidikan dan ilmu tentu akan
membatasi dan sangat menghambat menciptakan pendidikan yang ideal.
Pendidikan yang seharusnya dapat mencapai tiga domain afektif, kognitif
dan psikomotorik akan terhambat dengan sudut pandang seperti ini. Maka
idealnya setiap individu mampu mencapai kompetensi tersebut dengan
menyeluruh agar pendidikan benar-benar mampu menciptakan generasi
yang berkarakter namun tetap menguasai masalah ilmu pengetahuan dan
teknologi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pendidikan holistik komprehensif ?
2. Apa tujuan pendidikan holistik ?
3. Bagaimana implementasi pendidikan holistik komprehensif ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan holistik komprehensif
2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan holistik
3. Untuk mengetahui implementasi pendidikan holistik komprehensif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Holistik Komprehensif


Pendidikan yang holistik komprehensif adalah pendidikan yang
bertujuan memberikan kebebasan peserta didik untuk mengembangkan diri
tidak saja secara intelektual, tetapi juga memfasilitasi perkembangan jiwa
dan raga secara keseluruhan, sehingga tercipta manusia yang berkarakter
kuat, yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa, mewujudkan
manusia merdeka sebgaimana diungkapkan Ki Hajar Dewantara “yaitu
manusia yang utuh merdeka yang hidup lahir batinnya tidak tergantung
kepada oaring lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri”. 1

Sedangkan menurut Abuddin Nata pendidikan holistic komprehensif adalah


“pendidikan holistic yang berbasis pada multi pendekatan, seperti
pendekatan psikologi, penekatan karakter, pendekatan social, pendekatan
spiritual, intelektual, dan seluruh aspek atau komponen pendidikan: visi,,
misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar”. 2 Dengan demikian,
pendidikan holistik komprehensif mempunyai ciri-ciri dan corak yang
reflektif, integratif kurikulum, mengutamakan pembelajaran yang
menyenagkan, pengembangan sumber daya manusia, dan memanfaatkan
seluruh pendekatan dan metode pembelajaran yang memadukan antara yang
berbasis pada guru dengan yang berbasis pada ssiwa.
Kajian yang bersifat akademis pendidikan holistik komprehensif
sesungguh telah lama dilakukan di Barat. Sedangkan di Indonesia kajian
tersebut secara akademik belum banyak dilakukan, walaupun dalam ucapan
dan kebijakan sering disinggung. Pendidikan holistik komprehensif inilah
yang tampaknya menjadi salah satu alternatif yang amat diharapkan untuk
memecahkan berbagai masalah pendidikan tersebut. Di antara masalah

1
Nanik Ribiyanto dan Dany Haryanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2010), hlm. 01
2
Abuddin Nata, Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multisipliner (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2013), hlm. 271

3
pendidikan tersebut, misalnya lulusan pendidikan yang hanya memiliki
keunggulan dari segi intelektual dan keterampilan, namun kurang dari segi
moral, spiritual dan akhlak, pendidikan yang cenderung menjadi komoditas
yang diperdagangkan dan dikelola dengan pendekatan bisnis, pendidikan
yang selalu tertinggal dari perkembangan zaman, pendidikan yang kurang
link and mach dengan kebutuhan masyarakat, pendidikan yang cenderung
membonsai atau mengkerdilkan peserta didik, pendidikan yang
membosankan, pendidikan yang belum mencerahkan, lingkungan
pendidikan yang kurang kondusif dan berbagai masalah lainnya.
Konsep pendidikan holistik komprehensif telah mencoba
memaksimalkan aspek kreatif-inovatif pendidikan, seperti pada
pembelajaran yang berbasis karakter, bercorak reflektif, mengintegrasikan
kurikulum, mengutamakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif dan
mencerahkan, menyempurnakan proses transformasi pendidikan,
memberdayakan interaksi keilmuan yang dinamis, memfokuskan tujuan
demi pendidikan masa depan, memanfaatkan kemampuan dasariah (basic
skill), mengolah pengalaman siswa, bercorak kontekstual, menumbuhkan
spiritualitas anak, mewujudkan pribadi yang berintegritas, mengenalkan
seni holistik untuk penggalian metodologi pembelajaran, menjawab
tantangan pendidikan, menawarkan transformasi sebagai sarana problem
solving pembelajaran holistik, mengkiritisi Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), pemberian hak otonomi penuh pada sekolah, Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) sebagai sarana pendidikan holistik, serta mencetak generasi
yang berkualitas.3
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa desain pendidikan
holistik komprehensif banyak agenda yang harus diselesaikan, yakni
sebanyak komponen pendidikan dengan berbagai elemen lainnya yang
terkait. Berbagai aspek tersebut masih perlu kajian dan pendalaman dengan
menggunakan berbagai akar landasan sebagaimana tersebut di atas.

3
Nanik Rubiyanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2010), hlm. 114

4
Berbagai kajian tersebut mengharuskan adanya kerja keras dari para
pendidik, yakni pakar pendidikan di bidang kurikulum, proses belajar
mengajar, manajemen, sarana prasarana, dan pembiayaan.
B. Tujuan Pendidikan Holistik
Pendidikan holistik membantu mengembangkan potensi individu
dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
menggairahkan, demokratis dan humanis melalui pengalaman dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta
didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri. Dalam arti, para siswa dapat
memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar
melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial,
serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya. Oleh karena itu,
upaya pendidikan holistik tidak lain adalah untuk membangun secara utuh
dan seimbang pada setiap murid dalam seluruh aspek pembelajaran, yang
mencakup spiritual, moral, imajinatif, intelektual, budaya, estetika, emosi
dan fisik yang mengarahkan seluruh aspek-aspek tersebut ke arah
pencapaian sebuah kesadaran tentang hubungannya dengan Tuhan yang
merupakan tujuan akhir dari semua kehidupan di dunia.4
Scott Forbes juga menyatakan pendapatnya mengenai tujuan
pendidikan holistik, diantaranya:
a. Mendidik anak secara keseluruhan
b. Mendidik siswa secara keseluruhan
c. Melihat seorang anak secara keseluruhan (masyarakat,
kemanusian, lingkungan, spiritual). Yang mana dari ketiga
tujuan tersebut berarti melihat bahwa seorang anak atau peserta
didik diarahkan untuk menjadi seorang yang seimbang dalam
kemampuan afektif, kognitif, serta afektifnya. Sehingga
pendidikan holistik bertujuan untuk mengembangkan seseorang

4
M. Latifah, Pendidikan Holistik. Bahan Kuliah (Bogor: Departemen Ilmu Keluarga dan
Konsumen. Institut Pertanian Bogor, 2008), 43.

5
dengan nurani yang menyeluruh, pandangan perdamaian, cinta,
dan pengetahuan.5
Untuk mencapai tujuan pendidikan holistik, maka kurikulum yang
dirancang harus diarahkan untuk mencapai tujuan pembentukan manusia
holistik. Termasuk di dalamnya membentuk anak menjadi pembelajar sejati,
yang senantiasa berpikir holistik, bahwa segala sesuatu adalah saling terkait
atau berhubungan. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap
efektif untuk menjadikan manusia pembelajar sejati di antaranya adalah
pendekatan siswa belajar aktif, pendekatan yang merangsang daya minat
anak atau rasa keingintahuan anak, pendekatan belajar bersama dalam
kelompok, kurikulum terintegrasi, dan lain-lain.
C. Implementasi Pendidikan Holistik Komprehensif
Pendidikan holistik adalah pendidikan yang mengembangkan
seluruh potensi peserta didik secara harmonis (terpadu dan seimbang),
meliputi potensi intelektual (intelectuall), emosional (emotional), phisik
(physical), sosial (social), estetika (aesthetic), dan spiritual (spiritual).
Masing-masing potensi hendaknya dikembangkan secara harmonis. Jangan
sampai terjadi kemampuan intelektualnya berkembang jauh
melebihikemampuan aspek lainnya. Manusia yang mampu
mengembangkan seluruh potensinya merupakan manusia yang holistik,
yaitu manusia pembelajar sejati yang selalu menyadari bahwa dirinya
adalah bagian dari sebuah sistem kehidupan yang luas, sehingga selalu ingin
memberikan kontribusi positif dan terbaik kepada lingkungannya.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan
potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan
dan menggairahkan, demokratis, dan humanis melalui pengalaman dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta

5
Sirous Mahmoudi, Ebrahim Jafari, Hasan Ali Nasrabadi, and Mohmmd Javad Liaghatdar,
Holistic Education: An Approach for 21 Century, Journal of International Education Studies Vol. 5,
No. 2, April 2012, 179.

6
didik diharapkan dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil
keputusan yang baik dan belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya.
Prinsip pendidikan holistik, yaitu:
a. berpusat pada Tuhan yang menciptakan dan menjaga kehidupan;
b. pendidikan untuk transformasi;
c. berkaitan dengan pengembangan individu secara utuh di dalam
masyarakat;
d. menghargai keunikan dan kreativitas individu dan masyarakat yang
didasarkan pada kesaling hubungannya;
e. memungkinkan partisipasi aktif di masyarakat;
f. memperkukuh spiritualitas sebagai inti hidup dan sekaligus pusat
pendidikan;
g. mengajukan sebuah praksis mengetahui, mengajar, dan belajar;
h. berhubungan dan berinteraksi dengan pendekatan dan perspektif yang
berbeda-beda.
Prinsip penyelenggaraan pendidikan holistik sebagai berikut:
a) keterhubungan (connectedness), Keterhubungan, dimaksudkan bahwa
pendidikan hendaknya selalu dihubungkan dengan lingkungan fisik,
lingkungan alam, lingkungan social, dan lingkungan budaya.
b) keterbukaan (inclusion), Keterbukaan, dimaksudkan bahwa
pendidikan hendaknya menjangkau semua anak tanpa terkecuali.
Semua anak pada hakikatnya berhak memperoleh pendidikan. dan
c) keseimbangan (balance). Keseimbangan, dimaksudkan bahwa
pendidikan hendaknya mampu mengembangkan ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik secara seimbang. Termasuk seimbang dalam
kemampuan intelektual, emosional, fisik, social, estetika, dan
spiritual.
Pendidikan holistik dapat dilihat dalam tiga kesatuan dimensi yang utuh
dan tidak boleh dipisahkan, karena antara yang satu dengan lainnya saling
berkaitan.
Ketiga dimensi tersebut yaitu:

7
a. Dimensi isi; Dimensi isi berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Pendidikan hendaknya mampu member ikan
pengetahuan, sikap,
b. Sekaligus keterampilan sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa dan
masyarakat.
c. Dimensi insentif; Dimensi insentif berkaitan dengan motivasi, emosi,
dan kemauan. Pendidikan hendaknya memperhatikan kondisi
psikhologis siswadan
d. Dimensi interaksi, Dimensi interaksi berkaitan dengan aksi,
komunikasi, dan kerja sama. Proses pendidikan akan efektif apabila
terjadi aksi, komunikasi, dan kerjasama antara pendidik dan peserta
didik.
Untuk mengetahui implikasi pendidikan holistik, antara lain adalah:
a) Pendidikan holistik mengembangkan keragaman strategi
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik;
b) Pendidik holistik membantu siswa untuk mengembangkan
potensinya;
c) Pendidik holistik menyusun lingkungan pembelajaran yang dapat
mengembangkan seluruh potensi peserta didik;
d) Pendidik holistik mengimplementasikan strategi penilaian yang
beragam.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas guru untuk memimpin
dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan guru lebih banyak
berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Forbes mengibaratkan
peran guru seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah
berpengalaman dan menyenangkan. Sekolah hendaknya menjadi tempat
peserta didik dan guru bekerja guna mencapai tujuan yang saling
menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting,
perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kooperatif) lebih utama dari
pada persaingan (kompetitif). Maka dari itu implementasi pendidikan
holistik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi komponen

8
pokok, yaitu komponen tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode,
media dan sumber pembelajaran serta komponen evaluasi. Sedangkan faktor
yang mempengaruhi sistem pembelajaran, yaitu guru, siswa, sarana dan
prasarana.6

6
Herry Widyastono, Muatan Pendidikan Holistik dalam Kurikulum Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jurnl Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, No. 4, hlm. 133-134.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan holistik komprehensif dibangun dalam rangka
mengatasi berbagai masalah kemanusiaan sebagai akibat dari dampak
era globalisasi, diantaranya menimbulkan kemorosan moral pada
sebagian kalangan masyarakat, kurang menghargai harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang memiliki hak-hak asasi yang harus
dihormati (dehumaniasi), dislokasi, munculnya gejala kepribadian yang
terpecah (splite personality), merasa terasing di tengah-tengah
kemodernan, munculnya hidup yang kurang bermakna, berorientasi
pada hukum transaksional, pendidikan yang mengutamakan aspek
kognitif, yakni wawasan dan keterampilan belaka, dan mengangggap
pendidikan sebagai investasi dan komoditas yang diperdagangkan.
Pendidikan holistik komprehensif dapat dibangun dari akar
landasan normatif (agama), psikologi, sosiologi, kultural, filsafat,
epistemologi, budaya,manajemen dan tasawuf. Agama Islam dengan
sifatnya yang univeral, mutlak, berisi ajaran tentang berbagai aspek
kehidupan manusia, dan juga filsafat Islam dengan sifatnya berpikir
secara mendalam, sistematik, radikal, universal, komprehensif, dan
holistik yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama memiliki posisi
yang strategis serta menyediakan bahan-bahan yang kaya untuk
membagun konsep pendidikan yang holistik komprehensif. Pendidikan
holistik komprehensif di Indonesia belum banyak dilakukan dalam
bentuk kajian yang mendalam, sementara itu, berbagai masalah
pendidikan yang haru dipecahkan daari waktu kewaktu demikian
banyak dan beragam. Untuk itu, kajian secara lebih khusus terhadap
agama dan filsafat dalam hubungannya dengan desain pendidikan
holistik harus terus menerus dilakukan secara berkesinambungan.

10
B. Saran
Dari makalah yang kami buat semoga menambah wawasan
tentang Pendidikan Islam Holistik dan Komprehensif. Penulis
menyadari makalah yang kami buat masih banyak kesalahan dan jauh
dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dari
pembaca. Penulis berharap tulisan ini dapat memberi manfaat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Latifah, M. 2008. Pendidikan Holistik. Bahan Kuliah .Bogor: Departemen Ilmu


Keluarga dan Konsumen. Institut Pertanian Bogor.
Mahmoudi, Sirous, Ebrahim Jafari, Hasan Ali Nasrabadi, and Mohmmd Javad
Liaghatdar, 2012. Holistic Education: An Approach for 21 Century, Journal
of International Education Studies Vol. 5, No. 2.
Nata, Abuddin. 2013. Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multisipliner Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Rubiyanto, Nanik. 2010. Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Widyastono, Herry. 2012. Muatan Pendidikan Holistik dalam Kurikulum
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnl Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.
18, No. 4.

12

Anda mungkin juga menyukai