Anda di halaman 1dari 19

KONSEP, DASAR, TUJUAN, PENDIDIKAN DALAM SISLAM

TA`LIM , TARBIYAH, DAN TA’DIB

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Humaidah Hasibuan, M.Ag

Disusun Oleh :

PMM – 3 / Semester 2

Kelompok 6 :

Dea Syahputri (0305192100)

Mei Tri Yennita Azurah (0305192074)

Nadila Shabira (0305193144)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020/ 2021
KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah segala puja dan puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kita kenikmatan sehingga kita dapat berkumpul di Kuliah
Online yang berbahagia ini. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi
Muhamad SAW.

            Makalah ini penting untuk dibahas pada kali ini, untuk memahami Hakikat
Alam Semesta dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. Kami berusaha untuk
menyajikan pengetahuan dan penjabaran tentang Konsep,Dasar,Dan Tujuan
pendidikan Dalam Islam yang mudah-mudahan bermafaat bagi pembaca dan
bagi pemakalah.

Kami menyadari bahwa  penulisan makalah ini masih jauh  dari kata


sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun dan untuk perbaikan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi pemakalah dan
pembaca pada umumnya. Aamiin.

Medan, 17 April 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Makna Pendidikan dalam Islam: Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib 2


B. Tujuan Pendidikan dalam Islam 5
C. Asas-asas Pendidikan dalam Islam 7
D. Rumusan International World Conference On Moslem Education tentang
Pendidikan dalam Islam 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

pendidikan Islam sebagai sebuah sistem ilmu sudah tidak diragukan lagi, hal
itu sejalan dengan dikembangkan secara terus menerus terkait filsafat pendidikan,
teori pendidikan maupun operasional pendidikannya. Perkembangan pendidikan
Islam memperoleh dorongan sehingga semakin melaju semenjak dilaksanakannya
Konperensi Dunia I Pendidikan Islam di King Abdul Aziz University Jeddah
tahun 1977. Sebagaimana sudah penulis tegaskan pada buku Reinventing
Pendidikan Islam: Menggagas Kembali Pendidikan Islam (2010:3-4), bahwa
Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem yang terefleksi dalam berbagai bentuk
kelembagaan pendidikan seperti madrasah, pesantren dan perguruan tinggi telah
memperlihatkan sesuatu kesungguhan, karena selain telah memiliki program yang
jelas juga telah mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Dalam konteks sistem
lebih-lebih lagi dalam konteks kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia
semakin kuat.
Dasar, Asas dan Prinsip Pendidikan Islam setelah lahirnya Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 (PP 55/2007) tentang Pendidikan Agama dan
Keagamaan. Pendidikan agama adalah pendidikan agama yang diberikan di
lembaga pendidikan sejak Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi Umum.
Dan bagi umat Islam adalah Pendidikan Agama Islam (PAI). Adapun pendidikan
keagamaan di kalangan masyarakat muslim sebagaimana dimaksudkan oleh PP
55/2007 adalah pendidikan keagamaan yang berlangsung pada Raudhatul Athfaal,
Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah hingga Perguruan Tinggi Agama Islam,
termasuk pula pndidikan keagamaan yang berlangsung pada pesantren.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Pendidikan dalam islam


Secara umum jika ditelaah, setidaknya ada tiga tema yang digunakan Al-
quran dan hadis berkaitan dengan konsep dasar pendidikan dalam Islam. Ketiga
tema itu ialah tarbiyah, ta’lim, dan Ta’dib. Karenanya, semua tema tersebut perlu
di telaah untuk memperoleh pemahaman yang utuh tentang hakikat pendidikan
islam. Untuk tujuan tersebut, paparan berikut akan mengetengahkan uraian di
seputar ketiga yang maknanya selalu dinisbahkan kepada pendidikan dalam Islam.

1. Makna secara Etimologi


a. Tarbiyah.
Tema tarbiyah berasal dari kata rabb yang menurut Anis bermakna tumbuh
dan berkembang. Pengertian seperti ini juga diberikan oleh al- Qurthubiy yang
menyatakan bahwa pengertian dasar kata rabb menunjukkan makna tumbuh,
berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau
eksistensi nya.

Menurut Al- yusu’iy, secara etimologis, tema tarbiyah mempunyai tiga


pengertian yaitu:

• Nasy’at yang berarti pertumbuhan, berusia muda sampai dewasa,

• Taghdziyyah yang berarti memberi makan dan mendewasakan, dan

• Memperkembangkan, seperti yurby al- Shadaqah, berarti membuat


berembang harta yang telah disedekahkan.

Dalam konteks pemeliharaan Allah terhadap manusia, menurut Ridha,


tarbiyah juga mencakup 2 bagian yaitu:

1. tarbiyah khalqiyyah ( pemeliharaan fisikal ), yaitu menumbuhkandan


menyempurnakan bentuk tubuh serta memberikan daya jiwa dan akal,

2
2. tarbiyah syar’iyyah ta’limiyyah ( pemeliharaan syariat dan pengajaran )
yaitu menurunkan wahyu kepada salah seorang di antara mereka untuk
menyempurnakan fithrah manusia dengan ilmu dan agama.

Dalam konteks yang luas, pengertian Pendidikan Islam yang terkandung


dalam kata Tarbiyah terdiri atas 4 tindak mengharapkan, yaitu:
1. memelihara dan menjaga fitrah anak didik menuju dewasa
2. mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan
3. mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan
4. melakukan pendidikan secara bertahap.

b. Ta’lim.
Kata ta'lim berasa dari kata ‫ علم‬berarti mengajar yang bersifat menyampaikan
pengertian, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana disebutkan dalam Surah
Al-Baqarah ayat 31 berikut.

Artinya:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya”

Ta’lim juga diambil dari kata “allama-yu’allimu-ta’ilmi”, diartikan sebagai


pengajaran. Akar kata ta’lim adalah alima menurut Ibn al- Manzhur kata ini bisa
memiliki beberapa arti, seperti mengetahui atau mengenal, mengetahui atau
merasa, dan memberi kabar kepadanya. Menurut Atabik Ali A Mudhlor, kata
ta’lim sepadan dengan kata darrasa, terambil dari ‘allama- yu’allimu, ta’liman,
yang secara bahasa berarti mengajar atau mendidik. Menurut Ridha ta’lim adalah
proses transmisi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan
ketentuan tertentu.

c. Ta’dib.
Menurut ibn al- Manzhur, arti asal kata addaba adalah al – dua’ yang berati
undangan. Kata ini kemudian digunakan dalam arti undangan kepada suatu

3
perjamuan. Menurut Shallaby tema ta’dib sudah digunakan pada masa Islam
klasik, terutama untuk pendidikan yang diselenggarakan di kalangan istana
khalifah. Berdasarkan kutipan di atas, tampak bahwa terma ta’dib tidak hanya
menekankan aspek pemberian ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentukan watak,
sikap, dan kepribadian peserta didik. Sebagai diklasifikasikan ada 4 bentuk adab
dalam ta’dib yaitu:
1. Ta’dib al- akhlaq, yaitu pendidikan tatakrama spiritual dalam kebenaran,
yang memerlukan pengetahuan tentang wujud kebenaran, yang di
dalamnya segala yang ada memiliki kebenaran tersendiri dan yang
dengannya segala sesuatu diciptakan.
2. Ta’dib al-khidmah, yaitu pendidikan tatakrama spiritual dalam
pengabdian. Sebagai seorang hamba, manusia harus mengabdi kepada al-
malik dengan sepenuh tatakrama yang pantas.
3. Ta’dib al-syariah, yaitu pendidikan tatakrama spiritual dalam syariah,
yang tata caranya telah di gariskan oleh Tuhan melalui wahyu.
4. Ta’dib al- shuhbah, yaitu pendidikan tatakrama spiritual dalam
persahabatan, berupa saling menghormati dan berprilaku mulia.1

Lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, akhlak, adab,


budi pekerti.

2. Pengertian secara Terminologi.


a. Muhammad S.A Ibrahimi (Bangladesh) :
“Pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan
seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan Ideologi Islam,
sehingga dapat dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran
Islam.”
b. Omar Muhammad al-Toumi :

1
http://filsafat%20pendidikan%20islam/Konsep_Tarbiyah_Talim_dan_Tadib.pdf diakses pada
tanggal 17 maret 2020 pada pukul 15:47

4
“Pendidikan Islam adalah proses  merubah tingkah laku individu dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi dalam masyarakat.”2

2. Tujuan Pendidikan Dalam Islam


Adapun tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan fitrah peserta didik,,
baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis, sehingga akan terbentuk
pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi
al-Ardh. Pendekatan tujuan ini merupakan memiliki makna, bahwa upaya
pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang mengabdi dan
merealisasikan " kehendak " Tuhan sesuai dengan syariat Islam. serta mengisi
tugas kehidupannya di dunia dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan
utama pendidikannya.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan
kepribadian manusia (peserta didik) secara menyeluruh dan seimbang yang
dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang
rasional, perasaan dan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya mencakup
pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik: aspek spiritual, intelektual,
imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif, dan
mendorong semua aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan
kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan
ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun
seluruh umat manusia.3
Tujuan tinggi yang ingin dicapai oleh pendidikan Islami adalah menciptakan
manusia muslim yang bersyahadah kepada Allah. Rumusan tujuan pendidikan
Islami setidaknya harus merujuk kepada dua hal pokok yaitu:
1. Tujuan, fungsi, dan tugas penciptaan manusia oleh Allah swt yakni sebagai
syuhud, ‘abd Allah, dan khalifah fi al-Ardl yaitu bertujuan mengembangkan

2
https://elsahrn.blogspot.com/2018/03/1024x768-normal-0-false-false-false-in.html tanggal 16
april 2020 pukul 20:26
3
http://filsafat%20pendidikan%20islam/1061-1973-1-SM.pdf diakses pada tanggal 15 april 2020
pada pukul 19:12

5
potensi fitrah tauhid peserta didik agar mereka memiliki kapasitas atau
berkemampuan merealisasikam syahadah primordialnya terhadap Allah.
2. Hakikat manusia sebagai integrasi yang utuh antara dimensi jismiyah dan
ruhiyah, dalam konteks ini, pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan
atau merealisasikan atau mengaktualisasikan potensi jismiyyah peserta didik
secara maksimal, agar mereka berkemampuan atau terampil dalam melakukan
tugas.
Membicarakan tujuan pendidikan umum memang penting. Tujuan umum itu
tetap menjadi arah pendidikan Islam. Untuk keperluan pelaksanaan pendidikan,
tujuan itu harus dirinci menjadi tujuan yang khusus, bahkan sampai ke tujuan
yang operasional. Usaha merinci tujuan umum itu sudah pernah dilakukan oleh
para ahli pendidikan Islam.

Al-Syaibani, menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi:


a. Tujuan yang berkaitan dengan individu
b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat
c. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran

Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:


a. Pembinaan akhlak
b. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat
c. Penguasaan Ilmu
d. Keterampilan bekerja dalam masyarakat

Bagi Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan Islam dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Tujuan keagamaan
b. Tujuan pengembangan akal, akhlak
c. Tujuan pengajaran kebudayaan
d. Tujuan pembinaan kepribadian

6
Tujuannya yaitu :
1. Terwujudnya  insan akademik yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT.
2. Terwujudnya  insan kamil, yang berakhlakul karimah.
3. Terwujudnya  insan yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji ilmu
pengetahuan.
4. Terwujudnya  insan yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain.
5. Terwujudnya  insan yang sehat jasmani dan rohani.

3. Asas-Asas Pendidikan Islam


Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam
kehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, jasmani
dan rohani atau antara kehidupan materil dan mental spiritual.
Dalam KBBI, kata asas bermakna suatu kebenaran yang menjadi pokok
dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat). Disebutkan pula terdapat kosa kata
prinsip semakna dengan kata asas, jadi dapat dikatakan bahwa asas sama dengan
prinsip.
Prinsip-prinsip ini digunakan dalam merumuskan dan melaksanakan
ajaran Islam. Prinsip-prinsip ini sifatnya permanen karena merupakan suatu ajaran
dan tidak boleh dihilangkan atau diubah karena akan menghilangkan sifat dan
karakter pendidikan Islam.4

a. Dasar Pendidikan Islam


Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar dapat
berdiri kokoh. Dasar suatu bangunan, yaitu fundamen yang menjadi landasan
bangunan tersebut agar tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan
islam, yaitu fundamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam

4
Abudin Nata,, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prena Media Grup, 2012) hal 102

7
dapat tegak berdiri dan tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa
ideologi yang muncul, baik di era sekarang maupun yang akan datang.5
Dasar pendidikan Islam, menurut Nur Uhbiyati, secara garis besar ada tiga,
yaitu Al Qur’an, sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di negara kita.
Sementara itu, menurut penulis dasar pendidikan Islam dibagi menjadi dua, yaitu
dasar ideal dan dasar operasional. Para pemikir muslim membagi sumber atau
dasar nilai ideal yang dijadikan acuan dalam pendidikan Islam menjadi empat
bagian, yaitu Al Quran, sunnah (hadis), alam semesta, dan ijtihad. Di pihak lain,
dasar nilai operasional dibagi menjadi enam, yaitu dasar historis, dasar sosial,
dasar ekonomi, dasar politik dan administratif, dasar psikologis, serta dasar
filosofis.

a. Al-Qur’an
Pada prisipnya , asas utama dan tertinggi yang menjadi dasar atau
landasan bagi pelaksanaan bagi pelaksanaan pendidikan islami ialah Al- quran.
Karena dalam konteks ini, seluruh aktivitas setiap aktivitas manusia muslim
dalam bidang pendidikan, dari mulai konsep, program, hingga praktik atau
implementasinya.
Al Qur’an tidak begitu saja dapat mengubah dunia tanpa adanya usaha
untuk mengimplementasikannya. Dibutuhkan penafsiran untuk menggali semua
ajaran yang terkandung di dalamnya. Usaha ini kemudian dalam konteks
pendidikan Islam memunculkan nilai-nilai yang membawa misi agar umatnya
mampu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Indikasi utama dalam hal
ini adalah surah Al-Baqarah ayat 31.

Artinya:

5
https://www.academia.edu/28841244/MAKALAH_KONSEP_DASAR_PENDIDIKAN_ISLAM
di akses pada tanggal 16 april 2020 pukul 19:45

8
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman,
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-
orang yang benar!” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 31)

Dengan demikian dapat disimpulkan, supaya manusia menemukan jati


dirinya sebagai insan yang bermartabat maka harus menyelenggarakan
pendidikan. Al- Qur’an merupakan sumber pendidikan terlengkap yang
mencangkup kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), spritual (kerohanian),
material (kejasmanian), dan alam semesta. Al Qur’an merupakan sumber nilai
yang absolut dan utuh. Eksitensinya tidak akan pernah mengalami perubahan. Al
Qur’an merupakan pedoman normatif-teoretis yang masih memerlukan penafsiran
lebih lanjut terhadap pelaksanaan operasional pendidikan Islam.
Orientasi pendidikan Islam dimuat di dalam Al Qur’an bagi kepentingan
manusia ketika melaksanakan amanat dari Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan
pendidikan Islam harus senantiasa mengacu dan berpegang pada sumber tersebut
agar manusia menjadi dinamis, kreatif, dan religius.

b. Sunnah (Hadis)
Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad
SAW, baik perkataan, perbuatan, ketetapan, dan harapan dan cita cita. Dalam
fungsi pendidikan islami hadis berfungsi sebagai sumber informasi, menerangkan
dan menyimpulkan tujuan, dan menjustifikasikan gagasan.
Dari sini dapat dilihat bagaimana posisi hadis Nabi Muhammad sebagai sumber
atau dasar pendidikan Islam yang utama setelah Al Qur’an. Eksistensinya
merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan
penjelasan Nabi dari pesan-pesan Ilahiah yang tidak terdapat dalam Al Qur’an
atau yang terdapat di dalamnya tetapi masih memerlukan penjelasan lebih lanjut
secara terperinci. Oleh sebab itu, untuk memperkuat kedudukan hadis sebagai
sumber inspirasi pendidikan dan ilmu pengetahuan, dapat dilihat dari firman Allah
yang menerangkan tentang hal tersebut, yaitu QS. An-Nisa 80:

9
“Barangsiapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa (4) : 80)

c. Alam Semesta
Di sepanjang sejarah kehidupan, manusia senantiasa ingin tahu bagaimana
alam semesta yang tidak bertepi ini berawal  dan kemana selanjutnya menuju.
Selain itu, manusia juga ingin tahu bagaimana cara kerja hukum yang menjaga
tatanan dan keseimbangannya.
Terlepas dari kerangka tersebut, yang cukup menarik adalah pendapat Leonard
Binder yang menyatakan bahwa antara pendidikan Islam dan era modern dapat
bersesuaian. Hal itu disebabkan nilai-nilai Islam tidak sedikit pun bertentangan
dengan peradaban modern. Oleh karena itu, umat Islam dapat memasuki
kemajuan yang telah diperoleh peradaban modern tanpa harus meninggalkan
keyakinan.

d. Ijtihad
Selain dari kedua sumber diatas, Alquran dan Hadis, asas yang digunakan
sebagai landasan dalam pelaksanaan pendidikan islami juga bersumber dari hasil
ijtihad, kontemplasi, atau pemikiran para ulama atau ilmuan muslim, ijtihad
adalah upaya sungguh- sungguh yang dilakukan para pemikir atau intelektual
muslin dengan melakukan penalaran mendalam, sistematis, dan universal untuk
memahami hakikat atau esensi sesuatu.
Dalam meletakkan ijtihad sebagai sumber pendidikan Islam pada dasarnya
merupakan proses penggalian dan penetapan hukum syariat yang dilakukan oleh
para mujtahid dengan salah satunya menggunakan pendekatan nalar.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin mengglobal dan mendesak,
ijtihad dalam bidang pendidikan mutlak diperlukan. Sasarannya tidak hanya

10
sebatas bidang materi, kurikulum, metode, evaluasi, sarana dan prasarana, tetapi
mencakup seluruh sistem pendidikan Islam.
Dalam dunia pendidikan, sumbangan ijtihad ikut secara aktif menata sistem
pendidikan yang dialogis. Peran dan pengarunya cukup besar dalam menetapkan
suatu hukum. Adapun ijtihad merupakan proses kerja sama yang padu. Dengan
kepaduan tersebut diharapkan lahir suatu sistem pendidikan yang utuh dan
integral dalam bingkai keagamaan.
Dengan demikian, akan diperoleh sistem pendidikan yang kondusif, baik bagi
pengembangan kebudayaan manusia mauoun sebagai peranti dalam mengantarkan
pesaerta didik untuk dapat melaksanakan amanatnya.6

b. Konsep Pendidikan Islam


            Dalam ilmu pengetahuan, konsep itu sangat penting. Dalam konsep
terdapat defenisi yang menggambarkan ciri-ciri khusus. Pendidikan islami
merupakan “sistem” pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Teori-teori
yang digunakan dalam pendidikan Islami yaitu teori yang disusun berdasarkan Al
Qur’an dan Al Hadis.
            Pendidikan Islami sebagai sistem pendidikan membahas komponen-
komponen utama pendidikan, yaitu:
1. Tujuan pendidikan
2. Kurikulum pendidikan
3. Proses belajar mengajar7
4. Tenaga pendidik-kependidikan
5. Peserta didik
6. Metode
7. Saran-prasarana
8. Evaluasi pembelajaran

6
http://kumpulanmakalahdasarpendidikan.blogspot.com/2016/06/makalah-konsep-dasar-
pendidikan-islam.html diakses pada tanggal 16 april 2020 pukul 19:59
7
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/download/4390/4035
diakses pada tanggal 16 april pukul 20:21

11
Pendidikan Islami harus berhasil mengembangkan mutu dengan melakukan
penjaminan mutu internal di samping penjaminan mutu eksternal. Namun, pada
umumnya para pengelola pendidikan Islami mendapat kesulitan dalam meraih
mutu tertinggi karena tidak mengenali teori-teori manajemen mutu yang cocok
untuk mengembangkan mutu pendidikan Islami. Oleh karena itu, pendidikan
Islami menjadi ukuran fundamental kemajuan umat Islam sehingga perlu
dikembangkan sistem pendidikan yang benar-benar Islami.

c. Fungsi Pendidikan Islam.


Fungsinya adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan
tugas tugas pendidikan islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar.
Secara teroritis, fungsi pendidikan Islam, dijelaskan dalam al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 151, yaitu :

Artinya:
“kami juga memberikan bantuan yang lain kepada kalian. Kami
mengirimkan kepada kamu seorang Rasul dari bangsa kamu sendiri yang meminta
membaca ayat-ayat kami dan mensucikan kalian melalui keutamaan-keutamaan
dan kebajikan yang dia perintahkan dan perbaiki demi perlindungan dan
kemungkaran yang dilarang untuk kalian. Dia juga meminta al-Qur’an dan sunah
untuk kalian, dan meminta apa yang beum kalian minta yang berhubungan dengan
urusan agama dan dunia kalian”.

Pokok-pokok isi kandungannya yaitu:


1) Membacakan ayat-ayat Allah (al-Quran).
2) Menyucikan diri yang merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat
Allah setelah mengkaji dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik.

12
3) Mengajarkan al-Kitab.
4) Mengajarkan Hikmah (Hadits).
5) Mengajarkan ilmu pengetahuan.

Menurut pendapat beberapa ilmuwan, fungsi pendidikan Islam sebagai berikut


:
a. Fungsi pengembangan.
b. Fungsi penanaman nilai.
c. Fungsi perbaikan.
d. Fungsi pencegahan.
e. Fungsi pengajaran.
f. Fungsi penyaluran.

4. Rumusan internasional world conference on moslem education


tentang Pendidikan dalam Islam

Rumusan Conference on Muslem Education pertama di Mekkah pada tanggal


31 Maret sampai 8 April 1977 “Education should aim at balanced growth of the
total personality of man trough the training of mans spirit, intellect, the rational
self, feeling and bodily senses, education should there fore cater for the growth of
man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific,
linguistic, both individually and collectively and motivate all these aspects
towards goodness and the attainment of perfection. The ultimate aim of Muslim
education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of
individual, the community and humanity at large”, Artinya: Pendidikan harus
ditujukan pada pertumbuhan yang seimbang dari seluruh kepribadian manusia
melalaui latihan atas jiwa, akal, diri rasional, perasaan dan jiwa-jiwa jasmaninya.
Oleh karena itu, pendidikan harus mendukung pertumbuhan manusia dalam
semua aspeknya, spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, linguistic, baik
secara individual Mupun kolektif dan mendorong semua aspek ini menutu
kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan akhir dari Pendidikan Islam

13
adalah merealisasikan kepasrahan penuh pada Allah pada tingkat individual,
komunitas, dan umat.8

8
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1998) hal 308

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem ilmu sudah tidak diragukan lagi,
perkembangannya semakin melaju semenjak dilaksanakannya Konperensi Dunia I
Pendidikan Islam di King Abdul Aziz University Jeddah tahun 1977.Pendidikan
Islam sebagai sebuah sistem yang terefleksi dalam berbagai bentuk kelembagaan
pendidikan seperti madrasah, pesantren dan perguruan tinggi telah
memperlihatkan sesuatu kesungguhan, karena selain telah memiliki program yang
jelas juga telah mendapatkan apresiasi dari masyarakat.Dalam konteks sistem
lebih-lebih lagi dalam konteks kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia
semakin kuat setelah lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 (PP
55/2007) tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Pada kenyataannya
lembaga pendidikan madrasah,pesantren dan perguruan tinggi terutama yang
swasta memiliki corak yang berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya, dan
akibatnya menghasilkan produk yang beragam dan sebagiannya belum
membuktikan jenis dan tingkat kualitas yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

B. Saran

  Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang


mendetail kurang tersentuh oleh penyusu, dan yakin bahwasanya masih banyak
hal-hal yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi
kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar pembaca
melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan
Ilmu Pendidikan Islam, dengan menemukan dan membaca langsung referensi-
referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prena Media Grup.

Langgulung, Hasan. 1998. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Alhusna.

http://filsafat%20pendidikan%20islam/Konsep_Tarbiyah_Talim_dan_Tadib.pdf
diakses pada tanggal 17 maret 2020 pada pukul 15:47

https://elsahrn.blogspot.com/2018/03/1024x768-normal-0-false-false-false-in.html
tanggal 19 april 2020 pukul 20:26

http://filsafat%20pendidikan%20islam/1061-1973-1-SM.pdf diakses pada tanggal


15 april 2020 pada pukul 19:12

https://www.academia.edu/28841244/MAKALAH_KONSEP_DASAR_PENDID
IKAN_ISLAM di akses pada tanggal 16 april 2020 pukul 19:45

http://kumpulanmakalahdasarpendidikan.blogspot.com/2016/06/makalah-konsep-
dasar-pendidikan-islam.html diakses pada tanggal 16 april 2020 pukul 19:59

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-
Pendidikan/article/download/4390/4035 diakses pada tanggal 16 april 2020 pukul
20:21

16

Anda mungkin juga menyukai