Anda di halaman 1dari 20

PERIODISASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas :


Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Ayat Bahrul, M.Pd.I

Disusun Oleh :
1. Asep Maulana Yusuf 21.1.1.006
2. Fahmi Andrian 21.1.1.009
3. Syifa Nur Fadiyah 21.1.1.024
4. Ulandari 21.1.1.027

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


STAI AL-HIKMAH GLOBAL CENDEKIA
DEPOK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam ini dapat
terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.

Makalah yang berjudul “Periodisasi Dalam Pandangan Islam” ini kami susun sebagai
pelengkap nilai tugas matakuliah Ilmu Pendidikan Islan dan juga untuk memberikan wawasan
serta pemahan yang lebih tentang Hakikat Manusia dalam Pandangan Islam.

Sebagai penulis kami menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
mendukung kelancaran dan terciptanya makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah ilmu
pendidikan islam, Bapak Ayat Bahrul

Kami memyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan atau masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Atas kurang lebihnya kami
mengucapkan terimakasih.

Bogor, 06 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Pendidikan Islam Masa Pra Konsepsi..........................................................................................2
B. Pendidikan Islam Masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)................................................3
1. Fase Pemilihan Jodoh................................................................................................................3
2. Fase Perkawinan/Pernikahan...................................................................................................7
3. Fase Kehamilan..........................................................................................................................8
C. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah).........................................11
1. Usia anak 0 – 3 tahun..............................................................................................................11
2. Usia 3 – 7 tahun........................................................................................................................12
3. Usia 7-13 tahun........................................................................................................................13
4. Masa Remaja............................................................................................................................13
5. Masa Dewasa............................................................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................................15
PENUTUPAN..........................................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia. Sebagai suatu
proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Tetapi proses pendidikan harus
berlangsung secara berkelanjutan. Dari sini lah kemudian muncul istilah pendidikan sepanjang
hayat (life ling education), dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus (continuing
education).
Istilah islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan sepanjang hayat.
Dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW bersabda: “tuntutlah ilmu sejak masih dalam ayunan
hingga dimasukkan dalam liang kubur”. Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan
beberapa ayat al-qur’an dan hadist Rasulullah yang tampak memberikan isyarat adanya proses
pendidikan. Menurut hadist pemilihan jodoh (suami/istri) sebagai awal proses pendidikan, atau
setidak-tidaknya dianggap sebagai masa persiapan proses pendidikan. Begitu pula akhir dari
proses pendidikan pada saat berpisahnya nyawa dengan badan.
Karena perjalanan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, maka pembahasan tentang
pendidikannya harus difokuskan pada tahapan-tahapan tersebut, yang biasanya disebut dengan
priodesasi pendidikan islam. Adapun priode pendidikan islam dimaksud ialah: (1) Pendidikan
Islam masa Pra Konsepsi, (2) Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah),
(pemilihan jodoh, pernikahan, kehamilan) dan (3) Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah
Ba’da Al-Wiladah) (pendidikan bayi, kanak-kanak, anak-anak, dan dewasa).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi ?
2. Apa itu Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah) ?
3. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa Itu Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi.
2. Mengetahui Apa Itu Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).
3. Mengetahui Apa Itu Pendidikan Islam masa Pacsanatal (Tarbiyah Ba’da Al-wiladah).

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam Masa Pra Konsepsi


Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang
dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya
pembuahan dalam rahim sang ibu. Dalam kaitannya dengan hal ini, Islam telah mengajarkan
hal-hal berikut:

1. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan


pengetahuan agamanya yang sama-sama beragama Islam, dan juga memiliki
perangai dan tingkah laku yang baik. Rasulullah SAW bersabda,
ِ ‫ فَاظْ فَر ْ بِذ‬،‫ لم َِالِهَا و َلِ حَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِد ِينِهَا‬: ‫ح المَرَْأ ة ُ لَِأ رْب َ ٍع‬
َ ‫ تَر ِب َْت يَد َاك‬،ِ‫َات الد ِّين‬ ُ َ‫تُنْك‬

artinya :
“Wanita itu dikawini karena empat hal, yaitu karena kekayaannya,
kecantikannya, keturunannya, dan karena agamanya, kamu pasti akan hidup
bahagia.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadits ini, sangatlah jelas bagaimana kita harus memilih calon pasangan
hidup. Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini
barulah faktor-faktor lain dipertimbangkan.

2. Mencari rizki dan makanan yang halal. Seperti disebutkan dalam Q.S. An
Nahl :114,
َ‫كن ْتُم ْ ا ِ َي ّاه ُ تَعْبُد ُ ْون‬
ُ ‫فَك ُلُو ْا م َِم ّا رَز َقَكُم ُ الل ّٰه ُ حَل ٰلًا طَي ِّبًاۖ َوّاشْ ك ُرُوْا نِعْم َتَ الل ّٰه ِ ا ِ ْن‬

artinya :
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.”

Apa yang kita konsumsi sehari-hari itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
keturunan, baik itu fisik maupun mental. Selain itu, menurut disiplin ilmu biologi, makanan
3

yang baik dan bergizi itu memiliki pengaruh yang besra terhadap pematangan ovum dan
spermatozoa yang kemudian akan menjadi janin yang sehat dan kuat.

B. Pendidikan Islam Masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)


Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini ditandai
dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan.

1. Fase Pemilihan Jodoh


Fase ini adalah persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk
menghadapi hidup baru yaitu berkeluarga. Salah satu pendidikan yang dimiliki oleh
seseorang yang sudah dewasa itu adalah masalah pemilihan jodoh yang tepat. Sebab
masalah ini mempengaruhi terhadap kebahagiaan rumah tangga nantinya.1

Menurut R.I Suhartin, memilih jodoh harus ada syarat dan kriterianya.
Kriteria ini dibagi kepada dua golongan yakni; kriteria umum dan kriteria yang
bersifat khusus (subjektif). Syarat umum adalah bahwa seyogyanya jodoh yang
dipilih sudah dewasa agar tida mengalami kesulitan dalam berkeluarga dan syarat
khususnya tentu sesuai dengan selera masing – masing. Namun syarat yang terpenting
adalah saling mencintai.2

Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam perkawinan, Syariat Islam telah


meletakkan kaidah-kaidah dan hukum-hukum bagi masing-masing pelamar dan yang
dilamar, yang apabila petunjuknya itu dilaksanakan maka perkawinan itu akan berada
pada puncak keharmonisan, kecintaan dan keserasian.

Rasulullah SAW telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai


pemilihan calon istri atau suami. Berikut ini adalah beberapa hadis yang berkenaan
dengan pemilihan jodoh di antaranya :

a. Pemilihan Calon Istri

Sabda Rasululah SAW

1) Artinya :

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muliya, hlm. 302
2
Ibid, hal. 294
4

“Tidak akan saling bercinta-cintaan dua yang karena Allah SWT.,


kecuali yang lebih utama antara keduanya yaitu bagi yang lebih hebat
cintanya yang satu terhadap yang lainnya.” (HR. Bukhari).

ِ ‫ فَاظْ فَر ْ بِذ‬،‫ لم َِالِهَا و َلِ حَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِد ِينِهَا‬: ‫ح المَرَْأ ة ُ لَِأ رْب َ ٍع‬
2) ‫ تَر ِب َْت يَد َا‬،ِ‫َات الد ِّين‬ ُ َ‫تُنْك‬

Artinya :

“Wanita itu dinikahi karna empat pertimbangan; karena hartanya,


keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Dapatkanlah
wanita yang memiliki agama, akan beruntunglah kamu.” (HR.
Bukhari Muslim).3

3) ُ ‫الصالِ حَة‬ ِ َ ‫الَدُّن ْيَا م َتَاعٌ وَخَي ْر ُ م َت‬


َّ ُ ‫اع الدُّن ْيَا ال ْمَرَْأ ة‬

Artinya :

“Dunia ini adalah perhiasan, sebaik-baiknya perhiasan adalahwanita


yang shalehah.” (HR. Muslim)4

4) ‫تخيروا لنطفكم وأنكحوا الأكفاء وأنكحوا إليهم‬

Artinya :

“Seleksi untuk air mani (calon istri) kamu sekalian dan kawinlah oleh
kamu sekalian orang-orang yang sama derajatnya.”(HR. Daruquthni
dan Ibnu Majah).5

5) Artinya :

“Kawinlah olehmu sekalian gadis-gadis. Sebab mereka itu lebih manis


pembicaraannya, lebih banyak melahirkan anak, lebih sedikittuntunan

3
Hussein Bahressj, Al Jamius Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya : CV. Karya Utama), hlm. 164
4
Hussein Bahresj, op.cit, hlm. 166
5
Abdullah Nasih Ulwan, op cit, h.16
5

dan tipuanserta lebih menyukai kemudahan.” (HR. Ibnu Majah dan


Baihagi).

Dari penjelasan hadis Rasulullah diatas, maka dapatlah diambil


beberapa syarat yang penting untuk memilih calon istri diantaranya:

1. Saling mencintai antara calon kedua menilai.


2. Memilih wanita karena agamanya agar nantinya mendapat berkah
dari Allah SWT.
3. Wanita yang sholehah.
4. Sama derajatnya dengan calon mempelai.
5. Wanita yang hidup di lingkungan yang baik.
6. Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih wanita yang
dekat sebab dapat menurunkan anak yang lemah jasmani dan
bodoh.
7. Wanita yang gadis dan subur (bisa melahirkan)6

b. Pemilihan Calon Suami

Tidak banyak hadits yang menyebutkan tentang pemilihan calon


suami sebagaimana halnya memilih calon istri. Rasulullah SAW
bersabda :

‫ض و َفَسَاد ٌ عَر ِي ٌْض‬


ِ ‫ ِإ لاَّ ت َ ْفع َلُوا تَكُنْ فِت ْن َة ٌ فِي الَْأ ْر‬،ُ ‫جوْه‬
ُ ِّ‫ضوْنَ دِي ْن َه ُ وَخُلُق َه ُ ف َزَو‬
َ ْ‫خطَبَ ِإ لَيْك ُ ْم م َنْ تَر‬
َ ‫ِإ ذ َا‬

Artinya :

“Apabila kamu sekalian didatangi seseorang yang agama dan akhlaknya


kamu ridhai, maka kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak
melaksanakannya maka akan menjadi fitnah dimuka bumi ini dan
tersebarlah kerusakan .” (HR. Tirmidzi)

Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang paling penting
dalam memilih calon suami adalah dari agama yang dianutnya dan akhlak yang
dimilikinya.
6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 302
6

Awal mula pendidikan anak tidak dapat dilepaskan dari tujuanpernikahan,


yaitu melaksanakan sunnah Rasulullah SAW, lahirnya keturunan yang dapat
meneruskan risalahnya. Pernikahan yang tidak dilandasi keinginan untuk
memelihara keturunan, tempat menyemai bibit iman, melahirkan keluarga sehat
serta memenuhi dorongan rasa aman, sejahtera, dan sakinah, penuh mawaddah wa
rahmah.

Oleh karena itu pemilihan pasangan sebelum nikahpun menjadi


kepedulian utama dalam merancang pendidikan anak. Apabila salah dalam
memilih pasangan akan mendatangkan murka dan kemarahan Allah akan
membuat manusia sengsara dunia dan akhirat.

Memang ada laki laki yang mendambakan perempuan kaya, meskipun


tidak cantik. Ada yang mendambakan perempuan cantik, meskipun perempuan
tersebutmiskin dan tidak kaya dan akhlaknya kurang sempurna.

Ada yang mendambakan perempuan kaya, cantik, akhlaknya baik,


keturunanya baik baik, namun apa yang didambakan hampir semua laki laki
tersebut merupakan hal yang mustahil mendapatkanya.

Namun seorang laki laki harus berusaha mendapatkan perempuan yang


taat beragama khususnya beribadah, meskipun segi segia lainya kurangmantap.

Rasulullah SAW menganjurkan mengambil istri orang yang taat


beragama, menurut Nashih Ulwan, karena alasan berikut; pasangan yang
menetapkan agama sebagai landasan memilih, tidak akan tertandingi oleh harta,
keturunan dan kecantikan yang bersifat sementara, sedangkan agama bersifat
abadi bagi kehidupan dunia dan akhirat.7

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang memilih kemuliaan


sebagai landasan pilihan dia akan terhinakan. Dan apabila harta menjadi landasan
dia akan merasakan kekurangan. Dan apabila keturunan yang dipilihnya sebagai
utama dia akan selalu merana.

7
BaihaqiAK,dalamRamayulis,PendidikanIslamDalamRumahTangga,(Jakarta:KalamMulia,tth)hal.104
7

Berdasarkan keterangan di atas maka persiapan pendidikan sudah harus


dimulai sajak pemilihan jodoh. Hadits itu diungkapkan Nabi SAW tidaklah hanya
sekedar menjelaskan al ternatif pemilihan istri belaka atau sekedar menganjurkan
memilih perempuan yang beragama semata melainkan lebih dari itu, dan bahkan
yang lebih penting adalah peningkatan martabat manusia di masa depan, melalui
upaya pendidikan.

Anak lahir dalam kandungan, lahir dan diasuh serta dididik oleh istri yang
taat beragama kemungkinan besar akan menjadi anak yang shaleh setelah dewasa.
Jika mungkin didapat perempuan yang memiliki semuanya yakni kecantikan,
kekayaan, keturunan dan keberagamaanya yang keseluruhanya baik tentulah amat
ideal dan menggembirakan.

Tetapi kenyataan memperlihatkan bahwa amatlah sulit mendapatkan


perempuan ideal semacam itu. Itulah antara lain sebabnya mengapa Rasulullah
SAW memberikan skala perioritas dan memilih wanita beragama yang taat
beribadah.

Rasulullah SAW tidaklah samata mata menganjurkan kepada seorang pria


untuk memilih calon istri yang taat beragama, akan tetapi juga menganjurkan
menganjurkan kepada perempuan untuk memilih calon suami yang juga taat
beragama.

2. Fase Perkawinan/Pernikahan
Menurut Abdullah Nashih Ulwan yang dikutip oleh Ramayulis bahwa
masalah perkawinanterdiridari2aspekyakniperkawinansebagaifitrahinsani,perkawinan
sebagai kemaslahatan sosial8.

Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syari’at Islam yang berhubungan
dengan anjuran pernikahan/perkawinan antara lain :

a. Perkawinan merupakan Sunnah Rasul

Sabda Nabi:

8
Ibid, hlm. 299
8

َ َ
ٌ ‫ فِإ َ ن ّه ُ لَه ُ وِج َاء‬،‫ وَم َنْ ل َ ْم يَسْت َطِعْ فَعَلَيْه ِ ب ِالصّ و ْ ِم‬،‫ن لِلْفَر ِْج‬ َ ْ‫ فِإ َ َن ّه ُ َأ غ ُ َّض لِل ْب َصَرِ وََأ ح‬، ْ‫ن اسْ تَطَاعَ مِنْكُم ُ ال ْبَاءَة َ فَل ْيَتَز َوّج‬
ُ ‫ص‬ ِ َ ‫ م‬،‫اب‬ ّ َ ‫ي َا مَعْشَر َ ال‬
ِ َ ‫شب‬

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah,


maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan
lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka
hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai
tameng)” (HR. Bukhari)

b. Perkawinan untuk ketentraman kasih sayang

Firman Allah:

َ‫ك ل َاٰي ٍٰت لِّقَو ْ ٍم َي ّتَف َ َك ّر ُ ْون‬ ّ َ ِ ‫ل بَي ْنَك ُ ْم َمّو َ َدّة ً َوّرَحْم َة ً ۗا‬
َ ِ ‫ن ف ِ ْي ذٰل‬ َ َ ‫سكُن ُ ْٓوا اِلَيْهَا و‬
َ َ ‫جع‬ ْ َ ‫سك ُ ْم ا َ ْزو َاج ًا لِّت‬
ِ ُ ‫ق لَك ُ ْم مِّنْ اَنْف‬
َ َ ‫وَم ِنْ اٰيٰت ِ ٖٓه ا َ ْن خ َل‬

“Dan di antara tanda – tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan


untukmu istri – istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung tenteram
kapadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih sayang.
Sesungguhnya yang demikian itu benar – benar terdapat tanda – tanda bagi
kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rum : 21)

c. Perkawinan untuk mendapatkan keturunan.


d. Perkawinan untuk memelihara pandangan dan menjaga kemaluan dari
kemaksiatan.

Setelah calon dipilih, diadakan peminangan dan selanjutnya dilaksanakan


pernikahan dengan Walimatul al-Ursy nya. Yang menarik dari pernikahan dalam
Islam adalah dibacakannya khutbah nikah sebelum ijab qabul.

Dalam khutbah nikah, terkandung nilai-nilai pendidikan, antara lain :

1) Peningkatan amal dan iman


2) Pergaulan yang baik antara suami dengan istri
3) Kerukunan dalam berumah tangga
4) Memelihara sillaturrahim
5) Mawas diri/berhati-hati dalam segala tindak dan perilaku
9

3. Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan keturunan, karena
itu seorang istri mengharapakan ia dapat melahirkan seorang anak. Sebagai tanda seorang
istri akan memiliki anak adalah melalui proses kehamilan selama lebih kurang 9 bulan.

Agar dapat memperoleh anak, Islam mengajarkan agar selalu bermohon kepada
Allah dengan membaca do’a seperti nabi Ibrahim, sebagaimana Firman Allah dalam QS.
As Shafat,

ّٰ ‫ن‬
َ‫الصلِحِيْن‬ َ ِ ‫َب ه َْب ل ِ ْي م‬
ِّ ‫ر‬

“Ya Tuhanku berilah aku anak yang shaleh.” (QS. As. Shafat Ayat 100)

Menurut Imam Bawani9, masa kehamilan memiliki beberapa tahapan, yaitu :

a) Tahap Nuthfah

Pada tahap ini, calon anak masih dalam bentuk cairan sperma dan sel telur.
Tahap ini berlangsung selama 40 hari.

b) Tahap ‘Alaqah

Setelah berumur 80 hari, cairan tersebut berkembang bagaikan segumpal


darah kental dan bergantung pada dinding rahim ibu.

c) Tahap Mudghah

Setelah berumur 120 hari, segumpal darah tadi berkembang menjadi


segumpal daging. Pada masa inilah, calon bayi telah siap menerima hembusan ruh
dari Malaikat utusan Allah.

Ada tiga faktor yang perlu dibicarakan berkaitan dengan proses


pendidikan. Yaitu,

9
Imam Bawani, Ilmu Jiwa perkembangan Dalam Kontek Pendidikan Islam
10

Pertama; harus diyakini bahwa periode ini berawal dari adanya


kehidupan. Hal ini dinyatakan dengan adanya perkembangan yang berawal dari
nuthfah sampai menjadi mudghah, yang kemudian menjadi seorang bayi.

Kedua, setelah berbentuk daging (mudghah), Allah mengutus malaikat


untuk meniupkan ruh kepadanya. Tamapaknya, ruh inilah yang menjadi tahap
awal bergeraknya kehidupan psikis manusia.

Disisi lain, perkembanagan psikis manusia juga dipengaruhi oleh


kegembiraan ataupun penderitaan yang dialami oleh sang ibu. Kebahagiaan,
kelincahan ataupun kesedihan, kemurungan yang ditunjukkan oleh sanh ibu ketika
mengandung akan tercermin kepada tingkah laku bayi yang dilahirkan.

Ketiga; aspek yang paling penting adalah aspek agama. Naluri agama
sebenarnya sudah ada pada setiap individu jauh sebelum kelahirannya didunia
nyata.

Dalam fase kehamilan ini, ada beberapa kewajiban seorang wanita yang
sedang mengandung. Yaitu:

a) Memakan makanan yang bergizi.


b) Menghindari benturan-benturan.
c) Menjauhi minuman keras, merokok, dan berbagai jenis makanan yang
diharamkan Allah SWT.
d) Menjaga rahim dengan baik.

Proses pendidikan konsepsi ini dilaksanakan secara tidak langsung. Yaitu


sebagai berikut:

a) Seorang ibu yang telah hamil harus mendo’akan anaknya.


b) Ibu harus selalu menjaga dirinya agar tetap memakan makanan dan
minuman yang halal.
c) Ikhlas mendidik anak.
d) Memenuhi kebutuhan istri
11

Menurut Baihaqi A.K ada beberapa kebutuhan istri yang harus dipenuhi.
Misalnya, kebutuhan untuk diperhatikan, kasih sayang, makanan ekstra,
mengabulkan beberapa kemauan yang aneh, ketenangan, pengharapan, perawatan,
dan keindahan.

e) Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT selalu mendekatkan


diri kepada Allah melalui ibadah wajib maupun ibadah sunnat.
Ibu/Bapak yang rajin beribadat maka jiwamu semakin bersih dan suci
dan semakin dekat pula ia kepada Allah SWT.
f) Kedua orang tua berakhlak mulia. Akhlak mulia yang harus menjadi
hiasan kedua orang tua antara lain, kasih sayang, sopa, lembut, pemaaf
dan rukun.

Menurut Zakiah Daradjat, proses pendidikan akan lebih berpengaruh


kepada anak apabila diamalkan langsung oleh orang tuanya selama janin ada
dalam kandungan. Kontak psikis secara langsung antara orang tua, terutama ibu
dengan si janinlah yang sebenarnya disebut dengan pendidikan pada masa
kehamilan.10

C. Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)


Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak
samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan pendidikan
seumur hidup.

Dalam upaya pengembangan pendidikan agama dalam keluarga, Rasulullah SAW


telah memberikan tuntunan kepada kita agar mendidik anak sesuai dengan perkembangan
jiwanya. Ada beberapa tahapan sesuai dengan perkembangan jiwa anak yaitu :

1. Usia anak 0 – 3 tahun


Pada anak usia 0-3 tahun yang dapat dilakukan kedua orang tua adalah
memberikansuasana kehidupan yang agamis seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah
SAW, seperti :

10
Zakiah Daradjat, Bahan Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, PPs. IAIN Imam Bonjol Padang, 1996 ; hlm. 7
12

a) Membaca adzan pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri sang bayi
pada saat baru dilahirkan.
b) Disembelihkan aqiqah, disamping sebagai rasa syukur atas kelahiran anak,
juga mengajarkan kepada anak agar suka bersedekah dan pandai
bersyukur.
c) Memberikan nama kepada anak dengan nama yang baik.
d) Anak dicukur rambutnya/dibersihkan dari kotorannya.
e) Setelah sampai usia 3 tahun, hendaknya selalu diberikan suasana agamis
dan dibiasakan mendengarkan bacaan al-qur’an.

Pada masa ini disebut juga dengan fase bayi (masa mulut/oral phrase).
Disebut demikian karena bayi dapat mencapai ppemuasan kebutuhan hidupnya
dengan menggunakan mulut. Ciri pada masa mulut yaitu :

a) Pada bulan pertama bayi senang tidur sehingga disebut si penidur.


b) Hidupnya hanya makan, tidur, dan dibersihkan.
c) Seakan-akan belum ada hubungan dengan luar.
d) Bila bangun tidur, akan bergerak secara spontan.11

2. Usia 3 – 7 tahun
Pada usia ini, anak sudah benar-benar dapat mulai dididik karena dalam
perkembangan jiwanya sudah mulai mengenal bahasa. Bahkan, sesuai dengan
pendapat-pendapat ahli ilmu jiwa agama mengatakan, pada usia 3-4 tahun, anak
sudah mulia mengenal tahun.

Upaya pendidikan Islam yang dapat diberikan pada usia ini antara lain :

a) Anak-anak mulai dilatih dan dibiasakan melakukan ajaran Islam yang


bersifat praktis dan mudah.
b) Mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibu dengan pengenalan kepada
Tuhan, Allah Swt.

Karakter anak pada fase ini :

a) Dapat mengontrol tindakannya


11
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 313
13

b) Selalu ingin bergerak


c) Berusaha mengenal lingkungan sekeliling
d) Perkembangan yang cepat dalam berbicara
e) Senantiasa ingin memiliki sesuatu
f) Mulai membedakan antara yang benar dan yang salah
g) Mulai mempelajari perilaku social

3. Usia 7-13 tahun


Pada usia ini anak sudah mulai memasuki SD karena sudah mulai dapat
menggunakan pikiran/rasionya. Dalam upaya pendidikan Islam, Rasulullah telah
mengajarkan mengajarkan pada hadits yang artinya :

“Suruhlah anak-anak melakukan melakukan ibadah shalat pada usia 7 tahun dan
bilamana smapai usia 10 tahun belum shalat, maka pukullah ia. Dan pisahkanlah
tempat tidurnya.”

Karakteristik anak pada usia dini :

1) Anak mulai bersekolah


2) Guru mulai menjadi pujaan
3) Gigi tetap mulai tumbuh
4) Anak mulai gemar membaca
5) Anak mulai malu apabila auratnya dilihat orang
6) Hubungan anak dan ayah semakin era
7) Anak suka sekali menghafal

Tugas orang tua pada anak-anak usia tersebut adalah :

1) Memasukkan anaknya ke sekolah yang tidak berbeda keyakinan


2) Tetap mengawasi dan membimbing amaliyah agama sang anak
3) Memberikan perhatian dan kasih sayang serta memberi kesempatan pada
anaknya mengemukakan pendapat
4) Memonitor pergaulan anak diluar rumah
14

5) Menyediakan alat-alat atau fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan


agama

4. Masa Remaja
Masa ini berlangsung dari umur 12-21 tahun. Pada masa remaja ini ditandai
dengan adanya perubahan yang menyangkut gender sehingga sering juga disebut
dengan peralihan dari aseksual menjadi seksual.

Selain itu, terjadi pula perubahan fisik dan perubahan psikis. Proses
terbentuknya pendirian atau pandangan hidup dapat dipandang sebagai penemuan
nilai-nilai hidup didalam eksplorasi remaja.

Menurut Sumardi Suryabrata, proses tersebut mulai tiga langkah. Yaitu :

1) Karena tidak ada pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap


bernilai, pantas, dihargai, dan dipuja.
2) Pada taraf yang kedua, objek pemujaan telah menjadi lebih jelas, yaitu
pribadi yang dipandangnya mendukung sesuatu nilai.
3) Pada taraf ketiga, si remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari
pendukungnya, nilai sebagai hal yang abstrak.12

5. Masa Dewasa
Masa ini dibagi ke dalam tiga tahap, yakni :

a. Dewasa dini
Yaitu masa pencarian kemantapan dan masa produktif, yaitu suatu maasa
yang penuh masalah dan ketenangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantungan.
b. Dewasa Madya
Fase ini dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun,masa
tersebut ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada

12
http://marhatwin.blogspot.com/2013/01/periodesasi-pendidikan-islam.html

Diposting oleh R. Ali Mahdum Dofir di 06.09


15

masa 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik sering pula diikuti oleh
penurunan daya ingat.

c. Dewasa Akhir
Adapun ciri-ciri usia lanjut ini adalah:
1) Merupakan periode kemunduran
2) Perbedaan individual pada efek menua
3) Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda.
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Periodesasi pendidikan Islam dibagi manjadi 3 fase yakni:

a. Fase Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi.

Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan pendidikan yang
dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah
terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu.

b. Fase Pendidikan Islam masa Pranatal (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah).

Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan. Masa ini


ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan kehamilan

c. Fase Pendidikan Islam masa Pascanatal (Tarbiyah Ba’da Al-Wiladah)

Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak lahirnya anak
samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal dunia yang kita kenal dengan
pendidikan seumur hidup.

B. Saran

Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan materi yang
diperoleh, disarankan kepada pembaca juga mrmiliki sumber literature lain yang lebih valid,
diluar sumber bacaan dari buku dan internet yang dapat divalidasi seluruhnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bahreisj, Hussein.Al Jamius Shahih Bukhari Muslim. Surabaya : CV. Karya Utama.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia. 2002

Daradjat, Zakiah.Bahan Kuliah Ilmu Pendidikan Islam. PPs. IAIN Imam Bonjol Padang. 1996

BaihaqiAK. dalamRamayulis. PendidikanIslamDalamRumahTangga. Jakarta:Kalam


Mulia.

Anda mungkin juga menyukai